Transplantasi Jantung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PutraHP (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Membalikkan revisi 25514654 oleh Herryz (bicara) transplantasi jantung nama lainnya pencangkokan jantung bung. Tidak ada yang salah
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox interventions|Name=Transplantasi jantung|Image=Heart transplant.jpg|Caption=Gambaran letak donor jantung. Atrium kiri dan pembuluh darah besar masih berada di tempatnya.|ICD10=|ICD9={{ICD9proc|37.51}}|MeshID=D016027|MedlinePlus=003003|OPS301=|OtherCodes=|HCPCSlevel2=}}
'''Transplantasi jantung''', '''pencangkokan jantung''', atau '''alih tanam jantung''' adalah proses pengangkatan jantung yang sudah tidak bekerja secara optimal dan menggantinya dengan jantung baru dari pendonor.<ref>{{Cite web|last=Puji|first=Aprinda|date=24 November 2020|title=Transplantasi Jantung: Prosedur, Risiko, dan Perawatan Lanjutan|url=https://hellosehat.com/jantung/transplantasi-jantung/|website=Hello Sehat|access-date=28 Februari 2022}}</ref><ref>{{Cite web|title=Heart Transplant|url=https://www.heart.org/en/health-topics/congenital-heart-defects/care-and-treatment-for-congenital-heart-defects/heart-transplant|website=www.heart.org|language=en|access-date=2022-02-28}}</ref> Dalam prosedur ini, dokter bedah jantung mengeluarkan jantung yang bermasalah dengan memotong [[aorta]], [[arteri pulmonalis]], [[Vena kava|vena kava interior]] dan [[Vena kava|vena kava superior]], membagi [[Serambi jantung|atrium]] kiri, menyisakan dinding bagian belakang atrium kiri [[jantung]] yang lama dengan [[pembuluh darah]] [[vena pulmonalis]] yang tetap terbuka. Jahitan dilakukan di daerah vena kava, aorta, arteri pulmonalis, dan atrium kiri.<ref name=":4">{{Cite web|title=Heart Transplantation Procedure - Health Encyclopedia - University of Rochester Medical Center|url=https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=92&contentid=P07974|website=www.urmc.rochester.edu|access-date=28 Februari 2022}}</ref>
 
== Indikasi ==
Transplantasi jantung merupakan pilihan bagi penderita gagal jantung stadium akhir yang tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang lain. Gagal jantung stadium akhir ini dapat disebabkan oleh: [[serangan jantung]],<ref name=":4" /> infeksi [[virus]] pada otot jantung,<ref name=":4" /> Hipertensi[[hipertensi]],<ref name=":4" /> [[penyakit katup jantung]],<ref name=":0">{{Cite web|title=Heart transplant - Mayo Clinic|url=https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/heart-transplant/about/pac-20384750|website=www.mayoclinic.org|access-date=28 Februari 2022}}</ref> [[penyakit jantung bawaan]],<ref name=":0" /> gangguan irama jantung seperti [[aritmia]] ventrikel,<ref name=":0" /> [[hipertensi paru]],<ref name=":4" /> [[penyalahgunaan obat]] dan [[Alkoholisme|alkohol]],<ref name=":4" /> penyakit paru kronis seperti [[emfisema]] atau [[penyakit paru obstruktif kronis]],<ref name=":4" /> [[kardiomiopati]],<ref name=":0" /> dan [[penyakit arteri koroner]].<ref name=":0" />
 
=== Gagal jantung ===
Definisi gagal jantung berdasarkan panduan ESC ([[European Society of Cardiology]]) adalah:terdiri atas 6 kriteria.<ref name=":1">{{Cite book|last=López-Cardoza|first=Ulises|last2=Díez-López|first2=Carles|last3=González-Costello|first3=José|date=5 November 2018|url=https://www.intechopen.com/chapters/60427|title=Heart Transplant: Current Indications and Patient Selection|publisher=IntechOpen|isbn=978-1-78923-802-0|url-status=live}}</ref><ref name=":3">{{Cite journal|last=Alraies|first=M. Chadi|last2=Eckman|first2=Peter|date=2014-8|title=Adult heart transplant: indications and outcomes|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4133547/|journal=Journal of Thoracic Disease|volume=6|issue=8|pages=1120–1128|doi=10.3978/j.issn.2072-1439.2014.06.44|issn=2072-1439|pmc=4133547|pmid=25132979}}</ref>
 
*Yang Gejalapertama adalah gejala gagal jantung berat dengan dispnea dan atau kelelahan pada saat istirahat atau aktivitas ringan (Fungsionalfungsional kelas III dan IV [[Klasifikasi New York Heart Association|klasifikasi NYHA]]). Selanjutnya terdapat riwayat episode retensi cairan (kongesti sistemik dan atau kongesti paru, edema perifer) dan atau penurunan [[curah jantung]] saat istirahat (hipoperfusi perifer).
* Riwayat episode retensi cairan (kongesti sistemik dan atau kongesti paru, edema perifer) dan atau penurunan [[curah jantung]] saat istirahat (hipoperfusi perifer)
* Adanya tanda objektif disfungsi jantung berat, menunjukkan setidaknya satu dari tanda berikut:
 
Kriteria yang ketiga adalah adanya tanda objektif disfungsi jantung berat, yang ditandai setidaknya satu dari empat tanda yaitu fraksi ejeksi ventrikel kiri yang rendah (<30%), adanya pola aliran katup mitral restriktif atau pseudonormal pada pemeriksaan ekokardiogram, terdapat engisian tekanan ventrikel kiri yang tinggi (rata-rata ''pulmonary capillary wedge pressure'' atau PCWP > 16 mmHg, dan atau rata-rata tekanan atrium kanan > 12 mmHg melalui pemeriksaan kateterisasi arteri pulmonalis), dan kadar peptida natriuretik yang tinggi tanpa adanya penyebab nonkardiak.
# Fraksi ejeksi ventrikel kiri yng rendah (<30%)
# Pola aliran katup mitral restriktif atau pseudonormal pada pemeriksaan ekokardiogram
# Pengisian tekanan ventrikel kiri yang tinggi (rata-rata ''pulmonary capillary wedge pressure'' atau PCWP > 16 mmHg, dan atau rata-rata tekanan atrium kanan > 12 mmHg melalui pemeriksaan kateterisasi arteri pulmonalis)
# Kadar peptida natriuretik yang tinggi tanpa adanya penyebab nonkardiak
 
*Kriteria Gangguanyang keempat adalah gangguan kapasitas fungsi jantung berat yang ditunjukkan dengan salah satu dari tiga tanda berikut:yaitu adanya riwayat rawat inap dengan keluhan gagal jantung lebih dari sekali dalam 6 bulan terakhir, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas, dan pemeriksaan tes berjalan 6 menit ≤ 300 meter atau kurang pada wanita dan atau usia pasien ≥ 75 tahun.
 
#Kriteria Riwayatkelima rawat inap dengan keluhanuntuk gagal jantung lebihadalah darikonsumsi sekali[[oksigen]] dalammaksimal 6< bulan12-14 terakhirml/kg/menit
# Ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
# Pemeriksaan tes berjalan 6 menit ≤ 300 meter atau kurang pada wanita dan atau usia pasien ≥ 75 tahun
 
*Kriteria Adanyaterakhir adalah adanya 5 kriteria di atassebelumnya meskipun telah dilakukan terapi optimum termasuk pemberian [[diuretik]], antagonis reseptor angiotensin-II, dan [[penyekat beta]] kecuali jika terdapat kontraindikasi untuk tindakan transplantasi.
* Konsumsi oksigen maksimal < 12-14 ml/kg/menit
 
* Adanya 5 kriteria di atas meskipun telah dilakukan terapi optimum termasuk pemberian diuretik, antagonis reseptor angiotensin-II, dan [[penyekat beta]] kecuali jika terdapat kontraindikasi untuk tindakan transplantasi
Indikasi absolut (yang lebih diutamakan) untuk transplantasi jantung adalah penderita gagal jantung yang kondisi hemodinamiknya menunjukkan adanya catatan rekam medis yang mendokumentasikan ketergantungan terhadap obat inotropik intravena untuk mempertahankan perfusi organ yang adekuat<ref name=":1" /><ref>{{Cite journal|last=Mangini|first=Sandrigo|last2=Alves|first2=Bárbara Rubim|last3=Silvestre|first3=Odílson Marcos|last4=Pires|first4=Philippe Vieira|last5=Pires|first5=Lucas José Tachotti|last6=Curiati|first6=Milena Novaes Cardoso|last7=Bacal|first7=Fernando|date=Juni 2015|title=Heart transplantation: review|url=http://www.scielo.br/j/eins/a/XJyN9nX5fdbpJYBdTNRPCSy/?lang=en|journal=Einstein (São Paulo)|volume=13|pages=310–318|doi=10.1590/S1679-45082015RW3154|issn=1679-4508}}</ref> dan adanya syok kardiogenik yang bersifat refrakter.<ref name=":1" /> Indikasi absolut lainnya adalah adanya puncak volume oksigen penderita yang kurang dari 14 ml per kg per menit dengan adanya metabolisme anaerob, atau volume oksigen kurang dari 12 ml per kg per menit dengan penggunaan penyekat beta.<ref name=":1" /> Selanjutnya adalah penderita dengan [[iskemia]] berat yang secara konsisten membatasi aktivitasnya dan tidak dapat dilakukan operasi bedah pintas arteri koroner atau intervensi koroner perkutaneus dan penderita yang memiliki gejala aritmia ventrikel berulang refrakter terhadap semua bentuk terapi.<ref name=":1" />
 
Ada empat golongan penderita gagal jantung yang menjadi termasuk ke dalam indikasi relatif untuk transplantasi jantung.<ref name=":1" /> Yang pertama adalah penderita yang pada pemeriksaan kardiopulmonal submaksimal memiliki kemiringan garis ekuivalen ventilasi [[karbon dioksida]] yang lebih dari 35.<ref name=":1" /> Yang kedua adalah penderita yang perkiraan keberlangsungan hidup 1 tahunnya kurang dari 80% untuk ''seattle'' ''heart failure model'' (SHFM)<ref>{{Cite web|title=Seattle Heart Failure Model|url=https://depts.washington.edu/shfm/?width=1138&height=712|website=depts.washington.edu|access-date=28 Februari 2022}}</ref> dan termasuk katregori sedang-berat untuk kisaran risiko ''heart failure survival score'' (HFSS).<ref name=":1" /><ref>{{Cite journal|last=Szczurek|first=Wioletta|last2=Gąsior|first2=Mariusz|last3=Skrzypek|first3=Michał|last4=Szyguła-Jurkiewicz|first4=Bożena|date=Juli 2020|title=Apelin Improves Prognostic Value of HFSS (Heart Failure Survival Score) and MAGGIC (Meta-Analysis Global Group in Chronic Heart Failure) Scales in Ambulatory Patients with End-Stage Heart Failure|url=https://www.mdpi.com/2077-0383/9/7/2300|journal=Journal of Clinical Medicine|volume=9|issue=7|pages=2300|doi=10.3390/jcm9072300|issn=2077-0383}}</ref> Yang ketiga adalah penderita dengan kondisi iskemia tidak stabil yang rekuren yang tidak memberikan respons terhadap intervensi lain.<ref name=":1" /> Yang keempat adalah penderita gagal jantung yang memiliki ketidakstabilan keseimbangan cairan/fungsi ginjal yang berulang, yang tidak berhubungan dengan ketidakpatuhan penderita mengonsumsi obatnya.<ref name=":1" />
Baris 46 ⟶ 39:
 
== Komplikasi ==
Komplikasi tindakan transplantasi jantung dapat terjadi selama di meja operasi, beberapa hari setelah operasi (komplikasi jangka pendek), dan beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah operasi (komplikasi jangka panjang).<ref name=":5">{{Cite journal|last=Alba|first=Carolina|last2=Bain|first2=Eva|last3=Ng|first3=Nicholas|last4=Stein|first4=Madeleine|last5=O'Brien|first5=Kathleen|last6=Foroutan|first6=Farid|last7=Ross|first7=Heather|date=10 Oktober 2016|title=Complications after Heart Transplantation: Hope for the Best, but Prepare for the Worst|url=https://www.clinmedjournals.org/articles/ijtrm/international-journal-of-transplantation-research-and-medicine-ijtrm-2-022.php?jid=ijtrm|journal=International Journal of Transplantation Research and Medicine|volume=2|issue=2}}</ref>
 
Komplikasi yang terjadi selama operasi adalah perdarahan. Komplikasi ini juga dapat timbul setelah selesai tindakan.<ref name=":0" /> Pembekuan darah yang terjadi selama tindakan dapat menyebabkan serangan jantung, strok, dan masalah paru-paru.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
 
* Infeksi adalah komplikasi jangka pendek sebagai akibat langsung dari tindakan transplantasi jantung dan sebagai komplikasi jangka panjang. PemberianKomplikasi jangka panjang disebabkan karena pemberian imunosupresan untuk mencegah reaksi penolakan organ pascaoperasi akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita mudah mengalami infeksi.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
 
* Penolakan organ dapat terjadi di meja operasi, sebagai komplikasi jangka pendek, dan jangka panjang. Jantung dari donor dianggap sebagai benda asing oleh penerima sehingga saat dimasukkan ke dalam tubuh, tubuh penerima akan melakukan penolakan. Oleh karena itu penerima donor jantung mengonsumsi obat (imunosupresan) untuk mencegah reaksi penolakan.<ref name=":0" /><ref name=":3" /> Ana Carolina Alba dan kawan-kawan dalam penelitiannya menyebutkan tentang antibodi donor spesifik yang dapat menyebabkan reaksi penolakan organ dalam satu tahun pertama.<ref name=":5" />
 
* Gagal ginjal. Penerima donor jantung diharuskan mengonsumsi obat seumur hidupnya. Obat-obatan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal hingga kegagalan fungsi ginjal.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
 
* Vaskulopati allograf koronaria. Merupakanmerupakan kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung mengalami penebalan dan berakibat pada kerusakan otot jantung yang serius. Kerusakan otot jantung akan menyebabkan aritmia jantung bahkan gagal jantung.<ref name=":0" /> Kondisi ini menyumbang angka 32% penyebab kematian dalam lima tahun pertama setelah transplantasi.<ref name=":5" /> Pemeriksaan kontrol yang dilakukan setelah satu tahun menemukan sekitar 8% kondisi ini. Deteksi paling cepat ditemukan 6 bulan setelah transplantasi.<ref name=":5" />
 
* Kanker. Selain menyebabkan infeksi, pemberian imunosupresan juga dapat memicu kanker. Obat-obatan ini meningkatkan risiko untuk menderita [[kanker kulit]] dan [[limfoma non-Hodgkin]].<ref name=":0" /><ref name=":3" /> Angka kejadian untuk karsinoma sel skuamosa setelah operasi adalah17adalah 17% dan kelainan limfoproliferatif pascatransplantasi atau ''post-transplantation lymphoproliferative disorder'' (PTLD) yang berhubungan erat dengan virus Epstein-Barr adalah 1,7%-6%.<ref name=":3" /><ref name=":5" />
 
Kematian yang timbul pada prosedur transplantasi disebabkan karena sepsis akibat infeksi, keganasan, dan penolakan organ.<ref name=":4" /><ref>{{Cite journal|last=Jung|first=Sung-Ho|last2=Kim|first2=Jae Joong|last3=Choo|first3=Suk Jung|last4=Yun|first4=Tae-Jin|last5=Chung|first5=Cheol Hyun|last6=Lee|first6=Jae Won|date=2011-5|title=Long-term Mortality in Adult Orthotopic Heart Transplant Recipients|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3082109/|journal=Journal of Korean Medical Science|volume=26|issue=5|pages=599–603|doi=10.3346/jkms.2011.26.5.599|issn=1011-8934|pmc=3082109|pmid=21532848}}</ref>
* Penolakan organ. Jantung dari donor dianggap sebagai benda asing oleh penerima sehingga saat dimasukkan ke dalam tubuh, tubuh penerima akan melakukan penolakan. Oleh karena itu penerima donor jantung mengonsumsi obat (imunosupresan) untuk mencegah reaksi penolakan.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
* Infeksi. Pemberian imunosupresan untuk mencegah reaksi penolakan organ pascaoperasi akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita mudah mengalami infeksi.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
* Perdarahan selama dan setelah operasi<ref name=":0" />
* Pembekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, strok, dan masalah paru-paru
* Gagal ginjal. Penerima donor jantung diharuskan mengonsumsi obat seumur hidupnya. Obat-obatan ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal hingga kegagalan fungsi ginjal.<ref name=":0" /><ref name=":3" />
* Vaskulopati allograf koronaria. Merupakan kondisi ketika pembuluh darah yang membawa darah ke otot jantung mengalami penebalan dan berakibat pada kerusakan otot jantung yang serius. Kerusakan otot jantung akan menyebabkan aritmia jantung bahkan gagal jantung.<ref name=":0" />
* Kanker. Selain menyebabkan infeksi, pemberian imunosupresan juga dapat memicu kanker. Obat-obatan ini meningkatkan risiko untuk menderita [[kanker kulit]] dan [[limfoma non-Hodgkin]].<ref name=":0" /><ref name=":3" /> Angka kejadian untuk karsinoma sel skuamosa setelah operasi adalah17% dan kelainan limfoproliferatif pascatransplantasi atau ''post-transplantation lymphoproliferative disorder'' (PTLD) yang berhubungan erat dengan virus Epstein-Barr adalah 1,7%-6%.<ref name=":3" />
* Kematian.<ref name=":4" />
 
== Persiapan ==