Siti Oetari: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k clean up Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5:
| birth_name = Siti Oetari Tjokroaminoto
| birth_date = 1905
| birth_place = [[Siman, Ponorogo|Siman]], [[Ponorogo]], [[Hindia Belanda]]
| death_date =
| death_place = [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
Baris 14:
| children = Ir. Harjono Sigit Bachroensalam
}}
'''Siti Oetari''' (1905–1986)<ref name="HOS-museum" /><ref>{{Cite
== Kehidupan awal ==
Siti Oetari Tjokroaminoto lahir pada tahun 1905 di [[Ponorogo]],<ref name="HOS-museum">{{cite book|last1=Marihandono|first1=Djoko|last2=Juwono|first2=Harto|last3=Tangkilisan|first3=Yudha B.|last4=Tjahjopurnomo|first4=R.|title=H.O.S. Tjokroaminoto : penyemai pergerakan kebangsaan dan kemerdekaan|publisher=Museum Kebangkitan Nasional|year=2015|isbn=978-602-14482-7-4|pages=89-90|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/18473/|quote=Kabar kelahiran Oetari terdengar juga oleh Tjokroaminoto, karena itu diputuskan untuk datang ke Ponorogo menemui isteri dan anaknya.}}</ref> [[Hindia Belanda]] sebagai putri tertua dari lima bersaudara pasangan [[Oemar Said Tjokroaminoto|H. Oemar Said Tjokroaminoto]] (1882–1934) dan Suharsikin (1885–1920). Dia mempunyai empat orang adik termasuk [[Harsono Tjokroaminoto]], mantan menteri dalam beberapa jabatan menteri di [[Indonesia]].
== Pernikahan ==
Baris 24:
Pada tahun 1921, Oetari, yang berusia 16 tahun, menikah dengan seorang murid ayahnya yang tinggal di rumah mereka, [[Ir. Soekarno|Soekarno Sosrodihardjo]] yang berusia 20 tahun di [[Surabaya]]. Alasan pernikahan mereka adalah karena Soekarno merasa simpati melihat ibu Oetari, Suharsikin yang sakit parah.<ref name=":0">{{Cite web|date=2018-01-08|title=Ketika Bung Besar Digugat Cerai|url=https://historia.id/kultur/articles/ketika-bung-besar-digugat-cerai-6kR9q|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2022-03-03}}</ref>
Pernikahan Oetari dan Soekarno berlangsung di rumah Tjokroaminoto dengan sederhana dan persiapan seadanya. Sempat terjadi ketegangan saat akad nikah. Pasalnya, penghulu meminta Soekarno mengganti bajunya, yaitu jas dan dasi, karena tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan Islam pada masa itu. Soekarno marah dan membentak penghulu hingga mengancam membatalkan pernikahan. Namun, kemudian ia meredakan amarahnya dengan merokok, jarinya terbakar saat ia menyalakan rokok yang dianggap pertanda buruk pernikahannya.<ref name=":1">{{Cite
Tak lama setelah menikah, Suharsikin meninggal dunia. Setelah itu, Soekarno mulai merasa tidak cocok dengan Oetari yang masih kekanak-kanakan. Disebutkan bahwa pernikahan mereka hanya "kawin gantung" karena Soekarno dan Oetari masih belum siap membina rumah tangga. Mereka bahkan tidak menikmati bulan madu. Soekarno lebih sibuk dengan aktivitas politiknya dan mengikuti Tjokroaminoto kemana-mana. Dalam otobiografi Soekarno, ia mengatakan tidak pernah "menyentuh" Oetari.<ref name=":1" />
Baris 37:
== Kematian ==
Siti Oetari meninggal lima tahun setelah suami keduanya yaitu pada tahun 1986 sekitar usia 81 tahun di [[Indonesia]].<ref>{{Cite news|last=Andriyanto|first=S. Dian|date=19 Desember 2021|title=Siti Oetari Putri HOS Tjokroaminoto Istri Pertama Soekarno, Nenek Maia Estianty|url=https://nasional.tempo.co/read/1540924/siti-oetari-putri-hos-tjokroaminoto-istri-pertama-soekarno-nenek-maia-estianty|work=tempo.co}}</ref>
== Referensi ==
Baris 44:
{{Authority control}}
[[Kategori:Kelahiran 1905]]
[[Kategori:Kematian 1986]]
Baris 49 ⟶ 50:
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Siman]]
[[Kategori:Soekarno]]
[[Kategori:Keluarga Tjokroaminoto]]
|