Doping: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(26 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|proses dalam produksi [[semikonduktor]]|Doping (semikonduktor)}}
'''Doping''' atau '''pendadahan'''<ref>{{Cite web|title=Arti kata dadah - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/dadah|website=kbbi.web.id|access-date=2024-07-18}}</ref> adalah berasal dari kata dope, yakni campuran
== Sejarah ==
Istilah dope pertama kali dikenal pada tahun 1889, yaitu dalam suatu perlombaan ;[[berkuda]] di [[Inggris]]. Kata dope itu sendiri berasal dari suatu [[suku bangsa]] di [[Afrika Tengah]]. Pada saat itu, doping belum menjadi masalah. Kasus kematian karena doping pertama kali terjadi pada tahun 1886 (pada saat itu belum dikenal istilah doping), yaitu pada olahraga balap sepeda dari kota Bordeaux di Perancis ke Paris yang menempuh jarak sejauh 600
== Jenis ==
Jenis doping yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
===
===
Para atlet mengonsumsi jenis steroid anabolik untuk meningkatkan massa dan kekuatan otot. Dalam tubuh, jenis steroid anabolik adalah [[testosteron]]. Steroid anabolik dikonsumsi dengan tujuan memodifikasi testosteron secara [[sintetis]]. Banyak atlet terjebak mengonsumsi obat ini karena dapat mengurangi rasa nyeri dan pemulihan cepat pada otot setelah melakukan olahraga.<ref name=":1" />▼
Doping jenis ini dalam sistem [[kardiovaskuler]] akan mengakibatkan [[kolesterol]] HDL menurun dan peningkatan secara tiba-tiba, metabolisme hati akan rusak dan rentan terkena penyakit tumor hati, untuk reproduksi laki-laki berakibat pada penurunan produksi dan mobilitas [[sperma]]. Sedangkan pada wanita akan menimbulkan ammenorhea, penyakit HIV dan AIDS karena [[infeksi]] jarum suntik yang tidak steril, mengalami rasa depresi, dan menimbulkan [[jerawat]] berlebih pada [[wajah]].<ref>{{Cite web|last=Ayuning|first=Sekar Putri|date=2021|title=Bahaya Penggunaan Doping Terhadap Kesehatan Atlet {{!}} Halaman 2|url=https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1426271-bahaya-penggunaan-doping-terhadap-kesehatan-atlet|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref>▼
▲Doping jenis ini dalam sistem [[kardiovaskuler]] akan mengakibatkan [[kolesterol]] HDL menurun dan peningkatan secara tiba-tiba, metabolisme hati akan rusak dan rentan terkena penyakit tumor hati, untuk reproduksi laki-laki berakibat pada penurunan produksi dan mobilitas [[sperma]]. Sedangkan pada wanita akan menimbulkan ammenorhea, penyakit HIV dan AIDS karena [[infeksi]] jarum suntik yang tidak steril, mengalami rasa depresi, dan menimbulkan [[jerawat]] berlebih pada [[wajah]].<ref>{{Cite
Jenis ''doping'' ini dapat menyebabkan [[tremor]], [[hipertensi]], [[kecemasan]], resiko pembekuan [[darah]], [[stroke]] dan resiko meningkatnya serangan [[jantung]].<ref name=":0" />▼
===
▲Jenis
Jenis ''doping'' ini digunakan untuk menurunkan tingkat denyut jantung biasanya digunakan untuk nomor panahan atau menembak. Jenis ''doping'' ini mempunyai efek samping gangguan tidur, turunnya tekanan darah, dan penyempitan saluran pernafasan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Royana|first=Ibnu Fatkhu|date=2016|title=DOPING DALAM OLAHRAGA|url=http://journal.upgris.ac.id/index.php/jendelaolahraga/article/view/1099|journal=Jendela Olahraga|language=en|volume=1|issue=1 Juli|pages=5|doi=10.26877/jo.v1i1|issn=2579-7662}}</ref> ▼
===
▲Jenis ''doping'' ini digunakan untuk menurunkan tingkat denyut jantung biasanya digunakan untuk nomor panahan atau menembak. Jenis ''doping'' ini mempunyai efek samping gangguan tidur, turunnya tekanan darah, dan penyempitan saluran pernafasan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Royana|first=Ibnu Fatkhu|date=2016|title=
▲Para atlet mengonsumsi jenis steroid anabolik untuk meningkatkan massa dan kekuatan otot. Dalam tubuh, jenis steroid anabolik adalah [[testosteron]]. Steroid anabolik dikonsumsi dengan tujuan memodifikasi testosteron secara [[sintetis]]. Banyak atlet terjebak mengonsumsi obat ini karena dapat mengurangi rasa nyeri dan pemulihan cepat pada otot setelah melakukan olahraga.<ref name=":1" />
=== Steroid sintetis ===
Jenis ini disebut juga ''designer drugs'' adalah obat yang bisa meloloskan penggunanya dari deteksi tes doping. Zat ini secara khusus dibuat untuk atlet tanpa izin [[legal]] secara [[medis]]. Dampak dari mengkonsumsinya bisa mengancam kesehatan
=== Diuretik ===
Obat diuretik apabila dikonsumsi akan menyebabkan sering buang air kecil. Hal ini terjadi untuk membantu mencairkan obat doping yang telah masuk ke dalam tubuh. Selain itu, diuretik juga dapat menurunkan berat badan untuk kebutuhan cabang olahraga tertentu yang menggunakan berat badan untuk indikator pertandingan.<ref>{{Cite journal|last=Budiawan|first=Made|date=2013|title=
=== Doping darah ===
Baris 33 ⟶ 32:
=== Efedrin ===
Jenis obat ini merupakan stimulan bagi sistem [[saraf]] yang ada pusat. Efeknya hampir sama dengan adrenalin. Efek samping doping jenis ini dapat menyebabkan masalah stroke, jantung dan masalah akut lainnya.<ref name=":1" />
===
Jenis ini adalah obat yang ditujukan untuk anak-anak yang mengalami masalah pertumbuhan secara lami. Sebab, cara kerjanya bisa membuat stimulasi [[reproduksi]] dan regenerasi [[sel]]. Secara [[ilegal]], atlet sangat mengharapkan keuntungan dari konsumsi ''human growth hormone'' supaya performanya semakin kuat. Namun, HGH termasuk salah satu doping yang dilarang karena dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit kronis hingga pembesaran organ.<ref name=":1">{{Cite web|last=Azelia|first=Trifiana|date=2021|title=Mengenal Doping dalam Olahraga dan Risikonya|url=https://www.sehatq.com/artikel/doping-dalam-olahraga-dan-risikonya|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-07}}</ref>
== Zat ==
Zat yang terkandung dalam doping adalah sebagai berikut.
===
Obat-obat golongan ini memberi [[efek]] untuk merangsang sistem saraf agar meningkatkan [[impuls]], sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan, mengurangi rasa lelah, kemungkinan meningkatkan rasa bersaing dan sikap bermusuhan. Beberapa contoh obat golongan ini diantaranya [[
===
Obat-obat golongan ini memberi efek menghilangkan rasa sakit. Beberapa contoh golongan obat ini diantaranya
===
Zat ini adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya ''[[cannabis]]'', hashish, marijuana.
===
Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil pada atlet. Atlet biasanya menggunakannya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan [[penyakit]]. Beberapa contohnya antara lain [[deksametason]], [[flutikason]], [[prednison]], [[triamsinolon]],
=== Alkohol dan
Zat yang biasa digunakan atlet olahraga tanpa aktivitas fisik seperti panahan can catur. Efek obat ini adalah mengontrol tekanan darah tinggi, aritmia (irama jantung tidak beraturan), angina pectoris (nyeri dada) dan migrain. Beberapa contohnya [[
== Badan ==
Tujuan awal dari penanganan penggunaan doping di kalangan atlet adalah mencakup 3 prinsip dasar yaitu perlindungan kesehatan atlet, bentuk rasa hormat akan [[kode etik kedokteran]] dan keolahragaan dan kesetaraan persaingan yang sehat untuk para atlet dalam pertandingan.<ref>{{Cite book|last=Mutohir|first=Toho Cholik|last2=Pramono|first2=Made|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=UAIhEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA65&dq=doping+adalah&hl=en|title=Kajian Ilmu Keolahragaan Ditinjau Dari Filsafat Ilmu|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Jawara|isbn=978-623-7748-68-7|pages=67|language=id|url-status=live}}</ref>
Badan anti doping yang pertama adalah WADA ([[World Anti Doping Agency]]).
== Kasus di Indonesia ==
Kasus doping yang pernah terjadi sangat memilukan bagi dunia olahraga. Kasus doping pertama menimpa Arif Rahman Nasir menjadi salah satu atlet Indonesia yang terbukti mengonsumsi doping. Atlet kempo tersebut terbukti menggunakan doping dengan jenis anabolic steroid methandienone pada kejuaraan [[Sea Games 2011]]. Pada saat itu, Arif sebenarnya mampu meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) [[kempo]] di nomor Kyu Kenshi. Setelah terbukti menggunakan doping, Arif diharuskan untuk mengembalikan medali emas yang telah diraihnya pada saat itu. Hal tersebut tentu mencoreng nama Indonesia yang menjadi tuan rumah.<ref name=":3" /> Kasus kedua terjadi pada tahun 2013, atlet asal Indonesia terbukti menggunakan doping pada cabang olahraga renang, atas nama Indra Gunawan. Dia terbukti menggunakan obat-obatan jenis Methylhexaneamine. Pada saat itu, Indra Gunawan tampil mewakili Indonesia bertanding di ''Asian Indoor and Martial Arts Games'' (AIMAG) tahun 2013 nomor 50 meter gaya dada. Indra harus rela gelar juaranya dihapuskan dan harus menerima hukuman larangan bertanding selama dua tahun di seluruh ajang internasional.<ref name=":3" /> Kasus ketiga dialami oleh perenang yang bertanding di nomor estafet gaya bebas di [[Asian Indoor and Martial Arts Games]] (AIMAG) 2013, Guntur Pratama, juga terbukti menggunakan Methylhexaneamine. Hukuman yang didapatkan oleh Guntur pun setimpal dengan yang didapatkan oleh Indra.<ref name=":3">{{Cite web|last=Herdana|first=Muammar Yahya|date=2021-12-30|title=3 Atlet Indonesia yang Ketahuan Menggunakan Doping, Nomor 1 Peraih Emas SEA Games|url=https://www.inews.id/sport/all-sport/3-atlet-indonesia-yang-ketahuan-menggunakan-doping-nomor-1-peraih-emas-sea-games/2|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref> Akibat
== Rujukan ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
* {{es}} [http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com Web Esport Net] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150208165111/http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com/ |date=2015-02-08 }}
|