Aksara Kawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Istilah aksara Kawi lebih umum digunakan dalam tulisan-tulisan akademis
Apri DAV (bicara | kontrib)
k add link
 
(25 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Writing system
|name=Aksara Kawi
|altname={{Script|Kawi|𑼒𑼮𑼶}}
|type=[[Abugida]]
|languages=[[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]], [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|fam1=Menurut {{hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Aram-Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:}}
|fam2=[[AbjadAksara Proto-SinaiBrahmi Tamil]]
|fam3=[[AbjadAksara FenisiaPallawa]]
|fam4=[[Abjad Aramaik]]
|fam5=[[Aksara Brahmi]]
|fam6=[[Aksara Pallawa]]
|sisters={{keluarga kawi}}
|time=abad ke-8 hingga 16
Baris 14 ⟶ 12:
|iso15924=
|sample=Aksara kawi name.png
|image_size=150px
|fam5children=[[Aksara BrahmiBuda]]
}}
'''Aksara Jawa Kuno''' atau '''Aksara Kawi''' (dari [[bahasaBahasa SanskertaJawa Kuno]]: ''kavikawi'', yang berarti "pujangga, penyair; mahir dalam menggubah puisi")<ref>Zoetmulder, name="ucs"P.J, />dan atauRobson, '''aksara$.0. (2006). Kamus Jawa Kuno'''Kuna-Indonesia. (Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna, Penerjemah). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.[https://kbbi.kemdikbud.go.id/Cari/Etimologi?eid=37983]</ref> adalah aksara historis yang digunakanterutama ditemukan di wilayah[[Pulau AsiaJawa]] Tenggaradan maritim khususnyadigunakan di sebagian besar wilayah [[PulauAsia JawaTenggara]] sekitarantara abad ke-8 hingga ke-16.<ref name=as/Pandey><refAnshuman Pandey 2012 name="ucs">[httphttps://stdwww.dkuugunicode.dk/JTC1/SC2org/WG2L2/docsL2012/n426612125-kawi.pdf Preliminary Proposal pendahuluanto pengkodeanEncode aksarathe Kawi dalam UCSScript]</ref><ref name=as/>
 
Bukti tertua mengenai bentuk awal aksara Kawi adalah [[prasasti Plumpungan]] tahun 750 Masehi yang berasal dari [[Salatiga]], [[Jawa Tengah]]. Aksara Kawi juga ditemukan di luar Pulau Jawa seperti [[Bali]], [[Sumatra]], [[Semenanjung Malaya]], dan [[Filipina]].<ref name=bayu>Aditya Bayu Perdana dan Ilham Nurwansah 2020. [https://www.unicode.org/L2/L2020/20284r-kawi.pdf Proposal to encode Kawi]</ref>
Meskipun tidak ditemukan petunjuk yang eksplisit, aksara Jawa Kuno banyak diyakini sebagai pendahulu bagi aksara-aksara Nusantara yang lebih modern, seperti [[aksara Jawa]] dan [[aksara Bali]].<ref name=ucs/>
 
Meskipun tidak ditemukan petunjuk yang eksplisit, aksara Jawa Kuno banyakKawi diyakini sebagaimerupakan pendahulu bagi aksara-aksara di [[Nusantara]] yang lebih modern, seperti [[aksaraAksara Jawa]], [[Aksara Bali]] dan [[aksaraAksara BaliSunda Kuno]].<ref{{efn|Termasuk name=ucs/>juga [[Aksara Sunda|Aksara Sunda Baku]] yang menjadi aksara turunannya}}.
 
== Ciri-ciri ==
 
Aksara Kawi menerapkan sistem penulisan [[abugida]]. Tiap hurufnya merepresentasikanmewakili sebuahsatu suku kata dengan vokal {{IPAslink|a}} yang dapat diubah dengan penggunaan tanda baca. Aksara ditulis tanpa spasi (''[[scriptio continua]]''). Aksara Kawi memiliki sekitar 47 huruf, tetapi terdapat sejumlah huruf yang bentuk dan penggunaannya tidak diketahui dengan pasti karena sedikitnya contoh yang ditemukan dalam prasasti bertulis Kawi.<ref name=ucs/>
 
Sejumlah tanda baca mengubah vokal (layaknya harakat pada [[abjadAbjad Arab]]), dan menambahkan konsonan akhir. Beberapa tanda baca dapat digunakan bersama-sama, tetapi tidak semua kombinasi diperbolehkan. Tanda baca teks termasuk koma, titik, serta tanda untuk memulai dan mengakhiri bagian-bagian teks.<ref name=as>http://www.ancientscripts.com/kawi.html</ref>
 
[[Berkas:Ciri aksara kawi.jpg|jmpl|kiri|Suku kata /ka/ ditulis dengan satu huruf. Tanda baca mengubah, menambah, atau menghilangkan vokal suku kata tersebut. Huruf mempunyai bentuk subskrip untuk menulis tumpukan konsonan.]] {{clr}}
Aksara Kawi memiliki huruf subskrip yang digunakan untuk menulis tumpukan konsonan, setara dengan ''pasangan'' dalam [[aksaraAksara Jawa]] dan ''pangangge'' dalam [[aksaraAksara Bali]]. Namun beberapa inskripsiprasasti aksaraAksara Kawi tidak menggunakan pasangan dalam penulisannya, seperti prasasti pada [[Candi Sukuh]] di [[Kabupaten Karanganyar]], Jawa Tengah.<ref>[http://www.karanganyarkab.go.id/20110628/candi-sukuh/ Situs Resmi Kabupaten Karanganyar]</ref><ref>[http://www.merdeka.com/foto/peristiwa/238574/menelusuri-candi-sukuh-jejak-keruntuhan-kerajaan-majapahit-008-isn.html Situs Berita Merdeka]</ref>
Berikut contoh penulisan aksara Kawi dengan sampel teks dari ''[[Kakawin Ramayana]]'':<br />
[[Berkas:Kawi sample.jpg|350px|kiri|''Jahnī yāhning talaga kadi langit'' (air telaga jernih bagaikan langit). Cuplikan dari ''Kakawin Ramayana'', 16.31, (''Bhramara wilasita)]]{{clr}}
 
== Riwayat ==
Aksara Jawa Kuno berasal dari [[aksara Pallawa]] yang mengalami pengubahan bentuk huruf, diperkirakan terjadi pada abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan [[aksara Brahmi]] dan berasal dari daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa ini menjadi induk semua aksara daerah di [[Asia Tenggara]] (mis. [[aksara Thai]], [[Surat Batak|aksara Batak]], dan [[aksara Burma]]).
 
Aksara Jawa KunoKawi berasal dari [[aksaraAksara Pallawa]] yang mengalami pengubahan bentuk huruf, yang diperkirakan terjadi pada abad ke-8. Aksara Pallawa itu sendiri merupakan turunan [[aksaraAksara Brahmi]] danyang berasalberkembang daridi daerah India bagian selatan. Aksara Pallawa ini menjadi induk semua aksara daerah di [[Asia Tenggara]] (mis. [[aksaraAksara Thai]], [[Surat Batak|aksaraAksara Batak]], dan [[aksaraAksara Burma]]).
Perbedaan terpenting antara aksara Pallawa dan aksara Jawa Kuno adalah:
 
* Aksara Jawa Kuno memiliki vokal e pepet dan vokal e pepet panjang, sedangkan aksara Pallawa tidak memiliki vokal e pepet atau vokal e pepet panjang.
Perbedaan terpenting antara aksaraAksara Pallawa dan aksaraAksara Jawa KunoKawi adalah:
* Aksara Jawa Kuno cukup sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan, sedangkan aksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di akhir kalimat atau di akhir bait.
* Aksara Jawa KunoKawi memiliki vokal e pepet dan vokal e pepet panjang, sedangkan aksaraAksara Pallawa tidak memiliki vokal e pepet atau vokal e pepet panjang.
* Aksara Jawa Kuno memiliki bentuk karakter berbeda dibandingkan dengan aksara Pallawa, walaupun beberapa huruf masih ada kemiripan.
* Aksara Jawa KunoKawi cukup sering menggunakan tanda virama untuk menghilangkan vokal pada huruf konsonan, sedangkan aksaraAksara Pallawa biasanya hanya menggunakan virama di akhir kalimat atau di akhir bait.
Khazanah aksara Jawa Kuno diperoleh terutama dari inskripsi (batu maupun logam). Namun demikian, banyak juga naskah-naskah tulisan sastra yang menggunakan aksara ini di atas lembaran lontar, yang mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan proses penyalinan dari masa ke masa. Semenjak abad ke-16, praktis aksara Jawa Kuno menjadi aksara historis yang tidak dipakai sehar-hari dan digantikan dengan aksara [[hanacaraka]] dan juga abjad Arab ([[Abjad Pegon|pegon]]).
* Aksara Jawa KunoKawi memiliki bentuk karakterhuruf yang berbeda dibandingkan dengan aksaraAksara Pallawa, walaupun beberapa huruf masih ada kemiripan.
Khazanah aksara JawaAksara KunoKawi diperoleh terutama dari inskripsiprasasti (batu maupun logam). Namun demikian, banyak juga naskah-naskah tulisan sastra yang menggunakan aksara ini di atas lembaran lontar, yang mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan proses penyalinan dari masa ke masa. SemenjakSejak abad ke-16, praktis aksara JawaAksara KunoKawi menjadi aksara historis yang tidak dipakai seharsehari-hari dan digantikan denganoleh aksara [[hanacaraka]] dan juga abjad Arab ([[Abjad Pegon|pegon]]).
 
=== Periodisasi ===
 
Aksara Jawa KunoKawi tidaklah homogen, baik bentuk maupun pengejaannya. Ini terjadi karena panjangnya masa penggunaan (tujuh abad) serta latar belakang sastra penulisnya. Pengenalan terhadap gaya penulisan sesuai periode ini membantu para ahli [[Epigrafi|epigraf]] dan [[Arkeologi|arkeolog]] dalam menentukan kronologi dokumen yang memuat tulisan tersebut. J. G. de Casparis (1975) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan aksara Jawa KunoKawi{{Butuh rujukan}}, yaitu:
* '''Aksara Jawa KunoKawi Awal''' / Aksara Kawi Awal (750–925 M)
** Bentuk Kuno: Contohnya terdapat pada [[prasasti Dinoyo]] dari [[Malang]], [[prasasti Sangkhara]] dari [[Sragen]], dan [[prasasti Plumpungan]] dari [[Salatiga]].
** Bentuk StandarKuno: atauBentuk gayapaling Medang:awal Contohnyaaksara Kawi terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan [[Medang|Kerajaanprasasti MedangPlumpungan]] periode Jawa Tengah, seperti dari masa pemerintahan [[Rakai KayuwangiSalatiga]] dan, [[Dyahprasasti BalitungRaja Sankhara|Rakai Balitung]]; misalnya [[prasasti RukamSangkhara]] dari [[TemanggungSragen]], [[prasasti Munduan]] dari Temanggung, dan [[prasasti RumwigaDinoyo]] dari [[BantulMalang]].
** '''AksaraBentuk JawaStandar Kunoatau Akhir'''gaya /Mataraman: AksaraContohnya Kawi Akhir (925–1250 M), dapat dilihatterdapat pada prasasti-prasasti dari zamanpeninggalan [[Mataram Kuno|Kerajaan MedangMataram]] periode [[Jawa TimurTengah]], danseperti dari masa pemerintahan [[KerajaanRakai Kayuwangi|Dyah Lokapala]] hingga [[Dyah KediriBalitung]]; misalnya [[prasasti LemahabangRukam]] dari [[LamonganTemanggung]], [[prasasti CibadakMunduan]] dari [[Sukabumi]]Temanggung, dan [[prasasti NgantangRumwiga]] dari Malang[[Bantul]].
* '''Aksara MajapahitKawi Akhir''' (1250–1450925–1250 M):, Contohnyadapat terdapatdilihat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Mataram Kuno|Kerajaan MajapahitMataram]] periode [[Jawa Timur]] dan [[Kerajaan Kadiri]]; misalnya [[prasasti KudaduLemahabang]] dari [[MojokertoLamongan]], [[prasasti Adan-adanCibadak]] dari [[BojonegoroKabupaten Sukabumi|Sukabumi]], dan [[Prasasti Singhasari 1351|prasasti SinghasariNgantang]] dari Malang.
* '''Aksara Kawi Baru''' (1250–1450 M): Contohnya terdapat pada prasasti-prasasti dari zaman [[Kerajaan Majapahit]]; misalnya [[prasasti Kudadu]] dari [[Mojokerto]], [[prasasti Adan-adan]] dari [[Bojonegoro]], dan [[Prasasti Singhasari 1351|prasasti Singhasari]] dari Malang.
 
=== Perkembangan ===
Aksara Jawa Kuno, terutama dari periode Majapahit, dianggap sebagai induk aksara Jawa Modern dan aksara Bali. Modifikasi ini menyesuaikan dengan perubahan bunyi yang terjadi pula dalam bahasa yang bersangkutan.
 
Aksara Kawi, terutama dari periode Majapahit, dianggap sebagai induk [[Aksara Jawa]] dan [[Aksara Bali]]. Modifikasi ini menyesuaikan dengan perubahan bunyi yang terjadi pula dalam bahasa yang bersangkutan. Kebutuhan pendidikan dan akademik mendorong pengajuan modernisasi aksara Kawi dengan mengusulkannya untuk mendapatkan kode Unicode<ref name="ucs" />.
 
daerahAksara di NusantaraKawi menjadi kecualiinduk mungkinsemua aksara daerah di Pulau Sumatra (eNusantara.g. [[Aksara Batak]], [[Aksara Kerinci]], [[Aksara Lampung]]). Hal ini dikarenakanNamun di Pulau Sumatra bentuk peralihan dari Aksara Pallawa ke aksara daerah tidak bisa dianggap sama dengan Aksara Jawa KunoKawi. Biasanya bentuk peralihan ini disebut dengan nama Aksara Proto-Sumatra atau Aksara Sumatra Kuno (Damais, 1955 & 1995).
<!--
daerah di Nusantara – kecuali mungkin aksara daerah di Pulau Sumatra (e.g. [[Aksara Batak]], [[Aksara Kerinci]], [[Aksara Lampung]]). Hal ini dikarenakan di Pulau Sumatra bentuk peralihan dari Aksara Pallawa ke aksara daerah tidak bisa dianggap sama dengan Aksara Jawa Kuno. Biasanya bentuk peralihan ini disebut dengan nama Aksara Proto-Sumatra atau Aksara Sumatra Kuno (Damais, 1955 & 1995).
 
Seiring perubahan cara penulisan dan media penulisan maka sejak abad XVI16XVII17 Aksara Jawa KunoKawi berkembang menjadi beberapa aksara daerah, antara lain:
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Jawa: [[Aksara Buda]], [[Aksara Sunda Kuno]], [[Aksara Jawa|Aksara Jawa Baru]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Sulawesi: [[Aksara Lontara]].
* Turunan Aksara Kawi di Pulau Bali: [[Aksara Bali]].
-->
 
== Huruf ==
Tabel aksara Jawa KunoKawi di bawah merupakan tabel dengan bentuk huruf berdasarkan bentuk huruf standar dari abad ke-8 hingga 10. Perbandingan bentuk huruf selama perkembangan aksara Jawa KunoKawi dapat dilihat di Tabel van Oud en Nieuw Indische Alphabetten (Holle, 1882).{{br}}
[[Berkas:Old Javanese Script Consonant.jpg|Tabel huruf-huruf konsonan aksara Kawi|500px]]
[[Berkas:Old Javanese Script Vowel.jpg|Tabel huruf-huruf vokal dan angka aksara Kawi|500px]]
Baris 76:
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Beschreven steen TMnr 60037341.jpg|Prasasti bertuliskan aksara Kawi
File:Adityawarman batu tulis.jpg|Batu tulis Adityawarman di Pagaruyung
File:Kakawin Sumanasantaka Revisi.jpg|Kutipan Kakawin Sumanasantaka dalam aksara Kawi
</gallery>
 
Baris 82 ⟶ 83:
 
== Catatan ==
{{Notelist}}
{{Reflist|group=note}}