Veronica Koman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki vandalisme. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(30 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|image =
|alt =
|caption = Veronica Koman mengibarkan bendera separatis dan memakai baju "Free West Papua"
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|1988|6|14}}
|birth_place = {{negara|indonesia}} [[Medan]], [[
|death_date =
|death_place =
Baris 12:
|other_names =
|known_for =
|occupation =
}}
'''Veronica Koman''' ({{lahirmati|Medan|14|6|1988}})<ref>{{Cite web|url=https://www.suara.com/news/2019/09/04/153143/dituding-provokator-rusuh-papua-siapa-veronica-koman|title=Dituding Provokator Rusuh Papua, Siapa Veronica Koman?|date=2019-09-04|website=suara.com|language=id|access-date=2019-10-05}}</ref> adalah seorang pengacara,
== Masa kuliah ==
Veronica Koman menempuh pendidikan sarjana di [[Universitas Pelita Harapan]] dengan spesialisasi hukum internasional pada tahun 2006-2011.<ref name="Saya Tidak Akan Melarikan Diri">{{Cite web|url=https://majalah.tempo.co/read/158758/saya-tidak-akan-melarikan-diri|title=Saya Tidak Akan Melarikan Diri|date=2019-11-16|website=Tempo.co|language=id|access-date=2019-12-01}}</ref> Pada masa perkuliahannya, dia menjabat sebagai ketua International Law Student Society pada tahun 2009.<ref>{{Cite web|url=https://www.ilmccuph.com/history|title=History of ILMCC|date=|website=ilmccuph.com|language=en-US|access-date=2019-12-01}}</ref> Selain kiprahnya di kegiatan organisasi, Veronica Koman memenangkan perlombaan debat hukum.<ref>{{Cite web|url=http://global.uph.edu/component/wmcontents/content/61/209.html|title=Law School Student Achievements|date=|website=global.uph.edu|language=en-US|access-date=2019-12-01|archive-date=2020-07-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200719203024/http://global.uph.edu/component/wmcontents/content/61/209.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://global.uph.edu/component/wmarticles/articleb/29.html|title=ACHIEVEMENTS 2008|date=|website=global.uph.edu|language=en-US|access-date=2019-12-01|archive-date=2020-07-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20200719203057/https://global.uph.edu/component/wmarticles/articleb/29.html|dead-url=yes}}</ref> Dia melanjutkan jenjang pendidikan pascasarjana hukum di [[Australian National University]] pada tahun 2017 melalui beasiswa [[Lembaga Pengelola Dana Pendidikan]] (LPDP).<ref
|date=2019-11-19|website=Suara.com|language=id|access-date=2019-12-01}}</ref>
== Kiprah ==
Pada 2014, ia bergabung dengan [[Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia|Lembaga Bantuan Hukum]] (LBH) Jakarta dan aktif menangani perkara-perkara kelompok minoritas. Ia terlibat dalam upaya untuk membatalkan [[hukum jinayat di Aceh]] karena dianggap bertentangan dengan konstitusi, dan ia juga menyatakan penolakannya terhadap uji keperawanan bagi calon [[polisi wanita]]. Pada pertengahan 2015, ia mendampingi sejumlah santriwati dalam perkara kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang ustaz di dua pondok pesantren di [[Bogor]], [[Jawa Barat]] dan [[Tangerang]], [[Banten]].<ref>{{cite web |last=Marhaenjati |first=Bayu |date=17 September 2015 |title=Pemilik Ponpes Diduga Lecehkan Santriwati |url=https://www.beritasatu.com/megapolitan/307810/pemilik-ponpes-diduga-lecehkan-santriwati |website=BeritaSatu |accessdate=9 November 2021}}</ref> Pada awal 2016, ia juga menjadi kuasa hukum sepasang lansia yang dikatakan menjadi korban perbudakan modern.<ref name=":0" /><ref>{{Cite web|url=https://www.bantuanhukum.or.id/web/lansia-korban-perbudakan-modern-itu-tidak-mendapatkan-keadilan/|title=Lansia Korban Perbudakan Modern itu Tidak Mendapatkan Keadilan|date=2016-02-02|website=LBH Jakarta|language=en-US|access-date=2019-09-14}}</ref
Veronica memulai advokasinya untuk hak asasi manusia orang Papua sejak 2014 setelah terjadinya kasus penembakan di [[Kabupaten Paniai|Paniai]] pada 8 Desember 2014. Ia mengkritik pemerintahan [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Joko Widodo]] yang dianggap lamban dalam menyelesaikan perkara tersebut. Veronica juga tercatat pernah menjadi pendamping hukum beberapa mahasiswa asal Papua.<ref name=":0" /> Veronica belakangan dikenal akan pandangannya yang mendukung pengadaan [[referendum]]
Setelah terjadinya [[Unjuk rasa dan kerusuhan Papua 2019|demonstrasi di Papua]] yang dipicu oleh insiden rasis di [[Surabaya]], [[Jawa Timur]] pada 4 September 2019,<ref>{{Cite web|url=https://en.tempo.co/read/1243793/papua-case-police-name-veronica-koman-suspect-for-spreading-hoax|title=Papua Case; Police Name Veronica Koman Suspect for Spreading Hoax|last=Afifa|first=Laila|date=2019-09-04|website=Tempo|language=en|access-date=2019-09-14}}</ref> Veronica Koman ditetapkan sebagai tersangka karena ia dituduh telah melakukan penghasutan.<ref>{{Cite web|url=https://www.theaustralian.com.au/subscribe/news/1/?sourceCode=TAWEB_WRE170_a&dest=https%3A%2F%2Fwww.theaustralian.com.au%2Fnation%2Fjakarta-sets-interpol-after-australiabased-human-rights-lawyer%2Fnews-story%2Fc132f6bd8de93a0b9de38964d944bbd7&memtype=anonymous&mode=premium&nk=fe17337a4b00be03205794054beff2cf-1568467714|title=Jakarta sets Interpol after Australia-based human rights lawyer|last=|first=|date=|website=www.theaustralian.com.au|access-date=2019-09-14}}</ref><ref name=:1>{{Cite web|url=https://regional.kompas.com/read/2019/09/07/14202051/veronica-koman-ada-di-luar-negeri-polisi-dekati-pihak-keluarga|title=Veronica Koman Ada di Luar Negeri, Polisi Dekati Pihak Keluarga|last=|first=|date=|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-09-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.beritasatu.com/nasional/573369/polda-jatim-bersama-bin-dan-interpol-buru-veronica-koman|title=Polda Jatim Bersama BIN dan Interpol Buru Veronica Koman|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2019-09-14}}</ref> Menurut polisi, penetapan status tersangka ini terkait dengan cuitan Veronica di Twitter pada 18 Agustus 2019.<ref name=:1/> Dia meraih penghargaan Sir Ronald Wilson Human Rights Awards dalam mengungkap pelanggaran HAM di Papua pada tahun 2019.<ref>{{Cite web|url=https://www.suara.com/news/2019/10/23/201613/bela-papua-barat-veronica-koman-dapat-penghargaan-ham-dari-australia|title=Bela Papua Barat, Veronica Koman Dapat Penghargaan HAM dari Australia
|last=|first=|date=2019-10-23|website=suara.com|language=id|access-date=2019-12-01}}</ref> Namun, mantan petinggi Organisasi Papua Merdeka, Nicholas Messet, menyebutkan bahwa Veronica "hanya mencari keuntungan atas kekisruhan ini" dan "tidak lebih dari seorang provokator” dalam sebuah forum nasional untuk memahami dan menyelesaikan masalah di Papua.<ref>{{Cite web|last=BeritaSatu.com|date=2021-05-08|title=Pendiri OPM: Veronica Koman, Anda Tidak Lebih dari Seorang Provokator|url=https://www.beritasatu.com/news/771527/pendiri-opm-veronica-koman-anda-tidak-lebih-dari-seorang-provokator|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2023-01-07}}</ref>
Pada September 2020, Veronica mengembalikan dana beasiswa yang telah diterimanya dari LPDP. Hal ini dilakukan Veronica setelah sempat terlontar pernyataan dari pihak Polri yang menyebutkan terdapat aliran dana mencurigakan di rekening Veronica.<ref>{{Cite web|last=Purwanto|date=2019-09-13|title=Polisi: Ada Aliran Dana Mencurigakan di Rekening Veronica Koman|url=https://nasional.tempo.co/read/1247473/polisi-ada-aliran-dana-mencurigakan-di-rekening-veronica-koman|website=Tempo|language=en|access-date=2021-02-17}}</ref> Selanjutnya,
== Referensi ==
|