Museum Geologi Bandung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Riwayat |
k Menambah Kategori:Museum geologi di Indonesia menggunakan HotCat |
||
(48 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{More citations needed|date=November 2021}}
{{Infobox cagar budaya
| Name =Museum Geologi
| Image = [[Berkas:Bandung, Museum Geologi.
| Caption =Museum Geologi Bandung
| Type =Nasional
Baris 10:
| ID = CB.989
| Location = [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]]
| Year = 2010 & 2017
| ownership = {{INA}}
| management = Museum Geologi dan [[Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia|Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral]]
| Link =
}}
'''[[Museum]] Geologi''' (bahasa [[
Sebagai == Pengantar ==
Di masa penjajahan [[Belanda]], keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan [[geologi]] dan tambang di wilayah [[Nusantara]] yang dimulai sejak pertengahan [[Abad ke 17|abad ke-17]] oleh para ahli [[Eropa]]. Setelah [[Eropa]] mengalami [[revolusi
Gedung tersebut
== Riwayat ==
=== Masa Penjajahan Jepang ===
Sebagai akibat dari kekalahan
Selama masa pendudukan [[Jepang]], pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi [[Pembela Tanah Air|PETA]] (Pembela Tanah Air) dan [[Heiho|HEIHO]] (
=== Masa Kemerdekaan ===
[[Berkas:Stamps of Indonesia, 051-04.jpg|jmpl|Prangko Museum Geologi, Bandung]]
Setelah [[Indonesia]] merdeka pada 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah
Akibat pertempuran yang terjadi di berbagai wilayah, maka selama kurun waktu 4 tahun sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949 kantor PDTG terus mengalami pemindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen tersebut harus berpindah tempat dari Bandung, ke [[Kota Tasikmalaya|Tasikmalaya]], [[Solo]], [[Kota Magelang|Magelang]], [[Yogyakarta]], dan baru pada tahun 1950 dokumen-dokumen tersebut dapat dikembalikan ke Bandung. Dalam usaha penyelamatan dokumen tersebut, pada 7 Mei 1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, [[Arie Frederik Lasut|Arie Frederic Lasut]], diculik dan dibunuh oleh tentara Belanda. Ia gugur sebagai kusuma bangsa di Desa [[Pakem, Sleman|Pakem]], Yogyakarta. Setelah kembali ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah Republik Indonesia, yang dibuktikan oleh kunjungan Presiden Pertama RI, [[Soekarno|Ir. Soekarno]] ke museum Geologi pada 1960.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada
▲Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG), berganti nama menjadi:
* Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950—1952),
*
* Pusat Djawatan Geologi (1956—1957),
* Djawatan Geologi (1957—1963),
*
*
*
Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi [[Sejarah]] Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi dan Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk koleksi [[dokumentasi]], tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih memadai. Diharapkan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi akan dapat lebih mudah diakses oleh pengguna baik [[peneliti]] maupun grup [[industri]].
Sejak 2002, Museum Geologi yang statusnya merupakan Seksi Museum Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi
Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi, menjadikan
== Pembagian Lantai dan Ruangan ==
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut.
Baris 68 ⟶ 64:
Terbagi menjadi 3 ruang utama: ruang orientasi di bagian tengah, ruang sayap barat dan ruang sayap timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara, ruang sayap barat, dikenal sebagai ruang geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya. Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia diwujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng [[Kerak Bumi|kerak bumi]] aktif. Keadaan geologi Sumatera, Jawa, Sulawesi, [[Maluku]], [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]], dan [[Papua (wilayah Indonesia)|Irian Jaya]] serta fosil-fosil serta sejarah manusia menurut [[evolusi]] [[Darwin]] juga terdapat di sini.
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, [[sedimen]],
Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan, dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, [[Gunung berapi|gunung api]], geomorfologi, [[seismotektonik]], dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi [[Indonesia]]. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa [[Gunung berapi|gunung api]] aktif di Indonesia seperti: [[Gunung Tangkuban Parahu|Tangkuban Perahu]], [[Krakatau]], [[Gunung Galunggung|Galunggung]], [[Gunung Merapi|Merapi]] dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunung Api [[Gunung Bromo|Bromo]]-[[Gunung Kelud|Kelud]]-[[Gunung Semeru|Semeru]]. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
===
[[Berkas:Bandung Museum Geologi, Ruang Sejarah Kehidupan 02.jpg|thumb|right|Bagian sejarah alam Museum Geologi bandung]]
Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari [[primitif]] hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitif pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, di saat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis
Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi [[Binatang menyusui|mamalia]] yang hidup pada zaman [[Tersier]] (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan [[Kuarter]] (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan [[hominid]] yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.<ref>{{Cite web|url=http://museum.geology.esdm.go.id/profil/ruang-peragaan|title=Museum Geologi » Ruang Peragaan|website=museum.geology.esdm.go.id|access-date=2020-05-22}}</ref>
Kumpulan fosil tengkorak [[manusia purba]] yang ditemukan di Indonesia (''[[Homo erectus]]'' P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunakan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang [[stratigrafi]] sedimen Kuarter daerah [[Sangiran]] ([[Kota Surakarta|Solo]], Jawa Tengah), [[Trinil]], dan [[Kota Mojokerto|Mojokerto]] ([[Jawa Timur]]) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan [[Danau Bandung Purba|Danau Bandung]] yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia [[prasejarah]]. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk [[batu bara]] dan [[minyak bumi]], selain keadaan lingkungan-purba.
=== Lantai II ===
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah, dan ruang timur. Ruang barat (dipakai oleh staf museum), sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di
▲=== '''Ruang Tengah''' ===
▲Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di [[Pegunungan Tengah Irian Jaya]]. Tambang terbuka [[Gransberg]] yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawah tanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan biji besi sebanyak 2,5 miliar ton.
Bekas
Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
* Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumber daya mineral di Indonesia.
* Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan [[eksplorasi]] dan [[eksploitasi]] sumber daya mineral
* Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
* Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditas mineral dan energi
* Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti
* Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunung apian.
* Ruang 7 menjelaskan tentang sumber daya air dan pemanfaatannya juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumber daya tersebut.
Baris 105 ⟶ 97:
{{reflist}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
[[Kategori:Museum di Kota Bandung|Geologi]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Cagar budaya
[[Kategori:
[[Kategori:Museum geologi di Indonesia|Bandung]]
|