Prasasti Masahar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
 
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Prasasti Gemekan''' atau disebut juga '''Prasasti Masahar''' adalah sebuah [[prasasti]] peninggalan [[Medang|Kerajaan Medang]] bertanggal 852 Saka atau 930 Masehi yang ditemukan di Situs Gemekan di [[Gemekan, Sooko, Mojokerto|Desa Gemekan]], [[Sooko, Mojokerto|Kecamatan Sooko]], [[Kabupaten Mojokerto]], [[Jawa Timur]]. Prasasti ini juga disebut '''prasasti Gemekan''', sebutan awal yang mengikuti nama tempat ditemukannya prasasti ini sebelum isi tulisan dibaca. Prasasti tersebut mencatat penetapan oleh [[Mpu Sindok]] atas sebidang tanah sawah di Masahar sebagai [[Sima (daerah)|sima]] yang melekat pada bangunan suci Pangurumbigyan.
 
== Penemuan ==
Prasasti GemekanMasahar ditemukan sekitar 130 &nbsp;cm dibawahdi bawah permukaan tanah di dekat reruntuhan sebuah[[Candi Gemekan|candi]] di tengah bidang tanah sawah milik Mukid, seorang warga setempat. Reruntuhan tersebut yang terkubur dalam gundukan tanah dianggap angker oleh penduduk, sehingga dibiarkan selama puluhan tahun.<ref>{{Cite webnews|last=Budianto|first=Enggran Eko|title=Isi Prasasti Situs Gemekan Kisahkan Mpu Sindok Bangun Tempat Suci Pakai Emas|url=https://www.detik.com/jatim/budaya/d-5947047/isi-prasasti-situs-gemekan-kisahkan-mpu-sindok-bangun-tempat-suci-pakai-emas|websitework=detikjatim[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-03-18|date=2022-02-18}}</ref>
 
Prasasti diekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (BPCB Jatim) pada tanggal 7-12 Februari 2022 dan didanai oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka di [[Kota Malang|Malang]]. Orang yang ditunjuk untuk mempelajari dan menerjemahkan isi prasasti tersebut adalah Ismail Lutfi, seorang [[Epigrafi|epigraf]].
 
== Kondisi prasasti ==
Prasasti tersebut ditemukan dalam kondisi baik, meskipun terdapat bagian sisi kiri atas dan sekitar seperempat bagian terbawah yang hilang sehingga informasi yang tercatat tidak utuh lagi. Di dekat tapak penemuan juga ditemukan pecahan kecil bertulis yang kemungkinan besar bagian dari batu prasasti yang hilang tersebut. Terdapat sisa-sisa ekskavasi sebelumnya yang mengakibatkan kerusakan di struktur candi di sudut timur laut, dimana; kemungkinan sebelumnya telah ada upaya penjarahan.<ref>{{Cite web|title=Prasasti Mpu Sindok Ditemukan di Situs Gemekan, Apakah Isinya Kutukan? - Semua Halaman - National Geographic|url=https://nationalgeographic.grid.id/read/133136089/prasasti-mpu-sindok-ditemukan-di-situs-gemekan-apakah-isinya-kutukan|website=nationalgeographic.grid.id|language=id|access-date=2022-03-18}}</ref>
 
Prasasti terbuat dari batu [[andesit]], berukuran lebar 88 &nbsp;cm, tinggi yang tersisa 91 &nbsp;cm, dan tebal 21 &nbsp;cm. Secara kasar prasasti berbentuk persegi lima, dengan bagian kepalanya membentuk sudut. Tulisan pada prasasti adalah berbahasa [[Bahasa Jawa Kuno|Jawa Kuno]] dengan aksara [[Bahasa Kawi|Kawi]].
 
== Alihaksara ==
Baris 512:
 
== Interpretasi ==
Dalam prasasti ini diceritakan sebuah peristiwa penetapan sebidang tanah sawah tarukan di desa Masahar di wilayah Padang sebagai sebuah [[Sima (daerah)|tanah sima]]. Tanah tersebut melekat pada sebuah bangunan suci setempat yang bernama Pangurumbigyan (''prāsāda kabhaktyan i pangurumbigyannira i masahar''). Penetapan ini dilakukan atas perintah [[Mpu Sindok|Sri Maharaja Mpu Sindok]] pada tahun 852 SakaSyaka atau 930 Masehi, tidak lama sesudah pemindahan pusat kekuasaan Kerajaan Medang dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Tanah seluas 3 tampah tersebut dibeli dengan emas senilai 3 kati 5 suwarna oleh Rakai Hanyangan dan putrinya Rakai Parryangan. Di sekeliling tanah sima tersebut dibeli juga bidang tanah dengan emas senilai 1 suwarna 5 masa untuk keperluan saluran air agar tanah sawah tersebut dapat produktif. Para pejabat desa Masahar menerima pembayaran atas penjualan tanah tersebut, pejabat desa-desa disekitarnya hadir juga sebagai saksi, dan mereka semua menghadiri upacara penetapan tanah sima tersebut. Semua hadirin diberikan [[Pasek-pasek|pasakpasak]] berupa emas dan/atau [[Wdihan|kain]], serta disajikan berbagai hidangan dan minuman.
 
Pada sisi kanan dicatatkan sejumlah hidangan yang dimakan dalam upacara penetapan tanah [[sima]] tersebut.
 
Sisi kiri mencatatkan kutukan ([[sapatha]]) bagi siapa saja yang mengganggu ketetapan Raja mengenai penetapan tanah sima tersebut.
 
Prasasti Masahar adalah salah satu dari dua dokumen yang pertama kali menyebutkan Mpu Sindok (Sri Isyana) sebagai ''maharaja,'' selain [[prasasti Linggasuntan]] (929 M). [[Prasasti Sangguran]], yang bertarikh hanya dua tahun sebelumnya, menyebutkan Mpu Sindok sebagai mapatih dari maharaja Dyah Wawa. Ini menunjukkan saat terjadinya peralihan kekuasaan Medang di antara kedua penguasa tersebut, sekaligus perpindahan pusat pemerintahan dari Bhumi Mataram (Jawa bagian tengah) ke Tamwlang (di Jombang sekarang) di sekitar tahun 853 Syaka atau 929 M.
 
== Referensi ==
 
{{DEFAULTSORT:Prasasti Gemekan}}
[[Kategori:Prasasti]]
[[Kategori:Prasasti di Indonesia]]
[[Kategori:Prasasti di Jawa Timur|Masahar]]
{{DEFAULTSORT:Prasasti Gemekan}}