Prasasti Masahar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib) |
|||
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
== Penemuan ==
Prasasti
Prasasti diekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Timur (BPCB Jatim) pada tanggal 7-12 Februari 2022 dan didanai oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka di [[Kota Malang|Malang]]. Orang yang ditunjuk untuk mempelajari dan menerjemahkan isi prasasti tersebut adalah Ismail Lutfi, seorang [[Epigrafi|epigraf]].
== Kondisi prasasti ==
Prasasti tersebut ditemukan dalam kondisi baik, meskipun terdapat bagian sisi kiri atas dan sekitar seperempat bagian terbawah yang hilang sehingga informasi yang tercatat tidak utuh lagi. Di dekat tapak penemuan juga ditemukan pecahan kecil bertulis yang kemungkinan besar bagian dari batu prasasti yang hilang tersebut. Terdapat sisa-sisa ekskavasi sebelumnya yang mengakibatkan kerusakan di struktur candi di sudut timur laut
Prasasti terbuat dari batu [[andesit]], berukuran lebar 88
== Alihaksara ==
Baris 512:
== Interpretasi ==
Dalam prasasti ini diceritakan sebuah peristiwa penetapan sebidang tanah sawah tarukan di desa Masahar di wilayah Padang sebagai sebuah [[Sima (daerah)|tanah sima]]. Tanah tersebut melekat pada sebuah bangunan suci setempat yang bernama Pangurumbigyan (''prāsāda kabhaktyan i pangurumbigyannira i masahar''). Penetapan ini dilakukan atas perintah [[Mpu Sindok|Sri Maharaja Mpu Sindok]] pada tahun 852
Pada sisi kanan dicatatkan sejumlah hidangan yang dimakan dalam upacara penetapan tanah [[sima]] tersebut.
Sisi kiri mencatatkan kutukan ([[sapatha]]) bagi siapa saja yang mengganggu ketetapan Raja mengenai penetapan tanah sima tersebut.
Prasasti Masahar adalah salah satu dari dua dokumen yang pertama kali menyebutkan Mpu Sindok (Sri Isyana) sebagai ''maharaja,'' selain [[prasasti Linggasuntan]] (929 M). [[Prasasti Sangguran]], yang bertarikh hanya dua tahun sebelumnya, menyebutkan Mpu Sindok sebagai mapatih dari maharaja Dyah Wawa. Ini menunjukkan saat terjadinya peralihan kekuasaan Medang di antara kedua penguasa tersebut, sekaligus perpindahan pusat pemerintahan dari Bhumi Mataram (Jawa bagian tengah) ke Tamwlang (di Jombang sekarang) di sekitar tahun 853 Syaka atau 929 M.
== Referensi ==
{{DEFAULTSORT:Prasasti Gemekan}}▼
[[Kategori:Prasasti]]
[[Kategori:Prasasti di Indonesia]]
[[Kategori:Prasasti di Jawa Timur|Masahar]]
▲{{DEFAULTSORT:Prasasti Gemekan}}
|