Gandrung Sewu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Daffa2001 (bicara | kontrib)
Melengkapi tema 2021
Daffa2001 (bicara | kontrib)
k tahun penyelenggaran terakhir
 
(28 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox recurring event
[[Berkas:Tarian Gandrung sewu 03.jpg|jmpl|'''Festival Gandrung Sewu''' (Seribu Gandrung) di [[Pantai Boom Banyuwangi|Pantai Boom]], [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]]]]
| name = Gandrung Sewu
[[Berkas:Gandrung Sewu.jpg|jmpl|'''Gandrung Sewu''' episode ''Layar Kumendhung'']]
| native_name = Seribu Gandrung
'''Gandrung Sewu''' atau '''Seribu Gandrung''' merupakan salah satu event dari [[Banyuwangi Festival]]. Gandrung Sewu diadakan sejak tahun 2012 hingga sekarang. Pada awalnya Gandrung Sewu digelar untuk mengenalkan kebudayaan [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]] khususnya [[Gandrung Banyuwangi|Gandrung]] ke khalayak luas. Pada saat ini Gandrung Sewu sudah menjadi ikon pariwisata budaya [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]]. Event ini diadakan setiap tahun sekali di [[Pantai Boom Banyuwangi|Pantai Boom]], yang berlatarkan [[selat Bali]] Gandrung Sewu juga menceritakan sejarah Blambangan pada masa berdirinya [[Kerajaan Blambangan]] sampai Kolonial. Gandrung Sewu sudah menampilkan beberapa episode yaitu :
| logo =
# Gandrung Sewu
| logo_caption =
# Paju Gandrung
| image = {{multiple image|perrow = 2|total_width=300
# Seblang Subuh
| image1 = Tarian Gandrung sewu 03.jpg
# Padha Nonton
| image2 = Gandrung banyuwangi.jpg
# [[Seblang lukinto|Seblang Lukinto]]
| image3 = Kipas merah putih.jpg
# Kembang Pepe
| image4 = Tari gandrung.jpg
# Layar Kumendhung
| image5 = Merah Merona Tarian Gandrung.jpg
# Panji - Panji Sunangkoro
| image6 = Sendratari gandrung sewu banyuwangi.jpg}}
| imagesize = 250px
| caption = Gelaran Gandrung Sewu di [[Pantai Boom Banyuwangi|Pantai Boom]]
| date =
| begins = {{start date and age|2012|11|17}}
| ends =
| prev =
| next =
| frequency =
| location = [[Pantai Boom Banyuwangi|Pantai Boom]], [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Jawa Timur]], Indonesia
| years_active = 2012–sekarang
| first = Gandrung Sewu 2012
| last = Gandrung Sewu 2024
| participants = 1.000+
| attendance =
| genre = [[Tari|Tari kolosal]]
| budget =
| patron =
| organised = {{Plainlist|
* [[Banyuwangi Festival]]
* [[Kabupaten Banyuwangi|Pemerintah Kabupaten Banyuwangi]]}}
| people =
| member =
| website =
| footnotes =
}}
 
'''Gandrung Sewu''' ({{lang-jv|ꦒꦤ꧀ꦝꦿꦸꦁꦱꦺꦮꦸ}}, [[Bahasa Osing|Osing]]: ''Gandrong Sewu'', {{lang-ban|ᬕᬦ᭄ᬤ᭄ᬭᬸᬂᬲᬾᬯᬸ}}; {{Terjemahan harfiah|'''Seribu Gandrung'''}}) merupakan gelaran festival tahunan tari [[Gandrung Banyuwangi|Gandrung]] kolosal di [[Kabupaten Banyuwangi]], [[Jawa Timur]], yang merupakan salah satu bagian [[Banyuwangi Festival]]. Acara ini diadakan sejak tahun 2012, yang pada awalnya digelar untuk mengenalkan kebudayaan [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]] khususnya [[Gandrung Banyuwangi|Gandrung]] ke khalayak luas. Pada saat ini Gandrung Sewu sudah menjadi ikon pariwisata budaya [[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]]. Acara ini diadakan setiap tahun sekali di [[Pantai Boom Banyuwangi|Pantai Boom]], yang berlatarkan [[selat Bali]].
== Tema Gandrung Sewu ==
# Tema '''Paju Gandrung''' : Tema ini berasal dari salah satu babak yaitu Paju Gandrung. Pada babak ini penari akan mengajak pemaju untuk menari bersama. Mula-mula penari Gandrung melempar sampur (selendang) kepada pemaju atau mengalungi dengan sampur untuk menari bersama penari. Selain ada di salah satu babak pada Gandrung Semalam suntuk, Paju Gandrung juga biasa dimainkan pada saat menyambut tamu.
# Tema '''Seblang Subuh''' : Diambil dari salah satu babak Gandrung semalam suntuk, merupakan tarian penutup pada pertunjukan Gandrung Terop (Gandrung semalam suntuk). Tarian ini digunakan sebagai ajakan untuk sadar kembali setelah bersenang-senang atau nggandrung semalam suntuk. Ingat kembali kepada anak istri, [[pekerjaan]] esok hari, serta filosofi mendalam mengajak untuk mengigat kembali Tuhan Yang Maha Esa.
# Tema '''Padha Nonton''' : Al kisah sebuah peristiwa setahun setelah perang perlawanan rakyat Blambangan terhadap VOC di Tegalperangan, Songgon. VOC melakukan serangan balas dendam ke Benteng Bayu kekuatan yang tidak berimbangpun membuat masyarakat Bayu menjadi terpojok, namun perlawanan tetap dilakukan dengan segenap jiwa hingga akhirnya banyak yang ditangkap oleh VOC. Kekejaman pun tidak berakhir di sini, banyak kepala yang dipenggal lalu di tancapkan di pagar sepanjang desa, banyak pula yang digantung di pohon-pohon. Sedangkan orang orang yang sudah lemah dan tidak sanggup lagi melawan ternyata juga tidak luput menjadi sasaran kekejaman VOC. Mereka dibawa ke Ulupangpang setelah diikat dengan tali dan diberi pemberat mereka pun dilempar ke Laut Sembulungan. Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Syair Padha Nonton, yang dinyayikan oleh sekelompok orang dengan diiringi tabuhan rebana, gendhang, juga gong. Dibawakan sembri menari pada perkembangannya sampai saat ini disebutlah mereka Kelompok Seni Gandrung.
# Tema '''[[Seblang lukinto|Seblang Lukinto]]''' : Menceritakan perjuangan Rakyat Blambangan melawan Penjajah Belanda pada masa 1776-1810. Merupakan kelanjutan tema Podho Nonton yang menceritakan kebangkitan sisa-sisa prajurit Rempeg Jogopati.<ref>{{Cite web|url=https://jatim.antaranews.com/|title=Gandrung Sewu 2016 Angkat Tema "Seblang Lukinto"|last=|first=|date=14 September 2016|website=jatim.antaranews.com|access-date=2020-04-24}}</ref>
# Tema '''Kembang Pepe''' : diangkat dari barisan-barisan bait Seblang Lukinto yang menceritakan perjuangan masyarakat Blambangan melalui media seni budaya seperti gandrung, barong dan lain lain.
# Tema '''Layar Kumendhung:''' Tema Layar Kumendung menampilkan kisah heroisme Bupati pertama Banyuwangi Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda. Meski kemudian Raden Mas Alit harus gugur dalam sebuah ekspedisi pelayaran (Layar) hingga menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.
# Tema '''Panji - Panji Sunangkoro:''' Merupakan kelanjutan tema Layar Kumendung. Mengisahkan perlawanan prajurit pahlawan Rempeg Jogopati yang terus melakukan perlawanan terhadap Belanda. Mereka mendapat dukungan secara diam-diam dari Bupati Banywuangi pertama, Mas Alit. Namun, dukungan ini terendus oleh VOC, dan Mas Alit dipanggil ke Semarang dengan menaikkan Mas Alit ke kapal berbendara VOC. Para prajurit yang sudah siap melakukan perlawanan di laut dengan membawa Panji Sunangkoro, begitu melihat kapal VOC melintas mereka langsung menyerang kapal tersebut tanpa tahu bahwa di dalamnya ada Mas Alit.
# Tema '''Kembang Menur:''' Diangkat dari barisan bait Padha Nonton yang menceritakan bagaimana pentingnya nilai kerja keras dan nilai kemandirian, dengan tekad, usaha, dan kerja keras dalam mencapai sesuatu yang positif.
{{festival-stub}}
 
== Penyelenggaraan ==
==Refrensi==
{| class="wikitable" style="font-size:90%"
!Tahun
!Tanggal
!Tema
!Jumlah penari
!{{Abbr|Ref.|Referensi}}
|-
|2012
|17 November 2012
|Jejer Gandrung
|1.044
|<ref>{{cite web|url=https://www.kompasiana.com/irb.jbg/55195698a333110417b65955/parade-gandrung-sewu-1-000-penari-gandrung-sebagai-rangkaian-dalam-banyuwangi-festival-2012|title=Parade Gandrung Sewu (1.000 Penari Gandrung) Sebagai Rangkaian dalam Banyuwangi Festival 2012|work=[[Kompasiana]]|date=17 November 2012|access-date=30 Oktober 2022|archive-date=2022-04-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220406225339/https://www.kompasiana.com/irb.jbg/55195698a333110417b65955/parade-gandrung-sewu-1-000-penari-gandrung-sebagai-rangkaian-dalam-banyuwangi-festival-2012|dead-url=no}}</ref>
|-
|2013
|23 November 2013
|Paju Gandrung
|2.106
|
|-
|2014
|29 November 2014
|Seblang Subuh
|1.300
|
|-
|2015
|26 September 2015
|Podho Nonton
|1.208
|
|-
|2016
|17 September 2016
|Seblang Lukinto
|1.300
|<ref>{{Cite news|url=https://jatim.antaranews.com/|last=|first=|date=14 September 2016|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=24 Maret 2020|title=Salinan arsip|archive-date=2023-07-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230721162848/https://jatim.antaranews.com/|dead-url=no}}</ref>
|-
|2017
|8 Oktober 2017
|Kembang Pepe
|1.286
|<ref>{{Cite news|last=Cahyu|date=5 Oktober 2017|url=https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3118203/festival-gandrung-sewu-2017-banyuwangi-bidik-rekor-muri|title=Festival Gandrung Sewu 2017 Banyuwangi Bidik Rekor MURI|work=[[Liputan6.com]]|access-date=30 Oktober 2022|language=id|archive-date=2022-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221030145313/https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3118203/festival-gandrung-sewu-2017-banyuwangi-bidik-rekor-muri|dead-url=no}}</ref>
|-
|2018
|20 Oktober 2018
|Layar Kumendhung
|1.173
|<ref>{{Cite news|first=Ardian|last=Fanani|date=18 Oktober 2018|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4262361/ditolak-ormas-islam-festival-gandrung-sewu-2018-tetap-digelar|title=Ditolak Ormas Islam, Festival Gandrung Sewu 2018 Tetap Digelar|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=30 Oktober 2022|archive-date=2022-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221030145320/https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4262361/ditolak-ormas-islam-festival-gandrung-sewu-2018-tetap-digelar|dead-url=no}}</ref>
|-
|2019
|12 Oktober 2019
|Panji-Panji Sunangkoro
|1.350
|<ref>{{cite web|first=Banyuwangi|last=Connect|date=13 Oktober 2019|url=https://kumparan.com/banyuwangi_connect/festival-gandrung-sewu-2019-panji-panji-sunangkoro-1s35fVjmB6K|title=Festival Gandrung Sewu 2019 “Panji Panji Sunangkoro”|work=[[Kumparan.com|Kumparan]]|access-date=30 Oktober 2022|archive-date=2022-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221030155330/https://kumparan.com/banyuwangi_connect/festival-gandrung-sewu-2019-panji-panji-sunangkoro-1s35fVjmB6K|dead-url=no}}</ref>
|-
|2020
| colspan="4" align="center" | '''Ditiadakan karena [[Pandemi Covid-19]]'''
|-
|2021{{Efn-ua|name=a|Bernama Gandrung Sewu Nusantara 2021. Digelar secara virtual dari perwakilan 24 daerah di [[Indonesia]] dan 1 perwakilan [[Hong Kong]].}}
|28 Desember 2021
|Gandrung Sewu Nusantara: Jejer Gandrung Kembang Menur
|250
|<ref>{{cite web|date=28 Desember 2021|url=https://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/kreatif-festival-gandrung-sewu-banyuwangi-digelar-di-24-kota-di-16-provinsi|title=Kreatif! Festival Gandrung Sewu Banyuwangi Digelar di 24 Kota di 16 Provinsi|website=[[Kabupaten Banyuwangi|Pemerintah Kabupaten Banyuwangi]]|access-date=30 Oktober 2022|archive-date=2022-10-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20221030145352/https://banyuwangikab.go.id/berita-daerah/kreatif-festival-gandrung-sewu-banyuwangi-digelar-di-24-kota-di-16-provinsi|dead-url=no}}</ref>
|-
|2022
|29 Oktober 2022
|Kemilau Bumi Blambangan: Jejer Gandrung Gurit Mangir
|1.248
|<ref>{{Cite news|first=Hermawan|last=Arifianto|date=30 Oktober 2022|url=https://www.liputan6.com/amp/5111131/tari-kolosal-gandrung-sewu-banyuwangi-pukau-ribuan-wisatawan|title=Tari Kolosal Gandrung Sewu Banyuwangi Pukau Ribuan Wisatawan|work=[[Liputan6.com]]|access-date=30 Oktober 2022|editor-last=Erfinanto|editor-first=Erik|language=id|archive-date=2023-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230728145517/https://www.liputan6.com/amp/5111131/tari-kolosal-gandrung-sewu-banyuwangi-pukau-ribuan-wisatawan|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|editor=Nabila Tashandra|date=30 Oktober 2022|url=https://www.kompas.com/travel/read/2022/10/30/122706927/festival-gandrung-sewu-digelar-lagi-usai-absen-2-tahun|title=Festival Gandrung Sewu Digelar Lagi Usai Absen 2 Tahun|work=[[Kompas.com]]|access-date=30 Oktober 2022|editor-last=Tashandra|editor-first=Nabilla|archive-date=2023-07-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20230728145518/https://www.kompas.com/travel/read/2022/10/30/122706927/festival-gandrung-sewu-digelar-lagi-usai-absen-2-tahun|dead-url=no}}</ref>
|-
|2023
|16 September 2023
|''Omprog: The Glory of Art''
|1.200
|<ref>{{cite web|date=17 September 2023|url=https://www.detik.com/jatim/foto/d-6935695/1-290-penari-tampil-memukau-dalam-festival-gandrung-sewu-2023-di-banyuwangi|title=1.200 Penari Tampil Memukau Dalam Festival Gandrung Sewu 2023 di Banyuwangi|website=[[Detik.com|Detik]]|access-date=28 Desember 203}}</ref>
|-
|2024
|26 Oktober 2024
|''Payung Agung: The Diversity of Banyuwangi Culture''
|1.350
|<ref>{{Cite news|last=|first=|date=2024-10-26|title=Ribuan penari pentaskan tari kolosal di Festival Gandrung Sewu 2024|url=https://www.antaranews.com/foto/4424341/ribuan-penari-pentaskan-tari-kolosal-di-festival-gandrung-sewu-2024#:~:text=Gelaran%20Gandrung%20Sewu%20yang%20masuk,hidup%20secara%20harmonis%20di%20Banyuwangi.|work=Antara|access-date=2024-10-28}}</ref>
|}
 
{{Notelist-ua}}
 
== Tema ==
 
=== Jejer Gandrung ===
Tema Jejer Gandrung yang berkisah tentang sejarah kelahiran Tari Gandrung. Jejer Gandrung sejatinya merupakan bagian awal atau pembuka pertunjukan Tari Gandrung Terob yang menyajikan tari lincah dengan menonjolkan gerak pinggul dan getar jari.
 
=== Paju Gandrung ===
Kisah Paju Gandrung berasal dari salah satu babak yaitu Paju Gandrung. Pada babak ini penari akan mengajak pemaju untuk menari bersama. Mula-mula penari Gandrung melempar sampur (selendang) kepada pemaju atau mengalungi dengan sampur untuk menari bersama penari. Selain ada di salah satu babak pada Gandrung Semalam suntuk, Paju Gandrung juga biasa dimainkan pada saat menyambut tamu.
 
=== Seblang Subuh ===
Tema Seblang Subuh diambil dari salah satu babak Gandrung semalam suntuk, merupakan tarian penutup pada pertunjukan Gandrung Terop (Gandrung semalam suntuk). Tarian ini digunakan sebagai ajakan untuk sadar kembali setelah bersenang-senang atau nggandrung semalam suntuk. Ingat kembali kepada anak istri, [[pekerjaan]] esok hari, serta filosofi mendalam mengajak untuk mengingat kembali Tuhan Yang Maha Esa.
 
'''Padha Nonton'''
 
Tema Padha Nonton mengisahkan sebuah peristiwa setahun setelah perang perlawanan rakyat Blambangan terhadap VOC di Tegalperangan, Songgon. VOC melakukan serangan balas dendam ke Benteng Bayu kekuatan yang tidak berimbangpun membuat masyarakat Bayu menjadi terpojok, namun perlawanan tetap dilakukan dengan segenap jiwa hingga akhirnya banyak yang ditangkap oleh VOC. Kekejaman pun tidak berakhir di sini, banyak kepala yang dipenggal lalu di tancapkan di pagar sepanjang desa, banyak pula yang digantung di pohon-pohon. Sedangkan orang orang yang sudah lemah dan tidak sanggup lagi melawan ternyata juga tidak luput menjadi sasaran kekejaman VOC. Mereka dibawa ke Ulupangpang setelah diikat dengan tali dan diberi pemberat mereka pun dilempar ke Laut Sembulungan. Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya Syair Padha Nonton, yang dinyayikan oleh sekelompok orang dengan diiringi tabuhan rebana, gendhang, juga gong. Dibawakan sembri menari pada perkembangannya sampai saat ini disebutlah mereka Kelompok Seni Gandrung.
 
=== Seblang Lukinto ===
[[Seblang lukinto]] menceritakan perjuangan Rakyat Blambangan melawan Penjajah Belanda pada masa 1776-1810. Merupakan kelanjutan tema Podho Nonton yang menceritakan kebangkitan sisa-sisa prajurit Rempeg Jogopati.<ref>{{Cite news|url=https://jatim.antaranews.com/|last=|first=|date=14 September 2016|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2020-04-24|title=Salinan arsip|archive-date=2023-07-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230721162848/https://jatim.antaranews.com/|dead-url=no}}</ref>
 
=== Kembang Pepe ===
Kembang Pepe diangkat dari barisan-barisan bait Seblang Lukinto yang menceritakan perjuangan masyarakat Blambangan melalui media seni budaya seperti gandrung, barong dan lain lain.
 
=== Layar Kumendhung ===
Tema Layar Kumendung menampilkan kisah heroisme Bupati pertama Banyuwangi Raden Mas Alit dalam menentang pendudukan VOC Belanda. Meski kemudian Raden Mas Alit harus gugur dalam sebuah ekspedisi pelayaran (Layar) hingga menyebabkan kesedihan (Kumendung) bagi rakyat Banyuwangi.
 
=== Panji-Panji Sunangkoro ===
Panji-Panji Sunangkoro merupakan kelanjutan tema Layar Kumendung. Mengisahkan perlawanan prajurit pahlawan Rempeg Jogopati yang terus melakukan perlawanan terhadap Belanda. Mereka mendapat dukungan secara diam-diam dari Bupati Banywuangi pertama, Mas Alit. Namun, dukungan ini terendus oleh VOC, dan Mas Alit dipanggil ke Semarang dengan menaikkan Mas Alit ke kapal berbendara VOC. Para prajurit yang sudah siap melakukan perlawanan di laut dengan membawa Panji Sunangkoro, begitu melihat kapal VOC melintas mereka langsung menyerang kapal tersebut tanpa tahu bahwa di dalamnya ada Mas Alit.
 
=== Kembang Menur ===
Kisah Kembang Menur berasal dari barisan bait Padha Nonton yang menceritakan bagaimana pentingnya nilai kerja keras dan nilai kemandirian, dengan tekad, usaha, dan kerja keras dalam mencapai sesuatu yang positif.
 
==Referensi==
{{reflist}}