John Lie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
masukkan ke kategori: daftar pahlawan Indonesia yang beragama Kristen + Katolik
Syah7 (bicara | kontrib)
 
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Marga Tionghoa umum|Lie (李)]]}}
{{Infobox Officeholder
| honorific-prefix = [[Laksamana Muda]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]])
| name = John Lie
| birth_date = {{birth date|1911|3|219}}<ref>{{Cite webnews|title=MERAYAKANMerayakan ULTAHultah KEke-70 JOHNjohn LIElie|url=https://majalah.tempo.co/amp/pokok-dan-tokoh/49127/merayakan-ultah-ke-70-john-lie|language=en-US|access-date=2021-10-24|editor-last=Administrator|work=[[Tempo.co]]}}</ref>
| death_date = {{death date and age|1988|8|27|1911|3|21}}
| image = John Lie, Jalesveva Jayamahe, p216.jpg
| caption =
| birth_name = Lie Tjeng Tjoan (李正泉)
| othername = Jahja Daniel Dharma
| nickname =
| birth_place = {{flagicon|Belanda}} = [[Menado]], [[Celebes]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = {{flagicon|Indonesia}} = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_cause = [[Stroke]]
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
|branch =
| serviceyears = 1924 – 1966
| rank = [[Berkas:Pdu_laksdatni_komando.png|25px]] [[Laksamana Muda]] [[TNI]]
| commands = PPB 58 LB / ''The Outlaw''
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Navy.svg|25px]] [[TNI Angkatan Laut]]
| battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]<br />[[Invasi Ambon]]
|commands = PPB 58 LB / ''The Outlaw''
|battles awards = [[RevolusiPahlawan Nasional Indonesia]]
| spouse = Margaretha Dharma Angkuw
|awards = [[Pahlawan Nasional Indonesia]]
| parents = Lie Kae Tae (bapak)<br />Oei Tjeng Nie Nio (ibu)
|spouse = Margaretha Dharma Angkuw
| relations =
|parents = Lie Kae Tae (bapak)<br />Oei Tjeng Nie Nio (ibu)
| laterwork =
|relations =
| profession = Tentara
|laterwork =
| blank1 = Agama
|profession=Tentara
| data1 = [[Kristen Protestan]]
|blank1=Agama
|data1=[[Kristen Protestan]]
}}
'''Laksamana Muda TNI (Purn.) John Lie''' atau yang dikenal sebagai '''Jahja Daniel Dharma''' ({{lahirmati|[[Menado]], [[Celebes]], [[Hindia Belanda]]|219|3|1911|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|27|8|1988}}) adalah salah seorang perwira tinggi di [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut]] dari etnis [[Tionghoa]] dan [[Pahlawan Nasional Indonesia]].
 
{{Chinese|title=John Lie Tjeng Tjoan|s=李正泉|t=李正泉|y=|p=Lǐ Zhēngquán|mi=|order=}}
 
== Latar belakang ==
Ia lahir pada tanggal 9 Maret 1911 di Kanaka, Manado, Sulawesi Utara, dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan Oei Tjeng Nie Nio.<ref name=":1">{{Cite web|last=Wutsqaa|first=Urwatul|title=Mengenal Laksamana Muda John Lie, Penyelundup Andal TNI AL dari Manado|url=https://www.detik.com/sulsel/berita/d-6407244/mengenal-laksamana-muda-john-lie-penyelundup-andal-tni-al-dari-manado|website=detiksulsel|language=id-ID|access-date=2023-11-18}}</ref> Ayahnya (Lie Kae Tae) pemilik perusahaan pengangkutan Vetol (''Veem en transportonderneming Lie Kay Thai''). Pada usia 7 tahun (1918), ia menempuh pendidikan sekolah dasar di [[Hollands Chinese School|Holland Chinese School]] (HCS) dan kemudian pindah ke Christelijke Lagere School.<ref name=":1" />

Sebagaimana yang diceritakan oleh Rita Tuwasey Lie—keponakan John Lie—pada usia 17 tahun John Lie kabur ke [[Batavia]] karena ingin menjadi pelaut. Di kota ini ia mengikuti kursus [[navigasi]] sembari menjadi buruh [[pelabuhan]]. Setelah itu, John Lie menjadi klerk [[mualim]] III pada kapal ''Koninklijk Paketvaart Maatschappij'', perusahaan pelayaran [[Belanda]]. Pada 1942, John Lie bertugas di [[Khorramshahr]], [[Iran]], dan mendapatkan pendidikan militer.

Ketika [[Perang Dunia II]] berakhir dan Indonesia merdeka, diaia pulang ke Indonesia dengan menumpang kapal ''Ophir'' pada bulan April 1946. memutuskanIa bergabung dengan [[Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi]] (KRIS) sebelum akhirnya diterima di [[Angkatan Laut RI]] pada bulan Mei 1946. Semula ia bertugas di [[Cilacap]], [[Jawa Tengah]], dengan pangkat [[kapten]]. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam [[Jepang]] untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya, pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor. Kemudian dia memimpin misi menembus blokade Belanda guna menyelundupkan senjata, bahan pangan, dan lainnya. Daerah operasinya meliputi [[Singapura]], [[Pulau Pinang|Penang]], [[Bangkok]], [[Yangon|Rangoon]], [[Manila]], dan [[New Delhi]].
 
== Karier angkatan laut ==
Baris 39 ⟶ 43:
Ia lalu ditugaskan mengamankan [[pelayaran]] kapal yang mengangkut komoditas ekspor [[Indonesia]] untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis. Pada masa awal (tahun 1947), ia pernah mengawal kapal yang membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di [[Singapura]], [[Oetojo Ramelan]]. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke [[Singapura]] untuk dibarter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada pejabat republik yang ada di [[Sumatra]] seperti [[Bupati]] [[Riau]] sebagai sarana perjuangan melawan [[Belanda]]. Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli [[Belanda]], juga harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang mereka gunakan.
 
Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil cepat, dinamakan ''theThe Outlaw'' pada bulan September 1947. Operasi perdana ''The Outlaw'' melayari rute Singapura, Labuan Bilik dan Port Swattenham pada Oktober 1947.<ref name=":0">{{Cite web|last=RS|first=Zen|title=Sejarah Hidup John Lie, Penyelundup Sekaligus Penyelamat Republik|url=https://tirto.id/sejarah-hidup-john-lie-penyelundup-sekaligus-penyelamat-republik-cyGQ|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-18}}</ref> Seperti dituturkan dalam buku yang disunting [[Kustiniyati Mochtar]] (1992), paling sedikit sebanyak 15 kali ia melakukan operasi "penyelundupan". Pernah saat membawa 18 drum minyak kelapa sawit, ia ditangkap perwira [[Inggris]]. Di pengadilan di [[Singapura]] ia dibebaskan karena tidak terbukti melanggar hukum. Ia juga mengalami peristiwa menegangkan saat membawa senjata [[semi otomatis]] dari [[Johor]] ke [[Sumatra]], ia dihadang pesawat terbang patroli Belanda. John Lie mengatakan kapalnya sedang kandas. Dua penembak, seorang berkulit putih dan seorang lagi berkulit gelap tampaknya berasal dari [[Maluku]], mengarahkan senjata ke kapal mereka. Entah mengapa, komandan tidak mengeluarkan perintah tembak. Pesawat itu lalu meninggalkan ''the Outlaw'' tanpa insiden, mungkin persediaan bahan bakar menipis sehingga mereka buru-buru pergi.
 
Setelah menyerahkan senjata kepada [[Bupati]] [[Usman Effendi]] dan komandan batalyon Abusamah, mereka lalu mendapat surat resmi dari syahbandar bahwa kapal ''the Outlaw'' adalah milik [[Republik Indonesia]] dan diberi nama resmi PPB 58 LB. Seminggu kemudian John Lie kembali ke [[Pelabuhan Klang|Port Swettenham]] di [[Malaya]] untuk mendirikan pangkalan AL yang menyuplai bahan bakar, bensin, makanan, senjata, dan keperluan lain bagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan [[Indonesia]].
 
=== Akhir karier militer ===
Pada awal 1950 ketika ada di [[Bangkok]], ia dipanggil pulang ke [[Surabaya]] oleh [[KASAL]], [[Laksamana]] [[TNI]] [[R. Soebijakto]] dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang Radjawali. Pada masa berikutnya ia aktif dalam penumpasan [[Republik Maluku Selatan]] (RMS) di [[Maluku]] lalu [[PRRI]]/[[Permesta]]. Ia mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut pada [[Desember]] [[1966]] dengan pangkat terakhir [[Laksamana Muda]].<ref name=":0" />
 
Menurut kesaksian [[Jenderal Besar]] [[TNI]] [[Abdul Haris Nasution|AH. Nasution]] pada 1988, prestasi John Lie ”tiada taranya di Angkatan Laut” karena dia adalah ”panglima armada (TNI AL) pada puncak-puncak krisis eksistensi Republik”, yakni dalam operasi-operasi menumpas kelompok-kelompok separatis seperti [[Republik Maluku Selatan]], [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]], dan [[Permesta|Perjuangan Rakyat Semesta]].
Baris 66 ⟶ 70:
 
== Kehidupan pribadi dan kematian ==
[[Berkas:John Lie - TMP Kalibata 4.jpg|jmpl|250x250px|Makam John Lie di Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
Kesibukannya dalam perjuangan membuat ia baru menikah pada usia 55 tahun, dengan Pdt. Margaretha Dharma Angkuw. Pada 30 Agustus 1966 John Lie mengganti namanya dengan '''Jahja Daniel Dharma'''.
 
Ia meninggal dunia karena [[Strok]]e pada [[27 Agustus]] [[1988]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]], [[Jakarta]]. Atas segala jasa dan pengabdiannya, ia dianugerahi [[Bintang Mahaputera Utama]] oleh Presiden [[Soeharto]] pada 10 November 1995, [[Bintang Mahaputera Adipradana]] dan gelar [[Pahlawan Nasional]] oleh Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] pada 9 November 2009.<ref name=":0" />
 
Terdapat beberapa buku dan liputan mengenai John Lie, sebagai berikut:
Baris 75 ⟶ 80:
# "Dari Pelayaran Niaga ke Operasi Menembus Blokade Musuh Sebagaimana Pernah Diceritakannya Kepada Wartawan" yang dimuat dalam buku "Memoar Pejuang Republik Indonesia Seputar 'Zaman Singapura' 1945-1950" karya Kustiniyati Mochtar terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2002.
# "Memenuhi Panggilan Ibu Pertiwi: Biografi Laksamana Muda John Lie" (2008), yang diterbitkan Penerbit Ombak, Yogyakarta dan Yayasan Nabil, oleh M Nursam.
 
== Tanda Jasa ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
| colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Mahaputera Adipradana.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Pratama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Jalasena Nararya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. IV.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana G.O.M. V.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="3"|[[Bintang Mahaputera Adipradana]] (6 November 2009)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI Yang Memperoleh Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 2004 - Sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/4404daftar_penerima_bintang_mahaputera_tahun_2004-sekarang.pdf|access-date=25 Agustus 2021}}</ref>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (7 Agustus 1995)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Pratama]]
| colspan="1"|[[Bintang Jalasena|Bintang Jalasena Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Bintang Swa Bhuwana Paksa|Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M IV]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
|-
!Baris ke-7
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}
 
== Referensi ==
Baris 90 ⟶ 161:
{{DEFAULTSORT:Lie, John}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Daftar pahlawan nasional Indonesia yang beragama Kristen]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
Baris 98 ⟶ 170:
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Manado]]
[[Kategori:Tokoh Kristen Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Adipradana]]
[[Kategori:Penerima Bintang Dharma]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]