Yudomo Sastrosuhardjo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Yudomo Sastrosuhardjo": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AB ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya)) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(14 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 24:
|serviceyears = 1971{{spnd}}1998
|serviceyears_label =
|rank = [[Berkas:
|rank_label =
|servicenumber = 24260<ref name=sejarahtni/>
Baris 36:
|spouse = {{marriage|Sri Mulyaningsih|1977}}
|children = Nadilla Riani<br>Yudith Iradilla<br>Edo
|relations = [[Faisol Izuddin Karimi]] (menantu)
|laterwork =
|signature =
Baris 49:
Lahir pada tahun 1949 dari keluarga [[pegawai negeri]], Yudomo menempuh kariernya di kesatuan [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|Angkatan Darat]] sejak lulus dari [[Akademi Militer|Akademi Angkatan Bersenjata Indonesia (AKABRI) Bagian Darat]] pada tahun 1971. Ia kemudian bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang [[Komando Pasukan Khusus|Kopassus]]) setelah menjadi instruktur di AKABRI. Ia kemudian memegang berbagai jabatan di lingkungan Kopassandha, termasuk ketika ditugaskan di wilayah [[Timor Timur]]. Ia dipindahkan dari lingkungan kesatuan Kopassandha ke lingkungan [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya|Kodam Sriwijaya]] pada tahun 1988 dan mengemban sejumlah jabatan teritorial dan struktural.
Yudomo kembali bertugas di Timor Timur sebagai asisten pada Komando Pelaksana Operasi Timor Timur. Ia kemudian pindah dari Timor Timur setelah hampir dua tahun bertugas dan menjabat sebagai [[Komando Resor Militer 162|Komandan Resor Militer (Danrem) 162/Wirabhakti]]. Setelah menjabat sebagai danrem, Yudomo dipromosikan beberapa kali hingga ia mencapai jabatan Asisten Pengamanan [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Kepala Staf Angkatan Darat]], sebuah jabatan untuk [[Mayor Jenderal|jenderal bintang dua]], pada tahun 1997. Yudomo kemudian dipindahkan dari jabatan asisten pengamanan dan menjadi Panglima Daerah Militer IX/Udayana.
Delapan hari setelah
== Masa kecil dan pendidikan ==
Yudomo dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1949 di [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]] sebagai anak keempat dari sepuluh bersaudara.<ref name="Indonesia7">{{Cite journal|last=The Editors|date=April 1999|title=Current Data on the Indonesian Military Elite: January 1, 1998 {{spnd}} January 31, 1999|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54164|journal=Indonesia|volume=67|pages=152, 157-158}}</ref> Ayahnya, Sastrosuhardjo, merupakan seorang pegawai negeri di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar. Ia menghabiskan masa kecilnya di wilayah Karanganyar.<ref name=":0">{{Cite news|date=5 Juni 1998|title=Selamat Jalan Pak Yud...|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18337924|work=Kompas|page=7|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
== Karier militer ==
Setelah lulus dari sekolah menengah atas, Yudomo melanjutkan pendidikannya ke AKABRI Bagian Darat di [[Kota Magelang|Magelang]]. Ia lulus dari AKABRI Bagian Darat dengan pangkat [[Letnan Dua (TNI)|letnan dua]] pada tahun 1971.<ref>{{Cite web|title=ALUMNI - 1971|url=http://www.akmil.ac.id/24.php3|website=Akademi Militer|archive-url=https://web.archive.org/web/20010222062555/http://www.akmil.ac.id/24.php3|archive-date=22 Februari 2001|access-date=10 September 2021}}</ref> Yudomo kemudian menjadi instruktur di AKABRI Bagian Darat selama dua tahun bersama dengan kawan sekelasnya, [[Sang Nyoman Suwisma]] (nantinya menjabat sebagai [[Daftar Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura|Pangdam Tanjungpura]] dan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]]).<ref name=":0" />
Setelah berkiprah sebagai instruktur di AKABRI Bagian Darat, Yudomo mengikuti [[Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus|pendidikan komando]] di [[Batujajar, Bandung Barat|Batujajar]]. Ia menyelesaikan pendidikan tersebut setelah beberapa bulan dan selanjutnya ditempatkan sebagai komandan peleton di [[Grup 1/Para Komando|Grup I Kopassandha]] dengan komandan grup [[Wismoyo Arismunandar]]. Yudomo diterjunkan ke [[Timor Timur]] dalam rangka [[Operasi Seroja]]. Ia bertugas di Timor Timur hingga akhir tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an.<ref name=":0" /> Ia melanjutkan meniti kariernya di lingkungan Kopassandha setelah bertugas di Timor Timur hingga mencapai jabatan perwira pembantu madya administrasi.<ref name=":1">{{Cite news|last=Kusumaputra|first=Robert Adhi|date=15 Oktober 1996|title=Muspida DKI Berdialog dengan Pemuka Agama: Kasus Situbondo Jangan Sampai Terjadi di Jakarta|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18390479|work=Kompas|page=12|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
Usai bertugas di Kopassandha, Yudomo dipindahtugaskan ke lingkungan [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]] pada tahun 1988, yang wilayahnya meliputi
Yudomo kemudian ditarik dari lingkungan [[Komando Daerah Militer II/Sriwijaya]] dan dipindahkan ke [[Komando Daerah Militer IX/Udayana]]. Di kodam tersebut, Yudomo yang berpangkat letkol kemudian dilantik menjadi Asisten Operasi Komando Pelaksana Operasi Timor Timur pada tanggal 18 Maret 1992.<ref>{{Cite news|last=Baidlawi|first=Masduki|date=14 Maret 1992|title=Yang Tak Tanggap dan Dimahmilkan|url=https://books.google.co.id/books?id=tjhwAAAAMAAJ|work=Antara|access-date=25 Desember 2021}}</ref> Pangkatnya kemudian dinaikkan menjadi kolonel pada tanggal 2 Oktober 1992.<ref>{{Cite news|date=5 Oktober 1992|title=Dili: Pangkolakops Timtim Brigjen TNI Theo Syafei melantik kenaikan pangkat enam perwira menengah di lingkungan Kolakops Timtim|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18700822|work=Kompas|page=13|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
Baris 67:
Yudomo dipindahkan ke Jakarta sebagai Asisten Sosial Politik Kepala Staf [[Komando Daerah Militer Jayakarta|Daerah Militer Jayakarta]] di selama beberapa bulan. Setelahnya, ia kembali dipindahkan ke Kodam Udayana sebagai Komandan Resor Militer (Danrem) 162/Wirabhakti pada tanggal 28 Juli 1994.<ref name="Indonesia6">{{Cite journal|last=The Editors|date=Oktober 1995|title=Current Data on the Indonesian Military Elite: September 1, 1993 {{spnd}} September 30, 1995|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/54063|journal=Indonesia|volume=60|pages=145}}</ref> Saat menjabat sebagai danrem, Yudomo mengadakan temu wicara dengan para wartawan setempat<ref>{{Cite news|date=11 September 1995|title=Daerah Sekilas: Mataram - Kol. Yudomo Bicara Soal Keterbukaan dan Sikap Kritis di Masyarakat|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18280949|work=Kompas|page=15|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> dan menerima usulan dari sejumlah tukang ojek yang meminta izin untuk membawa pisau pada malam hari sebagai upaya untuk membela diri mereka sendiri pada malam hari.<ref>{{Cite news|date=7 Oktober 1995|title=Daerah Sekilas: Mataram - Yudomo SHD Masih Memikirkan Permintaan Izin Tukang Ojek Membawa Pisau|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18466514|work=Kompas|page=14|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai danrem pada tanggal 14 November 1995 dan digantikan oleh Kolonel Iping Somantri.<ref>{{Cite news|date=15 November 1995|title=Presiden: Jalan Terbuka ke Portugal *21 Pemuda Timtim Minta Suaka di Kedubes Jepang|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18466253|work=Kompas|page=1|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref>
Usai mengemban tugas sebagai danrem, Yudomo dipindahkan ke kesatuan [[Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat]] sebagai Kepala Staf [[Divisi Infanteri 2/Kostrad|Divisi Infanteri II Kostrad]]. Beberapa bulan berselang setelah pengangkatannya di Kostrad, pada bulan September beredar kabar bahwa Yudomo akan dipromosikan menjadi Kepala Staf [[Garnisun Tetap I/Jakarta|Garnisun Jakarta]].<ref>{{Cite news|date=5 September 1996|title=Pergantian Kepala BIA tidak Ada Kaitan dengan Kerusuhan 27 Juli|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18301067|work=Kompas|page=14|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Ia akhirnya dilantik sebagai Kepala Staf Garnisun Jakarta pada tanggal 14 November 1996.<ref name=":1" /><ref>{{Cite news|date=15 Oktober 1996|title=Temuan Komnas HAM: Pemerintah Menilai Ada yang Belum Jelas|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18304229|work=Kompas|page=1|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref
Yudomo memperoleh promosi untuk jabatan menjadi [[Mayor Jenderal|mayor jenderal]] pada tanggal 4 Agustus 1997.<ref>{{Cite news|date=Agustus 1997|title=155 Perwira Tinggi ABRI Naik Pangkat|url=https://books.google.co.id/books?id=PJXP7Pjq5AYC&pg=RA4-PA70|work=Mimbar Kekaryaan|issue=320|page=70|access-date=19 Juli 2021}}</ref> Delapan hari kemudian, ia secara resmi diangkat menjadi Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat.<ref>{{Cite news|date=
[[Berkas:H._Yudomo_-_TMP_Kalibata.jpg|jmpl|Makam Yudomo Sastrosuhardjo di [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]]]
Yudomo dilantik menjadi Panglima Daerah Militer IX/Udayana pada tanggal 27 Mei 1998, menggantikan Mayjen TNI [[Syahrir MS]] yang diangkat menjadi [[Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus|Danjen Kopassus]].<ref>{{Cite news|date=28 Mei 1998|title=Sari Berita Sosial-Politik: Serah Terima Pangdam IX/Udayana|url=http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/18337744|work=Kompas|page=3|access-date=25 Desember 2021|url-access=subscription}}</ref> Delapan hari setelah Yudomo dilantik, ia melakukan kunjungan ke wilayah Timor Timur untuk meninjau sejumlah pos operasi penting.<ref name=":2">{{Cite news|date=24 Juni 2010|title=Hari Kamis di Bulan Juni, 12 Tahun Lalu|url=https://nasional.kompas.com/read/2010/06/24/21012823/~Nasional|work=[[Kompas.com]]|access-date=25 Desember 2021}}</ref>
Yudomo berangkat dari Pangkalan Udara (Lanud) Dili pada pukul 07.16 WITA ke [[Kabupaten Baucau]]. Setelah meninjau kodim di [[Baucau]], Yudomo melanjutkan perjalanannya ke [[Kabupaten Viqueque]]. Di Viqueque, Yudomo bertemu jajaran Kotisdenpur (Komando Taktis Detasemen Tempur). Ia beserta rombongan selanjutnya berencana untuk meninjau Batalyon Tempur Teritorial 401 dan kodim di Viqueque, tetapi pada pukul 10.21 helikopter yang ditumpangi rombongan kehilangan kendali pada ketinggian 400 meter
Wafatnya Yudomo membuat jabatan Panglima Daerah Militer IX/Udayana menjadi lowong. Jabatan tersebut dirangkap oleh Jenderal Subagyo terhitung mulai dari hari tewasnya Yudomo. Jabatan tersebut akhirnya diisi secara definitif oleh Mayor Jenderal TNI [[Adam Damiri|Adam Rachmat Damiri]].<ref name="Indonesia7" />
== Keluarga ==
Yudomo menikah dengan Sri Mulyaningsih pada tanggal 7 Juli 1977. Pasangan tersebut memiliki tiga anak yang bernama Nadilla Riani, Yudith Iradilla, dan Edo. Edo wafat ketika ia masih duduk di kelas empat [[sekolah dasar]]. Saat Yudomo wafat, Nadilla Riani baru saja lulus dari [[SMA Negeri 39 Jakarta]], sedangkan Yudith Iradilla masih berkuliah di Politeknik [[Universitas Indonesia]].<ref name=":0" /> Presiden Indonesia saat itu, [[B. J. Habibie|Habibie]], kemudian mengangkat Nadilla dan Yudith beserta dengan anak-anak dari korban kecelakaan helikopter tersebut sebagai anak asuh mereka.<ref name=":02" />
== Referensi ==
|