Kesultanan Peureulak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nama Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(41 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|conventional_long_name = Kesultanan Peureulak<br />کسلطانن ڤورولق
|common_name = Kesultanan Peureulak
|religion = [[Islam Syiah]] lalu [[Islam Sunni]]
|s1 = Samudera Pasai
|year_start = 840
Baris 16:
|government_type = Monarki
|title_leader = [[#Daftar Sultan Perlak|Sultan]]
|leader1 = Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul
|year_leader1 = 860–864
|leader2 = Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat
Baris 27:
:{{arti lain|Peureulak diarahkan ke halaman ini. Untuk [[kecamatan]] di [[Kabupaten Aceh Timur]], lihat [[Peureulak, Aceh Timur]]}}
'''Kesultanan Peureulak''' atau '''Kesultanan Perlak''' adalah [[kerajaan]] [[Islam]] di [[Indonesia]] dan merupakan [[kesultanan]] yang berkuasa di sekitar wilayah [[Peureulak, Aceh Timur]], [[Aceh]] sekarang disebut-sebut antara tahun [[840]] sampai dengan tahun [[1292]]. '''Peureulak''' atau '''Perlak''' terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis [[kayu]] yang sangat bagus untuk pembuatan [[kapal]], dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama "Negeri Perlak".
Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai [[pelabuhan]] niaga yang maju pada [[abad ke-8]], disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari [[Jazirah Arab|Arab]] dan [[Persia]]. Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama sebagai akibat perkawinan campur antara [[saudagar]] [[muslim]] dengan perempuan setempat.<ref>{{Cite web|url=https://ruangguru.co/sejarah-kerajaan-perlak/|title=Sejarah Kerajaan Perlak - Pengertian, Perkembangan dan Pergolakan|date=2020-05-13|website=RuangGuru.co|language=en-US|access-date=2020-06-12}}</ref>
== Geografis Kerajaan Peureulak ==
Baris 46 ⟶ 44:
Dalam waktu singkat Aceh pun tumbuh menjadi daerah penghasil dan pengekspor terbesar lada pada masa itu. Bandar Perlak dijadikan bandar utama di pantai timur Sumatera bagian utara. Wilayah tersebut terus tumbuh dan berkembang hingga menjadi kota perdagangan internasional, yang banyak disinggahi pedagang dari penjuru dunia, termasuk pedagang muslim.<ref>{{Cite web|url=https://islamtoday.id/ulas-nusa/20190624190026-1861/kesultanan-perlak-negara-islam-pertama-di-tanah-melayu-840-1292-m/|title=Kesultanan Perlak, Negara Islam Pertama di Tanah Melayu (840 – 1292 M)|date=2019-06-24|website=IslamToday|language=en-US|access-date=2020-06-12}}</ref>
==
Naskah Hikayat Aceh mengungkapkan bahwa penyebaran Islam di bagian utara Sumatra dilakukan oleh seorang ulama Arab yang bernama [[
Buku ''[[Zhu Fan Zhi|Zhufan Zhi]]'' (諸蕃志), yang ditulis [[Zhao Rugua]] tahun 1225, mengutip catatan seorang ahli geografi, Chou Ku-fei, tahun 1178 bahwa ada negeri orang Islam yang jaraknya hanya lima hari pelayaran dari Jawa.<ref>
== Perkembangan dan pergolakan ==
[[Sultan]] pertama Perlak adalah Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah bin Ali Al-Muktabar bin Muhammad Ad-Dibaj bin Al-Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Husein Asy-Syahid bin Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah menikahi Sayyidatina Fatimah Az-Zahra Putri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,
Pada masa pemerintahan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, islam mulai luas dikenal ke Perlak. Setelah wafatnya sultan pada tahun 363 H ([[913]] M), terjadi [[perang saudara]] antara kaum muslimin korban adu domba sehingga selama dua tahun berikutnya tak ada sultan.
Sultan Ali Mughat Shah yang beraliran [[Syi'ah]] memenangkan perang dan pada tahun 302 H ([[915]] M), Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah naik tahta. Pada akhir pemerintahannya terjadi lagi pergolakan antara kaum muslimin sebab adu domba yang kali ini dimenangkan oleh Sultan Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, sehingga sultan-sultan berikutnya diambil dari golongan Johan Berdaulat.
Pada tahun 362 H ([[956]] M), setelah meninggalnya sultan ketujuh, Sultan Makhdum Alaiddin Abdul Malik Shah Johan Berdaulat, terjadi lagi pergolakan selama kurang lebih empat tahun antara kuaum muslimin yang diakhiri dengan perdamaian dan pembagian kerajaan menjadi dua bagian:
* Perlak Pesisir ([[Syi'ah]]) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah ([[986]] – [[988]])
* Perlak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat (986 – [[1023]])
Sultan Alaiddin Syed Maulana Shah meninggal sewaktu [[
== Serangan Sriwijaya ==
Pada tahun 986 M,
Pascagugurnya Sultan Peureulak Pesisir, wilayah kesultanan Perlak secara keseluruhan akhirnya dikuasai oleh Sultan Peureulak Pedalaman
Pertempuran besar pun terjadi selama bertahun-tahun. Perang antara kedua kerajaan itu baru berakhir pada tahun 1006 M, ketika Sriwijaya memutuskan mundur dari pertempuran untuk bersiap menghadapi serangan raja [[Dharmawangsa]] dari [[Kerajaan Medang]] di Jawa.
Dengan berakhirnya perang antara
== Penyatuan dengan Samudera Pasai ==
Pada tahun 1225 M, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat selaku Sultan ke-17 Perlak mulai memerintah hingga tahun 1263 M.<ref>{{Cite book|last=Adan|first=Hasanuddin Yusuf|date=2013|url=https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/28825/1/Buku%20Islam%20dan%20Sistem%20pemerintahan.pdf|title=Islam dan Sistem Pemerintahan di Aceh Masa Kerajaan Aceh Darussalam|location=Banda Aceh|publisher=Lembaga Naskah Aceh dan Arraniry Press|isbn=978-602-7837-64-5|pages=124|url-status=live}}</ref> Selama masa kekuasaannya, ia menjalankan [[politik]] persahabatan dengan menikahkan dua orang putrinya dengan penguasa negeri tetangga Peureulak:
* Putri Ratna Kamala, dikawinkan dengan Raja [[Kerajaan Malaka]], [[Parameswara|Sultan Muhammad Shah]] (Parameswara).
* Putri Ganggang, dikawinkan dengan Raja [[Kerajaan Samudera Pasai]], Al Malik Al-Saleh.
Sultan terakhir Perlak adalah sultan ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (memerintah [[1267]] – [[1292]]).{{Cn}} Setelah ia meninggal, terjadi penyatuan Kesultanan Perlak
== Daftar Sultan Perlak ==
Baris 87 ⟶ 84:
Sultan-sultan Perlak dapat dikelompokkan menjadi dua [[dinasti]]: dinasti Syed Maulana Abdul Azis Shah dan dinasti Johan Berdaulat. Berikut daftar sultan yang pernah memerintah Perlak.<ref>{{Cite web|url=https://wawasansejarah.com/kesultanan-perlak-840-1292-m/|title=Kesultanan Perlak (840-1292 M)|last=Fathoni|first=Rifai Shodiq|date=2016-12-28|website=Wawasan Sejarah|language=en-GB|access-date=2020-06-12}}</ref>
# Sultan Marhum ‘Alauudin Sayyid Maulana ‘Abdul ‘Aziz Syah Zhillullah fil ‘Alam pada tahun
# Sultan ‘Alauddin Sayyid Maulana ‘Abdurrahim Syah Zhillullah fil ‘Alam
# Sultan Marhum ‘Alauddin Sayyid Maulana ‘Abbas Syah Zhillullah fil
# Sultan Marhum ‘Alauddin Sayyid ‘Ali Mughayat Syah Zhillullah fil
# Sultan Marhum ‘Alauddin ‘Abdul Qadir Syah Johan Berdaulat Zhillullah fil ‘Alam
# Sultan Marhum ‘Alauddin Muhammad Amin Syah Zhillullah fil ‘Alam
# Marhum ‘Alauddin ‘Abdul Malik Syah Zhillullah fil ‘Alam
# Sultan Marhum ‘Alauddin Sayyid Mahmud Syah Zhilullah fil ‘Alam
== Referensi ==
{{reflist|2}}
===
* SKI Fakultas Adab UIN Yogyakarta, ''Sejarah Peradaban Islam di Indonesia'', Yogyakarta: Penerbit PUSTAKA, 2006.
* Daliman. A. 2012. Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara. Yogyakarta: Ombak.
* Darmawijaya. 2010. Kesultanan Islam Nusantara. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
* De Graaf. “South East Asian Islam to The Eighteenth Century”.
== Pranala luar ==
|