Lumbangaol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putrasitumeang (bicara | kontrib)
Siradja Lontung (bicara | kontrib)
k Nama Marbun tetap harus dibawa sebagai marga parsadaan.
Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(37 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Bedakan||text=[[Hutagaol]]. Keduanya merupakan marga yang berbeda '''tanpa''' hubungan kekerabatan}}
'''Lumban Gaol''' atau([[Surat seringBatak]]: juga{{Btk|ᯞᯔᯮ᯲ᯅᯉ᯲ ᯎᯀᯞᯬ᯲}}; disebut juga sebagai '''Marbun Lumbangaol''') adalah salah satu [[Daftar marga (namaSuku keluarga) dalam suku bangsaBatak|marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] danyang termasuk masukke dalam rumpunkelompok marga-marga keturunan [[Naipospos]].
 
== Rumpun Keturunanketurunan Naipospos ==
{{Main|Naipospos}}
Dalam [[Tarombo Batak|silsilah Batak]], marga Marbun Lumbangaol masuk dalam rumpun keturunan [[Naipospos|Raja Naipospos]]. Marbun Lumbangaol masuk dalam rumpun marga-marga keturunan Raja Naipospos bersama dengan marga [[Lumban Batu|Marbun LumbanbatuSibagariang]], [[Banjar Nahor|Marbun BanjarnahorHutauruk]], [[SibagariangSimanungkalit]], [[HutaurukSitumeang]], [[SimanungkalitLumban Batu|Marbun Lumbanbatu]], dan [[SitumeangBanjar Nahor|danMarbun SitumeangBanjarnahor]].
[[Berkas:Silsilah Raja Naipospos.jpg|jmpl|Silsilah Raja Naipospos]]
Dalam [[Tarombo Batak|silsilah Batak]], marga Marbun Lumbangaol masuk dalam rumpun keturunan [[Naipospos|Raja Naipospos]]. Marbun Lumbangaol masuk dalam rumpun marga-marga keturunan Raja Naipospos bersama dengan marga [[Lumban Batu|Marbun Lumbanbatu]], [[Banjar Nahor|Marbun Banjarnahor]], [[Sibagariang]], [[Hutauruk]], [[Simanungkalit]], [[Situmeang|dan Situmeang]]
 
Raja Naipospos memiliki lima orang putera yang dilahirkan oleh dua istri sama-sama boru [[Pasaribu]]. Apabila diurutkan dari segi urutan waktu kelahiran para putera si Raja Naipospos, yang pertama lahir adalah [[Sibagariang|Donda Hopol (Sibagariang)]] dari istri pertama, lalu [[Marbun]] lahir dari istri kedua, selanjutnya tiga putera lagi lahir dari istri pertama yakni [[Hutauruk|Donda Ujung (Hutauruk)]], [[Simanungkalit|Ujung Tinumpak (Simanungkalit)]], dan terakhir lahir adalah [[Situmeang|Jamita Mangaraja (Situmeang)]]. Namun, tradisi di kebanyakan daerah di [[Tanah Batak]], selalu mengurutkan keturunan dari istri pertama lalu istri kedua dalam penulisan [[Tarombo Batak|silsilah ''(tarombo)'']] apabila seseorang memiliki keturunan dari beberapa istri. Maka dengan tradisi ini, Marbun menjadi yang bungsu dalam penulisan silsilah Naipospos karena terlahir dari istri kedua.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://tarombo-naipospos.blogspot.com/|title=TAROMBO NAIPOSPOS|last=|first=|date=|website=Kisah Raja Naipospos dan Keturunannya, tulisan Ricardo Parulian Sibagariang|publisher=|access-date=}}</ref>
== Toga Marbun ==
{{Main|Marbun}}
Secara historis yang diakui secara umum oleh keturunan Naipospos bahwa [[Dolok Imun|Dolok Imun - Huta Raja]] merupakan perkampungan pertama yang dibuka oleh si Raja Naipospos. Putera-putera Raja Naipospos termasuk Marbun diyakini lahir dan dibesarkan di Dolok Imun. Saat ini, secara administrasi Dolok Imun masuk dalam wilayah [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Kecamatan Sipoholon]] dan sebagian lagi wilayah [[Siborongborong, Tapanuli Utara|Kecamatan Siborongborong]] di [[Kabupaten Tapanuli Utara]].<ref>{{Cite web|last=Lg|first=Frangky|date=2013-05-16|title=Raja Pangisi Naiborngin : Tarombo Marga Lumban Gaol|url=http://oppupangisi.blogspot.com/2013/05/tarombo-marga-lumban-gaol-roppangisi.html|website=Raja Pangisi Naiborngin|access-date=2022-04-04}}</ref>
 
Berikut ini bagan silsilah keturunan Naipospos sesuai dengan penuturan para tetua dan tokoh adat keturunan Naipospos di [[Dolok Imun]], [[Huta Raja, Sipoholon, Tapanuli Utara|Hutaraja]], sebagai sentral Naipospos.<ref>{{Cite news|url=https://hutaurukbona.wordpress.com/2010/10/01/si-raja-naipospos/|title=Si Raja Naipospos|last=|first=|date=|work=|newspaper=BUKU SAKU MARGA BATAK, tulisan Doangsa P. L. Situmeang tahun 2009|language=|access-date=|via=}}</ref>
Setelah Marbun dewasa, beliau menikah dengan Boru ni Rajai Pasaribu. Setelah menikah, Marbun pun meninggalkan Kampung Halamannya. Pertama Beliau sempat Bermukim di Silaban [[Silaban, Humbang Hasundutan|Kecamatan Lintong Nihuta]], [[Kabupaten Humbang Hasundutan]]
 
{{Silsilah_Naipospos}}
Karena tidak Betah di Silaban, Selanjutnya Marbun dan isterimya melanjutkan perjalanannya dan memutuskan untuk bermukim di Sipagabu [[Sipagabu, Humbang Hasundutan|Kecamatan Pakkat]], [[Kabupaten Humbang Hasundutan]]
 
== Toga Marbun ==
Di Sipagabu, Marbun dan isterinya dikaruniai seorang anak Perempuan yang diberi nama Tuahma. Tuahma ini kelak menikah dengan Padiri Raja Siallagan, yang menjadikan Tuahma sebagai Ibu bagi seluruh marga [[Siallagan|Siallagan]]
{{Main|Marbun}}
Sepeninggal Si Raja Naipospos, para putra si Raja Naipospos mulai tersebar dari Dolok Imun. Dilatarbelakangi kekurangharmonisan antara keturunan istri pertama dan istri kedua, maka Marbun pergi meninggalkan Dolok Imun bersama ibundanya boru [[Pasaribu]] dan seorang saudara perempuannya dengan serta membawa warisan dari si Raja Naipospos berupa [[Ogung|gong ''(ogung)'']] bernama ''jeret''. Konon, hanya Marbun dan seorang saudara perempuan lah keturunan si Raja Naipospos dari istri kedua. Dalam perjalanan, saudara perempuan Marbun menikah dengan keturunan marga [[Silaban]] ketika mereka singgah sementara waktu di Silaban Rura, Pansur Natolu.<ref>{{Cite web|url=https://id.scribd.com/doc/166261518/Tarombo-dohot-Turiturian-ni-si-Raja-Naipospos|title=Tarombo dohot Turiturian ni si Raja Naipospos|last=|first=|date=|website=Scribd, buku tulisan Haran Sibagariang pada tahun 1953, mantan Kepala Negeri Hutaraja|publisher=|language=Batak|access-date=}}</ref>
 
Setelah lama bermukim di Sipagabu, Marbun pun meneruskan perjalanannya hingga tibalah beliau dan keluarganya di Bakara. Lalu Marbun membuka perkampungan pertama dan menetap di Parmonangan, Bakara. Saat ini, secara administrasi Parmonangan, Bakara adalah nama desa di [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Kecamatan Baktiraja]], [[Kabupaten Humbang Hasundutan]].<ref>{{Cite Diweb|url=https://marbunbatam.wordpress.com/2011/03/09/sejarah-marbun/|title=Sejarah BakaraMarbun|last=|first=|date=|website=Toga lahirlahMarbun 3Kota Putranya yakni :Batam|access-date=}}</ref>
# [[Lumbanbatu]]
# [[Banjarnahor]]
# [[Lumban Gaol]]
 
Marbun memiliki satu istri boru [[Pasaribu]] yang melahirkan tiga orang putra, yakni:
<ref>{{Cite web|url=https://marbunbatam.wordpress.com/2011/03/09/sejarah-marbun/|title=Sejarah Marbun|last=|first=|date=|website=Toga Marbun Kota Batam|access-date=}}</ref>
# [[Lumban GaolBatu]]
# [[Banjar Nahor]]
# Lumban Gaol
 
== Lumban Gaol ==
Lumban Gaol adalah putra bungsu [[Marbun]].
Raja Lumban Gaol adalah putera bungsu Marbun. Raja Lumban Gaol menikah dengan Boru [[Situmorang]] dan memiliki 2 (dua) putera, yakni Ronggur Barita dan Tuan Jolita. <ref>{{Cite web|title=SILSILAH LUMBAN GAOL|url=https://www.obatak.id/2015/05/silsilah-lumban-gaol.html|website=OBATAK|access-date=2022-04-04}}</ref>
 
Dalam catatan sejarah, hingga kini nama asli tiga orang putra Marbun kurang dapat diketahui pasti, termasuk nama asli Lumban Gaol. Karena dalam [[Bahasa Batak Toba|bahasa Batak]], penyebutan ''lumban'' adalah penyebutan lain nama perkampungan tradisional masyarakat [[Suku Batak|Batak]] dahulu kala. Istilah ''huta, lumban, banjar,'' dan ''sosor'' merupakan tingkatan perkampungan dalam sistem sosial masyarakat Batak sebagaimana kelurahan, desa, maupun dusun pada zaman sekarang.<ref>{{Cite web|url=http://haposanbakara.blogspot.com/2011/03/huta-lumban-sosor-dan-huta-pagaran.html|title=Huta, Lumban, Sosor, dan Huta Pagaran|last=|first=|date=|website=tulisan Haposan Bakara|access-date=|archive-date=2021-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20211019065205/http://haposanbakara.blogspot.com/2011/03/huta-lumban-sosor-dan-huta-pagaran.html|dead-url=yes}}</ref>
Berikut ini bagan silsilah keturunan Lumban Gaol.
 
Kata ''gaol'' adalah sebutan lain untuk tanaman pisang dalam bahasa Batak. Ada indikasi bahwa perkampungan yang ditempati oleh nenek moyang pewaris marga Lumban Gaol merupakan daerah yang banyak ditumbuhi tanaman pisang sehingga digelari Lumban Gaol.
 
Berikut ini bagan silsilah keturunan Lumbanpara Gaolnenek moyang awal pewaris marga Marbun Lumbangaol.
 
{{Silsilah_Lumbangaol}}
 
== Pendapat Lainlain ==
Dalam beberapa literatur yang beredar dan yang diyakini sebagian keturunan Marbun, menyebutkan bahwa Raja Naipospos memiliki dua orang putra yang dilahirkan oleh dua istri. Istri kedua lebih dahulu melahirkan satu orang putera yang diberi nama Marbun. Kemudian istri pertama melahirkan satu orang putra dan diberi nama [[Toga Sipoholon|Sipoholon]] atau [[Martuasame]]. Bagi keturunan Marbun yang meyakini pendapat ini, sering berbeda pendapat mengenai siapa yang sulung dan bungsu antara Marbun atau Sipoholon. Sebagian meyakini Sipoholon (Martuasame) adalah yang sulung karena dilahirkan istri pertama, sedangkan yang lain mengatakan Marbun adalah yang sulung karena yang pertama kali lahir adalah Marbun daripada Sipoholon.<ref>{{Cite web|url=http://lumbangaol.org/silsilah-naipospos/|title=SILSILAH NAIPOSPOS : Pomparan ni Raja Lumban Gaol|last=|first=|date=|website=lumbangaol.org|publisher=|access-date=|archive-date=2021-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20211019065205/http://lumbangaol.org/silsilah-naipospos/|dead-url=yes}}</ref>
Dari Bakkaralah mulanya, keturunan toga Marbun menyebar kesegala penjuru daerah dan membentuk huta(perkampungan baru untuk melanjutkan hidup. Adapun Lumban Batu ad yang menetap di Bakkara, sebagian pergi ke daerah Sipitu Huta, Pasaribu(Dolok Sanggul), Balige, Samosir, Onan Ganjang dan Pakkat. Banjar Nahor juga ada yang menetap di Bakkara, sebagian pergi ke daerah Pollung, Bonan Dolok, Onan Ganjang Parbotihan, Pakkat, Parlilitan, Baringin Pusuk, Sampetua, Barus, Manduamas, dan Dolok Sanggul. Dan Lumban Gaol tidak banyak menetap di Bakkara, umumnya pergi bermigrasi ke daerah Parlilitan, Dairi, Pollung, Hutapaung dan Dolok Sanggul.
 
Di lain pihak, para tetua Naipospos yang tinggal di [[Dolok Imun]] dan [[Huta Raja, Sipoholon, Tapanuli Utara|Hutaraja]] termasuk yang ada di [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]], tidak menyetujui nama Sipoholon atau pun nama Martuasame sebagai salah satu putra Raja Naipospos.<ref>{{Cite web|url=http://toga-sipoholon.blogspot.com/|title=Toga Sipoholon bukanlah putera Naipospos|last=|first=|date=|website=tulisan Ricardo Parulian Sibagariang|publisher=|access-date=}}</ref>
Demikianlah sejarah singkat Toga Marbun, dari tanah leluhurnya(Bakkara pergi merantau(marserak) keberbagai daerah (Medan, Lubukpakam, Tebingtinggi, Siantar hingga keluar Sumatera (Jabodetabek).<ref>{{Cite web|last=marbunbtm|date=2011-03-09|title=Sejarah Marbun|url=https://marbunbatam.wordpress.com/2011/03/09/sejarah-marbun/|website=Toga Marbun Kota Batam|language=id-ID|access-date=2022-04-04}}</ref>
 
Para tetua Naipospos di Dolok Imun meyakini bahwa Raja Naipospos memiliki lima orang putera dan bukan dua orang putra. Tidak adanya penyebutan [[Daftar marga Suku Batak|marga]] Sipoholon maupun marga Martuasame seperti marga Marbun menjadi salah satu alasan utama para tetua Naipospos di Sipoholon membantah bahwa Raja Naipospos memiliki dua orang putera. Bagi para tetua tersebut, [[Sipoholon, Tapanuli Utara|Sipoholon]] hanyalah nama daerah dan [[Martuasame]] adalah julukan atau gelar lain Raja Naipospos.<ref>{{Cite news|url=https://hutaurukbona.wordpress.com/2010/10/02/67sombaon-same/|title=Sombaon Same|last=|first=|date=|work=|newspaper=HUTAURUK BONA, tulisan Leopold Parulian Sibagariang|language=|access-date=|via=}}</ref>
 
== Referensi ==
<references />
{{Marga Naipospos}}
 
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak Toba]]
[[Kategori:Naipospos]]
[[Kategori:Marga Marbun]]
[[Kategori:Marga Lumban Gaol]]
 
{{Suku-Batak-stub}}