Sanggramawijaya Tunggadewi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Perbaikan kalimat Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(33 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Sanggramawijaya Tunggadewi''' adalah putri [[Airlangga]] yang menjadi putri mahkota sekaligus pewaris takhta
{{infobox royalty
|name = Sanggramawijaya Tunggadewi
|image =
|title =
|birth_place = [[Kerajaan Kahuripan]] [[Jawa Timur]]
|death_place =
Baris 9:
|royal house = [[Wangsa Isyana]]
|issue =
|
|
|
|successor = *[[Mapanji Garasakan]] ([[Kerajaan Jenggala|Penguasa Jenggala]])
| mother = [[Laksmi]]▼
*[[Sri Samarawijaya]] ([[Panjalu|Penguasa Panjalu]])
|religion = [[Hindu]]▼
|father = [[Airlangga]]
}}
==
Menjelang akhir hayatnya, [[Airlangga]] dihadapkan pada persoalan suksesi. Ahli warisnya, putri mahkota Sanggramawijaya Tunggadewi memilih mengundurkan diri dan menjadi pertapa Bhikkuni [[Buddha]]. Kisah seorang puteri mahkota yang turun takhta menjadi pertapa dikaitkan dengan legenda populer Dewi Kili Suci yang bersemayam di [[Gua Selomangleng]] di bawah [[Gunung Klotok]], 5 kilometer di sebelah barat [[kota Kediri]].
Pada masa pemerintahan [[Airlangga]], sejak kerajaan masih berpusat di Watan Mas sampai pindah ke [[Kahuripan]], tokoh Sanggramawijaya menjabat sebagai [[rakryan mahamantri]] alias putri mahkota. Gelar lengkapnya ialah '''Rakryan Mahamantri i Hino Sanggramawijaya Dharmaprasada Uttunggadewi'''. Nama ini terdapat dalam [[Prasasti Cane]] (1021) sampai [[prasasti Turun Hyang I]] (1035).▼
Pada tahun 1042, Airlangga kemudian membagi wilayah kerajaannya menjadi dua yang diwarisi oleh kedua putranya; [[Mapanji Garasakan]] wilayah [[Janggala]] dan [[Sri Samarawijaya]] wilayah [[Panjalu]]. Airlangga sendiri turun tahta pada tahun 1043, kembali ke kehidupan pertapa dengan mengambil nama baru sebagai ''Resi Gentayu'', yang diberikan oleh Mpu Bharada, seorang pertapa terkenal.
Pada prasasti Pucangan (1041) nama pejabat [[rakryan mahamantri]] sudah berganti [[Sri Samarawijaya]]. Saat itu pusat kerajaan sudah pindah ke [[Daha]]. Berdasarkan cerita rakyat, Sanggramawijaya mengundurkan diri dari Tahta Kahuripan dan menjadi pertapa di Gunung Pucangan bergelar Dewi Kili Suci.▼
▲Pada masa pemerintahan [[Airlangga]], sejak
== Keistimewaan Kili Suci ==▼
Tokoh Dewi Kili Suci dalam ''Cerita Panji'' dikisahkan sebagai sosok agung yang sangat dihormati. Ia sering membantu kesulitan pasangan [[Panji Inu Kertapati]] dan Galuh Candrakirana, keponakannya.▼
▲Pada
Dewi Kili Suci juga dihubungkan dengan dongeng terciptanya [[Gunung Kelud]]. Dikisahkan semasa muda ia dilamar oleh seorang manusia berkepala kerbau bernama Mahesasura. Kili Suci bersedia menerima lamaran itu asalkan Mahesasura mampu membuatkannya sebuah sumur raksasa.▼
▲== Keistimewaan Dewi Kili Suci ==
Sumur raksasa pun tercipta berkat kesaktian Mahesasura. Namun sayang, Mahesasura jatuh ke dalam sumur itu karena dijebak Kili Suci. Para prajurit [[Kadiri]] atas perintah Kili Suci menimbun sumur itu dengan batu-batuan, Timbunan batu begitu banyak sampai menggunung, dan terciptalah [[Gunung Kelud]]. Oleh sebab itu, apabila [[Gunung Kelud]] meletus, daerah [[Kediri]] selalu menjadi korban, sebagai wujud kemarahan arwah Mahesasura.▼
▲Tokoh Dewi Kili Suci dalam ''Cerita Panji'' dikisahkan sebagai sosok agung yang sangat dihormati. Ia sering membantu kesulitan pasangan
▲Dewi Kili Suci juga dihubungkan dengan dongeng asal muasal terciptanya [[Gunung Kelud]]. Dikisahkan semasa muda ia dilamar oleh seorang manusia berkepala kerbau bernama Mahesasura. Dewi Kili Suci bersedia menerima lamaran itu asalkan Mahesasura mampu membuatkannya sebuah sumur raksasa.
Dewi Kili Suci juga terdapat dalam [[Babad Tanah Jawi]] sebagai putri sulung Resi Gentayu raja Koripan. Kerajaan Koripan kemudian dibelah dua, menjadi [[Janggala]] dan [[Kadiri]], yang masing-masing dipimpin oleh adik Kili Suci, yaitu Lembu Amiluhur dan Lembu Peteng.▼
▲Sumur raksasa pun tercipta berkat kesaktian Mahesasura. Namun sayang, Mahesasura jatuh ke dalam sumur itu karena dijebak Kili Suci. Para prajurit [[Kadiri]] atas perintah Dewi Kili Suci menimbun sumur itu dengan batu-batuan, Timbunan batu begitu banyak
Kisah ini mirip dengan fakta sejarah, yaitu setelah [[Airlangga]] turun takhta tahun 1042, wilayah kerajaan dibagi dua, menjadi [[Kadiri]] yang dipimpin [[Sri Samarawijaya]], serta [[Janggala]] yang dipimpin [[Mapanji Garasakan]].▼
▲Dewi Kili Suci juga terdapat dalam kisah [[Babad Tanah Jawi]] sebagai putri sulung Resi Gentayu raja Koripan. Kerajaan Koripan kemudian dibelah dua, menjadi [[Janggala]] dan [[Kadiri]], yang masing-masing dipimpin oleh adik Dewi Kili Suci, yaitu Lembu Amiluhur dan Lembu Peteng.
▲Kisah ini
== Kepustakaan ==
|