Mapanji Garasakan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(28 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox royalty
'''Sri Maharaja Mapanji Garasakan''' adalah raja pertama [[Kerajaan Janggala]] yang memerintah tahun 1042-1052.▼
|name = Mapanji Garasakan
|title = Sri Maharaja Rake Halu Sri Mapanji Garasakan Uttunggadewa
|image =
|father = [[Airlangga]]
|mother =
|succession = Raja Janggala Pertama
|reign = 1042 - 1052
|predecessor =
|successor = [[Alanjung Ahyes]]
|royal house = [[Wangsa Isyana|Isyana]]
|spouse =
|issue = [[Alanjung Ahyes]]
|birth_place = [[Kahuripan]]
|death_date = 1053
}}
▲'''
== Pembagian Kerajaan oleh Airlangga ==▼
Menurut ''[[Serat Calon Arang]]'', pada akhir pemerintahannya, [[Airlangga]] dihadapkan pada persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Wilayah kerajaan terpaksa dibagi menjadi dua. Bagian barat disebut [[Kerajaan Kadiri]] dengan ibukota di [[Daha]], sedangkan bagian timur disebut [[Kerajaan Janggala]] dengan ibukota di [[Kahuripan]]. Peristiwa ini terjadi pada akhir November 1042 [[prasasti Pamwatan]] dan [[prasasti Gandhakuti]].▼
Berdasarkan [[prasasti Turun Hyang]] II (1044) diketahui raja pertama [[Janggala]] bernama Mapanji Garasakan.▼
▲Menurut ''[[Serat Calon Arang]]'', pada akhir pemerintahannya, [[Airlangga]] dihadapkan pada persaingan perebutan takhta antara kedua putranya. Wilayah kerajaan terpaksa dibagi menjadi dua. Bagian barat disebut [[Kerajaan Kadiri|Panjalu]] dengan ibukota di [[Daha]], sedangkan bagian timur disebut [[Kerajaan Janggala|Janggala]] dengan ibukota di [[Kahuripan]]. Peristiwa ini terjadi pada akhir November 1042 [[prasasti Pamwatan]] dan [[prasasti Gandhakuti]].
▲Berdasarkan [[prasasti Turun Hyang]] II (1044) diketahui raja pertama [[Janggala]] bernama ''Mapanji Garasakan''.
Pembagian kerajaan sepeninggal [[Airlangga]] tidak membuahkan hasil. Perang saudara tetap terjadi antara Garasakan raja [[Janggala]] melawan [[Sri Samarawijaya]] raja [[Kadiri]]. Mula-mula kemenangan berada di pihak [[Janggala]]. Pada tahun 1044 Garasakan menetapkan Turun Hyang sebagai ''sima swatantra'' atau perdikan, karena para pemuka desa tersebut setia membantu [[Janggala]] melawan [[Kadiri]].▼
== Perang saudara melawan Panjalu ==
Dalam [[Prasasti Kambang Putih]] tersebutlah, Raja [[Mapanji Garasakan|Sri Mapanji Garasakan]] menceritakan tentang kejadian Kambang Putih yang menyerang Istana [[Kerajaan Janggala]]. Kambang Putih merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan [[Panjalu]] yang berperang dengan [[Kerajaan Janggala]].▼
▲Pembagian kerajaan sepeninggal [[Airlangga]] tidak membuahkan hasil. Perang saudara tetap terjadi antara Garasakan raja [[Janggala]] melawan [[Sri Samarawijaya]] raja [[Kadiri|Panjalu]]. Mula-mula kemenangan berada di pihak [[Janggala]].
Pada tahun 1044 Garasakan menetapkan [[Prasasti Turun Hyang|Turun Hyang]] sebagai ''sima swatantra'' atau perdikan, karena para pemuka desa tersebut setia membantu [[Janggala]] melawan [[Kadiri|Panjalu]].
Pada tahun 1052 Garasakan memberi anugerah untuk desa Malenga karena membantu [[Janggala]] mengalahkan '''Aji Linggajaya''' raja Tanjung. Linggajaya ini merupakan raja bawahan [[Kadiri]]. Piagam yang berkenaan dengan peristiwa tersebut terkenal dengan nama [[prasasti Malenga]].▼
▲Dalam [[Prasasti Kambang Putih]]
▲Pada tahun 1052 Garasakan memberi anugerah untuk desa Malenga karena membantu [[Janggala]] mengalahkan '''Aji Linggajaya''' raja Tanjung. Linggajaya ini merupakan raja bawahan [[Kadiri|Panjalu]]. Piagam yang berkenaan dengan peristiwa tersebut terkenal dengan nama [[prasasti Malenga]].
Kemudian Prasasti Garamān dikeluarkan oleh Mapanji Garasakan dari Kerajaan Janggala yang bergelar '''Śrī Mahārāja Rake Halu''' pada tahun 975 Çaka atau 1053 Masehi. Prasasti ini berisi anugerah dari Mapanji Garasakan kepada penduduk desa Garamān atas bantuan mereka ketika raja melawan '''Aji [[Panjalu]]''', musuh dan adiknya sendiri.<ref>http://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak-20156408.pdf</ref>▼
Namun tidak diketahui dengan pasti apakah yang disebut ''Aji Panjalu'', raja [[Kadiri]] saat itu masih [[Sri Samarawijaya]] atau bukan.▼
▲Kemudian [[Prasasti
▲
== Kepustakaan ==
Baris 23 ⟶ 40:
[[Kategori:Kerajaan Janggala]]
== Referensi ==
|