Maulana Muhammad dari Banten: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BrainBenjamin (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Daeng Hanif (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(31 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious biography|honorific-prefix=|name=''Sultan Maulana Muhammad Al-Bantani''|image=|alt=|caption=|religion=[[Islam]]|denomination=[[Sunni]]|known_for=|birth_name=1576|birth_date=|birth_place=|death_date=1596|death_place=Saat Pertempuran di [[Palembang]]|children=[[Abu al-Mafakhir dari Banten]]|father=[[Maulana Yusuf]]|mother=[[Ratu Hadijah]]|spouse=[[Nyimas Ratu Ayu Wanagiri]]|predecessor=|successor=|office1=Sultan [[Kesultanan Banten|Banten]] Ke-3|term_start1=1585|term_end1=1596|predecessor1=[[Maulana Yusuf]]|successor1=[[Abu al-Mafakhir dari Banten]]|title=|region=|dynasty=Hasani al-Bantani}}
'''Maulana Muhammad''' atau '''Pangeran Sedangrana''' merupakan [[putra]] dari [[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]], ia memerintah sebagai penguasa di [[Kesultanan Banten|Banten]] pada rentang waktu [[1585]] - [[1596]].
 
'''Maulana Muhammad''' atau '''Pangeran Sedangrana''' merupakan Sultan [[Kesultanan Banten|Banten]] [[putra]] dari [[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]], ia memerintah sebagai penguasa di [[Kesultanan Banten|Banten]] pada rentang waktu [[1585]] - [[1596]].
Pangeran Muhammad naik tahta pada tahun 1585 ketika ia berusia 18 tahun. Selama masa pemerintahan raja muda, Banten terus berkembang sebagai pedagang menikmati kebebasan relatif dalam perdagangan. Lada tetap menjadi komoditas ekspor utama Banten. Namun, kekayaan itu dihasilkan oleh sejumlah besar pedagang dari pelabuhan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan yang berbondong-bondong ke Banten. Masuknya pedagang memenuhi penerimaan pajak kas daerah Banten.
 
== Kehidupan awal ==
Merasa yakin akan kekayaan dan kekuatan kerajaannya, Raja Muhammad yang berusia 25 tahun pada tahun 1596 melancarkan kampanye militer melawan kerajaan Palembang .— baik oleh armada angkatan laut maupun oleh tentara darat yang berbaris melalui Sumatera Selatan. Saat itu, Palembang masih merupakan pemerintahan Hindu-Budha, sisa-sisa vasal Majapahit di luar negeri, yang dianggap oleh Banten Muslim sebagai negara pagan. Terinspirasi oleh kakeknya yang termasyhur Hasanuddin dan ayahnya yang gagah berani Maulana Yusuf, yang menaklukkan kerajaan pagan Sunda, Muhammad sangat ingin menemukan ketenarannya sendiri dengan memperluas wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1596 pengepungan Palembang dimulai, dan ketika kemenangan sudah tampak dalam genggamannya, sebuah tragedi tiba-tiba terjadi ketika sebuah peluru meriam menghantam dan membunuh raja di atas kapalnya ketika dia sedang berlayar di sungai Musi di tepi kota. Dengan kematian mendadak raja muda, kebijakan ekspansionis Banten hancur, karena pasukan mundur dan berlayar pulang. ia juga disebut Panembahan Banten Sedang Ranapati karena wafat dalam pertempuran laut di Palembang dengan Mataram.<ref>{{Cite web|title=Maulana Yusuf, Sultan Banten Ke II|url=https://www.historyofcirebon.id/2018/07/maulana-yusuf-sultan-banten-ke-ii.html|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2019-02-07}}</ref>
Maulana Yusuf wafat di tahun 1585 dikarenakan suatu penyakit. Dikarenakan pangeran Muhammad masih berusia 9 tahun, maka para pembesar kerajaan diharuskan menunjuk seorang wali untuk menjalankan roda pemerintahan sampai sultan beranjak dewasa.<ref>{{Cite book|last=TIM;|date=1978|url=https://perpustakaanbpcbbanten.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=95&keywords=|title=258. Berita Penelitian Arkeologi No 18 Laporan Penelitian Arkeologi Banten 1978|publisher=Proyek Penelitan dan Peninggalan Purbakala|language=Indonesia}}</ref> [[Pangeran Arya Jepara]], paman dari Sultan Maulana Muhammad mengajukan usul kepada para pembesar Banten agar dirinya dijadikan wali penguasa Banten sampai Maulana Muhammad cukup umur untuk memegang pemerintahan, namun usul tersebut ditolak oleh para pembesar Banten yang menganggap bahwa pangeran Arya Jepara adalah orang luar Banten.
 
== Masa pemerintahan ==
Para pembesar dengan dukungan para qadi Kesultanan Banten di tahun 1585 mengangkat Maulana Muhammad sebagai sultan Banten secara resmi, sementara menunggu usianya cukup untuk memegang pemerintahan, maka para qadi mengangkat empat tokoh menjadi wali sultan Banten dalam memerintah,<ref name="Graafkerajaan">de Graaf, Hermanus Johannes. Theodore Gauthier Th. Pigeaud. 1985. Kerajaan-Kerajaan Islam Di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram. [[Jakarta]]: Grafitipers</ref> mereka diantaranya adalah Patih Jayanegara, Senapati Pontang, Ki Waduaji dan Ki Wijamanggala.<ref name="Mukarrom">Mukarrom, Ahwan. 2014. Sejarah Islam Indonesia I: Dari Awal Islamisasi sampai Periode Kerajaan-Kerajaan Islam Nusantara. [[Surabaya]]: Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel</ref> Penolakan para Qadi dan para pembesar Banten membuat Pangeran Arya Jepara memutuskan untuk menyerang Kesultanan Banten. Pangeran Arya Jepara bersama para pasukan dan Demang Laksamana dari Jepara berangkat menuju Banten melalui jalur laut, dalam pertempuran tersebut Demang Laksamana Jepara tewas dan membuat Pangeran Arya Jepara memutuskan untuk kembali ke Jepara.<ref name="Graafkerajaan" />
 
=== Hubungan luar negeri ===
Di tahun 1596 [[Senapati dari Mataram|Danang Sutawijaya]] melakukan penaklukan wilayah timur pulau Jawa untuk memperkuat eksistensinya dan membantu [[Panembahan Ratu I]] membangun benteng Kutaraja di Cirebon, sejarawan Husein Djajadiningrat dalam penelitiannya berkaitan dengan Banten menemukan bahwa pada tahun yang sama, Mataram pernah mengirimkan 15.000 pasukannya untuk menyerang Banten dari laut namun gagal.<ref name="djajadiningrat">Djajadiningrat, Hosein. 1983. Tinjauan kritis tentang sajarah Banten: sumbangan bagi pengenalan sifat-sifat penulisan sejarah Jawa. [[Jakarta]]: Djambatan</ref> Selama masa pemerintahan raja muda, Banten terus berkembang sebagai pusat perdagangan dimana pedagang menikmati kebebasan relatif dalam perdagangan. Lada tetap menjadi komoditas ekspor utama Banten. Namun, kekayaan Banten banyak dihasilkan dari pemungutan bea cukai untuk sejumlah besar pedagang dari pelabuhan-pelabuhan di [[Samudra Hindia]] dan [[Laut Tiongkok Selatan]] yang berbondong-bondong berdagang ke Banten. Masuknya para pedagang di atas memenuhi penerimaan pajak kas daerah Banten.
 
=== Ekspedisi Palembang ===
Merasa yakin akan kekayaan dan kekuatan kerajaannyaarmada tempurnya, Rajaraja Muhammad yang berusia 25 tahun padadi tahun 1596 melancarkan kampanye militer melawan kerajaan[[Kerajaan Palembang]] .—atas saran dari Pangeran Mas, putra [[Arya pangiri|Arya Pangiri]] yang berambisi menjadi penguasa Palembang, dimana kampanye militer ini dilakukan baik oleh armada angkatan laut maupun oleh tentaraangkatan darat yang berbarismenyerbu melalui Sumatera bagian Selatan. Saat itu, Kerajaan Palembang masih merupakan pemerintahannegara bercorak Hindu-BudhaBuddha, sisa-sisa vasal [[Majapahit]] di luar negeri (''mancanegara''), yang dianggap oleh Banten Muslimmuslim sebagai negara [[Paganisme|pagan]]. Terinspirasi oleh kakeknya yang termasyhur [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Hasanuddin]] dan ayahnya yang gagah berani Maulana Yusuf, yang telah menaklukkan kerajaan pagan[[Kerajaan Sunda]], Muhammad sangat ingin menemukan ketenarannya sendiri dengan memperluas wilayah kekuasaannya. Pada tahun 1596 pengepungan [[Kota Palembang|Palembang]] dimulai, dan ketika kemenangan sudah tampak dalam genggamannya, sebuah tragedi tiba-tiba terjadi ketika sebuah peluru meriam menghantam dan membunuh raja di atas kapalnya ketika dia sedang berlayar di sungai[[Sungai Musi]] di tepi kota. Dengan kematian mendadak raja muda, kebijakan ekspansionis Banten hancur, karena pasukanpasukannya mundur dan berlayar pulang. iaSetelah kematiannya, Maulana Muhammad jugamendapatkan disebutgelar '''Panembahan Banten Seda Ing Palembang''' atau '''Sedang Ranapati''' karena ia wafat dalam pertempuran laut di Palembang dengan Mataram.<ref>{{Cite web|title=Maulana Yusuf, Sultan Banten Ke II|url=https://www.historyofcirebon.id/2018/07/maulana-yusuf-sultan-banten-ke-ii.html|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2019-02-07}}</ref><ref>{{Cite web|last=Rifa'i|first=Bahtiar|title=Maulana Muhammad, Sultan Banten yang Saleh dan Gugur di Perang Palembang|url=https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5538624/maulana-muhammad-sultan-banten-yang-saleh-dan-gugur-di-perang-palembang|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2023-08-20}}</ref>
 
== Rujukan ==
Baris 14 ⟶ 24:
|title = [[Daftar Sultan Banten|Penguasa Banten]]
|years = 1585–1596
|after = [[AbdulAbu al-Mafakhir dari Banten|Sultan AbdulAbul Mafakhir]]
}}
{{S-end}}
Baris 21 ⟶ 31:
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}Maulana Muhammad dari Banten
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
Baris 42 ⟶ 52:
|tempat_makam =
}}
{{sultan-bio-stub}}
 
 
[[Kategori:Kesultanan Banten]]
 
[[Kategori:KesultananBangsawan BantenSunda]]
{{Indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh dari Serang]]
[[Kategori:Sayyid]]