Predestinasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
FelixJL111 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
|||
(18 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Predestinasi''', dalam [[teologi]], adalah [[doktrin]]
==
Arminian berpendapat bahwa predestinasi Allah berdasarkan pra-pengetahuan Allah. Mereka percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang Ia "tahu lebih dahulu" mau percaya untuk diselamatkan, sehingga pra-pengetahuan Allah itu didasarkan pada syarat atau kondisi yang dibentuk oleh manusia.▼
=== Periode pra-Kristen ===
== Lutheranisme ==▼
Beberapa orang telah berargumen bahwa [[Kitab Henokh]] mengandung wawasan dunia yang deterministik yang digabungkan dengan dualisme.<ref>{{Cite journal|last=Malan|first=J. C.|date=1983|title=Enochic (apocalyptic) and Christian perspectives on relationships: A tentative comparison of striking aspects and underlying lines of thinking revealed in 1 Enoch and the New Testament|journal=Neotestamentica|volume=17|pages=84–96|issn=0254-8356|jstor=43047851}}</ref> [[Kitab Yobel]] tampaknya mengharmonisasi atau mencampurkan doktrin kehendak bebas dan determinisme.<ref>{{Cite book|last=Sigal|first=Philip|title=The Emergence of Contemporary Judaism, Part I and II: The Foundations of Judaism from Biblical Origins to the Sixth Century A.D.}}</ref>
[[Lutheranisme|Lutheran]] meyakini bahwa umat pilihan dipredestinasi untuk keselamatan.<ref>[http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. Epitome of the Formula of Concord, Article 11, Election], Mueller, J.T., <cite>Christian Dogmatics</cite>. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 585-9, bagian "The Doctrine of Eternal Election: 1. The Definition of the Term", dan Engelder, T.E.W., <cite>[http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics]. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 124-8, Part XXXI. "The Election of Grace", paragraph 176.</ref> Tidak seperti Calvinis, Lutheran tidak percaya pada predestinasi untuk kebinasaan atau [[reprobasi]].<ref>[http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. Epitome of the Formula of Concord, Article 11, Election], dan Engelder's [http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics], Part XXXI. The Election of Grace, pp. 124-8.</ref> Sebaliknya, Lutheran mengajarkan hukuman kekal adalah hasil dari dosa-dosa orang fasik, penolakan terhadap pengampunan dosa, dan ketidakpercayaan.<ref>Mueller, J.T., <cite>Christian Dogmatics</cite>. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. Hal.637, bagian "The Doctrine of the Last Things (Eschatology), part 7. "Eternal Damnation", and Engelder, T.E.W., <cite>[http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics]. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 135-6, Part XXXIX. "Eternal Death", paragraph 196.</ref> Sikap [[Martin Luther]] terhadap predestinasi diatur dalam ''On the Bondage of the Will'', yang diterbitkan pada tahun [[1525]]. Buku ini dipublikasikan oleh Luther dalam menanggapi risalah yang diterbitkan oleh [[Desiderius Erasmus]] tahun [[1524]] dikenal sebagai ''On Free Will''. Luther mendasarkan pandangannya pada {{Ayat|Efesus|2|8-10}}, yang mengatakan: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."▼
[[Yesus bin Sirakh]] mengafirmasi kehendak bebas, di mana Allah mengizinkan sebuah pilihan atas yang baik atau jahat di hadapan manusia dan mereka dapat memilih salah satu.<ref>{{Cite book|last1=PhD|first1=Mary A. Ehle|last2=Hiesberger|first2=Jean Marie|last3=Mazza|first3=Biagio|last4=CSJ|first4=Mary M. McGlone|last5=OSB|first5=Abbot Gregory J. Polan|last6=Simeone|first6=Denise|last7=Turner|first7=Paul|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=eht9G-MGuAQC&dq=Sirach+free+will&pg=PA46|title=Foundations for Preaching and Teaching®: Scripture Backgrounds for 2014|publisher=Liturgy Training Publications|isbn=978-1-61671-079-8|language=en}}</ref>
== Calvinisme ==▼
Calvinis berkeyakinan bahwa Allahlah yang menentukan takdir kekal terhadap orang-orang, ada yang untuk mendapat keselamatan oleh kasih karunia, sementara sisanya akan menerima penghukuman kekal atas semua [[Dosa (Kristen)|dosa]] mereka, terutama [[dosa asal]] mereka. [[Yohanes Calvin]] memikirkan secara dalam sesuatu yang ada di Alkitab dan tidak bisa dimungkiri lagi, yakni adanya Anugerah yang tidak dapat ditolak dan Pemilihan yang terbatas. Anugerah kepada manusia yang dipilih Tuhan tidak mungkin dapat ditolaknya, karena sudah dipilih oleh Tuhan berdasarkan kedaulatan Tuhan bukan karena kebaikan atau kelebihan apapun dari manusia tersebut, maka mulai dari itu pemilihan Allah kepada manusia tersebut terbatas tergantung kepada kedaulatan Allah. Apakah hal ini adil? Yang disebut adil adalah setiap orang yang jatuh dalam dosa pasti harus binasa, jadi seharusnya semua binasa. Kalau Allah memilih manusia untuk diselamatkan berdasarkan kedaulatan Allah adalah karena kasih dan karunia Tuhan sebagai Anugerah Allah.▼
=== Periode Perjanjian Baru ===
== Katolik ==▼
Terdapat beberapa ketidaksepakatan di antara para ahli mengenai pandangan predestinasi dari [[Yudaisme Bait Kedua|Yudaisme abad pertama Masehi]], dari mana Kekristenan muncul.{{Citation needed|date=January 2024}} [[Yosefus]] menuliskan selama abad pertama bahwa ketiga sekte Yahudi utama berlainan pendapat mengenai hal ini. Ia berargumen bahwa kaum [[Eseni]] dan [[Farisi]] berargumen bahwa providensia Allah mengatur semua peristiwa manusia, tetapi kaum Farisi tetap berpendapat bahwa manusia mampu memilih antara benar dan salah. Ia menuliskan bahwa kaum [[Saduki]] tidak memiliki doktrin providensia.
Ahli biblika [[N. T. Wright]] berargumen bahwa penggambaran Yosefus tentang kelompok-kelompok ini adalah salah, dan bahwa perdebatan Yahudi yang dirujuk oleh Yosefus harus dilihat sebagai berhubungan dengan pekerjaan Allah untuk membebeaskan Israel daripada sebagai pertanyaan filosofis mengenai predestinasi. Wright menegaskan bahwa kaum Eseni merasa cukup untuk menanti Allah membebaskan Israelm sedangkan kaum Farisi percaya bahwa orang-orang Yahudi harus bertindak dalam kerja sama bersama Allah.{{sfn|Levering|2011|p=15}} [[John M.G. Barclay|John Barclay]] menanggapi bahwa penggambaran Yosefus merupakan sebuah penyederhanaan yang berlebihan dan kemungkinan memang ada perbedaan yang kompleks antara kelompok-kelompok ini yang mungkin mirip dengan yang digambarkan Yosefus.{{sfn|Levering|2011|p=16}} [[Francis Watson (teolog)|Francis Watson]] juga telah berargumen atas dasar [[4 Ezra]], sebuah dokumen dari abad pertama Masehi, bahwa kepercayaan Yahudi terhadap predestinasi terutama berkaitan dengan pilihan Allah untuk menyelamatkan beberapa individu Yahudi.{{sfn|Levering|2011|p=17}}
== Pandangan dari cabang Kekristenan ==
=== Arminianisme ===
▲[[Arminianisme|Arminian]] berpendapat bahwa predestinasi Allah berdasarkan pra-pengetahuan Allah. Mereka percaya bahwa Allah memilih orang-orang yang Ia "tahu lebih dahulu" mau percaya untuk diselamatkan, sehingga pra-pengetahuan Allah itu didasarkan pada syarat atau kondisi yang dibentuk oleh manusia.
▲=== Lutheranisme ===
▲[[Lutheranisme|Lutheran]] meyakini bahwa umat pilihan dipredestinasi untuk keselamatan.<ref>[http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. Epitome of the Formula of Concord, Article 11, Election] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081010210532/http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. |date=2008-10-10 }}, Mueller, J.T., <cite>Christian Dogmatics</cite>. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 585-9, bagian "The Doctrine of Eternal Election: 1. The Definition of the Term", dan Engelder, T.E.W., <cite>[http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics]. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 124-8, Part XXXI. "The Election of Grace", paragraph 176.</ref> Tidak seperti Calvinis, Lutheran tidak percaya pada predestinasi untuk kebinasaan atau [[reprobasi]].<ref>[http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. Epitome of the Formula of Concord, Article 11, Election] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081010210532/http://www.bookofconcord.com/fc-ep.html#XI.%20Election. |date=2008-10-10 }}, dan Engelder's [http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics], Part XXXI. The Election of Grace, pp. 124-8.</ref> Sebaliknya, Lutheran mengajarkan hukuman kekal adalah hasil dari dosa-dosa orang fasik, penolakan terhadap pengampunan dosa, dan ketidakpercayaan.<ref>Mueller, J.T., <cite>Christian Dogmatics</cite>. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. Hal.637, bagian "The Doctrine of the Last Things (Eschatology), part 7. "Eternal Damnation", and Engelder, T.E.W., <cite>[http://www.archive.org/details/MN41551ucmf_1 Popular Symbolics]. St. Louis: Concordia Publishing House, 1934. pp. 135-6, Part XXXIX. "Eternal Death", paragraph 196.</ref> Sikap [[Martin Luther]] terhadap predestinasi diatur dalam ''On the Bondage of the Will'', yang diterbitkan pada tahun [[1525]]. Buku ini dipublikasikan oleh Luther dalam menanggapi risalah yang diterbitkan oleh [[Desiderius Erasmus]] tahun [[1524]] dikenal sebagai ''On Free Will''. Luther mendasarkan pandangannya pada {{Ayat|Efesus|2|8-10}}, yang mengatakan: "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."
▲=== Calvinisme ===
▲[[Calvinisme|Calvinis]] berkeyakinan bahwa Allahlah yang
▲=== Katolik ===
[[Berkas:Antonello da Messina 009.jpg|jmpl|St. Agustinus, karya [[Antonello da Messina]]]]
[[Gereja Katolik]] juga mengajarkan mengenai predestinasi namun menolak pendapat Yohanes Calvin mengenai "predestinasi ganda", yang menyatakan bahwa ada sebagian manusia yang sudah ditentukan untuk menerima [[hukuman abadi]] atau kebinasaan. [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) 1037 menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang ditentukan lebih dahulu oleh [[Tuhan]] untuk binasa (masuk [[neraka]]), yang mana hal ini telah disampaikan dalam [[Konsili Orange]] II tahun 529 dan ditegaskan dalam [[Konsili Trente]] tahun 1547; tetapi jika seseorang mengingkari Allah secara sukarela dan sengaja (dengan melakukan [[Dosa (Kristen)#Dosa berat|dosa berat]]), dan ia bertahan dengan keras hati sampai akhir hidupnya di dunia ini, akan mengantarnya pada kebinasaan. Selain itu KGK 1037 juga mengutip kata-kata [[Keduabelas rasul|Rasul]] [[Simon Petrus|Petrus]] dalam [[2 Petrus 3]]:9 yang menyatakan bahwa "Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat".<ref name="ccc12312">{{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p123a12.htm |title=Catechism of the Catholic Church |chapter=Article 12: I Believe in Life Everlasting |publisher=Holy See}}</ref>
|