Aseksualitas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Orientasi seksual, kesehataan mental, dan penyebab: menerjemahkan sebagian artikel |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(33 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Kekurangan ketertarikan seksual pada orang lain}}
{{About|manusia yang kekurangan daya tarik seksual atau ketertarikan dalam aktivitas seksual|kekurangan daya tarik hubungan asmara|Aromantisisme|kekurangan gender|Agender|penggunaan lainnya|Aseksual (disambiguation){{!}}Aseksual}}
<!--{{Orientasi Seksual}}-->▼
▲{{Use mdy dates|date=January 2018}}
▲{{Orientasi Seksual}}
{{LGBT sidebar}}
<!--{{Asexuality topics sidebar}}-->
'''Aseksualitas''' adalah kekurangan<!-- CATATAN: Sumber-sumber yang dapat diandalkan seringkali menyatakan "kekurangan", dan istilahnya lebih luas daripada "ketiadaan" atau "tanpa" daya tarik seksual. Lihat bagian "Definisi, identitas, dan hubungan" di bawah. Lebih jauh lagi, "ketidakhadiran" sudah termasuk dalam kalimat pertama sekali.--> [[
Aseksualitas berbeda dari [[
Penerimaan aseksualitas sebagai orientasi seksual dan bidang [[
Berbagai komunitas aseksual telah mulai dibentuk sejak [[
== Definisi, identitas, dan hubungan ==
{{see also|Orientasi asmara}}
Aseksualitas terkadang disebut ''
Jaringan Kebertampakan dan Pendidikan Aseksual mendefinisikan aseksual sebagai "seseorang yang tidak mengalami ketertarikan seksual" dan menyatakan, "Kaum minoritas kecil lainnya akan menganggap diri mereka sebagai aseksual selama periode waktu yang singkat sambil menjelajah dan mempertanyakan seksualitas mereka sendiri" dan bahwa "tak ada tes lakmus untuk menentukan apakah seseorang memang aseksual. Aseksualitas seperti identitas lainnya – pada intinya, hanya satu kata yang digunakan seseorang untuk membantu memahami diri sendiri. Jika pada titik tertentu seseorang menemukan kata aseksual berguna dalam menggambarkan diri mereka, kami mendorongnya menggunakannya selama masih masuk akal untuk melakukannya."<ref name="Overview">{{cite web|title=Overview|url=http://www.asexuality.org/home/?q=overview.html|access-date=
Orang-orang aseksual, meskipun kekurangan ketertarikan seksual pada gender manapun, mungkin dapat terlibat dalam hubungan [[Romance (love)|asmara]] murni, sementara yang lainnya tidak.<ref name="Sex and society" /><ref name="Richards and Barker">{{cite book|author=Christina Richards|author2=Meg Barker|title=Sexuality and Gender for Mental Health Professionals: A Practical Guide|isbn=978-1-4462-9313-3|publisher=[[Sage Publications|SAGE]]|year=2013|pages=124–127|access-date=
Bertalian dengan aktivitas seksual khususnya, kebutuhan atau hasrat masturbasi biasanya diacu sebagai ''[[libido|dorongan seks]]'' oleh para aseksual dan mereka memisahkannya dari ketertarikan seksual dan bertindak seksual; aseksual yang bermasturbasi pada umumnya menganggapnya sebagai produk normal tubuh manusia dan bukan pertanda seksualitas yang terpendam, dan mungkin bahkan tidak mendapatkan kepuasan darinya.<ref name="Prause" /><ref>{{Cite journal|title = Sexual fantasy and masturbation among asexual individuals|journal = The Canadian Journal of Human Sexuality|pages = 89–95|volume = 23|issue = 2|doi = 10.3138/cjhs.2409|first1 = Morag A.|last1 = Yule|first2 = Lori A.|last2 = Brotto|first3 = Boris B.|last3 = Gorzalka|s2cid = 4091448|year = 2014}}</ref> Sebagian lelaki aseksual tidak dapat ereksi dan aktivitas seksual dengan berusaha melakukan penetrasi tidak mungkin bagi mereka.<ref name="More to life">{{cite journal|last=Carrigan|first=Mark|s2cid=146445274|title=There's More to Life Than Just Sex? Difference and Commonality Within the Asexual Community|journal=Sexualities|date=
Banyak orang yang beridentitas aseksual juga diidentifikasi dengan label lainnya. Identitas lainnya ini meliputi bagaimana mereka mendefinisikan gender mereka dan [[romantic orientation|orientasi hubungan asmara]] mereka.<ref name="Padraig">{{Cite journal|last1=MacNeela|first1=Pádraig|last2=Murphy|first2=Aisling|s2cid=23757013|date=
* [[aromantic|aromantis]]; kekurangan ketertarikan romantis terhadap siapapun
* biromantis; dengan analogi pada biseksual
Baris 36 ⟶ 32:
* panromantis; dengan analogi terhadap [[pansexual|panseksual]]
Orang-orang mungkin juga mengidentifikasi sebagai [[gray asexuality|''
Kata dan frasa unik lainnya yang digunakan dalam komunitas aseksual untuk menguraikan identitas dan hubungan juga ada. Satu istilah yang diciptakan oleh para individu dalam komunitas aseksual adalah fokus-teman, yang mengacu pada hubungan nonromantis yang bernilai tinggi. Istilah lainnya termasuk ''squishes'' dan ''zucchinis'', yaitu masing-masing idaman nonromantis dan [[queer-platonic relationship|hubungan platonik-queer]]. Sebagian askesual menggunakan bentuk kartu [[ace|as]] yang sebagai identitas orientasi romantis mereka, seperti [[ace of spades|as sekop]] untuk aromantisisme dan [[ace of hearts|as hati]] sebagai nonaromantisisme.<ref name="AceSuits">{{cite book|author1=Decker|first=Julie S.|url=https://books.google.com/books?id=vTSCDwAAQBAJ&q=ace+of+hearts|title=The Invisible Orientation: An Introduction to Asexuality|publisher=Simon and Schuster|year=2015|isbn=9781510700642|access-date=20 April 2019|archive-date=
{{anchor|Allosexual}}Istilah-istilah seperti nonaseksual dan ''alloseksual'' digunakan untuk mengacu pada para individu yang ada di sisi berseberangan dengan spektrum seksualitas.<ref name="ReferenceA">{{cite journal | last1 = Chasin | first1 = CJ DeLuzio | year = 2015 | title = Making Sense in and of the Asexual Community: Navigating Relationships and Identities in a Context of Resistance | journal = Journal of Community & Applied Social Psychology | volume = 25 | issue = 2| pages = 167–180 | doi = 10.1002/casp.2203 | issn = 1099-1298}}</ref>
Baris 45 ⟶ 41:
=== Kelaziman ===
[[File:Kinsey Scale.svg|thumb|upright=1.3|[[Kinsey scale|Skala Kinsey]] mengenai respon seksual, yang memperlihatkan tingkat [[sexual orientation|orientasi seksual]]. Skala aslinya meliputi penamaan "X", yang mengindikasikan kurangnya perilaku seksual.<ref name="Lehmiller">{{cite book|author=Justin J. Lehmiller|title=The Psychology of Human Sexuality|publisher=[[John Wiley & Sons]]|isbn=978-1119164708|page=250|date=2017|access-date=
Sebagian besar akademisi menyetujui aseksualitas itu langa, hanya meliputi 1% atau kurang dari populasi.<ref>{{Cite book|last1=Etaugh|first1=Claire A.|url=https://books.google.com/books?id=_SA6DwAAQBAJ|title=Women's Lives: A Psychological Exploration, Fourth Edition|last2=Bridges|first2=Judith S.|date=2017-10-16|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-315-44938-8|language=en|access-date=
Data empiris yang lebih jauh mengenai demografi aseksual muncul pada tahun 1994, ketika sebuah tim penelitian di Britania Raya menjalankan sebuah survei komprehensif terhadap 18.876 penduduk Inggris, yang didorong oleh kebutuhan mengenai informasi seksual setelah [[Epidemiology of HIV/AIDS|pandemi AIDS]]. Survey tersebut meliputi pertanyaan mengenai ketertarikan seksual, yang dijawab oleh 1.05% responden dengan mereka "tidak pernah merasakan ketertarikan secara seksual pada siapapun sama sekali".<ref>Wellings, K. (1994). ''Sexual Behaviour in Britain: The National Survey of Sexual Attitudes and Lifestyles.'' [[Penguin Books]].</ref> Kajian fenomena ini dilanjutkan oleh peneliti Kanada, [[Anthony Bogaert]] di tahun 2004, yang mengeksplorasi demografi aseksual dalam sebuah rangkaian kajian. Penelitian Bogaert mengindikasikan bahwa 1% populasi Inggris tidak mengalami ketertarikam seksual, tapi dia meyakini bahwa angka 1% bukan merupakan refleksi akurat dari persentase populasi yang kemungkinan jauh lebih besar yang dapat diidentifikasi sebagai aseksual, dengan catatan bahwa 30% orang yang dikontak untuk survei awal memilih untuk tidak berpartisipasi dalam survei ini. Karena orang-orang yang pengalaman seksualnya kurang menolak berpartisipasi dalam kajian mengenai seksualitas, dan aseksual cenderung kurang mendapat pengalaman seksual daripada orang-orang seksual, kemungkinan aseksual kurang terwakili dalam partisipasi responden. Kajian yang sama menemukan jumlah homoseksual dan biseksual dikombinasikan sekitar 1.1% dari populasi, yang jauh lebih kecil dibanding yang diindikasikan oleh kajian-kajian lainnya.<ref name="Bogaert2006" /><ref name = Bogaert2004>{{cite journal|last=Bogaert|first=Anthony F. |s2cid=41057104 |year=2004 |title=Asexuality: prevalence and associated factors in a national probability sample |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-sex-research_2004-08_41_3/page/279|journal=[[Journal of Sex Research]] |volume=41 |issue=3 |pages=279–87|pmid=15497056 |doi=10.1080/00224490409552235}}</ref>
Bertentangan dengan angka 1% Bogaert, sebuah kajian oleh Aicken et al., yang dipublikasikan pada tahun 2013, mengemukakan bahwa, berdasarkan data Natsal-2 dari tahun 2000 sampai 2001, kelaziman aseksualitas di Inggris hanya 0.4% untuk rentang usia 16–44.<ref name="Fischer"/><ref name=":0">{{Cite journal|title = Who reports absence of sexual attraction in Britain? Evidence from national probability surveys|journal = Psychology & Sexuality|date = 2013-05-01|issn = 1941-9899|pages = 121–135|volume = 4|issue = 2|doi = 10.1080/19419899.2013.774161|first1 = Catherine R. H.|last1 = Aicken|first2 = Catherine H.|last2 = Mercer|first3 = Jackie A.|last3 = Cassell|s2cid = 62275856|url = http://discovery.ucl.ac.uk/1301794/|access-date =
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh [[YouGov]] di tahun 2015, 1.632 penduduk Inggris dewasa diminta untuk berusaha menempatkan diri mereka dalam skala Kinsey. 1% peserta menjawab "Tanpa seksualitas". Perincian pesertanya adalah 0% laki-laki, 2% perempuan; 1% melintasi semua rentang usia.<ref>{{cite web |url=https://yougov.co.uk/topics/lifestyle/articles-reports/2015/08/16/half-young-not-heterosexual |title=1 in 2 young people say they are not 100% heterosexual |at=See the full poll results |date=
=== Orientasi seksual, kesehataan mental, dan penyebab ===
Ada perdebatan besar mengenai apakah aseksualitas merupakan orientasi seksual.<ref name="Sex and society"/><ref name="Bogaert 2015"/> Aseksualitas telah dibandingkan dan disamakan dengan [[hypoactive sexual desire disorder|hypoactive sexual desire disorder/gangguan hasrat seksual hipoaktif]] (HSDD), bahwa keduanya mengimplikasikan kekurangan ketertarikan seksual secara umum pada siapapun; HSDD telah dipergunakan untuk secara medis merawat aseksualitas, tapi aseksualitas secara umum tidak dianggap sebagai gangguan atau [[sexual dysfunction|disfungsi seksual]] (seperti [[anorgasmia]], [[anhedonia]], dll.), karena aseksualitas tidak berarti mendifinisikan seseorang memiliki masalah medis atau masalah yang berhubungan dengan orang lain secara sosial.<ref name="DePaulo"/><ref name="Richards and Barker"/><ref name="Reconsidering Asexuality">{{cite journal|last=Chasin|first=CJ DeLuzio|title=Reconsidering Asexuality and Its Radical Potential|journal=Feminist Studies|year=2013|volume=39|issue=2|page=405|doi=10.1353/fem.2013.0054|s2cid=147025548|url=http://cj.chasin.ca/Chasin_Reconsidering.Asexuality_FS.Vol39.2_2013.pdf|access-date=29 April
Kajian pertama yang memberikan data empiris mengenai aseksual diterbitkan pada tahun 1983 yang ditulis oleh Paula Nurius, mengenai hubungan antara orientasi seksual dan kesehatan mental.<ref name="Ruspini">{{cite book|author=Elisabetta Ruspini|author2=Megan Milks|title=Diversity in family life|isbn=978-1447300939|publisher=[[Policy Press]]|year=2013|pages=35–36|access-date=
Dalam kajian tahun 2013, Yule et al. melihat variasi kesehatan mental antara Kaukasia yang heteroseksual, homoseksual, biseksual, dan aseksual. Hasilnya dari peserta 203 laki-laki dan 603 perempuan termasuk dalam temuan-temuannya. Yule et al. menemukan peserta laki-laki aseksual lebih mungkin dilaporkan mengalami gangguan suasana hati daripada laki-laki lainnya, khususnya bila dibandingkan dengan peserta heteroseksual. Hal yang sama juga ditemukan pada peserta perempuan aseksual dibanding dengan yang heteroseksual; namun, perempuan nonaseksual dan nonhetereseksual memiliki angka tertinggi. Peserta aseksual dari kedua jenis kelamin lebih mungkin memiliki gangguan kecemasan daripada peserta heteroseksual dan nonheteroseksual, karena mereka lebih mungkin daripada peserta heteroseksual participants dilaporkan memiliki perasaan bunuh diri dalam waktu yang belum lama berlalu. Yule et al. mengajukan hipotesis bahwa sebagian dari perbedaan ini mungkin karena diskriminasi dan faktor-faktor sosial lainnya.<ref name=":3">{{cite journal | last1 = Yule | first1 = Morag A. | last2 = Brotto | first2 = Lori A. | last3 = Gorzalka | first3 = Boris B. | s2cid = 147120909 | year = 2013 | title = Mental Health and Interpersonal Functioning in Self-Identified Asexual Men and Women | journal = Psychology & Sexuality | volume = 4 | issue = 2| pages = 136–151 | doi = 10.1080/19419899.2013.774162 }}</ref>
Baris 64 ⟶ 60:
Berkenaan dengan kategori orientasi seksual, aseksualitas mungkin diperdebatkan bukan merupakan kategori yang berarti untuk ditambahkan pada rangkaiannya, dan malah diperdebatkan sebagai kekurangan orientasi seksual atau seksualitas.<ref name="Bogaert 2015"/> Argumen lainnya berpendapat bahwa aseksualitas merupakan penyangkalan seksualitas alami seseorang, dan merupakan gangguan yang disebabkan oleh rasa malu terhadap seksualitas, kecemasan atau [[sexual abuse|pelecehan seksual]], terkadang mendasarkan keyakinan ini pada aseksual yang bermasturbasi atau sesekali terlibat dalam aktivitas seksual hanya untuk menyenangkan pasangan asmara.<ref name="Bogaert 2015"/><ref name="Bridgeman"/><ref name="More to life"/> Dalam konteks identitas politik orientasi seksual, aseksualitas mungkin secara pragmatis memenuhi fungsi politik satu kategori identitas orientasi seksual.<ref name="ReferenceA"/>
Pendapat bahwa aseksualitas merupakan disfungsi seksual merupakan kontroversi di antara komunitas aseksual. Mereka uang mengidentifikasi diri sebagai aseksual biasanya memilih diakui sebagai orientasi seksual.<ref name="Sex and society"/> Para akademisi yang berpendapat bahwa aseksualitas merupakan orientasi seksual dapat menunjuk pada keberadaaan pilihan seksual yang berbeda.<ref name="Bogaert 2015"/><ref name="Halter"/><ref name="More to life"/> Mereka dan banyak orang-orang aseksual meyakini bahwa kekurangan ketertarikan seksual cukup valid untuk dikategorikan sebagai orientasi seksual.<ref name="Decker">{{cite book|last1=Decker|first1=Julie Sondra|title=The Invisible Orientation: An Introduction to Asexuality|date=2015|publisher=Skyhorse Publishing|location=New York City, New York|isbn=978-1-5107-0064-2|url=https://books.google.com/books?id=PQYQCwAAQBAJ&pg=PT162|access-date=
Penelitian mengenai etiologi orientasi seksual ketika diterapkan pada aseksualitas memiliki masalah definisi orientasi seksual yang tidak konsisten dengan definisi para peneliti yang memasukkan aseksualitas.<ref>{{Cite book | pmid = 19955753 | doi=10.1159/000262525 | volume=17 | title=Sexual hormones and the brain: an essential alliance for sexual identity and sexual orientation | year=2010 | journal=Endocr Dev | pages=22–35 | last1 = Garcia-Falgueras | first1 = A | last2 = Swaab | first2 = DF| series=Endocrine Development | isbn=978-3-8055-9302-1 }}</ref> Ketika heteroseksualitas, homoseksualitas, dan biseksualitas biasanya, tapi tidak selalu, ditentukan selama tahun-tahun awal kehidupan sebelum masa remaja, tidak diketahui kapan aseksualitas dapat ditentukan. "Tidak jelas apakah karakteristik ini [yaitu, "kekurangan ketertarikan dalam atau hasrat untuk seks"] berlaku sepanjang hidup, ataukah diperoleh."<ref name="Prause"/>
Salah satu kriteria yang biasanya diambil untuk mendefinisikan orientasi seksual adalah kestabilan sepanjang waktu. Dalam sebuah analisis di tahun 2016 yang dimuat dalam ''[[Archives of Sexual Behavior]]'', Brotto et al. menemukan "hanya dukungan lemah" bagi kriteria ini ditemui di antara individu aseksual.<ref name="Brotto-2016">{{cite journal|journal=Archives of Sexual Behavior|year=2016|title=Asexuality: Sexual Orientation, Paraphilia, Sexual Dysfunction, or None of the Above?|last1=Brotto|first1=L. A.|last2=Yule|first2=M.|volume=46|issue=3|pages=619–627|doi=10.1007/s10508-016-0802-7|pmid=27542079|s2cid=207092428}}</ref> Sebuah analisis mengenai data dari [[National Longitudinal Study of Adolescent to Adult Health|Kajian Longitudinal Nasional terhadap Kesehatan Remaja hingga Dewasa]] oleh Stephen Cranney menemukan bahwa, dari 14{{efn|
=== Aktivitas seksual dan seksualitas ===
Baris 75 ⟶ 71:
[[Institut Kinsey untuk Penelitian dalam Jenis Kelamin, Gender, dan Reproduksi|Institut Kinsey]] mensponsori survei kecil lainnya mengenai topik ini di tahun 2007, yang menemukan bahwa aseksual yang mengidentifikasi diri "dilaporkan secara signifikan kurang berhasrat seks dengan pasangan, memiliki tingkat terangsang secara seksual lebih rendah, dan memiliki gairah seksual yang lebih rendah, tetapi tidak berbeda secara konsisten dari nonaseksual dalam angka penghambatan seksual mereka atau hasrat bermasturbasi mereka".<ref name="Prause" />
Sebuah makalah di tahun 1977 berjudul ''Asexual and Autoerotic Women: Two Invisible Groups'', yang ditulis oleh Myra T. Johnson, secara eksplisit dipersembahkan pada aseksualitas dalam manusia.<ref name="Cerankowski and Milks 3">{{cite book|author=Karli June Cerankowski|author2=Megan Milks|title=Asexualities: Feminist and Queer Perspectives|isbn=978-1-134-69253-8|publisher=[[Routledge]]|year=2014|page=244|access-date=
Dalam sebuah kajian yang diterbitkan tahun 1979 dalam buku kelima ''Advances in the Study of Affect'', dan juga dalam artikel lain yang menggunakan data yang sama dan diterbitkan di tahun 1980 dalam ''[[Journal of Personality and Social Psychology]]'', Michael D. Storms dari [[University of Kansas|Universitas Kansas]] mengikhtisarkan skala Kinsey yang digambarkan kembali oleh dirinya sendiri. Sementara Kinsey mengukur orientasi seksual berdasarkan kombinasi perilaku seksual dan berfantasi serta erotisisme yang sesungguhnya, Storms hanya menggunakan berfantasi dan erotisisme. Namun, Storms menempatkan heteroeritisisme dan homoerotisisme pada sumbu yang berbeda, bukan pada dua ujung sumbu yang sama; hal ini memungkinkan perbedaan antara biseksualitas (yang memeragakan baik heteroerotisisme maupun homoerotisisme dalam tingkatan yang masing-masing dapat dibandingkan dengan heteroseksual atau homoseksual) dan aseksual (yang memeragakan tingkat homoerotisisme yang dapat dibandingkan dengan heteroseksual dan tingkat heteroerotisisme yang dapat dibandingkan dengan homoseksual, yaitu, sedikit sekali hingga tak ada sama sekali). Jenis skala ini diperuntukkan bagi aseksualitas untuk pertama kalinya.<ref name="Cerankowski and Milks 4">{{cite book|author=Karli June Cerankowski|author2=Megan Milks|title=Asexualities: Feminist and Queer Perspectives|isbn=978-1-134-69253-8|publisher=[[Routledge]]|year=2014|page=113|access-date=
Dalam sebuah kajian tahun 1983 oleh Paula Nurius, yang menyertakan 689 subjek (sebagian besar merupakan mahasiswa berbagai universitas di Amerika Serikat yang sedang mempelajari kelas-kelas psikologi atau sosiologi), skala berfantasi dan erotisisme dua dimensi digunakan untuk mengukur orientasi seksual. Berdasarkan hasilnya, para responden diberi angka mulai dari 0 hingga 100 untuk heteroerotisisme 0 sampai 100 untuk homoerotisisme. Para responden yang memiliki angka kurang dari 10 pada keduanya dilabeli "aseksual". Mereka ini terdiri dari 5% lelaki dan 10% perempuan. Hasilnya memperlihatkan bahwa aseksual dilaporkan memiliki frekuensi yang jauh lebih rendah dan memiliki hasrat frekuensi aktivitas seksual yang bervariasi termasuk memiliki pasangan banyak, aktivitas seksual anal, berhubungan seksual dengan lokasi yang bervariasi, dan berbagai aktivitas otoerotik.<ref name="Ruspini"/><ref name="Nurius"/>
===
CJ DeLuzio Chasin
===
===
Bogaert
Berbarengan dengan pendapat Bogaert bahwa memahami aseksualitas akan mengarah pada pemahaman seksualitas secara keseluruhan dengan lebih baik, dia mendiskusikan topik masturbasi aseksual untuk membuat teori mengenai aseksual dan "[[paraphilia|parafilia]] 'berorientasi target', yang di dalamnya ada inversi, pembalikan, atau pemutusan hubungan antara diri sendiri dan target/objek perhatian/ketertarikan seksual biasanya" (seperti ketertarikan pada diri sendiri, yang dilabeli "otomonoseksualisme").<ref name="bogaert2015" />
==
===
{{LGBT symbols}}
[[File:Asexual ring.jpg|thumb|
Organisasi aseksual dan sumber-sumber Internet lain memainkan peranan kunci dalam memberi informasi pada orang-orang mengenai aseksualitas. Kurangnya penelitia membuat para dokter sulit memahami penyebabnya. Seperti orientasi seksual manapun, sebagian orang yang aseksual mengidentifikasi diri. Hal ini dapat menjadi masalah ketika aseksualitas disalahpahami karena masalah keintiman atau hubungan atau karena gejala-gejala lain yang tidak mendefinisikan aseksualitas. Ada juga pipulasi signifikan yang tidak memahami maupun mempercayai aseksualitas, yang menambahkan pentingnya organisasi-organisasi ini meberi informasi pada populasi pada umumnya; namun, karena kurangnya fakta ilmiah mengenai subjek ini, yang dipromosikan kelompok-kelompok ini sebagai informasi seringkali dipertanyakan.
===
[[File:Asexual Pride Flag.svg|thumb|
{{anchor|Flag}} <!--
{{Main|LGBT symbols}}
===
===
==
{{blockquote|Saya berharap semua manusia seperti saya. Tapi setiap manusia memiliki berkat mereka sendiri; yang seorang memiliki berkat ini, yang lainnya memiliki berkat itu. Sekarang pada yang tak menikah dan sudah bercerai saya mengatakan: Baik bagi mereka tetap tidak menikah, seperti saya. Tapi jika mereka tidak dapat mengendalikan diri, mereka harus menikah, karena lebih baik menikah daripada terbakar gairah.}}
== Diskriminasi dan perlindungan hukum ==
{{Main|Discrimination against asexual people}}
[[File:WorldPride 2012 - 175.jpg|alt=|left|thumb|
==
{{main|Media portrayal of asexuality}}
[[File:Sherlock Holmes - The Man with the Twisted Lip.jpg|thumb|[[Arthur Conan Doyle|Sir Arthur Conan Doyle]]
Anthony Bogaert
==
{{Portal|Human sexuality}}
<!--
* [[Asociality|Asosialitas]] –
* [[Antisexualism|Antiseksualisme]] –
* [[Kinsey scale|Skala Kinsey]] –
* [[Media portrayal of asexuality|Penggambaran media terhadap aseksualitas]]
* [[Platonic love|Cinta Platonik]] –
* [[Queerplatonic relationship|Hubungan queerplatonik]] –
* [[Sexless marriage|Pernikahan tanpa seks]] –
* [[Sexual anorexia|Anoreksia seksual]] –
* [[Timeline of asexual history|Linimasa sejarah aseksual]]
* [[Supernormal stimulus|Rangsangan supernormal]] –
==
{{notelist}}
== References ==
<!--
{{Reflist|30em}}
==
* {{cite book|last=Bogaert|first=Anthony F.|title=Understanding Asexuality|url=https://books.google.com/books?id=O3v27O00GEYC
* {{cite book|author=Decker, Julie|title=The Invisible Orientation: An Introduction to Asexuality|url=https://books.google.com/books?id=7PiPngEACAAJ|access-date=28 September 2014|url-status=live|date=2 September 2014|publisher=Carrel Books|isbn=978-1631440021}}
* [https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2008/sep/08/relationships.healthandwellbeing "We're married, we just don't have sex"], ''[[The Guardian]]'' (UK),
▲* [https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2008/sep/08/relationships.healthandwellbeing "We're married, we just don't have sex"], ''[[The Guardian]]'' (UK), September 8, 2008
* [http://www.sfgate.com/health/article/Asexuals-leave-the-closet-find-community-3219180.php "Asexuals leave the closet, find community"] – [[SFGate.com]]
* "Asexuality",
* Rle Eng. ''Leather Spinsters and Their Degrees of Asexuality'' St. Mary Pub. Co. of Houston, 1998.
* Geraldine Levi Joosten-van Vilsteren, Edmund Fortuin, David Walker,
* Chen, Angela (
==
* {{commons category-inline|Human asexuality}}
Baris 210 ⟶ 198:
{{Authority control}}
[[
[[
[[
[[
|