Kelapa sawit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Mitgatvm Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: tanpa takson -> klad + clean up
 
(25 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Taxobox
| color = {{tc2|tumbuhan}}
| image = Elaeis guineensis0.jpg
| image_width = 240px
| image_caption = Kelapa sawit Afrika (''Elaeis guineensis'')
| regnum = [[Plantae]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}}
| divisio = [[flowering plant|Magnoliophyta]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}}
| classis = [[Liliopsida]]
{{kladtb|[[Tumbuhan berkeping biji tunggal|Monokotil]]}}
| ordo = [[Arecales]]
| familia = [[Arecaceae]]
Baris 15 ⟶ 17:
''[[Elaeis oleifera]]''
}}
'''Kelapa sawit''' adalah jenis tumbuhan yang termasuk dalam genus ''[[Elaeis guineensis|Elaeis]]'' dan ordo [[Arecaceae]]. Tumbuhan ini digunakan dalam usaha [[pertanian]] komersial untuk memproduksi [[minyak sawit]]. [[Genus]] ini memiliki dua spesies anggota. Kelapa sawit afrika (''[[Elaeis guineensis]]'') adalah spesies kelapa sawit yang paling umum dibudidayakan di dunia, terutama di [[Indonesia]], dan sumber utama minyak kelapa sawit dunia. Kelapa sawit amerika (''[[Elaeis oleifera]]'')<ref>{{cite book |last=Gledhill |first=David |title=The Name of Plants |url=https://archive.org/details/namesplants00gled_746 |edition=4 |location=Cambridge |publisher=University Press |page=[https://archive.org/details/namesplants00gled_746/page/n288 279] |year=2008}}</ref> adalah tanaman asli [[Amerika Selatan]] dan [[Amerika Tengah|Tengah]] tropis,<ref>Collins Guide to Tropical Plants, {{ISBN|0-00-219112-1}}</ref> dan digunakan secara lokal untuk produksi minyak.
 
Kelapa sawit merupakan tumbuhan industri sebagai bahan baku penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Indonesia adalah penghasil [[minyak kelapa sawit]] terbesar di dunia.<ref>{{Cite web|last=PricewaterhouseCoopers|title=Plantation|url=https://www.pwc.com/id/en/industry-sectors/consumer-industrial-products-services/plantation.html|website=PwC|language=en-id|access-date=2022-10-05}}</ref> Di [[Indonesia]] penyebarannya di daerah [[Aceh]], pantai timur [[Sumatra]], Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Terdapat beberapa spesies kelapa sawit yaitu ''E. guineensis'' Jacq.'', E. oleifera'', dan ''E. odora''. Varietas atau tipe kelapa sawit digolongkan berdasarkan dua karakteristik yaitu ketebalan [[endokarp]] dan warna buah. BerdsarknBerdasarkan ketebalan endokarpnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Dura, Pisifera, dan Tenera, sedangkan menurut warna buahnya, kelapa sawit digolongkan menjadi tiga varietas yaitu Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Secara umum, kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga dan buah. Bagian dari kelapa sawit yang dilolahdiolah menjadi minyak adalah buah.<ref>Sastrosayono, S., 2003. ''Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Agromedia Pustaka</ref>
 
== Ciri-ciri ==
Arecaceae dewasa bertangkai tunggal, dan dapat tumbuh dengan ketinggian lebih dari 20&nbsp;m (66&nbsp;ft). Daunnya [[menyirip]], dan panjang mencapai antara 3–5  m (10–16&nbsp;ft). Bunganya diproduksi dalam bentuk padat; masing-masing bunga kecil, dengan tiga sepal dan tiga kelopak.
 
Buahnya berwarna kemerahan, seukuran plum besar, dan tumbuh dalam tandan besar. Setiap buah terdiri dari lapisan luar yang mengandung minyak (perikarp), dengan [[biji]] tunggal ([[inti sawit]]), juga kaya akan minyak.
Baris 26 ⟶ 28:
Kelapa sawit berbentuk [[pohon]]. Tingginya dapat mencapai 24 meter. [[Akar serabut]] tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.
 
Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. [[Daun]] berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman [[salak]], hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapahpelepah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan [[kelapa]].
 
[[Bunga]] jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (''monoecious diclin'') dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Baris 32 ⟶ 34:
Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat ''female steril'' sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan.
 
Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapahpelepah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, ''free fatty acid'') akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya.
 
Buah terdiri dari tiga lapisan:
Baris 52 ⟶ 54:
! Gambar !! Nama !! Nama umum!! Habitat asal
|-
|[[Berkas:Elaeis guineensis - Fruit and Spice Park - Homestead, Florida - DSC09011.jpg|120px]] || ''[[Elaeis guineensis]]'' [[Nikolaus Joseph von Jacquin|Jacq.]] || Kelapa sawit (afrika) ||Afrika barat dan barat daya, khususnya antara wilayah Angola dan Gambia
|-
|[[Berkas:Oilpalmmagdalenacolombia-2.jpg|120px]] || ''[[Elaeis oleifera]]'' ([[Carl Sigismund Kunth|Kunth]]) [[Santiago Cortés (botanist)|Cortés]] || Kelapa sawit amerika||Amerika Selatan dan Tengah, dari Honduras hingga Brasil bagian utara
Baris 58 ⟶ 60:
|}
 
== BudidayaBudi daya ==
{{main|Minyak sawit}}
Karena minyak kelapa sawit mengandung lebih banyak [[lemak jenuh]] daripada minyak yang terbuat dari kanola, jagung, biji rami, kacang kedelai, safflower, dan bunga matahari, minyak kelapa sawit dapat tahan terhadap panas yang ekstrem dan tahan terhadap oksidasi.<ref>{{Cite journal|doi=10.1002/ejlt.200600192 |title=Frying performance of a sunflower/palm oil blend in comparison with pure palm oil |year=2007 |last1=De Marco |first1=Elena |last2=Savarese |last3=Parisini |last4=Battimo |last5=Falco |last6=Sacchi |journal=European Journal of Lipid Science and Technology |volume=109|issue=3 |pages=237–246 |first2=Maria |first3=Cristina |first4=Ilaria |first5=Salvatore |first6=Raffaele}}</ref> Ini tidak mengandung [[lemak trans]], dan penggunaannya dalam makanan telah meningkat sebagai hukum pelabelan makanan dan telah mengubah dalam penentuan kandungan lemak trans. Minyak dari ''Elaeis guineensis'' juga digunakan sebagai [[biofuel]].
Baris 68 ⟶ 70:
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua spesies: ''E. guineensis'' dan ''E. oleifera''. Spesies pertama yang terluas dibudidayakan orang. Dari kedua spesies kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. ''E. guineensis'' memiliki produksi yang sangat tinggi dan ''E. oleifera'' memiliki tinggi tanaman yang rendah. Banyak orang sedang menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan mudah dipanen. ''E. oleifera'' sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
 
Penangkar sering kali melihat spesies kelapa sawit berdasarkan ketebalan [[cangkang]], yang terdiri dari:
* ''Dura;'',
* ''Pisifera'',; dan
* ''Tenera''.
 
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya, tandan buahnya berukuran besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.
Baris 78 ⟶ 80:
 
=== Syarat hidup ===
Kelapa sawit biasa ditemukan di daerah semak belukar dengan berbagai jenis tipe tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai. Jenis tanah tersebut mempengaruhimemengaruhi tingkat produksi kelapa sawit, dimanadi mana produktivitas kelapa sawit yang ditumbuhkan di tanah podzolik lebih tinggi dibandingkan ditumbuhkan di tanah berpasir dan gambut. Kelapa sawit kurang optimal jika ditumbuhkan di Pulau Jawa karena jenis tanahnya yang kurang sesuai dengan jenis tanah yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit. Temperatur optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 24-28&nbsp;°C dengan ketinggian 1-500 [[mdpl]] dan tingkat kelembabankelembapan 80-90%. Kecepatan angin yang optimal adalah 5–6&nbsp;km/jam, dimanadi mana kecepatan angin akan membantu proses penyerbukan bunga kelapa sawit. Kelapa sawit membutuhkan curah hujan yang sangat tinggi yaitu sekitar 1500–4000&nbsp;mm per tahun. Tingkat curah hujan mempengaruhimemengaruhi jumlah pelepah yang dihasilkan oleh kelapa sawit. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. Kebutuhan penyinaran kelapa sawit berada pada rentang normal yaitu 5-7 jam/hari, sehingga dalam perkebunan kelapa sawit jarak tanam dibuat dengan ukuran 9x9 meter agar setiap tumbuhan mendapatkan cukup cahaya.<ref>Kiswanto. 2008. ''Teknologi Budidaya Kelapa Sawit''. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.</ref><ref name=":0">Pahan, I., 2006. ''Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.'' Jakarta.: Penebar Swadaya</ref>
 
== Kontroversi ==
Minyak sawit biasanya dianggap sebagai minyak goreng yang paling kontroversial - untuk alasan kesehatan dan lingkungan.<ref>https://www.independent.co.uk/life-style/palm-oil-health-impact-environment-animals-deforestation-heart-a8505521.html</ref> Perkebunan kelapa sawit berada di bawah pengawasan ketat terhadap [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|kerusakan sosial dan lingkungan]], terutama karena [[hutan hujan]] dengan [[keanekaragaman hayati]] tinggi dihancurkan, pengaruh [[gas rumah kaca]] meningkat, dan pekerja buruh lokal terlantartelantar oleh perusahaan minyak kelapa sawit yang tidak bermoral dan mata pencaharian tradisional terkena dampak negatif. Khususnya di Indonesia, ada juga tekanan yang semakinmakin besar bagi produsen minyak kelapa untuk membuktikan bahwa mereka tidak membahayakan hewan langka dalam proses pembudidayaan.<ref>{{Cite news|url=https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2015/04/21/396815303/palm-oil-plantations-are-blamed-for-many-evils-but-change-is-coming|title=Palm Oil Plantations Are Blamed For Many Evils. But Change Is Coming|work=NPR.org|access-date=2017-07-19|language=en}}</ref>
 
Pada tahun 2018, iklan TV [[Natal]] oleh jaringan supermarket [[Islandia]], diproduksi oleh [[Greenpeace]], dilarang oleh pengawas iklan UK [[Clearcast]].<ref>https://www.independent.co.uk/voices/iceland-christmas-advert-banned-tv-greenpeace-palm-oil-political-emma-thompson-a8626416.html</ref> Islandia telah berkomitmen untuk melarang minyak sawit dari produk mereknya sendiri pada akhir 2018.<ref>https://www.bbc.co.uk/news/business-43696948</ref>
 
== Inovasi dalam produksi ==
Biji kelapa sawit tidak berkecambah secara cepat karena adanya sifat dormansi. Batang kelapa sawit memiliki kecepatan tumbuh sekitar 35–75&nbsp;cm per tahunnya. Untuk meningkatkan kecepatan produksi, maka dilakukan beberapa inovasi. Metode pertama yang dilakukan adalah pengecambahan biji kelapa sawit. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan dormansi benih dan meningatkanmeningkatkan persentasi daya kecambah. Metode kedua adalah pemupukan. Pupuk yang dapat ditambahanditambahkan dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik dimanfaatkan dalam memperbaiki struktur tanah dan memberikan pasokan zat hara bagi tanaman. Pupuk anorganik yang biasa ditambahkan adalah pupuk NPK. Efektivitas pemupukan akan tinggi jika pupuk diberikan dalam dosis yang rendah secara kontinu.<ref name=":0" /> Metode ketiga adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, kimiawi, dan biologis. Secara manual dapat dilakukan melalui penyiangan piringan kelapa sawit dengan memotong rerumputan. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan pemberian herbisida dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu mekanisme kerja herbisida, cara pemberian dan sifat gulma. Herbisida memiliki berbagai macam mekanisme kerja seperti mempengaruhi respirasi dan fotosintesis gulma, serta menghambat perkecambahan gulma, menghambat sintesis asam amino dan metabolisme lipid <ref>Djojosumarto, P. 2008. ''Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian''. Yogyakarta: Kanisius</ref> Metode keempat adalah pengendalian hama. Hama yang umum menyerang kelapa sawit antara lain ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang bahkan babi hutan. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pemberian insektisida atau menggunakan predator alaminya.<ref name=":0" />
 
== Hama dan penyakit ==
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan hasil produksi pada tanaman kelapa sawit diantaranyadi antaranya hama dan penyakit. Serangan hama utama ulat pemakan daun kelapa sawit, yakni ulat api (Lepidoptera: Limacodidae) dan ulat kantungkantong (Lepidoptera: Psychidae).
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52260 Pengamatan Kelimpahan Ulat Api (Limacodidae) dan Ulat Kantung (Psychidae) serta Predator Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Cikidang Plantation Estate di Bawah Naungan Karet]</ref>
Potensi kehilangan hasil yang disebabkan kedua hama ini dapat mencapai 35%.
Baris 97 ⟶ 99:
Selain hama, penyakit juga menimbulkan masalah pada pertanaman kelapa sawit. Penyakit busuk pangkal batang yang disebabkan oleh infeksi cendawan ''Ganoderma boninense'' merupakan penyakit penting yang menyerang kebun-kebun kelapa sawit. Cendawan ''G. boninense'' merupakan patogen tular tanah yang merupakan parasitik fakultatif dengan
kisaran inang yang luas dan mempunyai kemampuan saprofitik yang tinggi.
<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1738 Pengembangan Teknik Inokulasi Buatan Ganoderma boninense Pat. Pada Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)]</ref> Gejala awal penyakit busuk pangkal batang pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) terlihat dari luar adanya daun yang menguning pada satu sisi, atau adanya bintik-bintik kuning dari daun muda, yang kemudian diikuti dengan nekrosis. Pada tanaman menghasilkan (TM), gejala berupa beberapa daun tombak tidak terbuka dan kanopi daun umumnya pucat (menguning). Daun yang terserang kemudian mati dimana nekrosis dimulai pada daun yang paling tua dan merambat meluas ke atas ke arah mahkota daun. SemakinMakin lama, maka tanaman kemudian mati ditandai dengan daun kering terkulai pada ujung pelepah pada batang atau patah tulang di beberapa titik sepanjang anak daun, dan menggantung ke bawah.<ref>{{Cite web|url=https://www.pupuksawit.web.id/2021/02/antisipasi-serangan-ganoderma-di-lahan-sawit.html|title=Ganoderma : “Antisipasi Serangan Ganoderma Di Lahan Replanting Perkebunan Kelapa Sawit|language=en-US|access-date=2019-03-12}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Pengembangan ==
Baris 107 ⟶ 109:
 
== Lihat juga ==
* [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|Dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit]]
* [[Sejarah kelapa sawit di Indonesia]]
* [[Kelapa]]
* ''[[Attalea maripa]]'', kelapa penghasil minyak lainnya
* ''[[Jurnal Penelitian Kelapa Sawit]]''
* [[Energi dan lingkungan]]
* [[Daftar genera Arecaceae]]
* [[Dampak sosial dan lingkungan dari minyak sawit|Dampak sosial dan lingkungan dari minyak kelapa sawit]]
* [[Sejarah kelapa sawit di Indonesia]]
 
== Referensi ==