Suku Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tambahkan sumber |
||
(134 revisi perantara oleh 57 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group =
| native_name = {{
| native_name_lang = [[Bahasa Palembang|Palembang]]
| image = [[File:Suku Palembang.jpg|300px]]
|population= ± 3,800,000<ref name="Palembang pop">{{cite web |title=Palembang of Indonesia |url=https://www.peoplegroups.org/explore/GroupDetails.aspx?peid=22525#topmenu |website=peoplegroups.org |access-date=15 January 2021}}</ref>
| popplace= {{flag|Indonesia}} ([[Sumatra Selatan]])
|langs = {{plainlist|
* '''Bahasa pribumi''':<br>[[Bahasa Palembang|Palembang]]
* '''Bahasa
}}
|rels = {{plainlist|
* [[File:Allah-green.svg|18px]] [[Islam]] (mayoritas [[Sunni]])
}}
|related= {{hlist|[[Suku Melayu|Melayu]]|[[Suku Musi|Musi]]|[[Suku Enim|Enim]]|[[Suku Rawas|Rawas]]|[[Suku Lampung|Lampung]]|[[Suku Jawa|Jawa]]}}
}}
'''
Meski sebagian menganggap suku Palembang adalah bagian dari subetnik Melayu, namun [[Sensus Penduduk Indonesia 2010]] bersama Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS) tidak mengkategorikan suku Palembang sebagai bagian dari Melayu{{sfn|Ananta|Arifin|Hasbullah|Handayani|2015|pp=12, 27–28}} melainkan sebagai suku yang terpisah, dan jauh sebelum itu, sensus [[Hindia Belanda]] tahun 1930 juga tidak mengkategorikan suku Palembang sebagai bagian dari Melayu.<ref>{{citation|url= https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.htm|title= Kewarganegaraan Suku Bangsa Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia |work=BPS}}</ref>
== Sejarah ==
{{main|Sejarah Palembang}}
Sejarah orang Palembang erat kaitannya dengan sejarah [[Palembang]] itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi masyarakat Palembang. Palembang merupakan salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatra yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan [[Asia Tenggara]]. Pada awal abad ke-6, sebuah kemaharajaan bernama [[Sriwijaya]] lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa masyarakat Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi.
{{cquote|"...''marlapas dari Minānga''..."
— [[Prasasti Kedukan Bukit]]}}
Namun beberapa sejarawan, menyatakan bahwa Sriwijaya lahir dari peradaban tanah Sumatra Selatan itu sendiri, sejarawan menyebutkan bahwa Minanga berada di muara Sungai Komering Purba.<ref>{{cite book|last= Ismail|first= H.M Arian|author-link= |title= Periodisasi sejarah Sriwijaya bermula di Menanga Komereng Ulu Sumatra Selatan berjaya di Palembang berakhir di Jambi
|year= 2002|publisher= Unanti Press}}</ref>
Memasuki masa abad selanjutnya, kira-kira pada pertengahan abad ke-9, [[Jawa]] dan [[Sumatra]] (termasuk juga Palembang) dipersatukan di bawah kekuasaan dinasti [[Sailendra]] yang memerintah di Jawa, dengan pusatnya yang berlokasi di Palembang.<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|author-link= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|92}}
Memasuki abad ke-14, Palembang berada dalam kekuasaan Kerajaan di Jawa [[Majapahit]] yang tercantum dalam [[Sumpah Palapa]] sebagai taklukan dari [[Majapahit]]. Memasuki awal abad ke-17, Palembang menjadi pusat pemerintahan yang bernuansa Islam dengan pendirinya [[Susuhunan Abdurrahman]], bangsawan Palembang pelarian dari [[Kesultanan Demak]] akibat kemelut politik setelah mangkatnya [[Sultan Trenggana]]. Hal ini jugalah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa
== Arsitektur ==
{{main|Arsitektur Sumatra Selatan}}
=== Rumah Tradisional ===
[[File:KITLV A54 - Het vooraanzicht van de residentswoning versierd ter gelegenheid van Koninginnedag te Palembang, KITLV 377086.tiff|thumb|250px|ki|Dua perempuan pribumi Palembang mempersembahkan tarian adat Palembang di depan bangunan kantor Belanda pada zaman kolonialisme (masa kini telah bertransformasi menjadi [[Museum Sultan Mahmud Badaruddin II]]), bangunan ini dibangun berdasarkan bentuk salah satu rumah adat Palembang yang bernama ''Caro Godang'' {{aka}} ''Cara Gudang'']]
Secara tradisional, rumah-rumah adat Palembang memiliki karakteristik dan simbolisme sendiri yang dicerminkan dalam bentuk khazanah arsitektural. Setiap rumah tradisional memiliki makna historis dan pengaruhnya tersendiri.
==== Rumah Bari ====
[[File:Rumah Bari, Palembang, Amerta - Berkala Arkeologi 3, hal. 5.jpg|thumb|250px|right|Rumah Bari di Palembang]]
Rumah Bari adalah salah satu rumah tradisional atau rumah adat masyarakat Palembang yang telah terpelihara dengan baik sejak dahulu kala. Rumah Bari tidak dapat dipisahkan dengan sejarah etnis pribumi Palembang itu sendiri, dan rumah tradisional ini dianggap sebagai salah satu arsitektur khas Palembang yang paling menonjol.
[[File:Coat of arms of South Sumatra.svg|thumb|250px|ki|Atap rumah Bari tergambar dalam lambang provinsi Sumatra Selatan]]
Aspek arsitektur Rumah Bari digambarkan pada lambang provinsi [[Sumatra Selatan]] untuk menggambarkan Palembang sebagai ibu kota Sumatra Selatan yang juga sebagai bentuk simbolisasi keharmonisan dan keamanan kota Palembang dan provinsi Sumatra Selatan secara umum yang telah terjaga dengan baik sejak zaman dahulu. Pada tahun 2021, Rumah Bari secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Bari|lang=id|trans-title=Bari house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=10744|access-date=5 Februari 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
==== Rumah ''Caro Godang''
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen luisteren voor het residentiehuis in Palembang naar een toespraak tijdens de viering van het regeringsjubileum van Koningin Wilhelmina TMnr 10030158.jpg|250px|thumb|ka|Rumah Cara Gudang pada zaman kolonial dijadikan sebagai kantor residen Belanda]]
Secara etimologi, kata ''godang'' mungkin mengacu pada [[gudang]] (bangsal tempat menyimpan barang) karena bentuknya yang memanjang seperti gudang, akan tapi mungkin juga berasal dari perkataan ''gadang'' dalam [[bahasa Minangkabau]] yang berarti 'besar'. Tapi bagaimanapun juga, Rumah Cara Gudang ({{aka}} Cara Gudang) tidak serupa dengan [[Rumah Gadang]] khas Minangkabau yang terkenal.
Bentuk rumah ini seperti panggung dan memanjang dengan tiang setinggi 2 [[meter]]. Bahan utama untuk membangun rumah adat ini adalah kayu. Kayu yang digunakan berasal dari jenis kayu tembesu, unglen, dan petanang. Kayu ini digunakan karena selain kuat juga kokoh. Rumah Cara Gudang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian belakang, bagian tengah, dan bagian depan. Bagian belakang memiliki ruangan yang berfungsi sebagai ruangan indoor, dapur, atau kamar tidur. Bagian tengah terdapat ruangan yang berfungsi sebagai ruangan untuk tamu terhormat ataupun tetua adat. Sedangkan bagian depan memiliki ruangan yang difungsikan sebagai tempat beristirahat, berkumpul, atau digunakan sebagai tempat mengadakan pesta.
Pada tahun 2010, Rumah ''Caro Godang'' {{aka}} Cara Gudang secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Gudang|lang=id|trans-title=Gudang house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=510|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
==== Rumah Limas ====
{{main|Rumah Limas}}
{{multiple image | width = 250 | image1 = Rumah Limas of IDR 10000 banknote.jpg | caption1 = Rumah Limas tergambar pada pecahan uang 10.000 Rupiah, Rumah Limas ini berlokasi di Museum Balaputradewa | image2 = TMII South Sumatra Pavilion Limas House.jpg | caption2 = Rumah Limas di Pavilion Sumatra Selatan Taman Mini Indonesia Indah}}
Rumah Limas tak dapat terbantahkan merupakan rumah adat asli Palembang. Bagi masyarakat etnis Palembang, Rumah Limas kerap kali diasosiasikan dengan golongab bangsawan dan golongan lain yang berstatus tinggi.{{sfn|Taal|2008|p=363}} Pada tahun 2010, Rumah Limas secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] asli Palembang dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Limas |lang=id|trans-title=Limas house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=783|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
==== Rumah Rakit ====
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een winkel op een vlot (rakit) tegenover Palembang Zuid-Sumatra TMnr 10002664.jpg|thumb|250px|ki|Rumah Rakit di Palembang, {{circa}} 1850an]]
[[Sungai Musi]] merupakan urat nadi kota Palembang,
Rumah Rakit adalah bentuk rumah yang tertua di kota Palembang dan mungkin telah ada jauh sebelum masa kemaharajaan Sriwijaya. Rumah Rakit juga menjadi ciri khas masyarakat yang hidup di sungai sebagai tempat tinggal menetap terapung yang pertama dikenal oleh masyarakat etnis Komering dan juga etnis Musi, hanya saja pada Rumah Rakit khas etnis Palembang biasanya memiliki hiasan ukiran timbul (berupa stilisasi daun dan kembang) dengan warna merah hati dan emas yang mencolok. Pada tahun 2010, Rumah Rakit secara resmi disahkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|Warisan Budaya Takbenda]] dalam aspek arsitektural oleh [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Rumah Rakit|lang=id|trans-title=Rakit house|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=518|access-date=5 February 2022|work=Cultural Heritage, Ministry of Education and Culture of Indonesia}}</ref>
==Bahasa==
{{main|Bahasa Palembang}}
[[File:Pedoman Ejaan Bahasa Palembang 2007.jpg|jmpl|250px|Pedoman Ejaan Bahasa Palembang oleh Balai Bahasa Palembang terbitan 2007<ref>{{Cite book|last=Trisman|first=Bambang|url=|title=Pedoman Ejaan Bahasa Palembang|last2=Amalia|first2=Dora|last3=Susilawati|first3=Dyah|date=2007|publisher=Balai Bahasa Palembang, Provinsi
Bahasa
[[File:Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang 1981.jpg|jmpl|250px|Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang terbitan 1981<ref>{{cite book|last=Arif|first=R. M.|url=https://labbineka.kemdikbud.go.id/bahasa/jendelabuku/a97da629b098b75c294dffdc3e463904|title=Kedudukan dan Fungsi Bahasa Palembang|language=id|year=1981|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|volume=74|ref=harv}}</ref>]]
Penggunaan bahasa Palembang diakui secara resmi oleh pemerintah Provinsi Sumatra Selatan sebagai salah satu bahasa
Bahasa Palembang [[Bahasa Palembang#Klasifikasi|tingkatan ''Palembang Jegho'']] ({{aka}} ''Palembang Alus'') juga masuk sebagai muatan lokal (kegiatan kurikulum) bagi sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di wilayah Palembang sejak [[2021]].<ref>{{cite web |url= https://psikologi.radenfatah.ac.id/berita/detail/alhamdulillah-bahasa-palembang-jegho-alus-masuk-muatan-lokal-pada-sekolah-dasar-di-kota-palembang|title=Alhamdulillah, Bahasa Palembang Jegho (Alus) Masuk Muatan Lokal Pada Sekolah Dasar Di Kota Palembang |author=<!--Not stated--> |date= 2021|publisher= Pustipd UIN Raden Fatah}}</ref>
== Gelar ==
[[File:Gilded copper crown Indonesia Palembang region Sumatra 1880-1930 CE (2482527031).jpg|thumb|250px|ka|Mahkota tembaga bermotif khas Palembang dipamerkan di Museum Seni Asia (San Francisco) di [[California]], salah satu pusaka ini berkemungkinan dicuri atau diambil dari etnis pribumi Palembang pada masa {{circa}} 1880-1930 M]]
Menurut peranannya yang menonjol,
=== Pria ===
* '''''Ki''''', '''''Kie''''', '''''Ke''''', atau '''''Kyai'''''
** '''''Kimas/Ki Mas''''', '''''Kiemas/Kie Mas''''', '''''Kemas''''', atau '''''Kyai Mas''''', gelar kebangsawanan lelaki yang bersusur galur utama dari Kemas Anom Dipati.
** '''''Ki Gede''''' atau '''''Kyai Gede''''', termasuk salah satu gelar kebangsawanan paling awal yang digunakan oleh
** '''''Kiagus''''' atau '''''Kyai Agus'''''.
* '''''Mas'''''
Baris 229 ⟶ 98:
* '''''Raden'''''
* '''''Raja'''''
** '''''Raja Madang'''''
=== Wanita ===
* '''''Mas'''''
** '''''Masayu'''''
* '''
* '''''Nyi''''' atau '''''Nyai'''''
** '''''Nyi Gede''''' atau '''''Nyai Gede'''''
** '''''Nyimas''''' atau '''''Nyai Mas'''''
* '''''Raden'''''
** '''''Raden Ayu''''', gelar wanita bangsawan yang telah bersuami.
* '''''Ratu'''''
** '''''Ratu Agung'''''
Baris 247 ⟶ 116:
** '''''Ratu Sepuh'''''
*** '''''Ratu Sepuh Asma'''''
** '''''Ratu Ulu'''''
== Hidangan ==
{{main|Hidangan Palembang}}
==
[[File:Aesan Gede Songket Palembang.jpg|thumb|250px|right|''Aesan Gede'' merupakan salah satu pakaian adat Palembang yang paling tersohor]]
=== Aesan ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een bruidspaar uit Palembang en Banjuasin Zuid-Sumatra TMnr 10002986.jpg|thumb|250px|ki|Pasangan pribumi Palembang mengenakan pakaian adat Palembang yang bernama ''Aesan'', {{circa}} 1850an-1900an]]
''Aesan'' adalah pakaian adat etnis pribumi Palembang. ''Aesan'' memiliki beberapa macam jenis, yang paling populer adalah ''Aesan Gede'' dan ''Aesan Paksangko'' {{aka}} ''Aesan Pasangkong''. Pada zaman dahulu, ''Aesan'' hanya dikenakan oleh para bangsawan atau anggota keluarga kerajaan Palembang (''Wong Jero/Wong Jeroo''), namun pada masa kini masyarakat umum Palembang (''Wong Jabo'') juga dapat mengenakannya sebagai simbol budaya
=== Pertunjukan Tradisional ===
==== Gadis Palembang ====
[[File:KITLV A218 - Dansuitvoering door vrouwen uit Palembang, KITLV 37098.tiff|thumb|250px|ki|Pertunjukan Tari Gadis Palembang di Sumatra Selatan, {{circa}} 1860an]]
Gadis Palembang adalah merupakan tarian tradisional masyarakat
==== Gending Sriwijaya ====
{{main|Gending Sriwijaya}}
{{multiple image | width = 180 | image1 = Stamp of Indonesia - 1992 - Colnect 252822 - Traditional Dances.jpeg | alt1 = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia tahun edisi 1992 | image2 = Stamp of Indonesia - 1993 - Colnect 252647 - Tari Gending Sriwijaya.jpeg | alt2 = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia tahun edisi 1993| footer = Tari Gending Sriwijaya pada perangko Republik Indonesia}}
[[Gending Sriwijaya]] umumnya mengacu pada pertunjukan tradisional
==== Pagar Pengantin ====
[[File:PAGAR PENGANTIN.jpg|thumb|250px|ki|Tari Pagar Pengantin biasanya dibawakan dalam acara-acara yang mengusung nuadat Palembang, salah satunya yakni dalam upacara pernikahan]]
Pagar Pengantin adalah tarian tradisional
== Lihat juga ==
{{Commons category|Palembangese|Suku Palembang}}
{{Portal bar|Indonesia}}
* [[Bahasa Palembang]]
* [[Suku Melayu]]
* [[Hidangan Palembang]]
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Suku bangsa di Indonesia}}
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Palembang]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sumatra Selatan]]
|