Bandung Lautan Api: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(110 revisi perantara oleh 69 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Tentang|peristiwa yang terjadi pada di Kota Bandung pada 1946|kegunaan lain|Bandung Lautan Api (disambiguasi)}}
{{Infobox
|
| partof = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
|
| image_size = 300
|date= [[23 Maret]] [[1946]]▼
| caption = Bagian selatan Bandung dibakar oleh milisi Indonesia
|place=[[Bandung]]▼
| native_name =
| timezone =
| location = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| type = [[Bumi hangus]]
| fatalities =
| injuries =
| perps = {{flagdeco|Indonesia}} [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
| weapons =
}}
{{Campaignbox Revolusi Nasional Indonesia}}
{{sejarah Indonesia}}
'''Peristiwa Bandung Lautan Api''' merujuk pada [[Bumi hangus|pembakaran yang disengaja]] terhadap sebagian besar wilayah selatan [[Kota Bandung]] oleh [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|pasukan Republik Indonesia]] yang mundur pada masa [[Revolusi Nasional Indonesia]].<ref>Taslimson Foundation</ref>
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|deklarasi kemerdekaan Indonesia]], ketegangan dan pertempuran di [[Kota Bandung]] mulai muncul antara angkatan bersenjata Indonesia yang baru dibentuk ([[Badan Keamanan Rakyat]] dan para penggantinya) dan para pemuda nasionalis Indonesia di satu pihak, dengan pasukan Jepang dan Inggris di pihak lain. Setelah keberhasilan awal Jepang untuk menguasai kota pada bulan Oktober, kedatangan pasukan Inggris menyebabkan pertempuran berlanjut, yang pada awalnya menghasilkan jalan buntu di mana Bandung terbagi menjadi wilayah utara yang dikuasai Inggris dan wilayah selatan yang dikuasai Indonesia. Menyusul ultimatum untuk mengevakuasi Bandung Selatan secara militer pada bulan Maret 1946, pasukan Indonesia melakukan evakuasi umum di daerah tersebut yang melibatkan ratusan ribu warga sipil, membakar berbagai bangunan dan menjarah gudang-gudang untuk mencegah pasukan Inggris, dan kemudian Belanda, untuk menggunakan gedung-gedung dan persediaan.
Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada di tangan penduduk, kecuali TKR (Tentara Keamanan Rakyat), diserahkan kepada mereka. Orang-orang Belanda yang baru dibebaskan dari kamp tawanan mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) tidak dapat dihindari. Malam tanggal [[24 November|21 November]] 1945, [[TKR]] (Tentara Keamanan Rakyat) dan badan-badan perjuangan melancarkan serangan terhadap kedudukan-kedudukan Inggris di bagian utara, termasuk [[Hotel Savoy Homann|Hotel Homann]] dan [[Hotel Preanger]] yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk Indonesia, termasuk pasukan bersenjata.▼
== Latar Belakang ==
Ultimatum Tentara Sekutu agar [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI, sebutan bagi [[TNI]] pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "[[Scorched_earth|bumi-hangus]]". Para pejuang pihak [[Republik Indonesia]] tidak rela bila Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumi-hanguskan [[Bandung]] diambil melalui musyawarah Madjelis Persatoean Perdjoangan Priangan (MP3) di hadapan semua kekuatan perjuangan pihak Republik Indonesia, pada tanggal [[24 Maret|23 Maret]] [[1946]].<ref>{{Cite web|date=14 Februari 2014|title=Bandung Lautan Api {{!}} Web Sejarah|url=https://www.websejarah.com/2014/02/terjadinya-bandung-lautan-api.html|language=id|access-date=26 Maret 2021}}</ref> Kolonel [[Abdoel Haris Nasoetion]] selaku Komandan Divisi III [[TRI]] mengumumkan hasil musyawarah tersebut dan memerintahkan evakuasi Kota Bandung.<ref>{{Cite web|date=22 Maret 2021|title=BLA, A.H. Nasution, dan Ujungberung|url=https://humas.bandung.go.id/berita/bla-a-h-nasution-dan-ujungberung|website=Humas.Bandung.go.id|access-date=26 Maret 2021}}{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Hari itu juga, rombongan besar penduduk Bandung mengalir panjang meninggalkan kota Bandung dan malam itu pembakaran kota berlangsung.▼
Pasukan [[Britania Raya|Inggris]] bagian dari Brigade MacDonald tiba di [[Kota Bandung|Bandung]] pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah [[Indonesia|RI]] sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang digunakan dalam perang di tangan penduduk, kecuali [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR]] [[Tentara Keamanan Rakyat|(Tentara Keamanan Rakyat)]], diserahkan kepada mereka. Orang-orang [[Belanda]] yang baru dibebaskan dari [[Kamp tahanan perang|kamp tawanan]] mulai melakukan tindakan-tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya, bentrokan bersenjata antara [[Britania Raya|Inggris]] dan [[Tentara Keamanan Rakyat|TKR (Tentara Keamanan Rakyat)]] tidak dapat dihindari. Selain itu, Adapun salah satu markas peninggalan persenjataan [[Jepang]] Di [[Kota Bandung|bandung]] yang ingin di perebutkan juga oleh [[Britania Raya|Inggris]].<ref>{{Cite web|last=KomunitasAleut!|date=2023-05-21|title=Sekitar Bandung Lautan Api: “Perebutan Senjata dari Jepang” Bagian 3|url=https://komunitasaleut.com/2023/05/21/sekitar-bandung-lautan-api-perebutan-senjata-dari-jepang-bagian-3/|website=Dunia Aleut!|language=id-ID|access-date=2023-07-29}}</ref>
== Pertempuran dan Pembumi-hangusan ==
Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]], sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini [[Muhammad Toha]] dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan [[dinamit]]. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan TRI. Namun, api masih membubung membakar kota, sehingga Bandung pun menjadi lautan api.▼
▲
▲Ultimatum Tentara Sekutu agar [[Tentara Republik Indonesia]] (TRI, sebutan bagi [[TNI]] pada saat itu) meninggalkan Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi "[[
Pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini mengilhami [[Ismail Marzuki]] beserta para pejuang Indonesia saat itu untuk mengubah dua baris terakhir dari lirik lagu [[Halo, Halo Bandung]] menjadi lebih patriotis dan membakar semangat perjuangan. Beberapa tahun kemudian, lagu [[Halo, Halo Bandung]] menjadi kenangan akan emosi yang para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia alami saat itu, menunggu untuk kembali ke kota tercinta mereka yang telah menjadi lautan api.▼
▲Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat setempat dengan maksud agar Sekutu tidak dapat menggunakan Bandung sebagai markas strategis militer. Di mana-mana asap hitam mengepul membubung tinggi di udara dan semua listrik mati. Tentara Inggris mulai menyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Pertempuran yang paling besar terjadi di Desa [[Dayeuhkolot, Bandung|Dayeuhkolot]], sebelah selatan Bandung, di mana terdapat gudang amunisi besar milik Tentara Sekutu. Dalam pertempuran ini [[Muhammad Toha]] dan Muhammad Ramdan, dua anggota milisi BRI (Barisan Rakjat Indonesia) terjun dalam misi untuk menghancurkan gudang amunisi tersebut. Muhammad Toha berhasil meledakkan gudang tersebut dengan [[dinamit]]. Gudang besar itu meledak dan terbakar bersama kedua milisi tersebut di dalamnya. Staf pemerintahan kota Bandung pada mulanya akan tetap tinggal di dalam kota, tetapi demi keselamatan mereka, maka pada pukul 21.00 itu juga ikut dalam rombongan yang mengevakuasi dari Bandung. Sejak saat itu, kurang lebih pukul
== Akibat ==
▲Pembumi-hangusan Bandung tersebut dianggap merupakan strategi yang tepat dalam [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] karena kekuatan TRI dan milisi rakyat tidak sebanding dengan kekuatan pihak Sekutu dan NICA yang berjumlah besar. Setelah peristiwa tersebut, TRI bersama milisi rakyat melakukan perlawanan secara gerilya dari luar Bandung. Peristiwa ini
== Istilah "Bandung Lautan Api" ==
Istilah ''Bandung Lautan Api'' menjadi istilah yang terkenal setelah peristiwa pembumi-hangusan tersebut. Jenderal [[A.H Nasution]] adalah Jenderal TRI yang dalam pertemuan di ''Regentsweg'' (sekarang Jalan [[Dewi Sartika]]), setelah kembali dari pertemuannya dengan [[Sutan Sjahrir]] di [[Jakarta]], memutuskan strategi yang akan dilakukan terhadap Kota Bandung setelah menerima ultimatum Inggris tersebut.
Baris 31 ⟶ 43:
Istilah ''Bandung Lautan Api'' muncul pula di harian [[Suara Merdeka]] tanggal [[26 Maret]] [[1946]]. Seorang [[wartawan]] muda saat itu, yaitu [[Atje Bastaman]], menyaksikan pemandangan pembakaran Bandung dari bukit [[Gunungleutik, Ciparay, Bandung|Gunung Leutik]] di sekitar [[Pameungpeuk, Garut|Pameungpeuk]], [[Garut]]. Dari puncak itu Atje Bastaman melihat Bandung yang memerah dari [[Cicadas, Cibeunying Kidul, Bandung|Cicadas]] sampai dengan [[Cimindi, Cigugur, Pangandaran|Cimindi]].
Setelah tiba di [[Tasikmalaya]], Atje Bastaman dengan bersemangat segera menulis berita dan memberi judul "''Bandoeng Djadi Laoetan Api''". Namun karena kurangnya ruang untuk tulisan judulnya, maka judul berita diperpendek menjadi "''Bandoeng Laoetan Api''".{{cn}}
== Lihat pula ==
* [[Halo, Halo Bandung]]
* [[Muhammad Toha]]
== Referensi ==
{{Reflist}}4. sejarah Bandung Lautan Api [https://www.patikab.go.id/v2/id/2010/08/12/sejarah-bandung-lautan-api/ versi website resmi pemerintahan kota Bandung].
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1946]]
|