Barongan Gembong Amijoyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
[[Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Eerste_bedrijf_uit_een_dansvoorstelling_waarin_een_draak_met_vier_ruiters_wordt_opgevoerd_TMnr_10004817.jpg |jmpl|303x303px|[Foto Ini Bukan Barongan Blora] Bentuk Barong Blora saat ini yang menyerupai Barong Ponorogo tahun 1920]]
 
'''Gembong Amijoyo''' adalah salah satu grup Barong Blora yang legendaris. Barong Blora merupakan salah satu bentuk kebudayaan Jenis [[Reog (Ponorogo)|Reog Ponorogo]] yang ada dan berkembang [[Kabupaten Blora]].<ref>{{Cite journal|last=Ibda|first=Hamidulloh|date=2019|title=STRATEGI GRUP BARONG SARDULO KRIDA MUSTIKA DALAM MELESTARIKAN SENI BARONGAN BLORA|url=http://handep.kemdikbud.go.id/index.php/handep/article/view/35|journal=Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya|volume=2|issue=2|doi=https://doi.org/10.33652/handep.v2i2.35}}</ref> <ref>{{Cite journal|last=Arisyanto, Sundari, Fita Asri Untari|first=Prasena, Riris, Mei|date=2019|title=BARONGAN NEW SINGO JOYO: POLA PEWARISAN BENTUK DAN NILAI DI MASYARAKAT|url=https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pensi/article/view/11410/0|journal=Pelataran Seni: Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni|volume=6|issue=1|doi=http://dx.doi.org/10.20527/jps.v6i1.11410}}</ref> <ref name=":0">{{Cite news|last=Blorakab.go.id|title=Senian Barong|url=https://www.blorakab.go.id/index.php/public/potenda/detail/59/senian-barong|work=Blorakab.go.id|access-date=8 Mei 2022}}</ref> Banyak grup - grup barong Blora yang terkenal karena sering menampilkan Barongan hingga keluar kota Blora seperti [[Risang Guntur Seto]], [[Kumara Krida Mustika]], Singo Joyo, Samin Edan dan lainnya.<ref>{{Cite news|first=Priyo|date=2019-11-09|title=Kelompok Seni Barongan Meriahkan Meriahkan Festival Barongan Blora|url=https://beritabojonegoro.com/read/18648-puluhan-kelompok-seni-barongan-meriahkan-festival-barongan-blora.html|work=Beritabojonegoro.com|access-date=8 Mei 2022}}</ref>
 
== Sejarah ==
 
==== 1. Versi Samin Suro Sentiko ====
Barongan Blora sendiri dibawa dan dikembangkan oleh [[Samin Surosentiko]] setelah tinggal di [[Somoroto, Kauman, Ponorogo|Sumoroto]], [[Ponorogo]], tempat leluhurnya dimanadi mana nama Reyog di Sumoroto saat itu lebih populer dikenal Barongan. dari segi bentuk saat itu juga kepala Reyog dengan mulut terbuka dengan mahkota merak yang besar, namun saat di Blora sangat sulit untuk mendapatkan bulu merak, sehingga di ganti dengan bahan ijuk yang di bentuk seperti dadak merak dan di selipkan beberapa bulu merak saja di ijuk sebagai rambut barongan blora.
 
Samin Surosentiko ke Sumoroto atas perintah ayahnya untuk menemui saudaranya disaat namanya masih Raden Kohar. selama di Sumoroto, Suro Sentiko berganti nama yang sebelumnya raden kohar atas saran saudaranya, serta mendapatkan berbagai pengetahuan seperti bertani, kebatinan, bela diri, barongan serta pemahaman masyarakat Sumoroto yang anti Belanda, terutama kalangan warok. Barongan dari Sumoroto dibawa ke Blora sebagai media menarik simpati rakyat Blora untuk hidup lebih mandiri dan menolak kesewenangan yang merugikan rakyat, kini pola pikir tersebut dikenal dengan [[ajaran Samin]]. Namun setelah Suro Sentiko dan Pengikutnya ditangkap kolonial Belanda bahkan merampas Barongan yang digunakan pengumpulan masa dan dilarangnya pementasan barongan di kalangan pengikut inti samin, Kemudian Barongan di dilesetarikan oleh anak keturunan pengikut samin yang ditangkap Belanda, tetapi sebagian keturunan menanggalkan sebagai wong samin, karena dapat terindikasi sebagai pembangkan pemerintah kolonial belanda.
 
==== 2.Versi Grobogan ====
Pada masa kerajaan Mataram Islam, daerah [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]] termasuk Daerah Monconegoro dan pernah menjadi wilayah koordinatif Bupati Nayoko [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], sehingga Grobogan mendapatkan pengaruh dari budaya Barongan Ponorogo. Barongan di Grobogan dilapisi kulit hewan harimau yang kemudian menyebar ke Blora. Sedangkan Barongan di Blora pada masa itu menggunakan kulit hewan luwak.[http://tambirejo-grobogan.sideka.id/sejarah-kabupaten-grobogan/] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20211021085327/http://tambirejo-grobogan.sideka.id/sejarah-kabupaten-grobogan/ |date=2021-10-21 }}
 
==== 3. Versi Giyanti ====
Dalam [[babad Giyanti]] disebutkan bahwa Blora termasuk daerah mancangara yang merupakan bawahan dari bupati [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], Sehingga pengaruh budaya dari Ponorogo termasuk barongan Ponorogo juga mempengaruhi kebudayaan Di Blora.<ref>{{Cite book|last=YASADIPURA I|first=Raden Ngabei|title=BABAD GIYANTI|url-status=live}}</ref>
 
Sehingga begitu kuatnya pengaruh ponorogo menyebabkan nama-nama grup barongan di Blora menggunakan nama khas Ponorogo, seperti Singo Lodro, Singo Lodoyo, Menggolo. Dalam perkembangannya, properti Barongan Blora selalu mengikuti properti Barongan Ponorogo, dari busana, gerakan, dan sebagian musik. seperti barongan yang diperankan oleh dua orang, kini hanya di lakukan satu orang saja serta kepala barong yang botak di tengah. Pemerintah Blora mendeklarasikan Barongan Blora sebagai kesenian Khas Blora, meskipun di kota jawa tengah lainnya sendiri masih banyak terdapat group Barongan yang diperankan oleh dua orang, alias Reyog Tradisional.
 
==== 4. Versi Modern ====
Dalam Sastra Modern, tokoh Singo Barong (singa raksasa) yang merupakan tokoh utama dalam kesenian barongan, merupakan visualisasi dari semangat para pejuang itu. Boleh jadi para pejuang terinspirasi oleh keberanian dan ideologi Gembong Amijoyo yang merupakan figur asli dari jelmaan Singo Barong. Lirik selanjutnya dari pantun kilat tersebut, barongan moto beling merupakan gambaran sepasang mata Singo Barong yang dibuat dari kelereng berukuran besar dan berbahan dasar kaca.
 
Parikan ini ingin menyatakan bahwa semangat perjuangan anak bangsa tak mengenal kompromi dalam melawan penjajah [[Belanda]]. Hal ini semakin jelas apabila kita mendengar lirik selanjutnya '''ndhas pethak ditempiling'''. Menggambarkan semangat para seniman yang waktu itu ingin sekali menempeleng kepala para pejabat Belanda yang kebanyakan berkepala botak.
 
Pada saat ini banyak [[peneliti]] dan [[seniman]] barongan mencoba membuat cerita sendiri tentang kisah penampilan barongan di Blora sebagai bentuk jati diri barongan di Blora dengan mencampurkan cerita Bantarangin dan Cerita [[Topeng Dalang Malang|Panji]], karena sebagaiansebagian seniman barongan di Blora enggan mengakui bahwa sejarah keberadaan barongan di Blora karena adanya pihak dari Ponorogo ataupun masih ketergantungannya properti, pakaian, alat musik yang dari Ponorogo. Bahkan Sebagian seniman Barongan di Blora mengganggap bahwa Reog di Ponorogo berasal dari Blora, dengan membuat cerita sendiri, selain itu dihilangkannya tulisan '''''Seni Reog Ponorogo''''' pada ''krakap'' reog di Blora yang kemudian diganti dengan tulisan '''''Seni Barong Blora''''' atau '''''Seni Reog Blora'''''.<ref name=":0" />
 
== Tokoh ==
Baris 40:
 
== Barongan Blora Hari Ini ==
Sebagai bentuk jati diri kesenian dari Blora, kini Barongan di Blora telah terdaftakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2017 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski sudah terdaftar dalam WBTB, Sebagian besar kelompok kesenian Barongan di Blora masih menggunakan properti dari Reog Ponorogo terutama pakaian kesenian dan properti jathilan.<ref>{{Cite news|date=2017-12-06|title=Mau Peduli Budaya Indonesia? Tonton Dulu Barongan di Blora|url=https://regional.kompas.com/read/2017/12/06/10284921/mau-peduli-budaya-indonesia-tonton-dulu-barongan-di-blora|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-05-08|editor-last=Damanik|editor-first=Caroline}}</ref>
[[Berkas:Barongan Blora pertunjukan.jpg|jmpl|Pertunjukan Barongan Blora]]
Sebagai bentuk jati diri kesenian dari Blora, kini Barongan di Blora telah terdaftakan sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2017 di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Meski sudah terdaftar dalam WBTB, Sebagian besar kelompok kesenian Barongan di Blora masih menggunakan properti dari Reog Ponorogo terutama pakaian kesenian dan properti jathilan.
 
Apabila dahulu mata barongan dilapisi cermin, saat ini menggunakan mata [[reog]] yang terbuat dari kaca ataupun resin, kerudung reog (pakaian Barongan Reog) masih banyak dipakai oleh kalangan seniman barongan di blora untuk menarikan barongan tunggal. Disisi lain juga kerap ditampilkannya tokoh [[warok]], [[Jathil|Jathilan]]an, [[Bujang Ganong|Ganonga]]<nowiki/>n dan tarian [[dadak merak]] dari [[Reog|reog ponorogo]] yang di Blora disebut dengan ''Kadak Merak.''<ref>{{Cite web|last=WBTB|date=2017|title=Barongan Blora|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=526|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=8 Mei 2022}}</ref>
 
== Topeng Barongan ==
Baris 58 ⟶ 57:
Selain terinspirasi Reog Ponorogo, pengrajin Blora juga terinsipirasi pada Topeng Barongan [[Singo Ulung]], [[Kabupaten Bondowoso|Bondowoso]]. Yakni bentuk gigi dan taring pada topeng barongan Singo Ulung diterapkan pada topeng barongan di Blora. sehingga saat ini terdapat banyak jenis bentuk gigi dan taring pada kesenian Barongan di Blora.
 
== Alur PemenasanPementasan ==
Umumnya pementasan barongan di Blora tidak jauh beda dengan kesenian tradisi lainnya, karena mendapatkan pengaruh yang kuat dari budaya Ponorogo, maka barongan di blora sedikit berbeda dengan kesenian tradisi yang ada di peta kesenian di Jawa Tengah.
 
kesenian dibuka oleh seorang warok yang menggunkanan penadon dan pecut besar, membaca manta di depan ''ubo rampe'', kemenyan dan barongan. setelah itu barongan ditarikan sebagai tarian pembuka, kemudian tiap grup memiliki selera masing - masing terkait urutan tarian.
 
Dalam pertunjukan, sering di tampilkan berbagai atraksi kesaktian, setelah itu pertunjukan ditutup dengan tarian ''Kadak Merak''.