Islam Nusantara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Memperbaiki ringkasan
Super Hylos (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{riset asli|date=April 2022}}
{{More citations needed|date=April 2022}}
{{Islam by country}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moslimmannen tijdens het gebed op vrijdag in de moskee Tulehu TMnr 20017952.jpg|jmpl|300px|PriaLaki-laki muslimMuslim Indonesia mengenakan [[songkok|peci]] dan [[sarung]] tengahdalam mengerjakanibadah [[shalat]].]]
'''Islam Nusantara''' atauadalah '''model Islam Indonesia''' adalah istilah untuk menyebut wujud empirisaliran [[Islam]] yang dikembangkandibentuk dioleh [[NusantaraNahdlatul Ulama]]. Istilah ini diperkenalkan dan digalakkandikembangkan oleh organisasi Islamdi [[Nahdlatul UlamaIndonesia]]. (NU)Islam Nusantara diperkenalkan pada tahun 2015, sebagai bentuk penafsirangerakan alternatifdenominasi masyarakat Islam globaldi Nusantara yang selamamenolak inidenominasi selaluIslam didominasiberdasarkan perspektif [[Bangsa Arab|Arab]] dan [[Timur Tengah]] misalnya [[Wahabisme]] dari [[Arab Saudi|Saudi]].<ref name="NU-Islam Nusantara" />
 
Menurut NUNahdlatul Ulama, akar Islam Nusantara<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/04/19/nahdlatul-ulama-sejak-kelahiranya-merupakan-wadah-perjuangan/</ref> dapat dilacak setidaknya sejak abad ke-16, sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, interpretasi, dan vernakularisasi terhadap ajaran dan nilai-nilai Islam yang universal, yang sesuai dengan realitas [[Budayabudaya Indonesia]] [[Indonesia]].<ref name="NU-Islam Nusantara">{{cite web | title = Apa yang Dimaksud dengan Islam Nusantara? | date = 22 April 2015 | work = Nahdlatul Ulama| url = http://www.nu.or.id/post/read/59035/apa-yang-dimaksud-dengan-islam-nusantara| language = Bahasa Indonesia}}</ref> Islam Nusantara didefinisikan sebagai penafsiran Islam yang mempertimbangkan budaya dan adat istiadat lokal di Indonesia dalam merumuskan [[fikih]]nya.<ref name="JP-Islam Nusantara">{{cite news | title = The face of Islam Nusantara | author = Azis Anwar Fachrudin | newspaper = The Jakarta Post | date = 24 July 2015 | url = http://www.thejakartapost.com/news/2015/07/24/the-face-islam-nusantara.html | language = Bahasa Inggris}}</ref>
 
Pada Juni 2015, Presiden [[Joko Widodo]] telah secara terbuka memberikan dukungan kepada Islam Nusantara, yang merupakan bentuk Islam yang moderat dan dianggap cocok dengan nilai budaya Indonesia.<ref name="BBC-Islam Nusantara">{{cite news | title = Polemik di balik istiIah 'Islam Nusantara' | author = Heyder Affan | newspaper = BBC Indonesia | date = 15 June 2015 | url = http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150614_indonesia_islam_nusantara | language = Bahasa Indonesia}}</ref>
 
== Sejarah ==
{{lihat|Islam di Indonesia}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Koranschool op Java TMnr 10002385.jpg|jmpl|ka|Sekolah pengajian Alquran tradisional di Hindia Belanda.]]
[[Penyebaran Islam di Indonesia]] adalah proses yang perlahan, bertahap, dan berlangsung secara damai. Satu teori menyebutkan bahwa Islam datang secara langsung dari jazirah[[Jazirah Arab]] sebelum abad ke-8 M, sementara pihak lain menyebutkan peranan kaum pedagang dan ulama [[Sufisufi]] yang membawa Islam ke Nusantara pada kurun abad ke-12 atau ke-13, baik melalui [[Gujarat]] di [[India]] ataumaupun langsung dari [[Timur Tengah]].<ref>{{cite book|title=Islam in Indonesia: Contrasting Images and Interpretations|page=109|author= Nina Nurmila| editor=Jajat Burhanudin, Kees van Dijk|publisher=Amsterdam University Press|url=https://books.google.com/books?id=Ma38W_8unrUC&pg=PA109| language = Bahasa Inggris}}</ref> Pada abad ke-16, Islam menggantikan agama Hindu dan Buddha sebagai agama mayoritas di Nusantara. Aliran Islam yang pertama kali berkembang di Indonesia adalah cabang dari [[Sunni]] Ahlus Sunnah(''ahlussunnah wal Jamaah-jama'ah''), yang diajarkan oleh kaum ulama, para [[kiai]] di [[pesantren]]. Model penyebaran Islam seperti ini terutama ditemukan di Jawa. Beberapa aspek dari Islam telah memasukkan berbagai budaya dan adat istiadat setempat.
 
Praktik Islam awal di Nusantara sedikit banyak dipengaruhi oleh ajaran [[Sufisme]] dan aliran spiritual Jawa yang telah ada sebelumnya. Beberapa tradisi, seperti menghormati otoritas kyai, menghormati tokoh-tokoh Islam seperti [[Wali SongoSanga]], juga ikut ambil bagian dalam tradisi Islam seperti [[Ziarahziarah]], [[tahlilan]], dan memperingati [[Maulidmaulid]], termasuk perayaan [[sekaten]], secara taat dijalankan oleh Muslim tradisional Indonesia. Akan tetapi, setelah datangnya Islam aliran [[SalafiWahabi]] yang disusul datangnya ajaran [[Wahhabi]] dari Arab, golongan Islam puritan skripturalis ini menolak semua bentuk tradisi itu dan mencelanya sebagai perbuatan [[syirik]] atau [[bid'ah]], direndahkan sebagai bentuk sinkretisme yang merusak kesuciankemurnian Islam. Kondisi ini telah menimbulkan ketegangan beragama, kebersamaan yang kurang mengenakkan, dan persaingan spiritual antara Nahdlatul Ulama yang tradisional dan [[Muhammadiyah]] yang modernis dan puritan.
[[Berkas:Grave of Maulana Hasanuddin, Indonesia Tanah Airku, p88.jpg|jmpl|lurus|kiri|Ziarah kubur, mengunjungi makam tokoh Muslim terkemuka.]]
Sementara warga Indonesia secara seksama memperhatikan kehancuran Timur Tengah yang tercabik-cabik konflik dan perang berkepanjangan; mulai dari [[Konflikkonflik Israel–Palestina]], [[Kebangkitankebangkitan dunia Arab]], serta [[Perang Irak|perang di Irak]] dan [[perangPerang Saudara Suriah|Suriah]], disadari bahwa ada aspek keagamaan dalam konflik ini, yaitu munculnya masalah [[Islamradikalisme radikalIslam]]. Indonesia juga menderita akibat [[Terorismeterorisme di Indonesia]] yang dilancarkan oleh kelompok [[jihadijihadisme]] seperti [[Jamaah Islamiyah]] yangdengan peristiwa [[Bom Bali 2002]]. Doktrin ultraultrakonservatif konservatif [[Salafi]] dan [[Wahhabi]]Wahabi yang disponsori pemerintah [[Arab Saudi]] selama ini telah mendominasi diskursus global mengenai Islam. Kekhawatiran semakin diperparah dengan munculnya [[Negara Islam Irak dan Syam]] pada 2013 yang melakukan tindakan kejahatan perang nan kejikekejian atas nama Islam. Di dalam negeri, organisasi berhaluan [[Islamis]] seperti [[Hizbut Tahrir Indonesia]] (HTI) dan [[Front Pembela Islam]] (FPI) telah dianggap mengancam [[Pancasila (politik)|ideologi nasional Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Islam and Identity Politics in Indonesia|url=https://thediplomat.com/2017/11/islam-and-identity-politics-in-indonesia/|website=thediplomat.com|language=en-US|access-date=2021-11-17}}</ref>
 
AkibatnyaAkhirnya, muncullah desakan dari golongan cendekiawan Muslim moderat yang hendak mengambil jarak dan membedakan diri mereka dari apa yang disebut [[Arabisasi]], dengan mendefinisikan [[Islam di Indonesia]]. Dibandingkan dengan Muslim di Timur Tengah, Muslim di Indonesia menikmati perdamaian dan keselarasan selama beberapa dekade. Dipercaya hal ini berkat pemahaman Islam di Indonesia yang bersifat moderat, inklusif, dan toleran. Ditambah lagi telah muncul dukungan dari dunia internasional yang mendorong Indonesia — sebagaiIndonesia—sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar, agar berkontribusi dalam evolusi dan perkembangan dunia Islam, dengan menawarkan aliran Islam sebagai alternatif terhadap WahhabismeWahabisme Saudi.<ref>{{cite web | title = Indonesia. un altro Islam? | work = Cultura & Culture | url = http://www.culturaeculture.it/diari/indonesia-islam-religione/ | language = Bahasa Italia}}</ref> Maka selanjutnya, Islam Nusantara diidentifikasi, dirumuskan, dipromosikan, dan digalakkan.
 
== Karakteristik ==
[[Berkas:Slametan nyewu.jpg|jmpl|ka|Ritual [[selametan]] umumnya dianut oleh kaum [[Islam abangan]].]]
[[Berkas:Bangunan 7.jpg|jmpl|ka|Dibandingkan dengan Muslim Timur Tengah, Muslim Indonesia lebih moderat, mereka tidak menerapkan pemisahan jenis kelamin secara ketat seperti di Arab, di sini santri laki-laki dan perempuan dapat berkumpul dan belajar bersama dalam kelas.]]
Ciri utama dari Islam ialah ''tawasut'' (moderat), ''rahmah'' (pengasih), anti-radikal, inklusif, dan toleran.<ref name="BBC-Islam Nusantara"/> Dalam hubungannya dengan budaya lokal, Islam menggunakan pendekatan budaya yang simpatik dalam menjalankan syiar Islam; ia tidak menghancurkan, merusak, atau membasmi budaya asli, tetapi sebaliknya, merangkul, menghormati, memelihara, serta melestarikan budaya lokal. Salah satu ciri utama dari Islam merupakan mempertimbangkan unsur budaya Indonesia dalam merumuskan [[fikih]].<ref name="JP-Islam Nusantara"/>
 
Islam dikembangkan secara lokal melalui institusi pendidikan tradisional [[pesantren]]. Pendidikan ini dibangun berdasarkan sopan santun dan tata krama ketimuran; yakni menekankan penghormatan kepada kiai dan ulama sebagai guru agama. Para santri memerlukan bimbingan dari guru agama mereka agar tidak tersesat sehingga mengembangkan paham yang salah atau radikal. Salah satu aspek khas adalah penekanan pada prinsip ''Rahmatanrahmatan lil Alamin-'alamin'' (rahmat bagi semesta alam) sebagai nilai universal Islam, yang memajukan perdamaian, toleransi, saling hormat-menghormati, serta pandangan yang berbineka dalam hubungannya dengan sesama umat Islam, ataupun hubungan antaragama dengan pemeluk agama lain.<ref>{{cite web | title = Ini Sejumlah Ciri Islam Nusantara | date = 16 July 2016| work = Nahdlatul Ulama| url = http://www.nu.or.id/post/read/69748/ini-sejumlah-ciri-islam-nusantara | language = Bahasa Indonesia}}</ref>
 
== Kritik ==
Segera setelah diumumkanistilah ini digagas, Islam Nusantara menghadapi tentangan dan kritik dari aliran Islam yang lain. Tentangan datang khususnya dari para penganut aliran [[wahhabi]] dan [[salafiWahabi]], atau aliran serupa yang hendak "membersihkan" Islam dari unsur-unsur lokal yang dianggap tidak Islami, yang sering dihujat sebagai praktik [[syirik]], atau[[takhayul]], [[bid'ah|bidah]], dan [[khurafat]]. [[Hizbut Tahrir Indonesia]] dan [[Front Pembela Islam]] telah secara terang-terangan menentang konsep Islam Nusantara.<ref name="BBC-Islam Nusantara"/><ref>{{Cite web|date=2015-07-18|title=Habib Rizieq : Islam Nusantara No, Islamkan Nusantara Yes|url=https://merahputih.com/post/read/habib-rizieq-islam-nusantara-no-islamkan-nusantara-yes|website=MerahPutih|access-date=2022-01-19}}</ref><ref name="BBC-Islam Nusantara"/>. Islam dikritik sebagai suatu bentuk Islam [[sinkretisme]] Islam yang merusak "'kesempurnaan"' dan ketunggalan Islam, serta dianggap merusak persatuan umat.<ref>{{cite web | title = Islam Itu Sudah Sempurna, Tidak Butuh Embel-Embel "Nusantara" | date = 15 June 2015 | work = Era Muslim | url = https://www.eramuslim.com/berita/nasional/islam-itu-sudah-sempurna-tidak-butuh-embel-embel-nusantara.htm#.WYy-W7YxXIU | language = Bahasa Indonesia}}</ref>.
 
[[Muhammadiyah]], merupakan satu organisasi Islam terbesar berpengaruh di Indonesia — danIndonesia—dan tidak menentang, apa lagi secara langsung konsep ini, menekankan bahwa istilah Islam harus digunakan secara berhati-hati dan proporsional, agar tidak menindas aliran Islam lain yang memiliki pemahaman berbeda tentang Islam. Jika Islam didukung dan diangkat sebagai aliran Islam utama oleh negara, maka ditakutkan aliran Islam lain akan mengalami penindasan dan diskriminasi.<ref>{{cite news | date = 8 July 2015 | title = Muhammadiyah: Istilah Islam Nusantara Harus Digunakan Proporsional | author = Marniati | newspaper = Republika | url = http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/07/08/nr5vo9-muhammadiyah-istilah-islam-nusantara-harus-digunakan-proporsional | language = Bahasa Indonesia}}</ref>
 
Pihak oposisi, seperti ketua [[Majelis Ulama Indonesia]] [[Sumatera Barat]], Gusrizal Gazahar, berpendapat bahwa Islam Nusantara adalah tambahan yang tidak perlu untuk Islam yang '[[Surah Al-Maidah#3 Kesempurnaan agama Islam|sudah sempurna]]', dan terkait terlalu dekat atau milik kelompok tertentu (Nahdlatul Ulama). Ada tuduhan yang beredar bahwa Islam Nusantara mungkin menyimpang dan berkembang menjadi agama baru. Menanggapi hal tersebut, pada Desember 2019, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, [[Robikin Emhas]], menegaskan bahwa Islam Nusantara bukanlah agama baru, dan menjelaskan bahwa itu adalah pemahaman keagamaan yang mengakomodasi kearifan lokal dan praktik tradisional Indonesia, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam menurut Al-Qur'an dan hadis.<ref>{{Cite web|title=PBNU Sebut Islam Nusantara Bukan Agama Baru|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191223022412-20-459200/pbnu-sebut-islam-nusantara-bukan-agama-baru|website=nasional|language=id-ID|archive-url=https://web.archive.org/web/20191223002139/https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191223022412-20-459200/pbnu-sebut-islam-nusantara-bukan-agama-baru|archive-date=2019-12-23|access-date=2020-06-01|url-status=live}}</ref> Beberapa kalangan berpendapat bahwa Islam Nusantara hanya merupakan ikon representatif Nadhlatul Ulama dan [[orang Jawa]].<ref>{{Cite web|title=Islam Nusantara Tak Hanya Milik NU dan Jawa|url=https://nu.or.id/nasional/islam-nusantara-tak-hanya-milik-nu-dan-jawa/pbnu-sebut-islam-nusantara-bukan-agama-baru|website=nu.or.id|language=id-ID|date=2017-02-02|access-date=2024-01-25}}</ref>
 
== Lihat juga ==
{{portal|Indonesia|Islam}}
* [[Islam di AsiaIndonesia]]
* [[Toleransi]]
* [[Islamisme|Aspek politik Islam]]
* [[Moderat]]
* [[Kebudayaan Islam]]
* [[TerorismeIslam abangan]]
* [[Islam tradisionalis]]
* [[Sinkretisme]]
 
== Referensi ==
Baris 46 ⟶ 45:
 
[[Kategori:Islam di Indonesia]]
[[Kategori:SuniSunni]]
[[Kategori:Islamisme]]
[[Kategori:AliranCabang Islam]]