Kanal Banjir Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Reza.aminy (bicara | kontrib) |
|||
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Map of rivers and canals in Jakarta 2012.jpg
'''Kanal Banjir Jakarta''' adalah saluran air kolektor sebagai salah satu cara penanggulangan banjir [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] (dulu dikenal dengan nama [[Batavia]]) yang pertama kali dikonsepkan oleh Prof. Ir. [[Hendrik van Breen]] pada tahun 1913.<ref name=":0">{{Cite book|title=Banjir Kanal Timur: Karya Anak Bangsa|last=Adhi Ksp|first=Robert|publisher=Grasindo|year=2010|isbn=|location=Jakarta|pages=17}}</ref> Inti konsep Kanal Banjir adalah mengendalikan aliran air dari hulu sungai yang berasal dari kawasan Dataran Tinggi [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan [[Bogor]] dengan mengatur volume air yang masuk ke kota Jakarta dan akan membuat beban sungai di utara saluran kolektif lebih terkendali.<ref name=":0" /> Kanal tersebut menjadi sistem makro drainase kota yang berfungsi untuk mengurangi genangan air di dalam kota dengan mengalirkannya langsung ke laut.<ref>{{Cite book|title=Banjir Kanal Timur|last=Adhi Ksp|first=Robert|publisher=Grasindo|year=2010|isbn=|location=Jakarta|pages=18}}</ref>
== Sejarah Kanal Banjir ==
Baris 9:
Tahun 2003, sebagai salah satu upaya mengendalikan banjir di seluruh Jakarta adalah membangun Kanal Banjir Timur.<ref>{{Cite book|title=Banjir Kanal Timur|last=Adhi Ksp|first=Robert|publisher=Grasindo|year=2010|isbn=|location=Jakarta|pages=33}}</ref> Rencana Kanal Banjir Timur ini sebenarnya sudah muncul di Rencana Tata Ruang Jakarta 1985-2005.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Caljouw|first=M.|last2=Nas|first2=P.J.|last3=Pratiwo|first3=M.R.|date=2005|year=2005|title=Flooding in Jakarta: Towards a blue city with improved water management.|url=http://booksandjournals.brillonline.com/content/journals/10.1163/22134379-90003704|journal=Journal of Humanities and Social Sciences of Southeast Asia/Bijdragen vol de taal, land, en volkenkunde|volume=161|issue=|doi=10.1163/22134379-90003704|pmid=|access-date=1 Februari 2017}}</ref> Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengendalikan banjir di wilayah [[Kota Administrasi Jakarta Timur|Jakarta Timur]] dan [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]].<ref name=":2">{{Cite book|title=Banjir Kanal Timur|last=Adhi Ksp|first=Robert|publisher=Grasindo|year=2010|isbn=|location=Jakarta|pages=35}}</ref>
Mengacu pada prinsip pengendalian banjir [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]] pada Rencana Induk Pengendalian Banjir Jakarta 1973 (''Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta),'' yang disusun dengan bantuan ''Netherland Engineering Consultant (''NEDECO'')'', pengendalian banjir di Jakarta akan bertumpu pada dua kanal yang melingkari sebagian besar wilayah kota.<ref name=":2" /> Kanal itu akan menampung arus air dari selatan dan dibuang ke laut melalui bagian- bagian hilir kota yang dikenal dengan nama Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur. Kanal-kanal tersebut adalah salah satu upaya pengendalian banjir Jakarta di samping pembuatan waduk dan penempatan pompa pada daerah-daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut.<ref name=":2" /><mapframe latitude="-6.151478" longitude="106.877747" zoom="10" width="300" height="300" text="Kanal Banjir Barat (Hijau) dan Kanal Banjir Timur (Biru)">{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {
"title": "Kanal Banjir Timur",
"stroke": "#0050d0",
"stroke-width": 6
},
"geometry": {
"type": "LineString",
"coordinates": [
[ 106.968794, -6.091544 ],
[ 106.969369, -6.118557 ],
[ 106.969587, -6.126162 ],
[ 106.969143, -6.133628 ],
[ 106.970547, -6.14425 ],
[ 106.970678, -6.154153 ],
[ 106.971183, -6.163655 ],
[ 106.97027, -6.165938 ],
[ 106.971826, -6.171735 ],
[ 106.972381, -6.181221 ],
[ 106.97188, -6.186981 ],
[ 106.969486, -6.190364 ],
[ 106.968833, -6.195734 ],
[ 106.964777, -6.20281 ],
[ 106.960843, -6.20968 ],
[ 106.958997, -6.211338 ],
[ 106.952353, -6.215061 ],
[ 106.950352, -6.216621 ],
[ 106.946904, -6.221751 ],
[ 106.940809, -6.226909 ],
[ 106.935346, -6.227889 ],
[ 106.928974, -6.228448 ],
[ 106.922817, -6.22832 ],
[ 106.9189, -6.228472 ],
[ 106.910202, -6.230289 ],
[ 106.898104, -6.230119 ],
[ 106.890553, -6.229797 ],
[ 106.883536, -6.228477 ],
[ 106.880095, -6.2283 ],
[ 106.8781, -6.229293 ]
]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"title": "Kanal Banjir Timur",
"stroke": "#208020",
"stroke-width": 6
},
"geometry": {
"type": "LineString",
"coordinates": [
[ 106.848837, -6.207588 ],
[ 106.847248, -6.208582 ],
[ 106.84614, -6.208566 ],
[ 106.837037, -6.205284 ],
[ 106.83412, -6.204908 ],
[ 106.827876, -6.203804 ],
[ 106.822766, -6.202637 ],
[ 106.81549, -6.201052 ],
[ 106.813078, -6.20045 ],
[ 106.812175, -6.200048 ],
[ 106.811351, -6.199482 ],
[ 106.809848, -6.198076 ],
[ 106.809468, -6.195379 ],
[ 106.809397, -6.193154 ],
[ 106.809689, -6.191229 ],
[ 106.810671, -6.188978 ],
[ 106.810359, -6.185092 ],
[ 106.809841, -6.179675 ],
[ 106.805558, -6.173586 ],
[ 106.800338, -6.165967 ],
[ 106.79814, -6.161367 ],
[ 106.794821, -6.153127 ],
[ 106.785776, -6.136224 ],
[ 106.783825, -6.125147 ],
[ 106.78404, -6.117795 ],
[ 106.785129, -6.112258 ],
[ 106.785008, -6.108467 ]
]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "dam",
"marker-color": "0050d0"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 106.878095, -6.229302 ]
}
},
{
"type": "Feature",
"properties": {"marker-symbol":"dam", "marker-color":"208020", "title":""},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 106.848844, -6.207591 ]
}
}
]
}</mapframe>
=== Kanal Banjir Barat ===
Pembangunan saluran '''Kanal Banjir Barat''' (KBB), yang pada era BOW disebut Kanal Banjir '''Kali Malang,''' ini dimulai tahun 1913.<ref name=":3">{{Cite book|title=Gagalnya Sistem Kanal: Pengendalian Banjir Jakarta dari masa ke masa|last=Gunawan|first=Restu|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2010|isbn=978-979-709-483-6|location=Jakarta|pages=224}}</ref> Kanal Banjir Kali Malang pada awalnya dimulai dari Matraman sampai Karet.<ref name=":3" /> Usulan penggalian Kanal Banjir Kali Malang tersebut diajukan oleh van Breen didasarkan pada hasil penelitian terhadap sungai-sungai di Batavia.<ref name=":3" /> Proyek Kanal Banjir Kali Malang dimulai dari [[Ciliwung]]<ref name=":4">{{Cite book|title=Gagalnya Sistem Kanal: Penanggulangan Banjir Jakarta dari masa ke masa|last=Gunawan|first=Restu|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2010|isbn=978-979-709-483-6|location=Jakarta|pages=226}}</ref> dengan titik awal penggalian di Matraman dan kemudian dari Karet akan diteruskan ke Kali Angke melalui Kanal Krukut yang telah ada.<ref name=":4" /> Saluran kolektor tersebut akan menampung luapan air dari Ciliwung, Sungai Krukut, dan Sungai Cideng yang kemudian akan dialirkan ke laut.<ref name=":4" /><ref>{{Cite book|title=Gagalnya Sistem Kanal: Penanggulangan Banjir Jakarta dari masa ke masa|last=Gunawan|first=Restu|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2010|isbn=978-979-709-483-6|location=Jakarta|pages=228}}</ref> Tujuan pembuatan kanal ini adalah untuk melindungi area Batavia, Menteng, Gambir, Senen, Harmoni, Kota, Pasar Ikan, dan Priok.<ref name=":4" />
Proyek penggalian Kanal Banjir Kali Malang sepanjang 4,5
Setelah proyek pembangunan kanal banjir dari Matraman ke Karet selesai, van Breen mengusulkan untuk meneruskan proyek kanal banjir tersebut dari Karet sampai Muara Karang.<ref name=":5">{{Cite book|title=Gagalnya Sistem Kanal: Penanggulangan Banjir Jakarta dari masa ke masa|last=Gunawan|first=Restu|publisher=Penerbit Buku Kompas|year=2010|isbn=978-979-709-483-6|location=Jakarta|pages=230}}</ref> Pada tanggal 1 November 1915, Gubernur Jenderal menyetujui rencana yang diajukan oleh van Breen untuk menlanjutkan proyek kanal banjir tahap II dari Karet sampai ke laut di Muara Angke.<ref name=":5" /> Proyek Kanal Banjir Tahap II ini selesai pada tahun 1919.<ref name=":5" />
Adapun salah satu penyebab banjir adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang limbah ke [[tempat sampah]]. Hal ini membuat sampah menumpuk di sungai dan membuat air menjadi meluap.
=== Kanal Banjir Timur ===
[[Berkas:BKT1.jpg|jmpl
'''Kanal Banjir Timur''' (KBT) dibangun dengan tujuan untuk melindungi wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara dari banjir akibat luapan Sungai Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, dan Cakung, yang kapasitas alirannya masih belum mampu menampung debit aliran air pada puncak musim hujan.<ref name=":2" /> KBT akan melayani sistem drainase pada wilayah seluas 207
Ide pembangunan KBT telah muncul sejak tahun 1973 ketika Pemerintah Belanda (melalui ''The Netherland Engineering Consultant'' (NEDECO)) berkolaborasi dengan Pemerintah Republik Indonesia mengadopsi konsep Kanal Banjir van Breen dan Rencana drainase Komprehensif untuk seluruh Jawa Barat yang diajukan oleh W. J. van Bloemenstein pada tahun 1940-an, mencoba mencari solusi untuk mengatasi banjir di bagian timur Jakarta.<ref name=":6" /><ref name=":7">{{Cite book|title=Five Strategies for adaptive governance of Jakarta's Urban Delta: Lesson from Jakarta's Eastern Flood Canal evaluation|last=Simanjuntak|first=Imelda|last2=Frantzeskaki|first2=Niki|last3=Enserink|first3=Bert|publisher=|year=2011|isbn=|location=Delft, NL|pages=}}</ref> Kerjasama tersebut menghasilkan ''Master Plan of Drainage System dan Flood Control for Jakarta.''<ref name=":7" /> Namun, proyek pembangunan KBT tidak segera dilaksanakan walaupun Master Plan dan desain KBT telah selesai tahun 1973.<ref name=":7" /> Kendala saat itu adalah tidak tersedianya dana yang cukup untuk membiayai proyek KBT.<ref name=":6" />
Baris 35 ⟶ 143:
Saat ini KBT telah selesai dikerjakan, KBT direncanakan untuk mengatasi banjir di wilayah Timur Jakarta dengan cara menampung aliran Kali Ciliwung, Kali Cililitan, Kali Cipinang, Kali Sunter, Kali Buaran, Kali Jati Kramat, dan Kali Cakung. Namun, pada kenyataannya banjir tetap terjadi dan fungsi KBT sebagai penampung aliran sungai dari sekitar 7 sungai belum berfungsi secara optimal.
==== Galeri ====
<gallery>
Berkas:Jakarta East Flood Canal, Cipinang Muara Section, June 2024.jpg|Bagian [[Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur|Cipinang Muara]], [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]], [[Jakarta Timur]]
Berkas:Jakarta East Flood Canal, Pondok Bambu Section, June 2024.jpg|Bagian [[Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur|Pondok Bambu]], [[Duren Sawit, Jakarta Timur|Duren Sawit]], [[Jakarta Timur]]
Berkas:Weir-1 Malaka Sari, Jakarta East Flood Canal, June 2024.jpg|Weir-Malaka Sari
</gallery>
== Lihat pula ==
* [[Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane|Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung Cisadane]]
* [[Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai|Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS)]]
* [[:Kategori:BPDAS Citarum Ciliwung|BPDAS Citarum Ciliwung]]
* [[Daerah aliran sungai|Daerah Aliran Sungai (DAS)]]
* [[Daftar daerah aliran sungai di Indonesia|Daftar daerah aliran sungai (DAS) di Indonesia]]
* [[Wilayah sungai|Wilayah sungai (WS) dan pembagiannya di Indonesia]]
== Referensi ==
Baris 41 ⟶ 164:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0702/10/Fokus/3304590.htm Menanti Kendali Banjir Selesai]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, Kompas
* {{id}} [http://www.gatra.com/artikel.php?id=101956 Referensi artikel ini dari Majalah Gatra Online] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928060300/http://www.gatra.com/artikel.php?id=101956 |date=2007-09-28 }}
{{Sungai di Jakarta}}
Baris 48 ⟶ 171:
[[Kategori:Banjir di Jakarta]]
[[Kategori:Kanal di Indonesia]]
[[Kategori:DAS Pantai Utara Jawa]]
|