Pulau Sangiang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Lokasi: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Edogang1 (bicara | kontrib)
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.
 
Pulau Sangiang yang sekarang dijadikan Taman Wisata Alam pada awalnya merupakan [[Cagar alam|Cagar Alam]] seluas 700,35 Ha Kemudian pada tahun 1991 perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720 ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam dengan luas 528,15 ha.
 
Dulu, pernah ada sebuah proyek di Pulau Sangiang yang dikelola oleh sebuah perusahaan swasta. Para karyawan yang bekerja di proyek ini kemudian membangun sebuah perkampungan. Perkampungan tersebut bernama Lagon Waroo atau Lagoon Waru. Sekitar 50 kepala keluarga diketahui menempati perkampungan tersebut. Bahasa yang digunakan di pulau ini adalah [[Bahasa Sunda]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], dan [[Lampung]]. Namun kini, proyek tersebut terhenti, meski sempat ada rencana untuk dilanjutkan kembali.
 
== Sejarah ==
Baris 13:
 
== Lokasi ==
Pulau Sangiang merupakan salah satu pulau kecil dari 68 pulau di dalam wilayah perairan [[Banten]]. Pulau ini menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Serang.<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=44|url-status=live}}</ref> Lokasinya terletak di Selat Sunda ± 10 Km dari Pantai Anyer. Secara administratif, Pulau Sangiang termasuk ke dalam wilayah Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang. Sedangkan secara geografis terletak pada 105°49’30" - 105°52’ BT dan 5°56’ - 5°58'50" LS.{{Butuh rujukan}} Topografi kawasan ini bervariasi mulai dari landai, berbukit, agak curam, sampaidan curam. padaKetinggian ketinggianpermukaan 0tanahnya berkisar 155antara m0–155 dpl[[Meter di atas permukaan laut|mdpl]].<ref>{{ButuhCite rujukanjournal|last=Fikriyanti, M., dkk.|date=2018|title=Keragaman Jenis Burung pada Berbagai Komunitas di Pulau Sangiang, Provinsi Banten|url=https://www.researchgate.net/publication/329331632_Keragaman_Jenis_Burung_Pada_Berbagai_Komunitas_di_Pulau_Sangiang_Provinsi_Banten/fulltext/5c01eeb592851c63cab2b56e/Keragaman-Jenis-Burung-Pada-Berbagai-Komunitas-di-Pulau-Sangiang-Provinsi-Banten.pdf|journal=Jurnal Biodjati|volume=3|issue=2|pages=60}}</ref>
 
== Iklim ==
[[Berkas:Pulau Sangiang.jpg|jmpl|ka|Suasana Pulau Sangiang]]
Iklim di Pulau Sangiang termasuk tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata ± 1.840&nbsp;mm/thn. Bulan basah terjadi pada Agustus - Februari, sedangkan bulan kering terjadi pada Maret - Juli. Suhu udara berkisar antara 22° - 32&nbsp;°C dengan kelembaban udara rata-rata 80%. Jenis tanah pada kawasan ini tersusun dari jenis alivium dan quatenary dengan jenis ''undifteren tiated vulcanic product''.
 
== Keanekaragaman Hayati ==
Pulau Sangiang memiliki 3 tipe ekosistem hutan yaitu ekosistem hutan dataran rendah, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan payau. Beberapa jenis flora di kawasan ini, antara lain cemara laut (''Casuarina equisetifolia''), bayur (''Pterospermum javanicum''), ketapang (''Terminalia catappa''), nyamplung (''Callophyllum inophylum''), waru laut (''Hisbiscus tiliaceus''), walikukun (''Scoutenia ovata''), bakau (''Rhizophora stylosa''), dan cantigi (''Phempis acidula'').
Baris 38:
== Lihat pula ==
* [[Daftar pulau di Indonesia]]
{{Pulau di Banten}}
 
{{Commonscat|Sangiang}}