Mi instan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menghapus Kategori:Hidangan Tionghoa menggunakan HotCat |
|||
(71 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File:Nissin Chicken Ramen 001.jpg|jmpl|[[Nissin
'''Mi instan''' atau '''mi dadak'''<ref name="KBBIDmidadak">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:mi_dadak|WIKI}}|title=Arti kata mi dadak|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=31 Desember 2022}}</ref> adalah [[mi]] yang sudah [[
| last = Suryani
| first = Fifi
Baris 13:
| date = 17 April 2013
| url = https://jambi.tribunnews.com/2013/04/17/beginilah-cara-mie-instan-dibuat-di-pabrik
}}</ref
Mi instan modern diciptakan oleh [[Momofuku Ando]] pada
==Sejarah==
Baris 45:
| date = 22 Juni 2011
| url = https://gizmodo.com/the-humble-origins-of-instant-ramen-from-ending-world-5814099
}}</ref> Setelah melalui [[metode coba-coba]], akhirnya Ando penciptakan proses [[Pengukusan|mengkukus]], [[Goreng|menggoreng]], dan [[Pengeringan (makanan)|mengeringkan]] mi gandum.<ref name="
| last = Maharani▼
| first = Safira ▼
| author-link =▼
| last2 = ▼
| first2 = ▼
| author2-link =▼
| title = Sejarah Mi Instan, Hidangan Nikmat Zaman Perang▼
| newspaper = kumparanFOOD▼
| pages =▼
| year =▼
| date = 2 Agustus 2018▼
| url = https://kumparan.com/kumparanfood/sejarah-mi-instan-hidangan-nikmat-zaman-perang-27431110790558619/full▼
}}</ref><ref name="VOI">{{Citation▼
| last = Mahabarata
| first = Yudhistira
Baris 71 ⟶ 58:
| date = 29 Jan 2021
| url = https://voi.id/berita/29577/sejarah-singkat-mi-instan-pertama-di-dunia
▲ | last = Maharani
▲ | first = Safira
▲ | author-link =
▲ | last2 =
▲ | first2 =
▲ | author2-link =
▲ | title = Sejarah Mi Instan, Hidangan Nikmat Zaman Perang
▲ | newspaper = kumparanFOOD
▲ | pages =
▲ | year =
▲ | date = 2 Agustus 2018
▲ | url = https://kumparan.com/kumparanfood/sejarah-mi-instan-hidangan-nikmat-zaman-perang-27431110790558619/full
}}</ref> Pada tahun 1958 Ando mulai memasarkan produk ini dengan nama [[Chikin Ramen]] lewat perusahaannya, [[Nissin]].<ref name="kumparanFOOD"/>
Pada tahun [[1971]], Nissin memperkenalkan produk [[Cup Noodles]], mi instan yang dijual bersama mangkok tahan panas sehingga semakin praktis dikonsumsi.<ref name="gizmodo"/><ref name="kumparanFOOD"/> Produk ini mendapatkan inspirasi dari perjalanan Ando ke Amerika Serikat tahun [[1966]], ketika melihat eksekutif perusahaan [[supermarket]] Amerika menggunakan cangkir [[kopi]] untuk mencoba mi instan, karena tidak tersedianya [[mangkok]].<ref name="gizmodo"/> Inovasi ini membuat mi instan menyebar cepat di Amerika dan Eropa.<ref name="kompas">{{Citation
| last = Dzulfaroh
| first = Ahmad Naufal
Baris 90:
Popularitas mi instan menanjak dengan cepat ke seluruh dunia. Pada [[1997]], penjualannya mencapai 42 miliar bungkus. Pada [[2000]], penjualannya sampai 48 miliar bungkus.<ref name="tempo1">{{Citation
| last = Sari
| first = Amelia Rahima
| author-link =
| last2 =
| first2 =
| author2-link =
| title = Dibuat Pasca Perang Dunia II, Inilah Sejarah Mi Instan Pertama di Dunia
| newspaper = Tempo
| pages =
| year =
| date = 17 Maret 2020
| url = https://bisnis.tempo.co/read/1501197/dibuat-pasca-perang-dunia-ii-inilah-sejarah-mi-instan-pertama-di-dunia/full&view=ok
}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada [[2020]], menurut World Instant Noodles Association, konsumsi mi instan global menyentuh angka 116 miliar.<ref name="tempo1"/>
== Komposisi ==
Terdapat tiga bahan utama dalam pembuatan mi instan, yaitu terigu, air dan garam. Terigu yang digunakan memiliki minimal 8,5-12,5% kandungan [[protein]] demi mencegah putusnya adonan ketika proses pengeringan, ditambah mengurangi kandungan lemak dalam proses penggorengan. Air diserap hingga mencapai 30-38% berat adonan, dimana kadar airnya diatur agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Garam digunakan untuk memperkuat kelenturan dan memperkuat struktur [[gluten]] dalam mi. Beberapa jenis garam seperti natrium karbonat dapat ditambahkan untuk menambah warna kuning pada mi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Fu|first=Binxiao|year=2007|title=Asian noodles: History, classification, raw materials, and processing|journal=Food Research International|volume=41|issue=9|pages=888–902|via=Elsevier Science Direct|doi=10.1016/j.foodres.2007.11.007}}</ref> Sebagai bahan pengganti garam dapat digunakan [[air abu]] (campuran [[alkali]] dari natrium karbonat dan potasium karbonat).<ref name=":2">{{Cite book|title=Asian noodles : science, technology, and processing|others=Hou, Gary G.|isbn=9780470179222|location=Hoboken, N.J.|oclc=907642187|last1=Hou|first1=Gary G.|date=26 October 2010}}</ref> Bahan penting lainnya adalah minyak untuk mengeringkan adonan mi dalam proses penggorengan. Beberapa bahan lain yang dapat ditambahkan untuk meningkatkan kualitas mi instan adalah hidro[[koloid]] (gom) dan pati kentang.<ref name=":1">{{cite web|url=https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|title=Commercial Item Description Soup, Noodle, Ramen, Instant|last=USDA|date=6 November 2010|publisher=USDA|access-date=16 December 2016|archive-date=1 February 2017|archive-url=https://web.archive.org/web/20170201060827/https://www.ams.usda.gov/sites/default/files/media/CID%20Soup,%20Noodle,%20Ramen,%20Instant.pdf|url-status=live}}</ref><ref name=":3">{{Cite journal|last1=Gulia|first1=Neelam|last2=Dhaka|first2=Vandana|last3=Khatkar|first3=B. S.|date=1 January 2014|title=Instant Noodles: Processing, Quality, and Nutritional Aspects|journal=Critical Reviews in Food Science and Nutrition|volume=54|issue=10|pages=1386–1399|doi=10.1080/10408398.2011.638227|issn=1040-8398|pmid=24564594|s2cid=20751842}}</ref>
Air, garam dan terigu dicampurkan menjadi suatu adonan. Setelah siap, adonan dibentuk menjadi berbentuk pipih oleh bantuan ''roller'' secara berulang-ulang untuk menciptakan elastisitasnya. ''Roller'' bertugas membuat ketebalan mi yang diinginkan. Adonan pipih lalu dipotong dan mengalir ke jalur sabuk berjalan (''conveyor'') yang ditekan oleh logam yang berat, sehingga bentuknya menjadi keriting. Mi lalu direbus selama 1-5 menit untuk meningkatkan teksturnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=xteiARU46SQC&q=food+chemistry+book|title=Food Chemistry|last1=Belitz|first1=H.-D.|last2=Grosch|first2=Werner|last3=Schieberle|first3=Peter|date=15 January 2009|publisher=Springer Science & Business Media|isbn=9783540699330|language=en}}</ref><ref>[https://jambi.tribunnews.com/2013/04/17/beginilah-cara-mie-instan-dibuat-di-pabrik Beginilah Cara Mie Instan Dibuat di Pabrik!]</ref> Setelah perebusan, mi dikeringkan dengan menggorengnya atau dengan bantuan udara (''air dried''). Proses pengeringan ini membentuk pori-pori pada mi yang membuatnya cepat untuk dimasak.<ref>{{Cite journal|last=Mellema|first=M.|title=Mechanism and reduction of fat uptake in deep-fat fried foods|journal=Trends in Food Science & Technology|volume=14|issue=9|pages=364–373|doi=10.1016/s0924-2244(03)00050-5|year=2003}}</ref> Sementara itu, ketahanan mi instan dipengaruhi oleh kelembabannya yang rendah serta kandungan garam (natrium) yang tinggi.<ref>USAID. ''Fortification Basis. Instant Noodles: A Potential Vehicle for Micronutrient Fortification.'' Retrieved from http://www.dsm.com/en_US/nip/public/home/downloads/noodles.pdf{{Dead link|date=June 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Mi lalu didinginkan dan siap dikemas, dengan biasanya berada dalam dua bentuk: mi dalam kemasan gelas (mi cup) atau mi dalam kemasan plastik. Dalam sebuah mi instan terdapat blok mi, bumbu dan bahan-bahan pelengkap (seperti sayuran, daging, protein kering, [[bawang goreng]], dll), dimana bumbu/rasa yang dipasarkan dapat bermacam-macam. Di beberapa negara, rasa yang umum biasanya merupakan rasa kaldu daging (ayam, ikan, udang, ''seafood'', sapi, babi, dll) dan pedas, sedangkan di Indonesia dapat ditemukan rasa masakan tradisional seperti [[soto]], [[mi goreng]] hingga [[sate]]. Konsumen yang membeli mi instan dapat menyiapkannya dalam waktu singkat, sekitar 1-5 menit saja dengan dicampur/direbus bersama air panas.
Seiring perkembangan zaman, mi instan juga dikembangkan dengan menambahkan/menggunakan bahan lain. Seperti misalnya upaya mengembangkan mi berbahan tepung [[sorgum]] atau mocaf (tepung [[singkong]] termodifikasi) demi mengurangi impor [[gandum]].<ref>[https://repo.itera.ac.id/assets/file_upload/SB2306300001/119350025_3_214002.pdf BAB I]</ref> Produk sejenis seperti [[pasta]] [[spageti]] instan, [[misoa]] instan, [[kwetiau]] instan (ketiganya juga dari terigu) hingga [[bihun]] instan juga sudah beredar luas di masyarakat.<Ref>[https://insight.kontan.co.id/news/bihun-instan Bihun instan]</ref> Pengembangan lain adalah dengan membuat apa yang disebut "mi sehat", biasanya dengan menambahkan bahan-bahan dari sayuran dalam blok mi dan mengurangi penggunaan perisa buatan.<Ref>[https://industri.kontan.co.id/news/masuk-bisnis-mi-sehat-indofood-icbp-keluarkan-supermi-nutrimi-saingi-lemonilo Masuk bisnis mi sehat, Indofood (ICBP) keluarkan Supermi Nutrimi, saingi Lemonilo?]</ref> Modifikasi lainnya seperti bentuk mi (lebih panjang di Jepang dan lebih pendek di AS), hingga keberadaan bubuk cabai/saus sambal yang kebanyakan hanya bisa ditemukan pada mi yang diproduksi di Indonesia.<Ref>[https://tirto.id/penemuan-terbaik-itu-bernama-mi-instan-bWEQ Penemuan Terbaik itu Bernama Mi Instan]</ref>
== Mi instan di Indonesia ==
Kehadiran mi instan sendiri bermula ketika Jepang sebagai negara asal produk tersebut, mengekspor produknya di Indonesia beberapa tahun setelah produk itu diciptakan yang kemudian dikenal dengan nama "super mie". Belakangan, seiring munculnya UU [[Penanaman Modal Asing]] No. 1/1967, sebuah perusahaan dari Negeri Sakura, Sankyo Shokuhin [[Kabushiki Kaisha|KK]], berkeinginan untuk membangun pabrik di Indonesia. Pabrik mi instan itu kemudian diresmikan pada 16 Juli 1969, di bawah PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan. Produknya kemudian dikenal dengan nama [[Supermi]], yang merupakan produk mi instan lokal pertama di negeri ini.<
Mulai tahun 1972, masuk juga [[Indomie]] sebagai pesaing yang dirintis [[Djajadi Djaja]] dan kawan-kawan, dan 10 tahun kemudian, masuklah penguasa industri mi instan saat ini, [[Salim Group]] dengan merek [[Sarimi]].<
Mi instan merupakan salah satu [[makanan]] terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang Indonesia telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mi instan di rumah. Bahkan tidak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan "makanan lokal" jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Sebagai bukti dari kepopuleran itu, Indonesia merupakan salah satu pembeli mi instan terbesar - urutan kedua (14 miliar bungkus/tahun atau 64 bungkus per konsumen/tahun), setelah [[Tiongkok]] dengan 44,4 miliar bungkus. Angka ini telah jauh bertumbuh dari 886 juta bungkus pada 1985 dan 5,2 miliar bungkus pada 1994.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=Q1pOAQAAIAAJ&q=Sarimi+Asli+Jaya&dq=Sarimi+Asli+Jaya&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj-gti97-j3AhUU8XMBHRq-DJE4ChDoAXoECAUQAg Far Eastern Economic Review]</ref> Pada 2013, penjualan mi instan nasional telah mencapai Rp 22,6 triliun, diperebutkan oleh beberapa pemain dengan persaingan yang cukup sengit.<ref name=saing/> [[Korea Selatan]] adalah konsumen mi instan terbanyak [[per kapita]], dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus, dan Jepang dengan 42 bungkus pada 2005.<ref>[http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html "Instant Ramen Facts - Worldwide"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117000500/http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html |date=2006-11-17 }} oleh Japan Convenience Foods Industry Association. (note: Angka di sini hanya menggunakan data 2005. Angka-angka ini dibagi dengan jumlah penduduk masing-masing negara untuk mendapatkan angka "per kapita".)</ref>
{| class="wikitable sortable"
|+ Tabel konsumsi mi instan di berbagai negara
Baris 178 ⟶ 186:
| colspan="8" | Dalam miliaran kemasan/bungkus. Sumber: ''World Instant Noodles Association''<ref name="WINA-Global-Demand">{{cite web|title=Global Demand, World Instant Noodles Association|url=https://instantnoodles.org/en/noodles/market.html|access-date=16 October 2020|website=instantnoodles.org}}</ref>
|}
=== Aspek politis, historis dan kultural ===
Popularitas mi instan di Indonesia bisa dikatakan merupakan sesuatu yang "baru". Hingga era 1960-an, produk olahan dari gandum masih memiliki konsumen yang terbatas, yaitu hanya dinikmati kelas menengah ke atas yang sudah terbaratkan. Bisa dikatakan peletak dasar dari ketergantungan Indonesia akan produk olahan gandum, termasuk mi instan, adalah [[Soeharto]] dan rezim [[Orde Baru]]-nya. Ketergantungan tersebut mencerminkan beberapa aspek penting pemerintahan Orde Baru: maraknya budaya percukongan, relasinya yang kuat dengan [[Dunia Barat|negara-negara Barat]], khususnya [[Amerika Serikat]],<ref name=jadi>[https://historia.id/ekonomi/articles/tak-ada-beras-gandum-pun-jadi-DWjol/page/2 Tak ada beras, gandum pun jadi]</ref><ref name=orde/> dan kegagalannya mendorong diversifikasi pangan.
Naiknya Orde Baru pada pertengahan 1960-an menjadi pertanda perubahan politik luar negeri Indonesia dari pro negara-negara [[Blok Timur]] menjadi pro-Barat. Amerika Serikat, sebagai penggerak utama Blok Barat, merasa perlu mendukung pemerintahan Soeharto di tengah upayanya mengatasi krisis ekonomi peninggalan [[Orde Lama]].<ref name=orde>[https://books.google.co.id/books?id=BiFJ1p1kekAC&pg=PA87&dq=public+law+480+flour+indonesia+new+order&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi0yZ22y5aCAxUMT2wGHSYDD80Q6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=public%20law%20480%20flour%20indonesia%20new%20order&f=false Hidden Hunger: Gender and the Politics of Smarter Foods]</ref> Meskipun pejabat-pejabat Orde Baru (seperti [[Adam Malik]]) awalnya meminta bantuan [[beras]], AS berhasil merayu pemerintah saat itu untuk menerima bantuan gandum dan mempromosikan penggunaannya di tengah masyarakat.<ref name=Liem>[https://books.google.co.id/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA293&dq=indomie+wicaksana&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjuhr3d5_XuAhUTg-YKHcEbDNgQ6AEwBHoECAYQAg#v=onepage&q=indomie%20wicaksana&f=false Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia]</ref> Pada tahun 1968 gandum dan terigu bantuan AS pertama didatangkan sebesar 390.000 ton.<ref name=kecanduan>[https://tirto.id/bangsa-yang-kecanduan-mi-instan-crp1 Bangsa yang Kecanduan Mi Instan]</ref> Bantuan ini dikoordinasikan dalam kerangka ''Public Law'' 480<Ref name=jurno>[https://jurno.id/indomie-dan-tangan-tangan-amerika-yang-menciptakan-generasi-micin Indomie dan Tangan-Tangan Amerika yang Menciptakan Generasi Micin]</ref> (''[[Food for Peace]]'').<ref name=Liem/> Kondisi produksi beras nasional yang belum membaik hingga 1980-an, ditambah upaya pengurangan impor beras, membuat pemerintah semakin mendorong konsumsi produk olahan gandum di masyarakat. Bantuan pun diberikan seperti dalam subsidi terigu (sehingga harganya lebih murah dibanding di luar negeri sekalipun), adanya berbagai fasilitas ke penggiling, dan kredit-kredit khusus. AS juga memberikan fasilitas seperti bantuan dan kredit lunak ke Indonesia untuk mengimpor terigunya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=HldaDwAAQBAJ&pg=PA32&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgKEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Lima Pilar Kedaulatan Pangan Nusantara]</ref><ref name=kecanduan/>
Kualitas tepung yang seringkali kurang baik ketika didatangkan memicu adanya usulan untuk membangun penggilingan gandum di Indonesia. Yang menjadi orang pilihan Soeharto untuk melaksanakan tugas tersebut adalah cukong utamanya, Liem Sioe Liong ([[Sudono Salim]]) dalam wadah [[Bogasari|Bogasari Flour Mills]]. Lebih istimewanya lagi, Liem mendapatkan hak sebagai penggiling gandum utama di Indonesia selama bertahun-tahun secara [[monopoli]]stik. Sebagai "hadiah", 26% keuntungan Bogasari diberikan kepada dua yayasan Soeharto dan 10% sahamnya dikuasai sepupunya, [[Sudwikatmono]].<ref name=orde/><ref name=Liem/> Cerita tidak berhenti sampai di situ. Upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan olahan terigu, lagi-lagi melibatkan Liem. Pada mulanya sebelum dikenal dengan Indofood-nya, pemerintah Orde Baru meminta Salim memproduksi mi untuk keperluan ransum tentara dan pegawai negeri, yang belakangan dipasarkan ke publik dengan merek Sarimi. Dengan bantuan kekuatan monopoli terigunya, Salim berhasil menguasai dua merek lain, Indomie dan Supermi pada pertengahan 1980-an sehingga menjadi pemain dominan.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=8Zw4iOA3ytwC&dq=sarimi+supermi+jangkar+bogasari&focus=searchwithinvolume&q=gandum Menggugah etika bisnis Orde Baru]</ref> Maka pada akhirnya, dengan kekuatan finansial Grup Salim dan dukungan rezim yang berkuasa, mi instan tumbuh sebagai pengganti berbagai [[makanan pokok]], termasuk beras.<ref name=Liem/> Pada saat yang sama dengan merajalelanya mi instan, keuntungan besar didapat oleh Soeharto dan kroninya, Liem.<ref name=mie>[https://books.google.co.id/books?id=i4B84NUWAEoC&pg=PA176&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgOEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Menguak misteri kekuasaan Soeharto]</ref><ref name=orde/> Pasca jatuhnya Orde Baru pun, Indofood (Salim) sebagai pemain lama tetaplah tidak tergoyahkan mengingat struktur pasar yang [[oligopoli]]stik.<ref name=kecanduan/>
Aspek penting lain yang dapat dimaknai dari maraknya konsumsi mi instan adalah kegagalan pemerintah Orde Baru mendorong diversifikasi pangan. Banyak yang menilai, berbeda dengan Orde Lama yang berusaha mengembangkan berbagai alternatif makanan pokok, pemerintah Soeharto cenderung mentitikberatkan penyeragaman pangan, dengan hanya mendorong beras sebagai bahan pokok utama dan produk olahan gandum sebagai substitusinya. Gandum dianggap sebagai "penyelamat" cepat jika pemerintah gagal mengatasi krisis pangan yang ada, yang dalam hal ini adalah memacu produksi beras. Padahal sebenarnya Indonesia memiliki keanekaragaman pangan yang kaya, dengan adanya hasil bumi seperti sagu, umbi-umbian dan biji-bijian yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber [[karbohidrat]] alternatif.<Ref>[https://cemeti.art/2022/04/22/kertas-kerja-pembusukan-indomie-no-1/ Kertas Kerja Pembusukan Indomie No 1]</ref><ref name=gg>[https://www.alinea.id/bisnis/ketika-terigu-menggerogoti-pangsa-konsumsi-beras-b2hSE9Ngt Ketika terigu menggerogoti pangsa konsumsi beras]</ref><ref>[https://lib.ui.ac.id/data/digital/2021-7/20497522-S-Muhamad%20Rafi%20Somantri.pdf Tata Niaga Terigu di Masa Orde Baru]</ref>
Keberadaan mi instan sebagai bahan pangan utama masyarakat sebenarnya sungguh ironis. Tidak seperti bangsa-bangsa [[Asia Timur]], Indonesia tidak memiliki tradisi yang kuat dalam konsumsi mi. Lebih parahnya lagi, gandum sebagai bahan dasar mi tidak mampu dibudidayakan secara masif di Indonesia.<ref name=mie/> Akibatnya, Indonesia muncul sebagai salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Dari hanya 450.000 ton pada 1970, memasuki 1990-an impor gandum menjadi 3 juta ton, dan di tahun 2016 naik pesat menjadi 8,5 juta ton.<ref name=kecanduan/> Di tahun 2021 angkanya sudah mencapai 11,2 juta ton (senilai US$ 2,9 miliar atau Rp 42 triliun).<ref name=pangan>[https://tirto.id/polemik-mi-instan-esensi-gandum-dan-perubahan-pola-pangan-ri-gFeg Polemik Mi Instan: Esensi Gandum dan Perubahan Pola Pangan RI]</ref><ref name=kupmara>[https://kumparan.com/ideas-riset/perubahan-budaya-pangan-hantarkan-indonesia-jadi-importir-gandum-terbesar-dunia-1yVN4ervJmN/1 Perubahan Budaya Pangan Hantarkan Indonesia Jadi Importir Gandum Terbesar Dunia]</ref> Hal ini terjadi seiring konsumsi mi instan Indonesia yang semakin meningkat (berada dalam posisi kedua dunia),<ref name=pangan/> dan tercatat sebagai salah satu pengekspor mi instan terbesar.<ref name=mie/> Pada saat yang sama dengan tren naiknya impor gandum sejak 2010-an, angka produksi beras sebagai makanan pokok utama mengalami stagnasi.<ref name=kupmara/> Diperkirakan, jika tren ini terus berlanjut, di tahun 2050 50% kebutuhan pokok Indonesia akan berasal dari gandum dan olahannya.<ref name=gg/>
Ketergantungan impor gandum (dan konsumsi mi instan) tidaklah berdampak positif. Seperti misalnya ketika [[Perang Rusia-Ukraina]] mencuat sejak awal 2022, kebutuhan gandum Indonesia yang salah satunya disuplai dari kedua negara, mendapat ancaman yang dapat mendorong kenaikan harga mi di dalam negeri.<ref name=jadi/><ref name=pangan/> Sayangnya, upaya untuk mengatasi masalah ini, seperti rencana substitusi gandum dengan produk pangan lain (sorgum, mocaf, dll), atau upaya mengembangkan gandum yang bisa ditanam di Indonesia,<ref>[https://www.voaindonesia.com/a/pakar-gandum-indonesia-potensial-tetapi-belum-kompetitif-/6703229.html Pakar: Gandum Indonesia Potensial, Tetapi Belum Kompetitif]</ref> sejauh ini cenderung hanya menjadi wacana. Selain itu, harga mi instan yang lebih murah daripada nasi,<ref name=Liem/> juga membuat beberapa kelompok masyarakat bawah, seperti petani dan buruh, dirugikan mengingat harga beras yang bisa ditekan dengan harga mi.<ref name=mie/> Mi instan juga bukanlah produk pangan yang ideal untuk menciptakan masyarakat yang sehat mengingat nutrisinya yang rendah.<Ref name=jurno/>
Pada saat yang bersamaan, tidak bisa dipungkiri mi instan telah menjadi produk pangan tidak terpisahkan pada masyarakat Indonesia. Mi instan telah memicu berbagai usaha, entah kecil atau besar, dimana ribuan orang menggantungkan hidupnya baik dari memproduksi, memasarkan, hingga menyajikan olahannya. Selain itu, mi instan telah dianggap banyak kalangan sebagai simbol nasional, seperti contohnya merek Indomie. Ketika orang-orang asing dan ''public figure'' menyebutkan bahwa Indomie adalah kesukaannya, banyak orang-orang Indonesia yang ikut bangga karenanya.<Ref name=jurno/> Ekspor mi instan, selain mendatangkan devisa (US$ 271,3 juta pada 2020),<ref>[https://ekonomi.republika.co.id/berita/r3u6lg457/mi-instan-indonesia-diminati-lima-negara-ini Mi Instan Indonesia Diminati Lima Negara Ini]</ref> juga seringkali dimanfaatkan sebagai langkah [[gastrodiplomasi]], seperti lewat promosi Indomie di berbagai negara.<ref name=diplom/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=eZNlEAAAQBAJ&pg=PA58&dq=ketergantungan+mie+instan+indonesia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiY0Ou_sZaCAxU4nmMGHQ6DCr0Q6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=ketergantungan%20mie%20instan%20indonesia&f=false Majalah TAMBANG]</ref>
===Produsen dan merek===
* '''[[Indofood CBP
* '''[[Wings (perusahaan)|Wings Food]]''': Memiliki pangsa pasar terbesar kedua untuk mi instan di Indonesia; termasuk pemain baru (sejak April 2003).<ref name=saing/><ref name=wing>[http://renimariaug.blogspot.com/2009/12/ Pengaruh Iklan Wings]</ref
* '''[[Jakarana Tama]]''': Produsen mi ini didirikan pada Mei 1993, oleh pendiri Indomie Djajadi Djaja. Produknya saat ini diedarkan dengan merek Gaga dan Arirang; dahulu juga sempat mengedarkan merek Michiyo
* '''Olagafood''': Produksinya dimulai sejak 1998, dengan merek Alhami, Santremie, Alimi dan Maitri.<ref name=MUI/> Produknya umumnya beredar di [[
* '''[[ABC Holding]]''': Saat ini, di bawah PT [[ABC President Indonesia]], perusahaan tersebut mengedarkan mi bermerek ABC dan Gurimi. Dahulu juga mengedarkan milik President, Yomp dan Eat & Go.<
* '''[[Mayora Indah]]''': Produknya bisa dikatakan inovatif, seperti Bakmi Mewah
* '''Nissin''': Anak usaha dari [[Nissin Foods]] Jepang, produknya seperti Gekikara Ramen, Nissin Ramen (Mikuya), Top
* '''Suprama''': Produsen yang lebih dikenal dengan merek "Burung Dara" untuk mi telor, juga baru-baru ini mengenalkan produknya bernama Best Wok.<
* '''Fonusa Agung Mulia''': Produsen [[permen]] ini memproduksi mi bermerek [[Lemonilo]] (hasil kerjasama dengan PT Lemonilo Indonesia Sehat) yang mengklaim sebagai "mi sehat".
* '''[[Nutrifood|Nutrifood Indonesia]]''': Menggunakan merek Tropicana Slim<ref name=mi3/> dengan ''branding'' sebagai mi sehat.
* '''Kobe Boga Utama''': Produsen bumbu masak ini baru-baru ini telah mengeluarkan merek mi instan pedas bermerek BonCabe dan Kobe Jiwa Pagi yang diklaim sebagai mi sehat dengan [[sayur]]an.▼
* '''Daai Boga''': Mi instan yang terafiliasi dengan [[Tzu Chi]] ini (diberi nama DAAI) mengklaim dirinya sebagai mi instan [[vegetarian]], dengan produksinya bekerjasama dengan Indofood.<ref>[https://tzuchi.or.id/read-berita/menyambut-mi-instan-daai-mi-sehat-dan-vegan/7002 Menyambut Mi Instan DAAI, Mi Sehat dan Vegan]</ref>▼
* '''Megahputra Sejahtera''': Produsen mi instan yang produknya diedarkan dalam nama Megah Mie, Mikami dan Bola Dunia.<
▲* '''Kobe Boga Utama''': Produsen bumbu masak ini baru-baru ini telah mengeluarkan merek mi instan pedas bermerek BonCabe.
* '''Surya Mandiri''': Memproduksi mi instan merek Sejati.<ref>{{Cite web |url=https://sejatinoodles.com/mie-goreng/ |title=Sejati |access-date=2022-05-18 |archive-date=2022-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220807195351/https://sejatinoodles.com/mie-goreng/ |dead-url=yes }}</ref>
▲* '''Megahputra Sejahtera''': Produsen mi instan yang produknya diedarkan dalam nama Megah Mie dan Bola Dunia.<Ref name=sharp/>
* '''
* '''Rusindo Prima Food Industri''': Berbasis di [[Deli Serdang]] dan beroperasi sejak 1981. Produk yang diedarkan seperti Sakina, Soleha, Intimi, Halali, Lek-Lek dan Cheriami.<ref>[https://www.rusindoprima.co.id/#sub_page/11/profil-perusahaan Profil perusahaan]</ref>
* '''Burung Layang Terbang''': Menghadirkan [[kwetiau]] goreng dan kuah instan.
* '''[[Kaldu Sari Nabati]]''': Produsen [[makanan ringan]] ini memproduksi mi instan bermerek Nabati Richeese dan Nabati melalui PT Nutribev Nabati Indonesia.
Selain mi instan lokal seperti di atas, juga beredar di pasaran produk mi impor yang harganya umumnya lebih mahal, seperti [[Nongshim]] dan [[Mi Samyang|Samyang]]. Dalam perkembangannya, tidak hanya produk mi instan, di pasaran juga berkembang [[bihun]] instan, yang dipelopori oleh Indomie pada akhir 1980-an.<ref>[https://www.facebook.com/iklanjadul/posts/bihun-instant-indomie-1989kiriman-mukiyo/1291504391032831/ Bihun Instant Indomie 1989]</ref> Kini, terdapat beberapa produsen bihun instan, seperti [[FKS Food]] (Bihunku), Kuala Pangan (Super Bihun), dan Sungai Budi Sari (Rose Brand). Ada juga [[misoa]] instan yang baru-baru ini muncul di pasaran walaupun masih terbatas.▼
* '''Sentra Pangan Utama''' (SPU): Berbasis di [[Gresik]] sejak 2007,<ref>[http://triloker.com/id/company/detail/441 PT. Sentra Pangan Utama]</ref> produknya beredar secara terbatas dalam merek Umi, Jago, dll.
* '''Fit Indonesia Tama''': Mengklaim sebagai "mi sehat" dari [[mi shirataki]], produksinya dimaklonkan ke Jakarana Tama.
▲* '''Daai Boga''': Mi instan yang terafiliasi dengan [[Tzu Chi]] ini (diberi nama DAAI) mengklaim dirinya sebagai mi instan [[vegetarian]], dengan produksinya bekerjasama (maklon) dengan Indofood.<ref>[https://tzuchi.or.id/read-berita/menyambut-mi-instan-daai-mi-sehat-dan-vegan/7002 Menyambut Mi Instan DAAI, Mi Sehat dan Vegan]</ref>
* '''''Private label''''': Ada perusahaan [[ritel]] yang mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti [[Indomaret]] bekerjasama dengan Nissin.<ref name=mui2/>
▲Selain mi instan lokal seperti di atas, juga beredar di pasaran produk mi [[impor]] yang harganya umumnya lebih mahal, seperti [[Nongshim]] dan [[Mi Samyang|Samyang]]. Dalam perkembangannya, tidak hanya produk mi instan, di pasaran juga berkembang [[bihun]] instan, yang dipelopori oleh Indomie pada akhir 1980-an.<ref>[https://www.facebook.com/iklanjadul/posts/bihun-instant-indomie-1989kiriman-mukiyo/1291504391032831/ Bihun Instant Indomie 1989]</ref> Kini, terdapat beberapa produsen bihun instan, seperti [[FKS Food]] (Bihunku), Kuala Pangan (Super Bihun), dan Sungai Budi Sari (Rose Brand). Ada juga [[misoa]] instan yang baru-baru ini muncul di pasaran walaupun masih terbatas.
Adapun pemain lama yang sudah tidak memproduksi mi instan lagi, seperti:
* '''Supmi Sakti''': Perusahaan ini awalnya dimiliki oleh Kakan Sukandinata dan menghasilkan produk mi instan bermerek Dore-Mi dan Sup Mie Ayam sejak 1986.<
* '''Sentrafood Indonusa''' dan Sentraboga Intiselera: Dimiliki oleh [[Medco Group]] (yang lebih dikenal di industri perminyakan), produknya dikenal dengan nama Salam Mie dan Cinta-mi.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=JecVAQAAMAAJ&dq=sentrafood+medco&focus=searchwithinvolume&q=sentrafood+ Informasi & peluang bisnis SWA sembada, Volume 22,Masalah 17-20]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=C5pyDwAAQBAJ&pg=PA286&dq=sentrafood+indonusa+medco&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwja2-j4tun3AhWaRWwGHb8LBzIQ6AF6BAgHEAI#v=onepage&q=sentrafood%20indonusa%20medco&f=false Kewirausahaan]</ref>
* '''[[Khong_Guan#Sejarah_Khong_Guan_di_Indonesia|Khong Guan]]''': Memproduksi merek Mami, Mamee, Khong Guan, dan Top Mie. Perusahaan afiliasinya, PT Serena Pangan/PT Jaya Abadi Corak Biscuit memproduksi mi instan merek Serena, Anak Mami, Gadjah Mie dan Rajami.<ref name=MUI/><ref name=eksekutif/><ref name=Jaya/> Merek lain yang sempat dipasarkan adalah merek Chicken Mie yang merupakan salah satu mi instan terawal.<
* '''[[Unilever Indonesia]]''': Pernah mengedarkan mi bermerek Mie & Me untuk anak muda; tidak bertahan lama akibat saingan Indomie yang melempar merek Chatz Mie.<
* '''Barokah
* '''Karomatul Ummah''': Mereknya adalah "Karomah" (dengan slogan "Dari dan untuk ummat"), diluncurkan pada Februari 1997.<
* '''[[FKS Food|Asia Intiselera]]''' dan Tiga Pillar Sejahtera: PT Asia Intiselera memproduksi mi instan bermerek Ha Ha Mi, Mi-Kita dan Bossmi;<ref name=miku/> sedangkan Tiga Pillar memproduksi merek Superior.<
* '''[[Siantar Top]]''': Produsen
* '''
* '''Ramien Jaya''': Produknya diedarkan dengan merek Mieku dan Chiamie.<ref name=ummt>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=jMTXAAAAMAAJ&dq=Ramien+Jaya&focus=searchwithinvolume&q=ramien Ummat, Volume 3,Masalah 16-24]</ref>
* '''Radiance''': Produknya bermerek Meita, Okemie, Akamie, Mamamie.<ref name=MUI/><ref name=mi3>
* '''CNI''': Perusahaan ''[[Pemasaran berjenjang|multi-level marketing]]'' ini pernah memilki mi instannya bernama CNI Sehati,<ref>[http://ottongtralala.blogspot.com/2012/12/cni-mie-sehati-ginseng.html CNI Mie Sehati Ginseng]</ref> yang produksinya bekerjasama dengan PT Sentrafood.<
* '''''Private label''''': Beberapa perusahaan ritel pernah mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti [[Transmart|Carrefour]], [[Indomaret]], [[Alfamart]] dan [[Giant (toko swalayan)|Giant]]. Biasanya mereka bekerjasama dengan perusahaan mi seperti tiga yang pertama dengan PT ABC President dan Indomaret dengan Nissin.<ref name=mui2>[https://www.halalmui.org/images/stories/pdf/LSH/produkhalal.pdf Produk halal 2013]</ref>▼
*'''Fuji Agung Food Manufacturing''': Pada awal 1970-an, perusahaan ini memproduksi mi instan bermerek Supermi Ayam (ejaan lama: Ajam) dengan kapasitas produksi 9,6 juta bungkus. Akan tetapi, kemudian perusahaan ini digugat oleh pemegang merek Supermi saat itu, PT Lima Satu Sankyo Industri Pangan dan kalah di pengadilan.<ref>[https://www.datatempo.co/MajalahTeks/detail/ARM2018061260288/menjaga-etiket MENJAGA ETIKET]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=Ka_ZDwAAQBAJ&pg=PA23&dq=SUPERMI+AYAM&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiz9IfotfP3AhUjUGwGHa9CD_oQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=SUPERMI%20AYAM&f=false Sepak Terjang Pengelolaan Bisnis Perusahaan Air Mineral Terkemuka]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=24hnYVXA1fcC&dq=FujiAgung+Foods&focus=searchwithinvolume&q=Agung+ Laporan tahunan perkembangan dalam Sektor B, Industri selama ... Pelita tahap I.]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=103db4VwswAC&q=FujiAgung+Foods&dq=FujiAgung+Foods&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwj78Juit_P3AhXF8XMBHcqSC5cQ6AF6BAgDEAI Pembinaan industri daerah: bidang perindustrian ringan dan keradjinan rakjat]</ref> Nasib perusahaan ini sendiri kurang jelas setelah kekalahan gugatan tersebut.
* '''Pandu Djaya Abadi''': Berbasis di Semarang, memproduksi mi instan Oriental Mi dan Intermi (kini milik Indofood CBP) pada era 1970-an.<ref name=berita/><ref name=bepete/>
* Perusahaan yang telah dimerger ke Indofood CBP (PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., PT Lambang Insan Makmur, PT Sarimi Asli Jaya, CV Super Food Indonesia).
▲* '''''Private label''''': Beberapa perusahaan ritel yang pernah mengedarkan mi instan dengan mereknya sendiri, seperti [[Transmart|Carrefour
==Kelebihan dan kekurangan==
Dibandingkan produk pangan lain, mi instan umumnya memiliki harga yang ekonomis, sehingga dapat dinikmati di segala waktu. Rasanya yang banyak digemari dan mudahnya didapatkan produk ini membuat masyarakat sulit lepas dari mi instan. Sebagai salah satu contoh dalam [[budaya populer]] adalah keterkaitan mi instan sebagai "makanan anak kost".<ref>[https://food.detik.com/info-kuliner/d-5271015/anak-kos-buktikan-makan-sehat-bisa-lebih-murah-dari-makan-mie-instan Anak Kos Buktikan Makan Sehat Bisa Lebih Murah dari Makan Mie Instan]</ref> Tidak hanya itu, kepraktisan dalam penyajiannya, penerimaan yang luas dari segala kalangan dan mudahnya pendistribusian membuat mi instan menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.<ref name=miring>[https://tirto.id/mi-instan-tak-genting-diterpa-isu-miring-9gl#google_vignette Mi Instan Tak Genting Diterpa Isu Miring]</ref>
Akan tetapi, mi instan juga memiliki beberapa kekurangan. Seperti produk ini sering dianggap makanan kurang sehat, atau bahkan ''[[junk food]]''.<ref>{{cite web | title=Stay away from instant noodles to keep healthy|url=https://consumer.org.my/stay-away-from-instant-noodles-to-keep-healthy/| publisher=Consumers Association of Penang| access-date=7 December 2012}}</ref> Hal ini karena mi instan hanya tinggi di [[karbohidrat]], [[lemak]] dan [[garam]], namun rendah dalam [[protein]], [[serat pangan]] ditambah [[vitamin]] dan [[mineral]].<ref>[http://www.livestrong.com/article/519071-ramen-noodles-chronic-illness/ ''Ramen Noodles and Chronic Illness'']</ref><ref>[https://consumer.org.my/stay-away-from-instant-noodles-to-keep-healthy/ ''Stay Away from Instant Noodles to KeepHealthy'']; accessed ???</ref><ref>{{cite web | author=Hope Ngo |url=http://edition.cnn.com/2001/WORLD/asiapcf/east/02/23/hongkong.noodles/index.html |title=CNN.com – Instant noodles a health hazard: report – February 23, 2001 |publisher=CNN |date=23 February 2001 |access-date=7 November 2012}}</ref> Akibat dari banyaknya kandungan bahan tersebut, mi instan dapat dianggap sebagai salah satu penyebab kegemukan dan masalah kardiometabolik, seperti menurut sebuah penelitian di [[Korea Selatan]].<ref>{{cite web | author=Korea Bizwire |url=http://koreabizwire.com/south-korea-ranked-no-1-in-instant-noodle-consumption/19034 |title=South Korea ranked No.1 in instant noodle consumption |publisher=Korea Bizwire |date=13 September 2014 |access-date=11 April 2020}}</ref> Untuk menepis klaim kurang sehat tersebut, beberapa produsen biasanya menambahkan bahan-bahan tertentu. Misalnya, Indomie disebut memiliki kandungan gizi seperti [[protein]], [[niasin]], [[asam folat]], mineral zat besi, [[natrium]], dan berbagai [[vitamin]] seperti vitamin A, B1, B6, dan B12.
Di satu sisi, posisi mi instan sebagai makanan industri (''processed food'') juga seringkali membuat produk ini dipenuhi rumor miring yang tidak jelas kebenarannya. Isu tersebut seperti klaim bahwa mi instan bisa menyebabkan [[usus buntu]], usus "lengket",<ref>[https://health.grid.id/read/352821184/makan-mi-instan-tiap-hari-sebabkan-usus-lengket-dan-usus-buntu-berikut-ini-penjelasan-dari-dekan-fkui?page=all Makan Mi Instan Tiap Hari Sebabkan Usus Lengket dan Usus Buntu, Berikut Ini Penjelasan dari Dekan FKUI]</ref> atau mengandung "lapisan [[lilin]]" dalam air rebusannya.<ref>[https://www.kominfo.go.id/content/detail/17858/disinformasi-air-rebusan-mie-instan-harus-dibuang/0/laporan_isu_hoaks
== Pranala luar ==▼
* {{en}} [http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html Info dan Statistik Mi Instan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20061117000500/http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html |date=2006-11-17 }}▼
== Referensi ==
{{reflist}}
▲== Pranala luar ==
[[Kategori:Hidangan Tionghoa]]▼
* {{en}} [http://www.instantramen.or.jp/english/data/data02.html Info dan statistik mi instan]
▲
[[Kategori:Mi]]
|