Pertempuran Badar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Tahun terjadinya perang badar
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(24 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
|combatant1=[[Muslim]] dari [[Madinah]]
|combatant2=[[Quraisy]] dari [[Mekkah]]
|commander1=[[Muhammad]]<br />[[Hamzah bin Abdul-Muththalib]]<br />[[Abu Bakar ash-Shiddiq]]<br />[[Umar bin Khattab]]<br /> [[Ali bin Abi Thalib]]
|commander2=[[Amr bin Hisyam]]{{KIA}}<br />Utbah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />[[Umayyah bin Khalaf]]{{KIA}}<br />Syaibah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />Al-Walid bin Utbah bin Rabi'ah{{KIA}}<br />[[Uqbah bin Abi Mu'aith]]
|strength1=300-350313
500 malaikat(menurut riwayat)
|strength2=<900-1000
|casualties1=14 tewas
|casualties2=50-70 tewas<br />43-70 tertawan}}
{{Pertempuran Muhammad}}
'''Pertempuran Badar''' ({{lang-ar|غزوة بدر|translit=gazwah badr}}), adalah pertempuran besar pertama antara umat [[Islam]] melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 [[Ramadan]] 2 [[Kalender Hijriah|H]] (13 Maret 624). Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan [[Quraisy]]<ref>Quraisy adalah suku bangsa Arab yang menguasai kota Mekkah. Istilah "Quraisy" dan "penduduk Mekkah" secara umum dapat digunakan saling menggantikan, yaitu pada masa antara peristiwa [[Hijrah]] pada tahun 622 dan [[Pembebasan Mekkah]] oleh kaum Muslim pada tahun 630.</ref> dari [[Mekkah]] yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.
Baris 24 ⟶ 25:
 
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam [[Pertempuran Uhud]].
 
== Susunan pasukan ==
[[Muhammad]] mengadakan persiapan untuk keluar bersama 313 atau hingga 317 orang, yang terdiri dari 82 hingga 86 dari [[Kaum Muhajirin|Muhajirin]], 61 dari Aus, dan 170 dari [[Bani Khazraj|Khazraj]]. Mereka tidak mengadakan pertemuan khusus dan tidak membawa perlengkapan yang banyak. Kudanya pun hanya dua ekor; seekor milik [[Zubair bin Awwam|Az-Zubair bin Al-Awwam]] dan seekor lagi milik [[Miqdad bin Amr|Al-Miqdad bin Al-Aswad Al-Kindi]]. [[Unta arab|Untanya]] ada 70 ekor, Satu ekor dinaiki dua atau tiga orang. Muhammad naik seekor unta bersama Ali bin Abu Thalib dan [[Martsad bin Abi Martsad al-Ghanawi|Martsad bin Abu Martsad Al-Ghanawi]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Al-Mubarakfuri|first=Syaikh Shafiyyurrahman|date=2021|title=Sirah Rasulullah (Sejarah Hidup Nabi<!----> Muhammad SAW)|location=Jakarta Timur|publisher=Ummul Qura|isbn=978-602-6579-57-7|url-status=live}}</ref>
 
Muhammad, mengangkat [[Abdullah bin Ummi-Maktum|Ibnu Ummi Makhtum]] menjadi wakilnya di [[Madinah]]. Namun, setibanya di Ar-Rauha', Muhammad menyuruh [[Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir|Abu Lubabah bin Abdul Mundzir]] agar kembali ke Madinah dan menggantikan posisi Ibnu Ummi Makhtum sebagai wakilnya. Bendera komando tertinggi yang berwarna putih diserahkan kepada [[Mush'ab bin Umair|Mush'ab bin Umair Al-Qurasyi Al-Abdari]]. Pasukan kaum Muslimin dibagi menjadi dua batalion:<ref name=":0" />
 
# Batalion [[Kaum Muhajirin|Muhajirin]]. Benderanya diserahkan kepada [[Ali bin Abi Thalib|Ali bin Abu Thalib]].
# Batalion [[Kaum Anshar|Anshar]]. Benderanya diserahkan kepada [[Sa'ad bin Mu'adz]].<ref name=":0" />
 
Komando sayap kanan diserahkan kepada [[Zubair bin Awwam|Az-Zubair bin Al-Awwam']] dan sayap kiri diserahkan kepada [[Miqdad bin Amr|Al-Miqdad bin Amr]], karena hanya mereka berdualah yang naik kuda dalam pasukan itu. Sementara titik pertahanan garis belakang diserahkan kepada [[Qais bin Sha'sha'ah]]. Komando tertinggi berada di tangan [[Muhammad]].<ref name=":0" />
 
== Latar belakang ==
Baris 30 ⟶ 41:
Pada awal peperangan, Jazirah Arab dihuni oleh suku-suku yang berbicara dalam [[bahasa Arab]]. Beberapa diantaranya adalah suku [[Suku Badui (Arab)|Badui]]; bangsa [[nomad]] penggembala yang terdiri dari berbagai macam suku; beberapa adalah suku petani yang tinggal di [[oasis]] daerah [[utara]] atau daerah yang lebih subur di bagian selatan (sekarang [[Yaman]] dan [[Oman]]). Mayoritas bangsa Arab menganut kepercayaan [[politeisme]]. Beberapa suku juga memeluk agama [[Yahudi]], [[Kristen]] (termasuk paham [[Nestorian]]), dan [[Zoroastrianisme]].
 
Nabi Muhammad lahir di [[Mekkah]] sekitar tahun 570 dari keluarga [[Bani Hasyim]] dari suku [[Quraisy]]. Ketika berumur 40 tahun, ia mengalami pengalaman spiritual yaitu menerima wahyu ketika sedang menyendiri di suatu [[gua]], yakni [[Gua Hira]] di luar kota Mekkah. Ia mulai berdakwah kepada keluarganya dan setelah itu baru berdakwah kepada umum. Dakwahnya ada yang diterima dengan baik tapi lebih banyak yang menentangnya. Pada periode ini, Muhammad dilindungi oleh pamannya [[Abu Thalib]]. Ketika pamannya meninggal dunia sekitar tahun 619, kepemimpinan Mekkah diteruskan kepada salah seorang musuh Muhammad, yaitu Amr bin Hisyam,<ref>Kebencian banyak muslim terhadap Hisyam dapat dilihat dari julukan yang diberikan, "[[Abu Jahal]]" (Bapak Kejahilan), yaitu nama yang lebih umum dikenal oleh kaum Muslim saat ini.</ref> yang menghilangkan perlindungan kepada Muhammad serta meningkatkan penganiayaan terhadap komunitas [[Muslim]].
 
Pada tahun 622, dengan semakin meningkatnya kekerasan terbuka yang dilakukan kaum Quraisy kepada kaum Muslim di Mekkah, Muhammad dan banyak pengikutnya [[hijrah]] ke [[Madinah]]. Hal ini menandai dimulainya kedudukan Muhammad sebagai pemimpin suatu kelompok dan agama.
 
=== ''Ghazawāt'' ===
Setelah kejadian hijrah, ketegangan antara kelompok masyarakat di Mekkah dan Madinah semakin memuncak dan pertikaian terjadi pada tahun 623 ketika kaum Muslim memulaiyang selama ini diam ketika di zolimi kafir Quraisy mulai melakukan beberapareaksi seranganperlawanan (sering disebut ''[[ghazawāt]]'' dalam bahasa Arab) pada rombongan dagang kaum Quraisy Mekkah. Madinah terletak di antara [[rute]] utama [[perdagangan]] Mekkah. Meskipun kebanyakan kaum Muslim berasal dari kaum Quraisy juga, merekakarena yakinsebelumnya akankafir haknyaQuraisy untuktelah mengambilmelakukan hartapenganiyaan parafisik pedagangdan Quraisy Mekkah tersebut; karena sebelumnya telah menjarah harta dan rumah kaum muslimin yang ditinggalkan di Mekkah (karena hijrah) dan telah mengeluarkan mereka dari suku dan kaumnya sendiri, sebuah penghinaan dalam kebudayaan Arab yang sangat menjunjung tinggi kehormatan. dan umat Islam selama ini diam tidak membalas karena takut akan kemurkaan Allah sampai ketika Allah menurunkan firman-Nya agar umat Islam yang terzolimi bangkit melawan kejahatan yang dilakukan kaum kafir <ref>Al-Qur'an Surah 22: 39-40. 'Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan mesjid-mesjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa'. ''Al-Quran & Terjemahnya''. Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur'an Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, Cet. ke-10. 2005.</ref> Kaum Quraisy Mekkah jelas-jelas mempunyai pandangan lain terhadap hal tersebut, karena mereka melihat kaum Muslim sebagai [[kriminal|penjahat]] dan juga ancaman terhadap lingkungan dan kewibawaan mereka.<ref name="hogson1">Hodgson, hal. 174-175.</ref>
 
Pada akhir tahun 623 dan awal tahun 624, aksi ''ghazawāt'' semakin sering dan terjadi di mana-mana. Pada bulan September 623, Muhammad memimpin sendiri 200 orang kaum Muslim melakukan serangan yang gagal terhadap rombongan besar kafilah Mekkah. Tak lama setelah itu, kaum Quraisy Mekkah melakukan "serangan balasan" ke Madinah, meskipun tujuan sebenarnya hanyalah untuk mencuri ternak kaum Muslim.<ref>http://www.quraan.com/index.aspx?tabindex=4&tabid=11&bid=7&cid=24 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927051209/http://www.quraan.com/index.aspx?tabindex=4&tabid=11&bid=7&cid=24 |date=2007-09-27 }}.</ref> Pada bulan Januari 624, kaum Muslim menyerang kafilah dagang Mekkah di dekat daerah [[Nakhlah]], hanya 40 kilometer di luar kota Mekkah, membunuh seorang penjaga dan akhirnya benar-benar membangkitkan [[dendam]] di kalangan kaum Quraisy Mekkah.<ref>Meskipun kaum Muslim di sisi lain menyatakan bahwa semuanya bermula ketika mereka pertama kali dikeluarkan dari kota Mekkah.</ref> Terlebih lagi dari sudut pandang kaum Quraisy Mekkah, penyerangan itu terjadi pada bulan [[Rajab]]; bulan yang dianggap suci oleh penduduk Mekkah. Menurut tradisi mereka, dalam bulan ini peperangan dilarang dan [[gencatan senjata]] seharusnya dijalankan.<ref name="hogson1"/> Berdasarkan latar-belakang inilah akhirnya Pertempuran Badar terjadi.
Baris 43 ⟶ 54:
Di musim semi tahun 624, Muhammad mendapatkan informasi dari mata-matanya bahwa salah satu kafilah dagang yang paling banyak membawa harta pada tahun itu, dipimpin oleh [[Abu Sufyan]] dan dijaga oleh tiga puluh sampai empat puluh pengawal, sedang dalam perjalanan dari [[Suriah]] menuju Mekkah. Mengingat besarnya kafilah tersebut, atau karena beberapa kegagalan dalam penghadangan kafilah sebelumnya, Muhammad mengumpulkan pasukan sejumlah lebih dari 300 orang, yang sampai saat itu merupakan jumlah terbesar pasukan Muslim yang pernah diterjunkan ke medan perang.<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.293 Sahih al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 293] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.293 |date=2006-02-12 }}. Sumber-sumber yang ada berbeda mengenai jumlah pasukan yang tepat.</ref>
 
Jumlah lengkap dari pasukan Nabi Muhammad yang dikumpulkan adalah 313 orang laki-laki. Namun, hanya 305 orang saja yang akhirnya mengikuti pertempuran. 8 orang lainnya tertinggal karena berbagai sebab yang berbeda.{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
 
Dari kaum Muhajirin terdapat tiga orang yang tidak bertempur, sedangkan dari kaum Anshar ada lima orang. Dari kaum Muhajirin ada [[Utsman bin 'Affan|Utsman bin Affan]], [[Thalhah bin Ubaidillah]] dan [[Sa'id bin Zaid]]. Utsman bin Affan tidak dapat berangkat ke pertempuran karena menemani istrinya yaitu [[Ruqayyah binti Muhammad]] yang dalam keadaan sekarat hingga akhirnya ia wafatmeninggal dunia. Sedangkan Thalhah bin Ubaidillah dan Sa'id bin Zaid diutus oleh Nabi Muhammad untuk menyelidiki informasi tentang kafilah dagang suku Quraisy.{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
 
Dari kaum Anshar terdapat 5 orang yang tidak mengikuti pertempuran, yaitu Abu Lubabah bin Abdul Mundzir, Ashim bin Adi Al-Ajlani, Al-Harits bin Hathib Al-Amri, Al-Harits bin Ash-Shamah, dan Khawwat bin Jubair. [[Abu Lubabah bin Abdul-Mundzir]] dipilih oleh Nabi Muhammad untuk mewakili dirinya sebagai pemimpin di Madinah. Ashim bin Adi Al-Ajlani dipilih oleh Nabi Muhammad untuk mewakili dirinya sebagai pemimpin di Aliyah. Al-Harits bin Hathib Al-Amri dipulangkan ke Bani Amr bin Auf di Rauha'. Alasannya adalah tersebar kabar buruk tentang Bani Amr bin Auf. Sedangkan Al-Harits bin Ash-Shamah, dan Khawwat bin Jubair mengalami [[Retak tulang|patah tulang]].{{Sfn|Khaththab|2019|p=201}}
 
=== Pergerakan menuju Badar ===
Baris 80 ⟶ 91:
Di saat fajar tanggal 13 Maret, pasukan Quraisy membongkar kemahnya dan bergerak menuju lembah Badar. Telah turun hujan pada hari sebelumnya, sehingga mereka harus berjuang ketika membawa kuda-kuda dan unta-unta mereka mendaki bukit 'Aqanqal (beberapa sumber menyatakan bahwa matahari telah tinggi ketika mereka berhasil mencapai puncak bukit).<ref>Armstrong, hal. 175.</ref> Setelah menuruni bukit 'Aqanqal, pasukan Mekkah mendirikan kemah baru di dalam lembah. Saat beristirahat, mereka mengirimkan seorang pengintai, yaitu [[Umair bin Wahab]], untuk mengetahui letak barisan-barisan Muslim. Umair melaporkan bahwa pasukan Muhammad berjumlah kecil, dan tidak ada pasukan pendukung Muslim lainnya yang akan bergabung dalam peperangan.<ref>Lings, hal. 143-144.</ref> Akan tetapi ia juga memperkirakan akan ada banyak korban dari kaum Quraisy bila terjadi penyerangan (salah satu hadits menyampaikan bahwa ia melihat "unta-unta (Madinah) yang penuh dengan hawa kematian").<ref>Armstrong, hal. 174-175.</ref> Hal tersebut semakin menurunkan moral kaum Quraisy, karena adanya kebiasaan peperangan suku-suku Arab yang umumnya sedikit memakan korban, dan menimbulkan perdebatan baru di antara para pemimpin Quraisy. Meskipun demikian, menurut catatan tradisi Islam, Amr bin Hisyam membungkam semua ketidak-puasan dengan membangkitkan rasa harga diri kaum Quraisy dan menuntut mereka agar menuntaskan hutang darah mereka.<ref>Lings, hal. 144-146.</ref>
 
Pertempuran diawali dengan majunya pemimpin-pemimpin kedua pasukan untuk berperang tanding. Tiga orang Anshar maju dari barisan Muslim, akan tetapi diteriaki agar mundur oleh pasukan Mekkah, yang tidak ingin menciptakan dendam yang tidak perlu dan menyatakan bahwa mereka hanya ingin bertarung melawan Muslim Quraisy. Karena itu, kaum Muslim kemudian mengirimkan Ali, [[Ubaidah bin al-Harits]], dan Hamzah. Para pemimpin Muslim berhasil menewaskan pemimpin-pemimpin Mekkah dalam pertarungan tiga lawan tiga, meskipun Ubaidah mendapat luka parah yang menyebabkan ia wafatmeninggal dunia.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/014.sat.html#014.2659 |title=Sunan Abu Dawud: Book 14, Number 2659 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2011-02-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110210042129/http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/abudawud/014.sat.html#014.2659 |dead-url=yes }}</ref>
 
Selanjutnya kedua pasukan mulai melepaskan anak panah ke arah lawannya. Dua orang Muslim dan beberapa orang Quraisy yang tidak jelas jumlahnya tewas. Sebelum pertempuran berlangsung, Muhammad telah memberikan perintah kepada kaum Muslim agar menyerang dengan senjata-senjata jarak jauh mereka, dan bertarung melawan kaum Quraisy dengan senjata-senjata jarak pendek hanya setelah mereka mendekat.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/abudawud/014.sat.html#014.2658 |title=Sunan Abu Dawud: Book 14, Number 2658 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2011-02-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110210042129/http://www.usc.edu/schools/college/crcc/engagement/resources/texts/muslim/hadith/abudawud/014.sat.html#014.2658 |dead-url=yes }}</ref> Segera setelah itu ia memberikan perintah untuk maju menyerbu, sambil melemparkan segenggam kerikil ke arah pasukan Mekkah; suatu tindakan yang mungkin merupakan suatu kebiasaan masyarakat Arab, dan berseru "Kebingungan melanda mereka!"<ref>"Defaced be those faces!", Armstrong, hal. 176.</ref><ref name="lings148">Lings, hal. 148.</ref> Pasukan Muslim berseru ''"Ya manshur, amit!!"''<ref>"Untuk kemenangan, matilah!" (arti harfiah "Oh yang menang, matilah!")</ref> dan mendesak barisan-barisan pasukan Quraisy. Besarnya kekuatan serbuan kaum Muslim dapat dilihat pada beberapa ayat-ayat al-Qur'an, yang menyebutkan bahwa ribuan malaikat turun dari Surga pada Pertempuran Badar untuk membinasakan kaum Quraisy.<ref name="lings148"/><ref>Al-Qur'an Surah 3: 123-125. "Sungguh Allah telah menolong kamu dalam Peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya". "(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang Mukmin, 'Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?'". "Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bertakwa dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda". ''Al-Quran & Terjemahnya''. Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al Qur'an Departemen Agama RI. Bandung: CV Penerbit Diponegoro, Cet. ke-10. 2005.</ref> Haruslah dicatat bahwa sumber-sumber Muslim awal memahami kejadian ini secara harafiah, dan terdapat beberapa hadits mengenai Muhammad yang membahas mengenai Malaikat [[Jibril]] dan peranannya di dalam pertempuran tersebut. Apapun penyebabnya, pasukan Mekkah yang kalah kekuatan dan tidak bersemangat dalam berperang segera saja tercerai-berai dan melarikan diri. Pertempuran itu sendiri berlangsung hanya beberapa jam dan selesai sedikit lewat tengah hari.<ref name="armstrong176">Armstrong, hal. 176.</ref>
Baris 106 ⟶ 117:
 
Keikutsertaan dalam pertempuran di Badar pada masa-masa kemudian menjadi amat dihargai, sehingga [[Ibnu Ishaq]] memasukkan secara lengkap nama-nama pasukan Muslim tersebut dalam biografi Muhammad yang dibuatnya. Pada banyak hadits, orang-orang yang bertempur di Badar dinyatakan dengan jelas sebagai sebentuk penghormatan, bahkan kemungkinan mereka juga menerima semacam santunan pada tahun-tahun belakangan.<ref>{{Cite web |url=http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.357 |title=Sahih al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 357 |access-date=2007-07-19 |archive-date=2006-02-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.357 |dead-url=yes }}</ref> Meninggalnya veteran Pertempuran Badar yang terakhir, diperkirakan terjadi saat [[perang saudara Islam pertama]].<ref>[http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.358 Sahih Al-Bukhari: Volume 5, Book 59, Number 358] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060212143553/http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/059.sbt.html#005.059.358 |date=2006-02-12 }}.</ref> Menurut Karen Armstrong, salah satu dampak Badar yang paling berkelanjutan kemungkinan adalah kegiatan berpuasa selama [[Ramadan]], yang menurutnya pada awalnya dikerjakan umat Muslim untuk mengenang kemenangan pada Pertempuran Badar.<ref>Armstrong, hal. 179.</ref> Meskipun demikian pandangan ini diragukan, karena menurut catatan tradisi Islam, pasukan Muslim saat itu sedang berpuasa ketika mereka bergerak maju ke medan pertempuran.
 
Perang Badar juga berdampak pada kemajuan pendidikan bagi umat Islam. Rasulullah memutuskan kebijakan yang sangat bijaksana terhadap tawanan Quraisy, kebijakan tersebut berdasarkan usulan Abu Bakar As-Siddiq.<ref>{{Cite web|title=Dampak Perang Badar|url=https://www.sejarahkita.com/2022/12/dampak-perang-badar.html|language=id|access-date=2023-01-02}}</ref>
 
== Sumber sejarah ==
Baris 180 ⟶ 193:
|id=ISBN 0833046659, 9780833046659
}}</ref>
 
<!-- Sembunyikan dulu, sulit sekali cari ref-nya. Naval Scene
=== ''The Message'' ===