Cabai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(23 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{other uses|Cabai (disambiguasi)|
{{Automatic taxobox ▼
▲{{taxobox
| image = Chilipeber.jpg▼
▲|name = Cabai
| image_caption = Cabai merah▼
▲|image = Chilipeber.jpg
| taxon = Capsicum
▲|image_caption = Cabai merah
| authority =
}}
'''Cabai''' adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]], [[rempah]], atau [[bumbu]], tergantung bagaimana pemanfaatannya. Buah cabai yang belum matang biasa bewarna hijau atau putih, dan disaat matang buah cabai dapat bewarna merah atau ungu. Buah cabai umumnya berukuran tidak lebih dari 10 cm dan isi buah cabai di dominasi oleh bijinya. Sebenarnya warna, bentuk, dan ukuran cabai bergantung pada varietas cabai itu sendiri.
▲||Nama Ilmiah=Capsicum annuum
▲L.}}
'''Cabai''' adalah buah dan tumbuhan anggota [[genus]] ''[[Capsicum]]''. Buahnya dapat digolongkan sebagai [[sayuran]] maupun [[bumbu]], tergantung bagaimana pemanfaatannya. Sebagai bumbu, buah cabai yang [[pedas]] sangat populer di [[Asia Tenggara]] sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni [[masakan Padang]], cabai bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" kesepuluh (alih-alih kesembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.▼
▲
== Manfaat {{pagename}} ==▼
Cabai berbeda dengan [[rempah-rempah]] lainnya yang bersifat panas atau menghangatkan. Rasa cabai sangatlah kuat, panas, dan menyakitkan, sehingga mengkonsumsinya harus dengan penuh perhatian. Rasa pedas cabai ini disebabkan oleh suatu senyawa aktif yang disebut [[Capsaicin]]. Sensasi pedas dan panas inilah yang menyebabkan cabai menjadi bahan bumbu terpenting pada hampir di setiap masakan pedas.
Cabai merah besar (''Capsicum annuum'' L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang memilki nilai ekonomi yang tinggi. Cabai mengandung berbagai macam senyawa yang berguna bagi kesehatan manusia.<ref name="Geografi">Sayuti A. 2006. Geografi budaya dalam wilayah pembangunan daerah Sumatra Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.</ref> Sun et al. (2007) melaporkan cabai mengandung antioksidan yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari serangan radikal bebas. Kandungan terbesar antioksidan ini adalah pada cabai hijau. Cabai juga mengandung Lasparaginase dan [[Capsaicin]] yang berperan sebagai zat antikanker (Kilham 2006; Bano & Sivaramakrishnan 1980).▼
Cabai (''Capsicum annum'' L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi<ref name=" Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi">Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.</ref> dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu, terdapat kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat memenuhi kebutuhan harian setiap orang, tetapi harus dikonsumsi secukupnya untuk menghindari nyeri lambung.▼
▲Cabai merah besar (''Capsicum annuum'' L.) merupakan salah satu jenis
▲Cabai (''Capsicum annum'' L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena memiliki harga jual yang tinggi<ref name="
== Cara penanaman ==
[[Berkas:Chilli plantation bali.jpg|jmpl|Kebun cabai di Bedugul, Bali]]
Cabai atau lombok termasuk dalam suku terong-terongan ([[Solanaceae]]) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam
Tanaman cabai cocok ditanam pada [[tanah]] yang kaya humus, gembur dan sarang, serta tidak tergenang air; pH tanah yang ideal sekitar
== Permasalahan produksi ==
Salah satu kendala utama dalam sistem produksi cabai di Indonesia adalah dengan adanya serangan [[lalat buah]] pada buah cabai. Hama ini sering menyebabkan gagal [[panen]].<ref name="
Selain lalat buah, kutu daun ''Myzus persicae'' ([[Hemiptera]]: Aphididae) merupakan salah satu hama penting pada
=== Upaya penanggulangan hama ===
Sebenarnya sudah dilakukan upaya untuk mengendalikan serangan lalat buah ini, di antaranya adalah pembrongsongan yang dapat mencegah serangan lalat buah. Akan tetapi, cara ini tidak praktis dan efektif untuk dilakukan pada tanaman cabai dalam areal yang luas. Sementara penggunaan insektisida selain dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan juga sangat berbahaya bagi [[konsumen]]. Oleh karena itu, diperlukan cara pengendalian yang ramah lingkungan dan cocok untuk diterapkan di areal luas seperti di lahan sentral produksi cabai. Upaya pengendalian lalat buah pada tanaman cabai, khususnya cabai merah, adalah penggunaan insektisida sintetik karena dianggap praktis, mudah didapat, dan menunjukkan efek yang cepat. Selain insektisida sintetik, insektisida nabati seperti kacang babi ''Tephrosia vogelii'', jeruk purut ''[[Citrus × hystrix|Citrus]]'' [[Citrus × hystrix|x ''hystrix'']], serai wangi ''Cymbopogon citratus'' efektif sebagai penolak lalat buah.<ref>[http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56345 Evaluasi Lima Ekstrak Tanaman sebagai Penolak Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera: Tephritidae) pada Cabai Merah.]</ref>
[[Berkas:1. Tanaman Cabai Besar Hijau.jpg|jmpl|tanaman cabai]]
Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi, penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan [[residu]] yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Di samping harga [[insektisida]] sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan [[ekspor]] oleh banyak negara, tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu [[fungisida]] dan [[pestisida]] lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi 3-5%, dan Agrothion (Pracaya 1991).▼
▲Adiyoga dan Soetiarso (1999) melaporkan 80% petani sayuran menggunakan pestisida untuk mengendalikan penyakit tanaman. Akan tetapi, penggunaan insektisida tersebut sering meninggalkan [[residu]] yang berbahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia (Duriat 1996). Di samping harga [[insektisida]] sintetik yang mahal, dampak dari adanya residu insektisida sintetik dalam bidang ekonomi adalah penolakan [[ekspor]] oleh banyak negara, tujuan ekspor atas produk-produk cabai yang mengandung residu [[fungisida]] dan [[pestisida]] lain (Caswell & Modjusca 1996). Di antara insektisida yang banyak digunakan dalam pengendalian serangan lalat buah pada cabai adalah Diazinon, Dursban, Supracide, Tamaron dengan konsentrasi
== Kegunaan ==
Cabai adalah buah pokok di [[Bhutan]]. Orang Bhutan menyebut tanaman ini ema (dalam Dzongkha) atau solo (dalam Sharchop). [[Ema datshi]] seluruhnya terbuat dari cabai yang dicampur dengan [[keju]] lokal.
== Referensi
{{Reflist}}
== Lihat pula ==
* [[Bumbu dapur]]
* [[Cabai merah]]
Baris 54:
* {{en}} [http://www.chilepepperinstitute.org/ Tentang cabai di situs web New Mexico State University] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161120165150/http://www.chilepepperinstitute.org/ |date=2016-11-20 }}
* {{en}} [http://www.g6csy.net/chile/database.html Basis data varietas cabai] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070415014525/http://www.g6csy.net/chile/database.html |date=2007-04-15 }}
{{Taxonbar|from=Q165199}}
Baris 62 ⟶ 60:
[[Kategori:Solanaceae]]
[[Kategori:Capsicum]]
|