Carmel Budiardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Halonita (bicara | kontrib)
k melakukan sedikit penyuntingan.
Riiiv (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
[[Berkas:Carmel Budiardjo (1973).jpg|jmpl|Carmel Budiardjo (1973)]]
'''Carmel Budiardjo''' ({{lahirmati|[[London]], [[Inggris]]|18|6|1925|[[London]], [[Inggris]]|10|7|2021}}) adalah warga negara [[Britania Raya]] yang menikah dengan orang [[Indonesia]] yang dijumpainya di [[Praha]], [[Cekoslowakia]], ketika ia bekerja dengan Perhimpunan Mahasiswa Internasional pada [[1950]]. Saat itu pemuda-pemuda Indonesia baru saja menghirup udara kebebasan setelah perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan Belanda. Carmel lulus dari [[Universitas London]] dalam bidang [[ekonomi]] pada tahun 1946.
 
Pada [[1951]] Carmel pindah ke Indonesia bersama suaminya. Mula-mula ia bekerja untuk [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Departemen Luar Negeri RI]] dan [[Himpunan Sarjana Indonesia]]. Melalui organisasi ini, ia terkait erat dengan [[Partai Komunis Indonesia]].
 
Setelah peristiwa [[G30S]] pada tahun 1965, Budiardjo, suami Carmel, ditahan oleh pemerintahan [[Suharto]] selama 12 tahun. Tak lama kemudian Carmel sendiri pun dijebloskan ke penjara selama tiga tahun tanpa pernah diadili. Pada tahun 1971, Carmel dideportasi ke [[Inggris]].
 
Pada [[1973]] Carmel bersama dengan sejumlah temannya mendirikan [[TAPOL]], sebuah organisasi yang dibaktikan untuk membela para [[tahanan politik]] dan [[hak-hak asasi manusia]] di Indonesia. Nama organisasinya sendiri, TAPOL, adalah akronim dari [[tahanan politik]].
Baris 15:
Pada tahun 1980-an, Buletin TAPOL menerbitkan banyak wawancara terinci dengan para pemimpin perlawanan di wilayah [[Papua (wilayah Indonesia)|Papua Barat]], para korban pelanggaran hak asasi manusia di [[Timor Timur]], dan para aktivis hak-hak asasi manusia di Indonesia.
 
Selain menerbitkan bulletin dan ''Laporan Berkala'', TAPOL juga menerbitkan sejumlah buku, antara lain, ''An Act of Genocide: Indonesia’s Invasion of East Timor'' (Genosida: Penyerangan Indonesia atas Timor Timur) (1979), ''West Papua: The Obliteration of a People'' (Papua Barat: Pemusnahan Suatu Bangsa) (1983), dan ''Indonesia: Muslims on Trial'' (Indonesia: Orang-orang [[Muslim]] yang Diadili) (1984).
 
Pada 1995, sebuah organisasi yang berbasis di Jepang, ''International Federation for East Timor'' (IFET), menominasi Carmel Budiardjo untuk The [[Right Livelihood Award]].
 
Pasangan Budiardjo dan Carmel mempunyai dua orang anak, Tari dan Anto.