Pulau Laut: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) Tag: halaman dengan galat kutipan |
k →Administratif: Perbaikan kesalahan ketik Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|pulau di Kepulauan Riau|Pulau Laut, Natuna}}
{{Infobox Islands
|name = Pulau Laut
|image_name =
|image_caption =
Baris 6 ⟶ 7:
|native_name_link =
|location = [[Asia Tenggara]]
|coordinates={{
|pushpin_map_caption = Pulau laut ada di tenggara Kalimantan
|pushpin_map = Borneo
|archipelago = [[Kepulauan Sunda Besar]]
|total_islands =
Baris 24 ⟶ 27:
}}
'''Pulau Laut''' adalah sebuah [[pulau]] di [[kabupaten]] [[Kabupaten Kotabaru|Kotabaru]], [[Kalimantan Selatan]]. [[Kesultanan Banjar]] menamakannya Laut-Pulo,<ref>[http://books.google.co.id/books?id=gIZAAAAAYAAJ&dq=suku%20suluk&pg=PA215#v=onepage&q=suku%20suluk&f=true {{en}} John Crawfurd, A descriptive dictionary of the Indian islands & adjacent countries, Bradbury & Evans, 1856]</ref> sebagai daerah yang berlawanan arah dengan Laut-Darat (Tanah Laut). Di
Pulau Laut adalah sebuah pulau terbesar di sekitar pulau Kalimantan, terletak di pesisir timur atau tepatnya di bagian tenggara pulau Kalimantan. Untuk ukuran Indonesia pulau ini merupakan pulau kecil karena dalam peta Indonesia hampir tidak terlihat, secara administratif memiliki 6 buah kecamatan dan 74 [[desa]] dan 4 kelurahan yang di dalamnya terdapat Ibu kota kabupaten Kotabaru tepatnya di bagian utara Pulau Laut.
Pulau laut merupakan penyangga abrasi pantai daratan dari sisi pesisir wilayah tenggara pulau besar Kalimantan. Dengan demikian, Pulau Laut turut memberikan kontribusi terhadap keberadaan gigis garis pantai di wilayah Pulau Kalimantan dari sisi sebelah tenggara.
== Administratif ==
Secara administratif pulau ini terbagi menjadi
# [[Pulau Laut Utara, Kotabaru|Pulaulaut Utara]]
# [[Pulau Laut Tengah, Kotabaru|Pulaulaut Tengah]]
# [[Pulau Laut Selatan, Kotabaru|Pulaulaut Selatan]]
# [[Pulau Laut Barat, Kotabaru|Pulaulaut Barat]]
# [[Pulau Laut Timur, Kotabaru|Pulaulaut Timur]]
# [[Pulau Laut Kepulauan, Kotabaru|Pulaulaut Kepulauan]]
# Pulaulaut Tanjung Selayar
# Pulaulaut Sigam
Dari data tahun 2005 jumlah penduduk di Pulau Laut berjumlah 127.665 jiwa atau separuh lebih dari total seluruh jumlah penduduk Kabupaten Kotabaru yang berjumlah 256.946 jiwa yang tersebar di 20 kecamatan.
Baris 55 ⟶ 61:
}}</ref>
Penguasa pulau Laut lainnya yaitu Da’ud Ibn Abas (disebutkan dalam tahun 1786 – 1792) dan Capitan Hassan Ibn Yusuf (disebutkan dalam tahun 1803).<ref name="Ruler in Asia">{{cite web |url=https://sejarah-nusantara.anri.go.id/media/userdefined/pdf/rulersinasiav7.pdf| title=Rulers in Asia (1683 – 1811): attachment to the Database of Diplomatic letters | website=Arsip Nasional Republik Indonesia |p=48|format=PDF | access-date=2018-09-16}}</ref>
Laut Pulau atau Pulau Laut merupakan salah satu daerah yang takluk pada masa [[Sultan Suryanullah]] - Raja Banjarmasin pertama (tahun 1500) disebutkan dalam [[Hikayat Banjar]].<ref>{{id icon}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=pulau%20banjar&pg=PA86#v=onepage&q=pulau%20banjar&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|year=1992|isbn=9794074098|pages=86|coauthors=Nugroho Notosusanto|Publisher=PT Balai Pustaka|access-date=2014-02-17|archive-date=2013-11-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20131111153613/http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=pulau%20banjar&pg=PA86#v=onepage&q=pulau%20banjar&f=false|dead-url=yes}}ISBN 978-979-407-409-1</ref><br>▼
▲Laut Pulau atau Pulau Laut merupakan salah satu daerah yang takluk pada masa [[Sultan Suryanullah]] - Raja Banjarmasin pertama (tahun 1500) disebutkan dalam [[Hikayat Banjar]].<ref>{{id icon}} {{cite book|last=Poesponegoro|first=Marwati Djoened|year=1992|url=http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&lpg=PA88&dq=pulau%20banjar&pg=PA86#v=onepage&q=pulau%20banjar&f=false|title=Sejarah nasional Indonesia: Jaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Hikayat Banjar menyebutkan:
Baris 81 ⟶ 89:
# [[Dewan Cantung Sampanahan]]
== Traktat Bumi Kencana 28 [[Syawal]] 1201 [[Hijriyah]]/13 Agustus 1787 ==
<blockquote class="toccolours" style="text-align:justify; width:45%; float:right; padding: 10px; display:table; margin-left:10px;">"
Djika Kompeni Welanduwi sekalipun telah mendjadi tuan jang punja tachta keradjaan negeri Bandjar dengan sekalian takluknja karena suda ditanggalkan dan sudah menjerahkan segala itu kepada Kompeni Welanduwi hanja Kompeni Welanduwi tiada mau mengembangkan perintahnja lebih djahu melainkan hingga pada tempat jang bermudjud pada pesisir2 daripada pihak masrik atau timur hingga pada pihak barat maka dalamnja itu tersimpan lagi negeri Pasir dengan jang takluk dibawahnja dan Pulau Laut beserta sekalian jang bermudjud pada dekatnja dan Tabaniau beserta dengan pesisir2nja dan gunung2nja beserta separonja dari dusun Tatas dan Dajak2nja dengan Mendawai Sampit dan Pembuang Kotawaringin beserta sekalian jang ta'luk disitu sedang jang lain2 sekaliannja jang kenah pada tachta keradjaan negeri Bandjar itu akan dibilangkan bahagian perintah Paduka Seri Sultan beserta dzuriat2nja jang muta'chirina jang sudah diserahkan padanja supaja dimelanggarakannja itu dengan peri pindjaman adanja."<p style="text-align: right;">— Traktat Bumi Kencana
| pages=
| url= http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20393402-Surat-surat%20perdjandjian%20antara%20kesultanan%20%20bandjarmasin%20dengan%20pemerintah2%20V.O.C.,%20bataafse%20republik,%20Inggris%20dan%20hindia~1.pdf
Baris 93 ⟶ 101:
</blockquote>
Dalam Traktat Bumi Kencana pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]] bertepatan 28 [[Syawal]] 1201 [[Hijriyah]], pada masa kekuasaan Susunan Panembahan Bandjarmasin [[Sunan Nata Alam]] menyerahkan wilayah Pulau Laut kepada [[Hindia Belanda]].<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>▼
▲Dalam Traktat Bumi Kencana pada tanggal [[13 Agustus]] [[1787]], pada masa kekuasaan Susunan Panembahan Bandjarmasin [[Sunan Nata Alam]] menyerahkan wilayah Pulau Laut kepada [[Hindia Belanda]].<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
== Kontrak Perjanjian Karang Intan I tanggal 1 Januari 1817 (12 Safar 1232 H) ==
Baris 131 ⟶ 114:
}}</ref>
</blockquote>
Dalam Kontrak Perjanjian Karang Intan I pada tanggal [[1 Januari]] [[1817]] bertepatan 12 [[Safar]] 1232 [[Hijriyah]] ([[Besluit]] 29 April 1818, No. 4), pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh]] menyerahkan wilayah Pulau Laut kepada [[Hindia Belanda]] yang diwakili [[Residen]] Aernout van Boekholzt.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
== Kontrak Perjanjian Karang Intan II tanggal 13 September 1823 M (7 Muharam 1239 H) ==
Baris 156 ⟶ 129:
</blockquote>
Dalam Kontrak Perjanjian per tanggal [[13 September]] [[1823]] M bertepatan 7 [[Muharam]] 1239 [[Hijriyah]], pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh]] menyerahkan wilayah Pulau Laut kepada Hindia Belanda yang diwakili Residen Mr. Tobias.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
▲Dalam Kontrak Perjanjian per tanggal [[13 September]] [[1823]] M bertepatan 7 [[Muharam]] 1239 [[Hijriyah]], pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Sulaiman dari Banjar|Sultan Sulaiman al-Mu'tamid 'Alâ Allâh]] menyerahkan wilayah Pulau Laut kepada Hindia Belanda yang diwakili Residen Mr. Tobias.<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Perjanjian ini disahkan 21 Oktober 1823 oleh [[Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen]], penguasa [[Hindia Belanda]] pertama yang memerintah di Hindia setelah dikuasai oleh [[Britania Raya|Kerajaan Inggris]] selama beberapa tahun. Ia memerintah antara tanggal [[19 Agustus]] [[1816]] – [[1 Januari]] [[1826]]. G.A.G.Ph. van der Capellen merupakan [[Gubernur-Jenderal]] [[Hindia Belanda]] yang ke-41.
Baris 186 ⟶ 145:
</blockquote>
Dalam Kontrak Perjanjian per tanggal [[4 Mei]] [[1826]] bertepatan 26 [[Ramadan]] 1241 [[Hijriyah]] (Besluit 29 September 1826 No. 10.), pada masa kekuasaan Raja Banjar Paduka Sri [[Adam dari Banjar|
Kontrak ini kemudian disahkan oleh [[Daftar Gubernur-Jenderal Hindia Belanda|De Kommissaris Generaal van Nederlandsch Indie]] [[Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies]] pada tanggal [[26 September]] [[1826]].<ref name="Bandjermasin (Sultanate)"/>
Baris 198 ⟶ 157:
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{Pulau di Kepulauan Riau}}
{{Pulau di Kalimantan Selatan}}
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Laut]]
[[Kategori:Pulau di Kalimantan Selatan|Laut]]
|