Tombatu, Minahasa Tenggara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k pembersihan kosmetika dasar, removed stub tag
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 9:
}}
 
'''Tombatu''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Minahasa Tenggara]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]. Sebelum Pemekaran, Kecamatan Tombatu terdiri dari desa Molompar Satu, Molompar dua, Kuyanga, Tombatu 1, Tombatu 2 Tombatu 3, Betelen, Mundung, Mundung 1, Esandom, Winorangian, Tonsawang <sub>[[(Nevy Kawulusan]])</sub> Letak Tombatu berada di Selatan Gunung Soputan, sekitar 15 &nbsp;km dari ibu kota kabupaten: Ratahan. Nama tua Tombatu adalah Toundanow. Artinya: daerah yang banyak air. Terdapat beberapa danau dan yang terbesar adalah Danau Bulilin.
 
Tombatu memiliki sebuah danau kecil bernama [[Bulilin]]. Dulu danau bulilin adalah tempat mandi anak-anak Tombatu. Tetapi sekarang sudah menjadi tempat memelihara ikan yang disebut "Karamba". Danau Bulilin sekarang terancam karena pertumbuhan katu (salah satu tumbuhan yang daunnya bisa dijadikan atap) yang kian tak terkendali dan beberapa pengelola karamba yang tidak dapat menjaga kebersihan danau sendiri.
Baris 18:
Tombatu juga mempunyai tradisi gotong royong yang disebut "Mapalus". Anggota mapalus dalam jumlah puluhan disebut [[Kelup]]. Kelompok kelup tersebut biasanya membangunkan anggota mereka pada jam 03.00 subuh dengan "tuter" /terompet. Suara terompet tersebut akan membangunkan masyarakat seluruh kampung. Anggota "Mapalus" segera bangun, mempersiapkan diri untuk berangkat ke kebun. Dalam perjalanan ke kebun, mereka berjalan berjejer seperti "kaki seribu" yang diiringi dengan berbagai alat musik, seperti tambur, gendang, dll, yang dipukul secara berirama oleh 4-5 orang, sampai ke tempat tujuan. {sayang budaya tersebut sudah hilang) (nevy}
Mereka bekerja selama 8 jam sehari. Petang hari mereka akan pulang berjalan kaki dengan cara yang sama dan mendekati kampung, biasanya banyak anak-anak yang berdiri di pinggir jalan melihat kedatangan grup mapalus, karena waktu mereka berangkat pagi-pagi, anak-anak itu belum bangun.
 
 
Masyarakat Tombatu sangat memperhatikan kelestarian alam, ini terbukti dengan banyaknya komunitas pecinta alam. Salah satunya adalah KPA Baranei, yang berkat jasanya di bidang pelestarian hutan sehingga di anugerahi penghargaan Wana Lestari dari Menteri Kehutanan RI.
Di Tombatu juga terdapat berbagai macam gereja. Tetapi gereja yang paling menonjol adalah gereja GMIM, Pantekosta, Advent dan Katolik. Banyak putra-putri [[Tombatu]] yang menjadi pendeta dan kini menjadi gembala sidang di perantauan, misalnya Noch Supit gembala GPdI di Riau, Pdt. Piet Tiouw di Bagansiapi-api, Pdt. [[James Pangau]] di Jakarta, Ferdinand Kindangen di daerah Sulawesi Selatan, Pdt. Buce Pelleng di Tonasa - Makassar, Pdt. DR. Ruddy Alow, M.Div {Bandung); dan Pdt. Freddy Tondatuon (Sulteng), Pdt.Magritha Dalos, M.Th di Manado.
 
Pada tanggal 28 April 2010 Resminya Kecamatan Tombatu di Mekarkan menjadi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Tombatu, Kecamatan Tombatu Utara, Kecamatan Tombatu Timur.
Kecamatan Tombatu terdiri dari Desa Tombatu, Desa Tombatu Satu, Desa Betelen, Desa Betelen Satu,Desa Kali, Desa Kali Oki,Desa Tombatu Tiga Timur, Desa Tombatu Tiga Selatan, Desa Tonsawang, Desa Tonsawang Satu, Dan Desa Pisa
 
== Galeri ==
Baris 36 ⟶ 35:
 
{{Authority control}}
 
{{kecamatan-stub}}