Barisan Banteng Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Barisan Banteng Republik Indonesia''', '''Barisan Banteng''' atau disingkat '''BBRI''' adalah salah satu milisi terkuat di Indonesia pasca proklamasi. Pada akhir 1945, anggotanya melampaui angka 20.000 orang. Suatu jumlah yang hanya bisa dikalahkan oleh Hizboellah (Masyumi), Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia) dan Lasjkar Rakjat (Murba). Kendati didirikan oleh kaum nasionalis dan kerap dihubungkan dengan Partai Nasional Indonesia (PNI)...' Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Barisan Banteng Republik Indonesia''', '''Barisan Banteng''' atau disingkat '''BBRI''' adalah salah satu milisi terkuat di Indonesia pasca proklamasi. Pada akhir 1945, anggotanya melampaui angka 20.000 orang. Suatu jumlah yang hanya bisa dikalahkan oleh [[Hizbullah (Indonesia)|Hizboellah]] ([[Masyumi]]), Pesindo ([[Pemuda Sosialis Indonesia]]) dan [[Lasjkar Rakjat]] ([[Murba]]). Kendati didirikan oleh kaum nasionalis dan kerap dihubungkan dengan [[Partai Nasional Indonesia]] (PNI), pada kenyataannya BBRI bukanlah “milik seutuhnya” dari partai kaum nasionalis tersebut. Menurut [[Kemal Asmara Hadi]], pada awal pendiriannya loyalitas BBRI lebih cenderung ditujukan kepada [[Sukarno]].
== Permulaan ==
Di tengah gelora permusuhan terhadap Sekutu yang ditiupkan oleh pemerintah militer Jepang, kaum nasionalis Indonesia mengajukan permohonan untuk membentuk suatu badan semi militer. Menurut Rushdy Hoesein, permohonan itu direspon secara cepat oleh [[Chuo Sangi-In|Chuo Sangi In]] (Dewan Pertimbangan Pusat). Maka pada 1 November 1944 didirikan sebuah organ bernama [[Barisan Pelopor]] (Syuisyintai) yang ada di bawah kendali [[Djawa Hokokai]].
Kendati disiapkan untuk menjalankan bela negara, namun dalam kenyataannya kegiatan Barisan Pelopor (BP) hanya difokuskan kepada upaya menggalang massa aksi dan upaya pengamanannya saat berlangsung pidato-pidato para tokoh nasionalis. Namun, struktur dan pengorganisasian BP bisa disebut sangat baik. Itu dibuktikan dengan berdirinya cabang-cabang BP hingga tingkat kawedanaan bahkan sampai tingkat kelurahan.
Sejarah mencatat peran besar BP dalam [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]] pada 17 Agustus 1945. Selain mengurusi hal-hal teknis, mereka pun terlibat dalam pengamanan [[Sukarno]]-[[Hatta]].
== Pembentukan ==
Pada 16 Desember 1945, di bawah dr.[[Moewardi]] BP merubah namanya menjadi BBRI. Walaupun jumlah anggotanya melorot tajam dibanding saat masih bernama BP,
Wajar dengan kondisi seperti itu BBRI bisa bicara banyak di berbagai palagan, baik saat menghadapi militer Inggris maupun ketika berhadapan dengan militer Belanda. Salah satu contoh, pada awal 1946, BBRI pimpinan [[Soeroso]] secara heroik sempat membuat kalangkabut Batalyon 3/3 Gurkha Rifles di palagan [[Cianjur]].
Baris 31:
Hingga insiden di Madiun pecah enam hari kemudian, Moewardi tak kunjung muncul jua. Maka terjadilah “persekutuan aneh” saat secara bahu membahu GRR bersama [[Divisi Siliwangi]] (pasukan yang ditugaskan Hatta menumpas gerakan Musso cs) menghabisi kubu FDR tanpa ampun.
Usai [[Pemberontakan PKI 1948|Insiden Madiun 1948]], nama BBRI secara perlahan mulai sirna dari pentas revolusi kemerdekaan. Itu terjadi karena sebagian anggotanya banyak bergabung dengan TNI ([[Tentara Nasional Indonesia]]). Sedang sisanya, mendirikan milisi-milisi lokal yang secara sentimentil masih terhubung dengan ide-ide BBRI, seperti [[Banteng Ketaton]] di wilayah [[Purwakarta]] atau Laskar Napindo ([[Nasionalis Pelopor Indonesia]]) di [[Sumatera Timur]].<ref>https://historia.id/militer/articles/di-bawah-simbol-banteng-DbenQ/page/1</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Organisasi di Indonesia]]
|