Masjid Taqwa Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Binks Naboo (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 21180924 oleh 182.0.174.44 (bicara) Suntingan tanpa rujukan/referensi
Tag: Pembatalan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|caption = Masjid Taqwa Muhammadiyah
|building_name = Masjid Taqwa Muhammadiyah
|location = [[Kota Padang]], [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]
|religious_affiliation =
|leadership =
Baris 29:
}}
 
'''Masjid Taqwa Muhammadiyah''' adalah salah satu [[masjid]] terbesar di [[Indonesia]] yang terletak di pusat [[Kota Padang]], [[SumatraSumatera Barat]]. Berada di kawasan [[Pasar Raya Padang]], masjid yang pertama dibangun pada 1961 berupa bangunan berlantai dua ditandai dengan kubah. Namun, pada 6 Januari 1975, masjid pertama mengalami kerusakan berat setelah kubah runtuh. Pada 1977, masjid baru dibangun ulang dan akhirnya selesai pada 1987.
 
Masjid Taqwa Muhammadiyah mengawalimenampilkan arsitektur masjid modern di Sumatra Barat yang tak identik dengan kubah. Fasad bangunannya merupakan abstraksi gonjong yang juga terdapat pada gedung di kampus [[Universitas Andalas]], Limau Manis, Padang.
 
Masjid ini berada tidak jauh dari [[Masjid Raya Ganting]] dan [[Masjid Nurul Iman]] yang keberadaanya turut berperan dalam perjalanan [[sejarah Kota Padang]].{{sfn|Republika|2012}} Selain menjadi tempat kegiatan keagamaan regional, Masjid Taqwa Muhammadiyah membuka fasilitas komersial dan pendidikan.
Baris 42:
 
=== Pembangunan awal ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM TMnr 20001030.jpg|jmpl|250x250px|Bentuk awal Masjid Taqwa Muhammadiyah sebelum runtuh pada 1975]]
Pembangunan masjid mulai dilakukan pada 1961, setelah persiapan pembangunan seperti pembelian bahan-bahan bangunan. Arsitekturnya dikerjakan oleh PT Desicona Associate (Degigras) Bandung pimpinan [[Ismet Darwis]]. Bangunan masjid terdiri dari dua tingkat. Lantai pertama diperuntukkan sebagai tempat ibadah, sedangkan lantai atas diperuntukkan untuk aktivitas dakwah dan pendidikan. Menurut ''[[Suara Muhammadiyah]]'', bentuk masjid Masjid Taqwa Muhammadiyah pada masanya terlihat seperti "gedung supermarket yang mewah atau gedung perkantoran yang modern".<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cY7pAAAAMAAJ&dq=%22*+pimpinan+Azwar+Anas+,+Menteri+Perhubungan+R%22&focus=searchwithinvolume&q=ismed|title=Suara Muhammadiyah|date=1990|publisher=[[Suara Muhammadiyah]]|language=id}}</ref><!-- Untuk menyelesaikan masjid ini masih memerlukan dana sebesar Rp607.804.325. Dana tersebut digunakan untuk penyelesaian lantai dasar, ruang perpustakaan, ruang wudu, dinding kaca, dan menara. Sekalipun pembangunan belum selesai secara keseluruhan, masjid ini telah mendapat kunjungan dari berbagai tokoh. -->
 
Setelah pembangunan Masjid Raya Muhammadiyah selesai, Pusat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah SumatraSumatera Barat dipindahkan ke Padang dan berkantor di masjid ini. Selain itu, kegiatan perkuliahan untuk Fakultas Adab (kini Fakultas Syariah, [[Universitas Muhammadiyah SumatraSumatera Barat]]) pernah diselenggarakan di sini sebelum dipindahkan ke kampus pusat di [[Lubuk Buaya, Koto Tangah, Padang|Lubuk Buaya]].{{sfn|Padang Ekspres|2011}}
 
=== Runtuh dan pembangunan kembali ===
[[Berkas:MasjidMuhammadiyahPadang2.jpg|jmpl|250px|Masjid Taqwa Muhammadiyah terdiri dari tiga lantai. Ruang salat utama terletak di lantai dua.]]
Peristiwa yang menggemparkan terjadi pada 6 Januari 1975. Tanpa diketahui sebab yang jelas, [[kubah]] besar yang memahkotai bangunan masjid ini secara tiba-tiba roboh, menghimpit dua lantai bangunan di bawahnya dan menimpa beberapa jamaah yang sedang berada di ruangan tepat di bawah kubah tersebut. Beruntung jamaah yang tertimpa itu tidak meninggal. Padahal tahun itu akan diadakan Kongres [[Muhammadiyah]] se-Indonesia. Meskipun tidak bisa digunakan lagi, berkat bantuan pemerintah daerah kongres tetap digelar di bangunan toko di sekitar masjid ini.{{sfn|Padang Ekspres|2011}}
 
Hasil Muktamar memutuskan pembangunan Masjid Raya Muhammadiyah ini dijadikan proyek nasional. Jamaah Muhammadiyah dari daerah lain ikut berpartisipasi dalam pembangunan kembali masjid ini. Pada 1977 panitia pembangunan melakukan pembangunan awal dan memberi nama Masjid Taqwa. Pada 1987, masjid ini akhirnya dapat kembali digunakan sebagai tempat ibadah dan mengembangkan ajaran agama. Namun ketika itu banyak yang mengatakan bangunan masjid ini tidak berbentuk masjid, sehingga dibuatlah sebuah [[menara]] dengan membongkar sebuah bangunan di sekitarnya.{{sfn|Suryadi|2012}}
 
=== Keruntuhan kubah kedua ===
[[Berkas:Ruangsalat_Masjid_Taqwa.JPG|jmpl|Area di bawah kubah yang menaungi ruang shalat ]]
Pada akhir 2005, kubah sebesar 32 ton dipasang di Masjid Taqwa Muhammadiyah. Penempatannya memicu kekhawatiran kejadian robohnya kubah pernah terjadi pada 1975. Penolakan muncul dari jemaah, termasuk bermunculan melalui surat pembaca yang dimuat di [[Harian Singgalang|''Harian Singgalang'']]. Pengurus masjid membalas di tempat yang sama bahwa pihak kontraktor pelaksana CV Cipta Kreasi Perdana dengan konsultan pengawas CV Ultimate telah melakukan perhitungan.
 
Pada 13 Januari 2007, posisi kubah yang baru selesai dipasang dilaporkan miring. Masjid ditutup untuk sementara dan area sekitar disterilkan dari aktivitas warga. Setelah kejadian tersebut, kubah dobongkar dan diganti dengan atap segitiga.
 
Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat [[R.B. Khatib Pahlawan Kayo]] menyebut pekerjaan renovasi direncanakan menghabiskan dana Rp1 miliar. Rinciannya, Rp300 juta bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Rp400 juta dari Pemerintah Kota Padang, Rp100 juta dari Menteri Sosial, dan sisanya dikumpulkan dari jemaah.<ref>{{Cite book|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Suara_muhammadiyah/1NNuAAAAMAAJ?hl=en&gbpv=1&bsq=2006&dq=kubah%20masjid%20taqwa%20%222007%22%20%22PADANG%22&printsec=frontcover|title=Suara muhammadiyah|publisher=Suara Muhammadiyah|language=id}}</ref>
 
== Polemik ==
[[Berkas:MasjidMuhammadiyahPadang2.jpg|jmpl|250px|Masjid Taqwa Muhammadiyah terdiri dari tiga lantai. Ruang salat utama terletak di lantai dua.]]
Pada awal 2005, [[Terminal Goan Hoat]] yang berada di dekat Masjid Taqwa Muhammadiyah dibongkar dan dijadikan sebagai lokasi pusat perbelanjaan oleh [[Pemerintah Kota Padang]]. Meski mendapat penolakan dari ribuan pedagang [[Pasar Raya Padang]], Wali Kota Padang [[Fauzi Bahar]] tetap meneruskan pembangunan pusat perbelanjaan di bekas terminal tersebut (kini dikenal sebagai [[Sentral Pasar Raya]]).<ref>https://nasional.tempo.co/read/56067/pedagang-pasar-raya-padang-protes-pendirian-mal</ref>
 
Ketiadaan terminal berdampak pada menumpuknya kendaraan, terutama [[angkutan kota]], di jalan sepanjang masjid. Jalan menjadi tempat turun naiknya penumpang sehingga memicu kemacetan, susahnya memarkir kendaraan, dan suara bising akibat klakson. Pengurus masjid telah menyampaikan keluhan jemaah kepada Pemerintah Kota Padang, tetapi permasalahan tak teratasi dan berlanjut selama bertahun-tahun.
 
KetiadaanPada terminal berdampak pada menumpuknya kendaraan2008, terutamasastrawan [[angkutanWisran kotaHadi]], di(yang depanayahnya Masjidmerupakan Taqwa Muhammadiyah. Jalan depanimam masjid menjadi tempat turun naiknya penumpang sehingga memicu kemacetan, susahnya memarkir kendaraan, dan suara bising akibat klakson. Pengurus masjid telah menyampaikan keluhan jemaah kepada Pemerintah Kota Padang, tetapi permasalahan tak teratasi dan berlanjut selama bertahun-tahun. Pada 2008, sastrawan [[Wisran Hadi]]ini) menulis secara satir bahwa "yang salah itu adalah kenapa masjid didirikan di pusat kota" sehingga "sudah waktunya pengurus Masjid Taqwa bersiap-siap memindahkan masjid yang dicintai masyarakat ini ke tempat yang lebih aman".
== Referensi ==
 
Baris 104 ⟶ 114:
{{Masjid di Indonesia}}
 
[[Kategori:Masjid di Sumatra BaratPadang|Taqwa Muhammadiyah]]
[[Kategori:Kota Padang]]