Pelayaran Hongi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas: De_Ambonsche_Hongi_of_De_Coracora-Vloot_(titel_op_object),_NG-2014-24-8.jpg|right|miniatur|Armada Hongi Gubernur Balthasar Coyett dan beberapa Raja pada tahun 1702]]
'''Pelayaran Hongi''' atau '''Ekspedisi Hongi'''
== Asal
[[berkas:De_Cora-Cora_van_Titaway.png|jmpl|left|miniatur|Kora-kora Raja daerah Titaway di Nusa Laut. Ilustrasi karya Francois Valentijn dari tahun 1726]]
Baris 8:
Nama Hongi diambil dari nama kapal [[kora-kora]] yang dipakai untuk berpatroli, kapal ini terinspirasi dari [[Kesultanan Ternate]] yang berhasil mengusir [[Portugis]] dengan bantuan kapal tersebut. Kapal dengan bentuk ramping, yang didesain untuk mampu melaju dengan cepat. Didukung oleh banyak orang memegang kayu. Kapal kora-kora ini mampu melayari selat-selat kecil dan perairan dangkal ciri khas kawasan kepulauan di [[Maluku]] dan pesisir [[Pulau Papua|Papua]].<ref>[https://indonesiancultures.com/historica/pelayaran-hongi-cara-kejam-voc-kendalikan-rempah-nusantara ''IndonesianCultures.Com'', Pelayaran Hongi Cara Kejam VOC Kendalikan Rempah Nusantara, 5 Agustus 2021]</ref>
== Bentuk dan
[[Berkas: Molukken-Kora_kora_vloot_uit_Ternate_en_Tidore_voor_Ambon.jpg|miniatur|jmpl|Armada Hongi Kora-kora Ternate dalam perjalanan menuju Ambon 1817]]
Pelayaran Hongi dilaksanakan dengan menggunakan armada perahu [[Kora-kora]] yang kadang dikawal oleh [[Kapal Perang]] VOC untuk melayari pulau-pulau di kepulauan Maluku dan sekitar laut Banda dengan melakukan pemusnahan tanaman dan kebun-kebun cengkih dan pala illegal. Kapal-kapal ini juga bertujuan untuk mengejar pelaku penyelundupan rempah-rempah dan menangkap kapal asing lainnya yang melakukan perdagangan tanpa seizin Belanda.<ref name="Ningsih 2021"
Tujuan pemusnahan tersebut adalah untuk membuat harga rempah-rempah stabil ketika produksi berlebih, sehingga harga rempah-rempah yang ada di gudang kompeni tidak jatuh. Belanda sangat ingin untuk menjaga harga cengkih dan pala di pasar Eropa tinggi agar monopoli rempah yang mereka pegang menjadi semakin menguntungkan. Pelayaran Hongi berhasil mencapai tujuan karena dengan adanya kebijakan ini, semua perdagangan rempah di kepulauan Maluku dikontrol oleh Belanda.
Baris 27:
Pelayaran Hongi benar-benar membuat rakyat [[Kepulauan Maluku]] yang pada zaman dahulu kala sangat makmur menjadi jatuh dalam kemelaratan. Aturan Pelayaran Hongi benar-benar dilaksanakan VOC dengan "Tangan Besi", sebab kepala negeri yang menolak maka akan di buang, negeri dan rakyatnya akan di [[repatriasi]] atau di [[deportasi]] (pemindahan paksa penduduk antar pulau), untuk dikerjakan secara [[Kerja Rodi]] di kebun milik VOC. Rakyat laki-laki yang menolak mendayung diperahu kora-kora akan dicambuk oleh kepala negeri dan didenda. Dalam sejarah [[Exstirpasi Maluku|Ekstirpasi Maluku]] telah membuat populasi rakyat Maluku berkurang sepertiga dari jumlah awalnya.
== Dampak
Selama pelayaran Hongi beberapa pemuda yang dipekerjakan sebagai pendayung kora-kora mengalami kelaparan dan meninggal karena tidak diberi makan yang cukup. Seringkali, waktu yang digunakan pun melebihi batas yang disepakati, yaitu tiga bulan. Kondisi ini terus berlangsung, karena rakyat yang menolak akan langsung dihukum cambuk bahkan dibunuh. Kabarnya, Pelayaran Hongi tidak hanya membuat rakyat Maluku menderita, tetapi juga kehilangan populasinya.<ref name="Ningsih 2021"
Kebijakan Hongitochten yang disertai dengan ekstirpasi membuat jumlah tanaman rempah-rempah yang ada di Maluku berkurang. Seperti diketahui, VOC akan melakukan pembinasaan tanaman rempah-rempah ketika ditemukan pelanggaran demi meraih kestabilan harga dan memaksimalkan keuntungan. Akibatnya, rakyat pun semakin terjun dalam jurang kemiskinan ketika perkebunan mereka dimusnahkan oleh Belanda.<ref name="Ningsih 2021"
Sekitar tahun 1850an Teluk Doreri ([[Manokwari]]) dan Pulau Roon, Wondama merupakan pusat perdagangan di teluk Cendrawasih ini dikarenakan pusat perdagangan sebelumnya yang merupakan Pulau Kurudu, Waropen diserang ekspedisi Hongi berkali-kali di penghujung akhir tahun 1840an. Pedagang Seram Laut juga mengembangkan ekspedisi perdagangan ke pesisir Barat Pulau Papua, tetapi ekspedisi Hongi tahun 1850 menghalangi dan menghancurkan hubungan perdagangan antar pulau. Walau kapal pedagang sangat jarang diserang tetapi berita adanya pelayaran hongi menyebabkan penduduk pesisir kabur sehingga tidak ada perdagangan pada musim itu.<ref name="Swadling Wagner Laba p. 125,146 ">{{cite book | last=Swadling | first=Pamela | last2=Wagner | first2=Roy | last3=Laba | first3=Billai | title=Plumes from Paradise | publisher=Sydney University Press | date=2019-12-01 | isbn=978-1-74332-544-5 | doi=10.30722/sup.9781743325445 | pages=125,146}}</ref>
Baris 46:
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Sejarah Maluku]]
|