Lilibooi, Leihitu Barat, Maluku Tengah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 10:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Lilibooi''', kadang dieja sebagai '''Liliboi''', '''Lilibooy''', atau '''Liliboy''', adalah sebuah [[negeri (Maluku Tengah)|negeri]] di [[kecamatan]] [[Leihitu Barat, Maluku Tengah|Leihitu Barat]], Kabupaten [[Maluku Tengah]], Provinsi [[Maluku]], [[Indonesia]]. Negeri ini dapat ditempuh dengan waktu kurang dari satu jam dari wilayah administratif Kota Ambon. Penduduk asli Lilibooi semuanya menganut agama Kristen Protestan. Tempat wisata yang terkenal di negeri ini adalah Pantai Batu Kapal.
 
== Etimologi ==
Baris 27:
 
Jansen menyebutkan dalam catatannya, pada tahun 1930an, dikarenakan [[sagu]] semakin berkurang, masyarakat Lilibooi mengandalkan [[ubi kayu]] (''Manihot esculenta'') yang secara lokal dikenal disebut ''kasbi'' sebagai pengganti sagu. ''Kasbi'' kemudian dimasak menjadi [[papeda]].{{sfn|H. J. Jansen|1939|pp=328}} Hampir semua rumah di Lilibooi menanam ''kasbi'' guna memenuhi kebutuhan pokoknya. Sebagian juga masih memiliki dusun sagu. Guna mendapatkan penghasilan, banyak di antara penduduknya yang menjadi kuli di toko-toko yang terdapat di Kota Ambon.{{sfn|H. J. Jansen|1939|pp=328}} Ada pun hewan yang diternak warga adalah [[babi]].{{sfn|H. J. Jansen|1939|pp=328}}
 
== Kondisi wilayah ==
=== Batas-batas ===
Lilibooi memiliki batas-batas sebagai berikut.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=4}}
* Sebelah utara berbatasan dengan kawasan hutan dan perbukitan.
* Sebelah timur berbatasan dengan Negeri Hatu.
* Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Ambon.
* Sebelah barat berbatasan dengan Negeri Allang.
 
=== Topografi dan aksesibilitas ===
Negeri ini terapit antara Teluk Ambon di bagian muka negeri, yang di pesisirnya terdapat permukiman atau negeri induk, dengan perbukitan yang berhutan di jantung Jazirah Leihitu. Lilibooi berjarak 320 km dari ibu kota kabupaten di Masohi. Penduduk Lilibooi dapat menggunakan angkutan darat ke [[Tulehu, Salahutu, Maluku Tengah|Tulehu]] dan dari pelabuhan di Tulehu, menaiki kapal cepat. Total waktu tempuh menuju Masohi lebih kurang lima jam.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=4}} Ada pun ibu kota provinsi di Ambon jaraknya hanya 65 km dan dapat ditempuh dalam waktu satu setengah jam menggunakan transportasi darat.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=4}}
 
== Pemerintahan negeri ==
Saat ini Lilibooi belum memiliki raja. Oleh karena itu, pemerintahan administratif negeri dijalankan oleh seorang pejabat kepala negeri yang dibantu oleh sekretaris negeri serta kepala urusan (kaur) dan kepala seksi (kasi). Berikut adalah nama tokoh-tokoh yang saat ini menjalankan administrasi di Lilibooi.<ref>{{cite web |title=Pemerintah Negeri |url=https://negerililibooi.id/profil-desa/pemerintah-desa/ |website=Situs Web Resmi Negeri Lilibooi |access-date=7 Juni 2022 |archive-date=2022-06-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220625195151/https://negerililibooi.id/profil-desa/pemerintah-desa/ |dead-url=yes }}</ref>
 
*Kepala pemerintah: Orelius C. Kastanya
Baris 42 ⟶ 53:
 
== Demografi ==
Bersumber dari Kantor Pemerintah Negeri Lilibooi, negeri ini berpenduduk 2.004 jiwa pada tahun 2016. Dengan rincian sebagai berikut.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=5}}
Lilibooi adalah negeri Kristen. Penduduk asli negeri ini semuanya beragama [[Kristen Protestan]], yang dilayani oleh [[Gereja Protestan Maluku]] (GPM) sebagai gereja utama. GPM Jemaat Lilibooi termasuk ke dalam Klasis Pulau Ambon Utara. Dengan jumlah jemaat mencapai 2.003 jiwa, Lilibooi menyumbang 6,51% total populasi jemaat di klasisnya.<ref>{{cite web |title=Sejarah KPAU |url=https://kpaugpm.org/sejarah-kpau/ |website=Klasis GPM Pulau Ambon Utara|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Para pemuda Kristen di Lilibooi tergabung dalam Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Daerah Pulau Ambon Utara (AMGPM Dapatra) cabang Gidion II. Cabang ini meliputi para pemuda dari jemaat di Lilibooi dan Allang. Awalnya bersama dengan pemuda jemaat Hatu, ketiganya masuk cabang Gidion, sebelum akhirnya cabang Gidion dibagi dua. Gidion I meliputi para pemuda di Negeri Hatu saja.<ref>{{cite web |title=Gidion II |url=https://www.amgpm-dapatra.com/cabang/gidion-2/ |website=AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara|access-date=8 Juni 2022}}</ref>
{| class="wikitable"
|-
! No.!!Kelompok umur!!Jumlah penduduk laki-laki<br>(dalam jiwa)!!Jumlah penduduk perempuan<br>(dalam jiwa)!!Jumlah penduduk keseluruhan<br>(dalam jiwa)
|-
| 1 || 0-3 tahun || 51 || 65 || 116
|-
| 2 || 4-6 tahun|| 53 || 41 || 94
|-
| 3 || 7-9 tahun || 60|| 50 || 110
|-
| 4 || 10-12 tahun || 75 || 57 || 132
|-
| 5 || 13-15 tahun || 72 || 61 || 133
|-
| 6 || 16-45 tahun || 429|| 411 || 840
|-
| 7 || 46-59 tahun || 144 || 151 || 295
|-
| 8 || > 60 tahun || 140 || 144 || 284
|-
| || '''Total''' || 1.024|| 980 || 2.004
|}
 
=== Pendidikan ===
Per tahun 2016, di negeri ini terdapat sebuah PAUD, sebuah [[Taman Kanak-Kanak|TK]], dua buah [[sekolah dasar|SD]], dan sebuah [[sekolah menengah pertama|SMP]].{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=5}} Rincian penduduk Lilibooi yang mengenyam pendidikan pada jenjang-jenjang yang ada, dapat dilihat dalam tabel berikut.
 
{| class="wikitable"
|+ Jenjang pendidikan warga
|-
! No.!!Jenjang!!Jumlah siswa!!Fasilitas yang ada<br>di Negeri Lilibooi
|-
| 1 || PAUD || 35 || 1
|-
| 2 || TK || 35 || 1
|-
| 3 || SD || 409 || 2
|-
| 4 || SMP || 424 || 1
|-
| 5 || [[Sekolah Menengah Atas|SMA]] || 612 || -
|-
| 6 || Diploma (D3) || 46 || -
|-
| 7 || Sarjana (S1) || 58 || -
|-
| 8 || Magister (S2) || 4 || -
|}
 
=== Agama ===
Lilibooi adalah negeri Kristen. Penduduk asli negeri ini semuanya beragama [[Kristen Protestan]], yang dilayani oleh [[Gereja Protestan Maluku]] (GPM) sebagai gereja utama. GPM Jemaat Lilibooi termasuk ke dalam [[Wilayah pelayanan Gereja Protestan Maluku|Klasis Pulau Ambon Utara]]. Dengan jumlah jemaat mencapai 2.003 jiwa, Lilibooi menyumbang 6,51% total populasi jemaat di klasisnya.<ref>{{cite web |title=Sejarah KPAU |url=https://kpaugpm.org/sejarah-kpau/ |website=Klasis GPM Pulau Ambon Utara|access-date=8 Juni 2022}}</ref> Para pemuda Kristen di Lilibooi tergabung dalam Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku Daerah Pulau Ambon Utara (AMGPM Dapatra) cabang Gidion II. Cabang ini meliputi para pemuda dari jemaat di Lilibooi dan Allang. Awalnya bersama dengan pemuda jemaat Hatu, ketiganya masuk cabang Gidion, sebelum akhirnya cabang Gidion dibagi dua. Gidion I meliputi para pemuda di Negeri Hatu saja.<ref>{{cite web |title=Gidion II |url=https://www.amgpm-dapatra.com/cabang/gidion-2/ |website=AMGPM Daerah Pulau Ambon Utara |access-date=8 Juni 2022 |archive-date=2022-07-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220704130920/http://www.amgpm-dapatra.com/cabang/gidion-2/ |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Matarumah ===
Terdapat 12 matarumah (fam atau marga) asli yang mendiami Negeri Lilibooi, enam di antaranya memiliki nenek moyang yang berasal dari luar wilayah Provinsi Maluku yang sekarang. Kedua belas matarumah tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=5}}
 
{|class="wikitable sortable"
! class="unsortable" scope="col"| Matarumah
! class="unsortable" scope="col" | Daerah asal
|-
! scope="row" | Hetharion
| Pulau Seram
|-
! scope="row" | Kakisina
| [[Pulau Madura]]
|-
! scope="row" | Makatita
| [[Jailolo, Halmahera Barat|Jailolo]], [[Pulau Halmahera]]
|-
! scope="row" | Marlissa
| Pulau Seram
|-
! scope="row" | Nussy
| Pulau Seram
|-
! scope="row" | Petta
| [[Titawaai, Nusalaut, Maluku Tengah|Titawaai]], [[Pulau Nusalaut]]
|-
! scope="row" | Simantunny
| [[Danau Toba]]
|-
! scope="row" | Talahatu
| Pulau Seram
|-
! scope="row" | Titalessy
| Titawaai, Pulau Nusalaut
|-
! scope="row" | Titarsole
| Jailolo, Pulau Halmahera
|-
! scope="row" | Tuhumena
| Jailolo, Pulau Halmahera
|-
! scope="row" | Tulaseket
| Jailolo, Pulau Halmahera
|-
|}
 
== Adat dan budaya ==
Salah satu bangunan yang sakral bagi setiap negeri di Maluku adalah [[baileo]] atau baileu. Baileu Negeri Lilibooi bernama ''Samasuru Pessiliasiwa'', dalam catatan Jansen tertulis sebagai ''Sama Soeloe Pessi Lia Siwa''.{{sfn|H. J. Jansen|1939|pp=328}} Jansen juga mencatat bahwa di Lilibooi tahun 1930an, seorang suami yang istrinya sedang hamil dilarang bercukur. Ketika istri mau melahirkan, suami harus mengeluarkan semua peralatan memancing dari rumah untuk mencegah terjadinya ''selawar'' atau bala.{{sfn|H. J. Jansen|1939|pp=328}}
 
== Perekonomian ==
Pertanian dan perkebunan adalah soko guru kehidupan masyarakat Lilibooi. Salah satu tanaman yang menjadi andalan penghasilan masyarakat adalah [[pala]]. Luas lahan penanaman pala di negeri ini mencapai 55 hektare, dengan produksi sekitar 20 ton per satu kali panen.{{sfn|Sisilya Leunupun, Martha Turukay, Maisie T.F. Tuhumury|2020|pp=94}} Masyarakat Lilibooi menjual biji pala dan [[fuli]], sementara daging pala yang mencakup 80% total satu buah pala tidak diolah sama sekali.{{sfn|Sophia Grace Sipahelut, John Alfred Patty|2020|pp=12}} Sipahelut dan Patty menyebutkan bahwa potensi pertanian dan perkebunan di Lilibooi termasuk besar. Negeri ini memiliki 302 hektare lahan potensial bagi perkebunan pala dan [[cengkih]], lima hektare lahan tanaman pangan, dan 28 hektare untuk sayur-sayuran (holtikultura).{{sfn|Sophia Grace Sipahelut, John Alfred Patty|2020|pp=12}}
 
== Hubungan sosial ==
Negeri Lilibooi terikat hubungan [[pela]] dengan empat negeri, yaitu [[Ihamahu, Saparua Timur, Maluku Tengah|Ihamahu]] dan [[Haria, Saparua, Maluku Tengah|Haria]] di [[Pulau Saparua]]; [[Abubu, Nusalaut, Maluku Tengah|Abubu]] di [[Pulau Nusalaut]]; dan [[Seilale, Nusaniwe, Ambon|Seilale]] di Jazirah Leitimur, [[Pulau Ambon]].<ref>{{cite web|title=Pela's Lilibooi |url=https://www.lilibooi.nl/pelas-lilibooi/ |website=Kumpulan Negeri Lilibooi di Belanda *LILIPOYA KAINAMAN* |access-date=7 Juni 2022}}</ref> Pela yang mengikat antara Lilibooi dengan masing-masing tiga negeri yang pertama (Ihamahu, Haria, dan Abubu) disebut-sebut berkaitan semangat mendukung Perang Pattimura 1817.{{sfn|Abdul Kadir M.|2007|pp=65}} Namun, dalam tulisannya, Hehanussa justru menyatakan bahwa pela Lilibooi dengan Abubu adalah sebagai upaya mediasi karena selama Perang Pattimura, keduanya berada di kubu yang berbeda. Lilibooi mendukung Belanda, sementara Abubu di pihak [[Pattimura]].{{sfn|Jozef Hehanussa|2009|pp=6}} Jenis pasti pela antara Lilibooi dengan negeri-negeri yang sudah disebut di atas tidak diketahui dengan jelas. Namun, satu sumber menyebutkan bahwa Lilibooi dan Haria terikat pela ''kepeng'' (uang), sementara dengan Abubu, keduanya berpela ''tampa siri''.{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=6}}
 
Menurut Atlas Maluku, selain dengan empat negeri yang sudah disebutkan sebelumnya, Lilibooi juga terikat pela dengan [[Ureng, Leihitu, Maluku Tengah|Ureng]],{{sfn|Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional|2000|pp=106}} [[Allang, Leihitu Barat, Maluku Tengah|Allang]], dan [[Hitumessing, Leihitu, Maluku Tengah|Hitumessing]], yang semuanya berada di Pulau Ambon.<ref>{{cite web |title=Lilibooi is pela met |url=https://www.atlas-maluku.nl/?regio=2430&eiland=17&kampong=465 |website=Atlas Maluku |access-date=7 Juni 2022}}</ref> Ada pula sumber yang menyebutkan bahwa Lilibooi tidak terikat pela dengan Ureng, melainkan hubungan keduanya adalah ''gandong'' atau sedarah (sekandung).{{sfn|Kadek Wiweka, Titus Indrajaya, Suci Sandi Wachyuni, Putu Pramania Adnyana, Anastasia Enike Hanorsian|2019|pp=6}}
 
Salah satu tulisan yang dirangkum oleh Rudi Sabandar dari wawancaranya dengan orang-orang Maluku di Belanda menunjukkan bahwa pela yang terjadi antara Lilibooi dengan Ihamahu dan Haria sebenarnya adalah pela antarmatarumah atau fam (marga). Disebutkan bahwa matarumah Titarsole dari Lilibooi berpela dengan matarumah Haulussy, Tahamata, dan Nendissa dari Ihamahu. Matarumah yang sama berpela dengan matarumah Manuhutu dan Tamaela dari Haria.<ref>{{cite web |author=Rudi Sabandar |title=Bondgenootschappen van de Families in Huizen (Pela en bongso) |url=https://vdocuments.net/pela-en-bongso-lilipory-hutumuri-ambon-pela-sirisore-serani-en-tamilouw-saparua.html |date=20 April 2018 |access-date=7 Juni 2022}}</ref>
 
Elifas Tomix Maspaitella dalam tulisannya di potretmaluku.id berpendapat bahwa antara matarumah Tuhumena di Lilibooi (Leihitu) dengan Tuhumury di Kampung Seri, Negeri Urimessing (Leitimor) bisa jadi ada kesepakatan kuno di antara para datuk yang menurunkan kedua matarumah.<ref name="Maspaitella"/> Hal ini dikarenakan kedua matarumah masing-masing menggunakan kata ''mena'' yang artinya di depan dan ''muri'' yang artinya di belakang. ''Mena muria'' sendiri adalah salah satu slogan yang cukup terkenal di kalangan orang Maluku bagian tengah. Slogan ini kemungkinan berasal dari masa perluasan wilayah dan peperangan antarkelompok, sehingga orang-orang yang beraliansi membagi penjagaan menjadi bagian depan dan bagian belakang guna memperkuat pertahanan.<ref name="Maspaitella">{{cite news |last1=Maspaitella |first1=Elifas Tomix |title=Mena Muria sebagai Semantik Kebudayaan |url=https://potretmaluku.id/mena-muria-sebagai-semantik-kebudayaan/ |work=potretmaluku.id |date=21 April 2021 |access-date=8 Juni 2022}}</ref>
Menurut Atlas Maluku, selain dengan empat negeri yang sudah disebutkan sebelumnya, Lilibooi juga terikat pela dengan [[Ureng, Leihitu, Maluku Tengah|Ureng]],{{sfn|Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional|2000|pp=106}} [[Allang, Leihitu Barat, Maluku Tengah|Allang]], dan [[Hitumessing, Leihitu, Maluku Tengah|Hitumessing]], yang semuanya berada di Pulau Ambon.<ref>{{cite web |title=Lilibooi is pela met |url=https://www.atlas-maluku.nl/?regio=2430&eiland=17&kampong=465 |website=Atlas Maluku |access-date=7 Juni 2022}}</ref>
 
== Perekonomian ==
Pertanian dan perkebunan adalah soko guru kehidupan masyarakat Lilibooi. Salah satu tanaman yang menjadi andalan penghasilan masyarakat adalah [[pala]]. Luas lahan penanaman pala di negeri ini mencapai 55 hektare, dengan produksi sekitar 20 ton per satu kali panen.{{sfn|Sisilya Leunupun, Martha Turukay, Maisie T.F. Tuhumury|2020|pp=94}} Masyarakat Lilibooi menjual biji pala dan [[fuli]], sementara daging pala yang mencakup 80% total satu buah pala tidak diolah sama sekali.{{sfn|Sophia Grace Sipahelut, John Alfred Patty|2020|pp=12}} Sipahelut dan Patty menyebutkan bahwa potensi pertanian dan perkebunan di Lilibooi termasuk besar. Negeri ini memiliki 302 hektare lahan potensial bagi perkebunan pala dan [[cengkih]], lima hektare lahan tanaman pangan, dan 28 hektare untuk sayur-sayuran (holtikultura).{{sfn|Sophia Grace Sipahelut, John Alfred Patty|2020|pp=12}}
 
== Referensi ==
Baris 136 ⟶ 244:
| pages =
| access-date = 7 Juni 2022
| ref = harv
}}
* {{cite journal
| author1 = Kadek Wiweka
| author2 = Titus Indrajaya
| author3 = Suci Sandi Wachyuni
| author4 = Putu Pramania Adnyana
| author5 = Anastasia Enike Hanorsian
| date = Desember 2020
| title = Opportunities and Challenges for the Development of Sustainable Tourism Attraction at Batu Kapal Beach, Central Maluku Lilibooi Village
| url = https://www.academia.edu/39589223/Opportunities_and_Challenges_for_the_Development_of_Sustainable_Tourism_Attraction_at_Batu_Kapal_Beach_Central_Maluku_Lilibooi_Village
| journal = Advance in Research
| volume = 19
| issue = 3
| pages = 1-14
| ISSN = 2348-0394
| access-date = 8 Juni 2022
| ref = harv
}}
Baris 171 ⟶ 296:
{{Leihitu Barat, Maluku Tengah}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Negeri di Maluku Tengah]]