Iskandar Muhammad Djabir Sjah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
→Biografi: +foto KITLV Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
|spouse = [[Boki Mariam]]
|issue = {{unbulleted list|[[Mudaffar Sjah]]|[[Syarifuddin dari Ternate|Syarifuddin]]}}
|royal house =
|father = [[Muhammad Usman Sjah]]
|mother = [[Boki Mihir]]
Baris 23:
|}}
'''Iskandar Muhammad Djabir Syah''' ({{lahirmati|[[Ternate]], [[Maluku Utara]]|4|3|1902|[[Jakarta]]|4|7|1975}}) adalah seorang [[Sultan Ternate|sultan]] dari [[Kesultanan Ternate]]. Dia adalah [[
== Biografi ==
[[File:KITLV A1223 - Sultan Iskandar van Ternate (links) en W. Hoven, directeur Binnenlands Bestuur tijdens de Malino-Conferentie ten noordoosten van Makasssar, KITLV 49021.tiff|jmpl|Sultan Iskandar dari Ternate (kiri) dan Willem Hoven, Direktur [[Binnenlands Bestuur]] pada [[Konferensi Malino]] di timur laut Makassar]]
Iskandar Muhammad Djabir Sjah ([[1902]]—[[1975]]) adalah [[Sultan Ternate]] ke-46. Sultan sangat membenci penjajahan. Hal ini tidak lepas dari pengalaman hidupnya. Ayahnya ditangkap dan dibuang oleh [[Belanda]]. Djabir dan saudara-saudaranya juga dibawa ke [[Batavia]] dan dididik menurut cara-cara [[Belanda]]. Tetapi di sana Djabir justru makin mengenal politik dan menjadi simpatisan [[Jong Islamieten Bond]].
Pada tanggal [[2 September]] [[1929]], Djabir dinobatkan sebagai [[Sultan Ternate]]. Usaha [[Belanda]] untuk menjadikan sultan sebagai “boneka”gagal, karena [[Sultan]] tidak mau tunduk. Ketika [[Jepang]] masuk, [[Sultan]] “rela” diungsikan [[Sekutu]] ke [[Australia]] melalui [[:en:Operation Opossum|Operation Opossum]]. Tetapi pikiran dan hati [[Sultan]] tetap pada rakyatnya, sehingga [[Sultan]] rela bolak-balik [[Australia]] [[Ternate]] untuk kepentingan rakyatnya.
[[File:KITLV A1223 - Afgevaardigden van Ternate en Halmahera op de Malino-Conferentie ten noordoosten van Makasssar, KITLV 75244.tiff|jmpl|Salim Adjidjoedin, Kepala Desa Weda di Halmahera; Sultan Iskandar dari Ternate; Chassan Boesoiri sebagai delegasi Indonesia Timur sebagai peserta [[Konferensi Malino]]]]
Setelah [[Indonesia]] merdeka dan [[Sultan]] kembali ke [[Ternate]], mulailah terjadi gesekan atau ketidaksesuaian dengan golongan pemuda. Para pemuda menginginkan negara berbentuk kesatuan, sedangkan [[Sultan]] teguh pada pendiriannya yaitu federal. Alasannya adalah pertimbangan kondisi alam dan geografis serta beraneka ragam kebudayaan yang ada di [[Indonesia]]. Konsep [[Moloku]] kia raha inilah yang sangat mempengaruhi pemikiran dan pendapat [[Sultan]]. Walaupun begitu dalam sistem pemerintahan [[Sultan]] adalah nasional demokrat.
Baris 42 ⟶ 44:
{{S-reg|}}
{{S-bef|before=[[Muhammad Usman Sjah]]}}
{{S-ttl|title=[[
{{S-aft|after=[[Mudaffar Sjah]]}}
{{S-end}}
{{Bio-stub}}▼
[[Kategori:Tokoh Maluku Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Ternate]]
Baris 51 ⟶ 53:
[[Kategori:Kesultanan Ternate]]
[[Kategori:Kota Ternate]]
▲{{Bio-stub}}
|