Arsitektur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rujukan Ok
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{bedakan|Anarkisme|Arkeologi}}
 
[[Berkas:View of Santa Maria del Fiore in Florence.jpg|thumb|upright=1.45|alt=Pemandangan kota Firenze menampilkan kubah Katedral Firenze yang mendominasi pemandangan|Dalam menambahkan kubah ke [[Katedral Firenze]] pada awal abad ke-15, arsitek [[Filippo Brunelleschi]] tidak hanya mentransformasi bangunan dan kotanya namun juga peran dan status seorang [[arsitek]].<ref>{{cite web|publisher=Museo Galileo, Museum and Institute of History and Science|url=http://brunelleschi.imss.fi.it/itineraries/place/TheDomeOfSantaMariaFiore.html|title=The Dome of Santa Maria del Fiore|access-date=30 Januari 2013|archive-url=https://web.archive.org/web/20130401072804/http://brunelleschi.imss.fi.it/itineraries/place/TheDomeOfSantaMariaFiore.html|archive-date=1 April 2013|language=en}}</ref><ref>{{cite book|first=Giovanni|last=Fanelli|title=Brunelleschi|url=https://archive.org/details/brunelleschi0000fane|publisher=Harper & Row|date=December 1980|chapter=The Dome|page=10–41[https://archive.org/details/brunelleschi0000fane/page/10 10]–41|isbn=0935748016|language=en}}</ref>]]
 
'''Arsitektur''', '''seni bina''', '''seni bangun''' atau '''undaki'''<ref>{{Cite book|last=Stevens|first=Alan M.|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=cF97F--suNAC&pg=PP4&dq=inauthor:+A.+Ed+Schmidgall+Tellings&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwiUlpfOoq2EAxVeUWwGHY5zD40Q6wF6BAgFEAU#v=snippet&q=Undaki&f=false|title=A comprehensive Indonesian-English Dictionary|publisher=PT Mizan Publika|isbn=978-979-433-387-7|language=en}}</ref> ({{lang-nl|architectuur}}) adalah proses dan produk dari [[perencanaan]], [[perancangan]], dan [[konstruksi]] [[bangunan]] atau [[struktur]] lainnya.<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/topic/architecture|title=architecture|work=Encyclopedia Britannica|access-date=27 Oktober 2017|language=en}}</ref> Karya arsitektur, dalam bentuk bangunan atau struktur, dianggap sebagai simbol kultural dan sebagai [[karya seni]]. Peradaban-peradaban bersejarah terkadang diidentifikasikan melalui pencapaian-pencapaian arsitektur mereka yang masih bertahan.<ref>{{cite book|editor=Daniel Cilia|date=2004|first=Anthony|last=Pace|chapter=Tarxien|title=Malta before History – TheHistory–The World's Oldest Free Standing Stone Architecture|publisher=Miranda Publishers|isbn=978-9990985085|language=en}}</ref>
 
Praktiknya yang dimulai pada [[Prasejarah|masa prasejarah]] digunakan sebagai salah satu cara untuk mengekspresikan budaya pada tiap peradaban di semua [[benua]].<ref>{{Cite web|title=7 Things I Learned About "Home" from Talking to Architects on Every Continent|url=https://www.apartmenttherapy.com/cultural-architecture-homes-36642082|access-date=5 Desember 2020|website=Apartment Therapy|language=en}}</ref> Dengan alasan ini, arsitektur dianggap sebagai salah satu bentuk kesenian. Teks-teks mengenai arsitektur telah ditulis sejak zaman kuno. Teks paling tua tentang [[teori arsitektur]] adalah risalah dari abad ke-1 yang berjudul ''[[De architectura]]'' oleh arsitek [[Romawi Kuno|romawi]], [[Vitruvius]]. Menurutnya, bangunan yang baik harus memiliki ''firmitas'' (kekuatan), ''utilitas'' (kegunaan), dan ''venustas'' (keindahan). Pada abad ke-19, [[Louis Sullivan]] membuat pernyataan "''[[form follows function]]''" yang memiliki arti "bentuk mengikuti fungsi". Pernyataan ini sering diasosiasikan sebagai konsep modern dari arsitektur. Unsur "fungsi" di sini tidak hanya mencakup kegunaan saja namun juga estetika, psikologis, dan dimensi kultural. Ide [[arsitektur berkelanjutan]] mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20.
Baris 14 ⟶ 15:
Dari pengertian etimologi tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa arsitektur setidaknya harus memenuhi dua kriteria, yaitu harus unik atau indah dan kuat.
 
Berbicara mengenai kretiria, Vitruvius (31 SM – 700SM–700 Mujarrod Rasulullah SAW) seorang old master arsitek dalam buku Ten Books of Architecture mengatakan hal senada, bahwa ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sebuah bangunan, yaitu: Firmitas (ketahanan), Utilitas (fungsi), Venustas (keindahan)<ref>https://serupa.id/arsitektur-pengertian-fungsi-unsur-tugas-pendapat-ahli/</ref>.
 
== Definisi ==
Baris 28 ⟶ 29:
== Sejarah ==
{{main|Sejarah arsitektur}}
Latar Belakang Sejarah dan Ulasan Singkat Zaman Klasik adalah kurun waktu abad ke-8 Sebelum Masehi sampai abad ke-6 Masehi dalam sejarah peradaban Kawasan Laut Tengah, teristimewa Peradaban Yunani dan Romawi Kuno, dua serangkai yang lazim disebut Dunia Yunani-Romawi. Pada kurun waktu inilah masyarakat Yunani-Romawi berkembang dan meluaskan pengaruhnya ke seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat. Zaman Klasik sudah jamak dianggap bermula pada masa penulisan naskah tertua yang memuat syair-syair gubahan Homeros dalam bahasa Yunani (abad ke-7 sampai abad ke-8 SM), lantas berakhir manakala kebudayaan Yunani-Romawi meluntur pada sekitar tahun 300–600 M. Rentang sejarah dan bentang wilayah yang sedemikian luas merangkum banyak sekali peradaban dan kurun waktu yang istimewa tiada bandingnya. Istilah “Zaman Klasik” juga mengacu kepada visi muluk orang-orang zaman kemudian tentang apa yang disebut sebagai kegemilangan Yunani Kuno dan kemegahan Romawi Kuno. Kebudayaan bangsa Yunani Kuno serta beberapa unsur kebudayaan masyarakat Timur Dekat Kuno mendasari toloktolok ukur kesempurnaan di bidang seni rupa, filsafat, tata kemasyarakatan, dan pendidikan Dunia Yunani-Romawi sampai dengan Zaman Kekaisaran Romawi. Bangsa Romawi melestarikan, meniru, dan menyebarluaskan tolok-tolok ukur kesempurnaan ini ke seluruh Eropa sampai mereka mampu bersaing dengan kebudayaan Yunani, yakni ketika penggunaan bahasa Latin sudah meluas ke mana-mana, dan Dunia YunaniRomawi sudah terbiasa bertutur dalam bahasa Yunani sekaligus bahasa Latin. Asas kebudayaan Yunani-Romawi ini sangat besar pengaruhnya terhadap bahasa, politik, hukum, sistem pendidikan, filsafat, ilmu pengetahuan, hal ihwal berperang, seni puisi, historiografi, etika, retorika, seni rupa, dan arsitektur Zaman Modern. Semenjak 700 Mujarrod Rasulullah SAW, suatu gerakan kebangunan kembali berangsur tumbuh di atas sisa-sisa warisan peninggalan Zaman Klasik, yakni gerakan yang kelak disebut Renaisans di Eropa. Gerakan ini kembali mencuat ketika gerakan-gerakan neoklasik marak bermunculan pada abad ke-18 dan ke-19.
 
Arsitektur Zaman Klasik adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang pada Periode Klasik. Arsitektur Klasik secara inheren (terkandung dalam bangunan arsitektur tersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu melekat dengannya) dianggap memiliki ketinggian mutu (high quality) dan nilai (high value), dan mengandung nilai-nilai “keabadian” (“eternity”). Ketinggian mutu dan nilai Arsitektur Klasik dilandasi oleh ketaatannya pada aturan atau pedoman yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikir dalam menciptakan karya tersebut. Nilai-nilai “keabadian” Arsitektur Klasik diwujudkan dalam jenis karya arsitekturnya yang sebagian besar adalah bangunan peribadatan (kuil), yang tentunya di dalamnya terkandung nilai-nilai ini. Teori Arsitektur Klasik, dengan demikian merupakan suatu perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme Arsitektur Klasik. Untuk memahami Teori Arsitektur Klasik, kita perlu mengetahui Order Kolom Klasik, terutama nama bagianbagiannya, karena ia akan sering disebut, terutama oleh Vitruvius dalam De Architectura.
 
* Pengetahuan tentang Order Kolom Yunani-Romawi Dalam Arsitektur zaman Klasik berkembang tiga aliran – order – yang didasarkan pada susunan atau konstruksi kolom dan balok pada bangunan, terutama kuil, yaitu order Dorik, Ionik, dan Korinthian. Masing-masing order mempunyai ciri khas. (Gambar 1.1 dan Gambar 1.2). Order Dorik, (Doric) dikembangkan mula-mula oleh Suku Bangsa Doria; bentuknya sederhana dan terkesan kokoh, salah satu contohnya adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena. Order Ionik (Ionic) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, bentuknya agak rumit terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan anggun, salah satu contohnya adalah Kuil Erechtheion di Akropolis Athena. Order Korinthian (Corinthian) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan elegan. Bagian Order Kolom Klasik yang utama: pada bagian paling bawah adalah Base (dasar kolom, bagian tengah adalah Shaft (tiang atau badan kolom), dan bagian atas adalah Capital (kapital: kepala kolom). Di atas kolom terdapat Entablature (superstruktur, yang terletak secarahorizontal di atas kolom; ia tertumpu di atas kapital). Di atas entablature terdapat Pediment (konstruksi berbentuk segitiga – gable.
 
*Arsitektur Klasik Sementara pertumbuhan dan perkembangan kota-kota Yunani Kuno, pada umumnya, bermula dari suatu tempat yang dibentengi untuk suatu perlindungan. Kemudian secara bertahap menjadi singgasana kekuatan yang dominan dan akhirnya menjadi area yang sakral, dimana kuil, monumen, dan altar terletak. Akropolis, inti dari kota-kota Yunani Kuno, dibentengi tapi tidak pernah menjadi bagian dari perbentengan hunian/permukiman yang merentang di bawahnya. Selama permulaan abad kuno, Akropolis juga menjadi tempat berkumpul, sebuah fungsi yang kemudian digantikan oleh Agora dengan perkembangan dan pertumbuhan kota selanjutnya. Hippodamus, kelahiran Miletus pada 480 SM, yang dianggap sebagai salah seorang perencana kota kuno Yunani, mengembangkan konsep sebuah Agora – sebuah pasar sentral – yang diatur disepanjang garis-garis segi empat. Di lapangan ini perniagaan kota diselenggarakan. Di beberapa kota periode awal, Agora ditemukan dekat gerbang kota. Aristoteles mempertalikan nama Hippodamus pada penemuan metode pembagian kota dengan penyediaan tapak untuk tujuan publik seperti kuil, kantor-kantor pemerintah, teater, stadium, gymnasium dan Agora, dan mengatur hunian di sepanjang jalan lurus dari susunan yang cukup lebar pada sebuah grid atau lebih dikenal dengan pola papan catur. Agora tersebut berbeda dari lapangan majelis politik rakyat yang disebut pnix, tetapi sering kali berdekatan letaknya. Di lapangan ini perniagaan kota diselenggarakan. Terdapat beberapa bukti bahwa peraturanperaturan bangunan telah dikembangkan untuk mencegah pelanggaran perorangan pada tempat-tempat publik dan jalur umum. Tanpa keraguan, keberadaan kuil, patung, dan monumen yang lain dari Akropolis membuktikan bahwa permulaan Yunani telah mencoba secara sadar untuk mempercantik dan menghias areal sakral mereka. Tetapi cukup jelas bahwa mereka tidak mengarahkan kepada jenis penyatuan dan integrasi ruang. Teknik pendefinisian ruang pada kesetaraan skala dengan kebutuhan manusia belum dikembangkan oleh Yunani. Pada umumnya keinginan untuk membentuk ruang berkembang sangat lambat setelah abad 5 SM, secara perlahan meningkat hingga pada puncaknya pada zaman arsitektur dan perencanaan kota Romawi. Akropolis Athena adalah sebuah pemandangan dari eksperimen arsitektural secara terus-menerus yang mencapai puncaknya pada zaman Perikles; ia memperlihatkan sebuah kemegahan, keagungan dan martabat yang tidak ada sejajarnya dengan Peradaban Dunia Kuno manapun. Akropolis dikelilingi tembok; masuk ke dalamnya harus melewati Propylea. Di bagian atas tapak, terdapat Kuil Parthenon yang terkesan agung; dan Kuil Erechtheion yang anggun, juga ada Kuil Nike Athena yang sederhana dan elegan, dan kuil-kuil lainnya yang disertai patung-patung yang kesemuanya berkombinasi menghasilkan sebuah halaman yang sifatnya religius. Di luar tembok bagian Selatan terdapat Teater Dionysos, menjadi tempat lahirnya drama-drama Yunani. Teater Dionysos yang dibangun pada tahun 330 SM, seluruhnya dapat menampung 18.000 penonton, suatu ukuran luar biasa besar pada masa itu. Di luar Akropolis yang berada di atas bukit di Athena, terdapat komplek lain yang juga penting yakni Agora. Pada mulanya, Agora merupakan sebuah tempat untuk perkumpulan politik dan pertemuan wakil rakyat. Kemudian berubah secara bertahap menjadi sebuah pusat untuk kegiatan pasar, dan akhirnya kegiatan komersial sangat mendominasi Agora. Sedangkan fungsi politik Agora diambil alih oleh pertemuan wakil rakyat di areal sakral Akropolis. Selama periode kuno, dari akhir abad 8 SM hingga menjelang abad 5 SM, tata letak Agora Athena belumlah teratur dan kurang terorganisir, hanya didefinisikan oleh bentuk kondisi topografi. Faktor penentu yang menghalangi keteraturan adalah arah dari Rute Panathenaik, sebuah jalan yang terbentuk untuk memfasilitasi pergerakan dari suatu prosesi di Zaman Yunani Kuno, yang memotong secara diagonal areal komplek Agora. Salah satu contoh sejarah yang brilian dari sebuah pergerakan aliran manusia adalah apa yang dinamakan prosesi Panathenaik di zaman Yunani Kuno, yang terjadi setiap tahun sekali dan pada setiap empat tahun dirayakan secara mewah dan megah, sebagai peristiwa yang sangat utama dalam kehidupan masyarakat Athena. Prosesi mengambil tempat di sepanjang rute yang telah ditandai dengan jelas dari gerbang Dipylon, di dinding luar kota, melintasi Athena dan terus naik ke lereng dataran tinggi Akropolis untuk menuju titik kulminasi yaitu Patung Athena.
 
Pertumbuhan Agora Athena, pada awalnya, sekitar 500 SM, terlihat Rute Panathenaik melewati secara diagonal tempat pasar yang tidak berbentuk dan bekas gedung pemerintah yang merentang di sepanjang kaki punggung bukit di sebelah Baratnya. Ke arah Selatan terdapat Bouleuterion Lama atau Council House. Dan ke arah Utara terdapat tiga kuil kecil.
 
Sekitar 420 SM, memperlihatkan perkembangan dari sebuah Agora segera setelah dibangunnya Kuil Hephaisteion. Satu lorong yang sangat kuat menuju ke arah kuil ini, yang pengaruhnya terasa sebagai sebuah elemen pengarah. Bouleuterion Baru dengan bentuk semi-circularnya dibangun di sisi bukit di belakang bangunan lama. Stoa Zeus terletak memanjang secara lurus mengikuti garis horizontal pada kaki bukit. Definisi dari batas-batas ruang Agora masih belum terbentuk.
 
Sekitar tiga abad sebelum dimulainya Abad Masehi, Agora telah membentuk dirinya semakin dewasa dalam perkembangannya. Bouleuterion Lama dihadapkan dengan Metroon yang berada di sepanjang garis dasar horizontal, berupa sebuah Collonade yang melengkapi Stoa Zeus yang terlebih dulu ada, ke arah Utara. Di sebelah Selatan Stoa telah dibangun sebuah Kuil Apollo Patross, dan Stoa Baru ditambahkan. Stoa Attalos dibangun tegak lurus Apollo Patross dari garis Rute Panathenaik. Sehingga pada periode ini, ruang Agora lebih terisi.
 
Sekarang kita beralih ke Kekaisaran Romawi. Dalam masa pemerintahan Traianus (Trajan) (98-117 M), kekaisaran Romawi mencapai wilayah terluas, melintasi sungai-sungai Donau sampai ke Dacia (sekarang Rumania). Batas wilayah di Timur adalah Sungai Eufrat dan Tigris, dan Kaisar sudah berhubungan dagang dengan Raja Kaniska di India Utara. Forum yang dibangun Traianus di Roma lebih besar dari bangunan-bangunan Forum terdahulu.
 
Forum di kota-kota Romawi, yang dapat disamakan dengan Agora di kota-kota Yunani, adalah sebuah ruang terbuka sentral yang digunakan sebagai tempat berkumpul, pasar, atau pertemuan-pertemuan politik warga masyarakat kota. Setiap kota di Romawi memiliki, paling tidak sebuah Forum. Tiap kaisar baru Romawi mendirikan sebuah Forum yang lebih besar dari pada sebelumnya demi kebesaran dirinya.
 
Setelah mengalami perubahan dan perkembangan, Forum biasa didefinisikan sebagai ruang terbuka formal berbentuk segi empat, dilengkapi dengan Collonade, didekorasi dengan patungpatung dan diapit oleh bangunan umum meliputi Basilica (assembly room atau town hall – balai pertemuan), Curia (law courts – ruang pengadilan), kuil, kantor-kantor kotapraja, bangunan pajak dan pertokoan. Dekat Forum juga ditempatkan Thermal (tempat pemandian umum). Thermal ini perkembangan dari Gymnasium Yunani, mempunyai arti yang penting dalam kehidupan sosial sehari-hari, digunakan untuk kesenangan dan rileks. Semua kota, yang kecil mempunyai Theatre dan yang besar mempunyai Ampitheatre. Colloseum Roma yang sekarang masih ada adalah bukti sejarah yang mengesankan dari sebuah Ampitheatre dengan tempat duduk berkapasitas 50.000 orang.
 
Patut diduga, bahwa dasar sejarah tipikal Forum Romawi bersumber pada tiga peradaban, yaitu berturut-turut: hunian Terramara; kota-kota Etrusca; dan kampung militer Castrum Romawi. Karakteristik utama kota-kota Romawi Kuno adalah sebagai berikut: (a) adanya sumbu dari jalan-jalan utama dan jalan-jalan kelas dua; (b) adanya penekanan pada areal kosong pada persilangan antara kedua jenis jalan; (c) lokasi sumbu dari bangunan utama ‘square’ cocok dalam suasana kontras dibanding dengan lokasi lateral pada kota-kota Hellenistik; dan (d) kebanyakan, meskipun tidak selalu, batas yang berbentuk segi empat dari hunian, secara jelas berlawanan atau kontras dari lansekap sekelilingnya, berlawanan dengan transisi dari kota ke lansekap sebagaimana biasa di Yunani.
 
Kaisar Romawi selanjutnya, pewaris Traianus, Hadrianus (117-138 M), menumpas pemberontakan terakhir kaum Yahudi, dan membangun kota baru, Aelia Capitolina, di reruntuhan Yerusalem, dengan Kuil Dewa Yupiter nya, dan melarang semua orang Yahudi mendekati kota itu. Hal itu menyebabkan pemberontakan besar-besaran orang Yahudi, namun dapat dipadamkan. Setelah itu, orang Yahudi dipindahkan menyebar ke seluruh wilayah Romawi.
 
Kaisar Hadrianus juga merupakan organisator, ia memperbaiki susunan pegawai negeri dengan penetapan, bahwa tiap-tiap pegawai harus diselidiki lebih dulu. Kecuali itu, pegawai menerima gaji yang cukup dan diberi hak untuk naik pangkat. Susunan pegawai itu menjadi dasar susunan pegawai di seluruh Eropa.
 
Setelah kematian Hadrianus, kaisar-kaisar penggantinya tidak ada yang cakap, masa pemerintahan mereka diwarnai dengan pemberontakan-pemberontakan. Kaisar pengganti Hadrianus: Antonius (138-161 M), kemudian Marcus Aurelius (161-180 M), dan sebelum mengundurkan diri, ia menunjuk putranya, Commodus, sebagai Kaisar. Perebutan kekuasaan terus terjadi hingga 284 M. Selama itu ada sekitar lima puluh kaisar silih berganti berkuasa.
 
Ketika Kekaisaran Romawi menderita, orang-orang Jerman berjaya. Pada tahun 250-an M, gelombang suku-suku Jerman, suku-suku yang datang dari hutan-hutan rimba di balik Sungai Rhine, di antaranya: Suku Frank, Vandal, Suebi, dan Goth, menyerbu Galia (Perancis sekarang), sedangkan yang lain melayari Sungai Danube menuju Laut Hitam. Di muara Sungai Danube, mereka membentuk angkatan laut yang terdiri dari 2000 kapal. Pada tahun 268 M, sekitar 320.000 orang berlayar melalui Selat Bosforus dan membanjiri Yunani, sehingga mengancam Roma. Pada tahun itu juga, pasukan Romawi bertemu dengan pasukan Jerman di Naissus (sekarang Nish, Serbia) dan memperoleh kemenangan mutlak dalam pertempuran paling penting Romawi sepanjang abad ketiga Masehi. Kaisar Romawi, Gallienus, mengakhiri pendudukan Jerman atas Yunani, dan – setelah ia dibunuh – penggantinya berhasil merebut kembali Galia. Sejak 280 M, kekaisaran tenang kembali. Sebagian orang Jerman lari pulang, beberapa yang lain menetap di wilayah Romawi, dan beberapa orang lagi mendaftarkan diri sebagai prajurit Romawi.
 
Pada tahun 284 M, setelah ketegangan akibat pemberontakan dan persekongkolan, tentara memahkotai Diocletianus. Bersama Diocletianus (284-305 M), keadaan kekaisaran agak membaik. Karena daerah kekuasaannya luas dan sering terjadi perebutan kekuasaan, maka dia membagi kekaisaran menjadi dua. Diocletianus sendiri memegang gelar Augustus di wilayah Timur kekaisaran dan menjadikan temannya, Maximianus, sebagai Augustus di wilayah Barat. Dua orang bawahan ditunjuk sebagai ‘kaisar’ di bawah mereka. Galerius di Timur dan Konstantius di Barat. Konstantius, meninggal, digantikan anaknya, Konstantinus. Kosntantinus siap berperang, ia maju perang melawan Maxentius, penguasa wilayah Italia dan Afrika Utara.
 
Pada tahun 312 M, Konstantinus memasuki Roma sebagai penguasa Barat yang tanpa tanding. Pada tahun 313 M, Konstantinus bersama-sama Lisinius, ‘kaisar’ Timur, pengganti Galerius yang meninggal pada 311 M, memaklumkan apa yang dikenal sebagai Dekrit Milano, yang menjamin kebebasan beragama di wilayah kekuasaan mereka. Di seluruh pelosok kekaisaran, penyiksaan terhadap orang Kristen berhenti seketika, dan bukan hanya itu, ketika para tahanan Kristen dikeluarkan dari penjara bawah tanah, Konstantinus bermurah hati pada mereka.
 
Konstantinus sendiri menyebut dirinya hamba Tuhan. Satu-satunya hal kristiani yang tidak dilakukan Konstatinus adalah dibaptis. Dan secara publik, ia masih mencampurkan kesalehan Kristen dengan devosi kepada Dewa Agung Matahari, yakni Matahari Yang Tak Terkalahkan, yang sudah populer sejak masa para kaisar dari abad terdahulu. Ketika pada 321 M, ia memaklumkan bahwa Hari Minggu dikhususkan sebagai hari kebaktian, tidak jelas entah Matahari Yang Tak Terkalahkan atau Yesus Kristus yang ia maksudkan untuk disembah. Perang saudara pecah pada 324 M, Lisianus dikalahkan dan dieksekusi, dan dengan itu Konstantinus menjadi penguasa tunggal kekaisaran Romawi.
 
Untuk menghormati kaisar yang besar jasanya mempertahankan serta menyelamatkan kerajaan Romawi, didirikanlah gapura kehormatan. Gapura ini didirikan pada tahun 315 M, ketika Konstantinus masih bersemayam di kota Roma. Di kota itu, masih ada enam buah gapura demikian. Pantheon di Roma, didirikan pada masa Kaisar Augustus, oleh Agrippa. Di bagian depan tampak Obelisk dari Mesir, yang dijadikan penghias taman kuil itu. Atapnya yang bulat melengkung itu ialah atap yang terbesar di dunia pada saat itu.
 
Pada 324 kota kuno Byzantium menjadi ibu kota baru Kekaisaran Romawi oleh Kaisar Konstantinus; kota itu kemudian dikenal dengan Konstantinopel (sekarang IstambulTurki). Dari pertengahan abad ke-5 hingga awal abad ke-13, Konstantinopel adalah kota terbesar dan terkaya di Eropa. Kota ini menjadi terkenal karena mahakarya arsitekturnya, seperti Hagia Sophia, katedral Gereja Ortodoks Timur, yang berfungsi sebagai kursi Patriarkat Ekumenis, Istana Kekaisaran tempat para kaisar tinggal, Menara Galata, Hippodrome, Gerbang Emas, dan istana aristokrat mewah yang menghiasi jalan dan alun-alun yang melengkung.
 
Konstantinopel terkenal karena pertahanannya yang masif dan kompleks. Meskipun dikepung dalam banyak kesempatan oleh berbagai pasukan, pertahanan Konstantinopelterbukti tak tertembus selama hampir sembilan ratus tahun. Setelah pengepungan 53 hari kota akhirnya jatuh ke tangan Ottoman, dipimpin oleh Sultan Mehmed II, pada tanggal 29 Mei 1453<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/06/12/teori-arsitektur-zaman-klasik/</ref>.
 
===Asal dan arsitektur vernakular===
Baris 76 ⟶ 36:
File:Yola hut -Tagoat Co. Wexford.JPG|Gubuk Yola di [[Irlandia]]
File:Lesotho Slide Show (294).JPG|Rondavel batu di [[Lesotho]]
File:Istano Pagaruyuang.jpg|[[Rumah Gadang]] di [[SumatraSumatera Barat]], [[Indonesia]]
File:Muzeul Satului Bucuresti 02.jpg|Rumah petani di [[Museum Desa Nasional Dimitrie Gusti]], [[Bukares]], [[Rumania]]
Berkas:Atas.jpg|Tampak Atas Gedung Dalom [[Lampung]].
</gallery>
 
Baris 110 ⟶ 69:
Teks tentang arsitektur telah ditulis sejak zaman kuno. Teks-teks ini memberikan nasihat umum dan resep atau kanon formal khusus. Beberapa contoh kanon ditemukan dalam tulisan-tulisan Arsitek Romawi abad ke-1 SM, [[Vitruvius]]
 
Arsitektur berkembang dalam ruang nyata, ada di dalam kehidupan masyarakat. Sama halnya dengan ilmu-ilmu lain, selalu memiliki keadaan yang terkait dengan dinamika kehidupan masyarakat. Berarti ada hubungan imbal balik antara arsitektur dengan kehidupan masyarakat. Saling mempengaruhi antar kedua belah pihak. Dengan demikian, arsitektur disatu waktu dapat menjadi obyek sementara dilain waktu juga dapat menjadi subyek atas hubungan imbal balik itu. Sebagai subyek, seringkali arsitektur memiliki peran menentukan perubahan pada masyarakat, sementara jika ditinjau sebagai obyek, arsitektur yang muncul terkait erat dengan kemajuan peradaban manusia dimanadi mana pemahaman teknologi bahan bangunan menjadi salah satu aspek yang mempengaruhi perwujudan bangunan ataupun penataan ruang luar dengan eskalasi tertentu.<ref>https://rasindonews.wordpress.com/2022/06/12/bahan-bangunan-dalam-peradaban-manusia-sebuah-tinjauan-dalam-sejarah-peradaban-manusia/</ref>.
 
===Arsitektur Asia===
Baris 143 ⟶ 102:
 
=== Arsitektur aerodinamis ===
[[Arsitektur aerodinamis]] merupakan jenis arsitektur yang mampu memanfaatkan aliran [[udara]] untuk menghasilkan [[kenyamanan panastermal]] yang sesuai untuk suatu bangunan. Aliran udara dimanfaatkan baik secara langsung melalui [[lingkungan]] maupun melalui tata ruang di dalam bangunan. Arsitektur aerodinamis juga dapat dihasilkan melalui pengaturan penggunaan bahan bangunan, perlindungan dari [[sinar matahari]] secara langsung, atau melalui [[Redoks|reduksi]] hasil pendinginan aktif. Aliran udara berperan sebagai pendinginan pasif bagi struktur bangunan serta mengeluarkan udara [[panas]] yang membawa [[Pencemaran|polusi]] dan mempercepat [[penguapan]]. Bangunan yang menerapkan arsitektur aerodinamis mempunyai efek sejuk dalam hal [[fisiologi]] dan [[psikologi]]. Proses pendinginan pasif pada arsitektur aeordinamis memanfaatkan prinsip [[konveksi]] maupun [[Konduksi panas|konduksi]] sinar matahari ke ruangan atau lingkungan lain.<ref>{{Cite book|last=Kindangen|first=Jefrey I.|date=2017|title=Pendinginan Pasif untuk Arsitektur Tropis Lembab|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-401-925-9|pages=4|url-status=live}}</ref>
 
=== Arsitektur bioklimatik ===
[[Arsitektur bioklimatik]] merupakan jenis arsitektur yang melakukan perancangan bangunan berdasarkan pada hubungan antara bentuk bangunan, lingkungan dan [[iklim]]. Prinsip dasar dari arsitektur bioklimatik adalah penggunaan [[desain pasif surya]] dan bioklimatik yang [[hemat energi]] melalui penggunaan [[energi]] alami yang berasal dari lingkungan di sekitar bangunan. Arsitektur bioklimatik mengutamakan kondisi kenyamanan bagi penghuni atau pemakai bangunan. [[Konsep]] bioklimatik pada arsitektur pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950 oleh Olygay. Penerapan praktis dari arsitektur bioklimatik barumulai digunakan pada tahun 1963. Pada arsitektur bioklimatik, [[suhu]] dan [[kelembapan]] menjadi tolok ukur dalam menentukan tingkat kenyamanan pemakaian bangunan. Pengembangan konsep arsitektur bioklimatik merupakan akibat dari [[krisis energi]] dan [[perubahan iklim]] yang membuat [[manusia]] memerlukan [[teknologi]] arsitektur yang hemat energi dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.<ref>{{Cite journal|last=Laloma, I., dkk.|date=2015|title=Optimalisasi Energi Surya pada Arsitektur di Daerah Tropis Lembab|url=https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-D-017-022-Optimalisasi-Energi-Surya-pada-Arsitektur-di-Daerah-Tropis-Lembab.pdf|journal=Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015|pages=D018|access-date=2021-09-07|archive-date=2021-09-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20210907170209/https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2015/11/TI2015-D-017-022-Optimalisasi-Energi-Surya-pada-Arsitektur-di-Daerah-Tropis-Lembab.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
=== Arsitektur tropis ===
Arsitektur tropis merupakan jenis arsitektur yang sesuai diterapkan pada lingkungan yang memiliki [[Tropika|iklim tropis]]. Jenis arsitektur tropis terbagi menjadi [[arsitektur tropis lembap]] dan [[arsitektur tropis kering]].<ref>{{Cite book|last=Sari, L.H, Zahriah dan Zuhrina.|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pengaruh_Karakter_Arsitektur_Tropis_Pada/qSC_DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=arsitektur+tropis+lembab&printsec=frontcover|title=Pengaruh Karakter Arsitektur Tropis pada Desain Rumah Belanda|location=Banda Aceh|publisher=Syiah Kuala University Press|isbn=978-623-7086-36-9|pages=11|url-status=live}}</ref> Pada arsitektur tropis, kenyamanan bangunan ditentukan oleh kondisi bangunan dan kondisi lingkungan di sekitar bangunan. Dari segi kondisi bangunan, struktur dan letak bangunan serta [[bahan bangunan]] menjadi faktor utama terhadap kenyamanan pemakaian arsitektur tropis. Sementara itu, suhu ruangan, [[kelembapan relatif]], dan pergerakan udara menjadi faktor penentu dari segi lingkungan yang termasuk ke dalam [[kenyamanan panastermal]].<ref>{{Cite journal|last=Abdulrahman, I., dan Wibowo, H.|date=2018|title=Penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Komunal: Studi Kasus: Desain Asrama Haji Jawa Barat|url=https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2018/12/IPLBI-2018-C041-045-Penerapan-Arsitektur-Tropis-pada-Bangunan-Komunal.pdf|journal=Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2018|pages=C042-C043|access-date=2021-09-07|archive-date=2021-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20211130212804/https://temuilmiah.iplbi.or.id/wp-content/uploads/2018/12/IPLBI-2018-C041-045-Penerapan-Arsitektur-Tropis-pada-Bangunan-Komunal.pdf|dead-url=yes}}</ref>
 
Arsitektur tropis merupakan bentuk penyesuaian bangunan dengan iklim tropis. Lingkungan yang sesuai untuk membuat arsitektur tropis ialah lingkungan yang selalu terkena [[sinar matahari]], [[Presipitasi (meteorologi)|curah hujan]] yang banyak dan kelembapan yang tinggi. Penerapan arsitektur tropis juga pada tempat-tempat yang dekat dengan [[alam]]. Contoh penerapan arsitektur tropis secara tradisional adalah pada [[Rumah tradisional|rumah-rumah tradisional]] yang ada di [[Indonesia]]. Bahan bangunan yang digunakan sebagian besar diperoleh dari [[sumber daya alam]] di sekitar tempat bangunan didirikan. Sedangkan arsitektur tropis modern lebih mengutamakan perancangan [[pencahayaan alami]] dan [[ventilasi alami]] dengan tetap menggunakan bahan bangunan alami. Ciri utama dari arsitektur tropis adalah penggunaan [[pintu]] dan [[jendela]] yang berperan sebagai ventilasi alami. Ciri lain dari bangunan yang menerapkan arsitektur tropis ialah pembuatan [[langit-langit]] yang cukup tinggi yang umumnya mempunyai plafon yang rata dengan bagian [[atap]] tanpa ada [[loteng]].<ref>{{Cite book|last=Siahan, R.M., dan Ihsan, H.|date=2007|url=https://www.google.co.id/books/edition/Rumah_tropis/3-yuReVJIvgC?hl=id&gbpv=1&dq=arsitektur+tropis&pg=PA7&printsec=frontcover|title=Rumah Tropis: 40 Desain Rumah Tinggal + Denah + Gambar Perspektif|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=979-22-0351-6|edition=7|pages=9|url-status=live}}</ref>
Baris 171 ⟶ 130:
* [http://www.iai.or.id// Ikatan Arsitek Indonesia]
* {{en}} [https://architecturaltrust.org/outreach/education/glossary-of-architectural-terms/ Glossary of Architectural Terms] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210828183015/https://architecturaltrust.org/outreach/education/glossary-of-architectural-terms/ |date=2021-08-28 }}
* {{en}} [http://content.lib.washington.edu/buildingsweb/index.html Cities and Buildings Database] – Koleksi–Koleksi gambar bangunan dan kota yang telah digitalisasi, diambil dari waktu ke waktu dan dari seluruh penjuru dunia oleh Perpustakaan Universitas Washington
 
{{Estetika}}