Tabrakan kereta api Bintaro 1987: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(54 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{
{{Infobox rail accident
| image = Proses evakuasi Tragedi Bintaro.png
| caption = Proses evakuasi sesaat setelah kejadian, sebagaimana diliput oleh ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]''. Evakuasi Tragedi Bintaro melibatkan bermacam-macam elemen mulai dari ABRI, pemadam kebakaran, relawan, dan masyarakat umum.
|
| date = {{Start date and age|1987|10|19}}
| time =
| location = [[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
| country =
| image_map = {{Infobox mapframe|type=point|zoom=12}}
| line = [[Jalur kereta api Merak–Tanahabang|Merak–Tanahabang]] segmen Rangkasbitung–Tanahabang
| operator = [[Kereta Api Indonesia|Perusahaan Jawatan Kereta Api]]
| type = [[Adu banteng (tabrakan)|Adu banteng]]
| cause = Kelalaian PPKA Stasiun Sudimara dalam memberikan tanda aman bagi KA 225
| trains = 2 (KA 225 vs. KA 220)
| pax =
| deaths = 139 dengan rincian * 113 teridentifikasi
* 26 tak diketahui identitasnya
| injuries = 254 dengan rincian
* 170 dirawat di rumah sakit
* 84 luka ringan
| crew = '''KA 225:'''
* [[Slamet Suradio]], masinis
* Soleh, [[asisten masinis]]
* Adung Syafei, kondektur
'''KA 220:'''
* Amung Sunarya, masinis
* Mujiono, [[asisten masinis]]
'''Stasiun Sudimara: '''
* Djamhari, PPKA
'''Stasiun Kebayoran:'''
* Umriyadi, PPKA
| damage = Rusak pada: * lokomotif [[BB303]] 16 dan [[BB306]] 16
* satu kereta penumpang berbagasi kelas 3 (KB3)
* tiga kereta penumpang kelas 3 (K3)
}}
'''Tabrakan kereta api Bintaro 1987''' atau yang dikenal dengan nama "'''Tragedi Bintaro I"''' adalah peristiwa kecelakaan tragis yang [[Tabrakan kereta api|melibatkan dua buah]] [[kereta api]] di daerah Pondok Betung, [[Bintaro Jaya|Bintaro]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]], pada tanggal 19 Oktober 1987 yang merupakan musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di [[Indonesia]]. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.<ref>{{cite news|title=Kecelakaan KA Paling Tragis, Lebih Seratus Orang Tewas|publisher=Harian [[Kompas (surat kabar)|Kompas]]|date=20 Oktober 1987}}</ref><ref name=":0">{{Cite news|url=|title=Tabrakan KA Mengerikan, 72 Orang Tewas Seketika|last=|first=|date=20 Oktober 1987|work=Suara Pembaruan|access-date=}}</ref>
Dalam kecelakaan ini, rangkaian kereta api Patas Merak jurusan Tanah Abang–Merak yang berangkat dari [[Stasiun Kebayoran]] (KA 220) bertabrakan dengan kereta api Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung–Jakarta Kota (KA 225) yang berangkat dari [[Stasiun Sudimara]]. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu kecelakaan paling buruk dalam sejarah transportasi di [[Indonesia]] dengan mencatatkan 139 tewas dan 254 orang lainnya luka berat. Proses evakuasi penumpang kereta api menjadi tantangan mengingat kerasnya [[Adu banteng (tabrakan)|tabrakan
Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas [[Stasiun Sudimara]] yang memberikan [[sinyal kereta api|sinyal]] aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari [[Stasiun Kebayoran]]. Hal ini dilakukan karena tidak ada jalur yang kosong di Stasiun Sudimara.
== Lokasi kejadian ==
Berdasarkan keterangan resmi dari [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]] (PJKA), lokasi kecelakaan berada pada km 17+252 lintas Angke–Tanahabang–Rangkasbitung–Merak.<ref name=":2" /> Lokasi tersebut berada pada tikungan S yang pada masa itu masih didominasi perkebunan dan semak belukar yang luas, sebelum adanya [[Jalan Tol Ulujami–Serpong|Jalan Tol Jakarta–Serpong]] di barat yang dibangun antara tahun
== Kronologi ==
=== Versi PJKA ===
KA 225 ditarik lokomotif [[BB306]] 16 dengan [[Slamet Suradio]] sebagai masinis, Soleh sebagai [[asisten masinis]], dan Adung Syafei sebagai kondektur. Sementara itu, KA 220 ditarik lokomotif [[BB303]] 16 dan dimasinisi oleh Amung Sunarya, dengan asistennya, Mujiono.<ref>{{
Adapun stamformasi rangkaian kereta api ini menurut laporan akhir PJKA terdiri atas:<ref name=":2" />
Berdasarkan gapeka yang berlaku saat itu, KA 225 dijadwalkan tiba di [[Stasiun Sudimara]] pada pukul 06.40 untuk bersilang dengan KA 220 pada pukul 06.49. Pada kenyataannya, KA 225 terlambat 5 menit. Pada saat itu emplasemen Stasiun Sudimara yang memiliki tiga jalur telah ditafsirkan "penuh" dan "tidak dapat menerima persilangan KA" karena:▼
* KA 225: BB306 16 + K3-65626 + K3-65654 + K3-65639 + K3-65604 + K3-65656 + K3-65648 + K3-64611
* jalur 1 dalam kondisi buruk dan hanya dipakai untuk langsiran dan sepur simpan;▼
* KA 220: BB303 16 + KB3-65601 + [[Kereta api ekonomi|K3]]-66505 + K3-66501 + K3-64528 + K3-64541 + K3-64519 + K3-64506
▲Pada pukul 06.25 WIB, KA 220 berhenti di jalur 1 [[Stasiun Kebayoran]] untuk bersilang dengan KA 251. Berikutnya, pada pukul 06.35, KA 251 diberangkatkan dari [[Stasiun Sudimara]]. Di belakangnya terdapat KA barang 1035, yang kemudian berhenti di jalur 2 Sudimara. Di belakang KA 1035, ada KA 225 yang kemudian dimasukkan ke jalur 3 Sudimara, pada pukul 06.45. Berdasarkan gapeka yang berlaku
▲* jalur 1 dalam kondisi buruk dan hanya dipakai untuk langsiran dan sepur simpan (terdapat 7 gerbong terparkir);
* jalur 2 berisi KA barang 1035;
* jalur 3 berisi KA 225 yang berhenti.<ref name=":2" />
Karena Stasiun Sudimara sudah tidak dapat menerima persilangan antarkereta api, maka KA 225 harus meninggalkan Stasiun Sudimara untuk berhenti lagi di stasiun berikutnya,
* menelepon PPKA Kebayoran untuk meminta izin memindahkan tempat persilangan
* mengirimkan Surat Pemindahan Tempat Persilangan (PTP) yang harus diserahkan langsung ke masinis dan kondektur KA 225.<ref name=":2" />
Namun sayangnya, Surat PTP itu diserahkan tanpa memberikan izin terlebih dahulu kepada PPKA Kebayoran. Bahkan PTP itu dikirimkan tidak sesuai prosedur karena diserahkan melalui seorang petugas pelayanan kereta api (PLKA) baru kemudian diserahkan kepada masinis dan kondektur KA 225. Barulah setelah itu, PPKA Sudimara menelepon ke PPKA Kebayoran
Begitu KA 251 berhenti di Kebayoran (dijadwalkan pukul 06.45), Umriyadi meminta izin memberangkatkan KA 220
Petugas yang disuruh Djamhari itu pun dengan tangkas mengambil bendera merah dan
▲Petugas yang disuruh Djamhari itu pun dengan tangkas mengambil bendera merah dan slompret. Saat akan dilangsir, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena pandangan terhalang penumpang. Sebelum petugas itu mencapai kereta kira-kira 7 m, tiba-tiba kereta mulai bergerak tanpa perintah slompret, dan petugas stasiun berusaha menghentikan KA 225 dengan slompret tetapi usahanya sia-sia. Kondektur pun mencoba masuk ke dalam kereta tersebut tetapi tidak memerintahkan untuk menghentikan kereta.<ref name=":2" />
Petugas stasiun itu pun melapor ke Djamhari bahwa KA 225 sudah berangkat tanpa izin. Dengan cepat Djamhari menggerakkan tuas sinyal masuk pihak Kebayoran tetapi tidak berhasil menghentikan kereta api. Djamhari pun berlari di tengah rel sembari mengibar-ngibarkan bendera merah ke arah KA 225 tetapi gagal menghentikan kereta. Djamhari pun akhirnya kembali ke Stasiun Sudimara dalam keadaan pingsan.<ref name=":2" />
Tiba-tiba, masinis 225 terkejut melihat KA 220 telah berada di depan mata. Meski sudah menarik tuas rem bahaya, tabrakan tak terhindarkan.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://intisari.grid.id/read/031888164/rentetan-nasib-malang-masinis-kereta-dalam-tragedi-bintaro-dipenjara-gara-gara-fitnah-tak-dapat-pensiun-hingga-ditinggal-istri-yang-direbut-masinis-lain|title=Rentetan Nasib Malang Masinis Kereta dalam Tragedi Bintaro, Dipenjara Gara-gara 'Fitnah', Tak Dapat Pensiun, Hingga Ditinggal Istri yang 'Direbut' Masinis Lain - Semua Halaman - Intisari|website=intisari.grid.id|language=id|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20200604085900/https://intisari.grid.id/read/031888164/rentetan-nasib-malang-masinis-kereta-dalam-tragedi-bintaro-dipenjara-gara-gara-fitnah-tak-dapat-pensiun-hingga-ditinggal-istri-yang-direbut-masinis-lain|dead-url=no}}</ref> Tabrakan ini terjadi pada tikungan S, km 17+252, pukul 07.05.<ref>{{Citation|title=Kisah Tragedi Bintaro (1)|url=https://www.metrotvnews.com/play/bzGCgnaX-kisah-tragedi-bintaro-1|accessdate=2024-10-11|language=id|work=Metro TV News|last=Nuzulal|first=A.S.}}</ref> Total kerugian material yang diketahui berdasarkan laporan akhir PJKA tersebut adalah Rp1,9 miliar. Korban tewas 139 orang<ref name=":1" /> dengan 72 tewas di tempat<ref name=":0" /> dan sisanya meninggal sekarat. Dari 139 korban tewas, 113 di antaranya sudah teridentifikasi. Total 254 luka-luka dengan rincian 170 orang dirawat di rumah sakit dan 84 orang luka ringan.<ref name=":2" />
=== Versi
{{Quote box|"Yang seharusnya saya di Sudimara bersilangan dengan KA 220 dibatalkan oleh PPKA yang sedang dinas. Jadi kalau ada orang mengatakan 'berangkat sendiri', itu bohong. (...) Ada katanya saya loncat, itu bohong sekali, itu orang fitnah, jelas fitnah!"|[[Slamet Suradio]]|source=Wawancara dengan ''[[Kisah Tanah Jawa (akun)|Kisah Tanah Jawa]]'' di YouTube|width=30%|salign=right}}
Berbeda dengan tudingan di pengadilan dan laporan akhir PJKA bahwa
Saat terjadi tabrakan, Slamet Suradio juga meluruskan apa yang diberitakan di media, termasuk dalam koran ''Pembaruan'' yang pertama kali membahas mengenai Tragedi Bintaro 1987 yang menulis "masinis lompat" pada koran tersebut. Ia menanggapi: "Kaki saya ''ngesot-ngesot'' tidak bisa jalan, akhirnya saya merambat melalui jendela." Saat terjadi tabrakan, Slamet Suradio tergencet oleh badan lokomotif dalam keadaan bersimbah darah dan dijemput oleh seorang wanita dengan mobilnya ke rumah sakit. Dalam keadaan PTP masih memiliki bekas bercak darah, Slamet Suradio berhasil membuktikan kepada hakim bahwa dirinya tergencet dan tidak melompat, dan menuding bahwa orang yang menuliskan berita tersebut adalah "orang fitnah."<ref name=":3" />
== Akhir kejadian ==
Dua buah lokomotif, [[Lokomotif BB303|BB303 16]] (KA 220) dan [[Lokomotif BB306|BB306 16]] (KA 225) mengalami kerusakan parah. Kerusakan yang cukup hebat terjadi; BB303 16 ditelan kereta penumpang berbagasi KB3-65601.<ref>{{Cite
== Sanksi ==
[[Slamet Suradio]] divonis hukuman 5 tahun [[penjara]] dan harus kehilangan pekerjaannya sebagai masinis.<ref name=":4" /> Ia ditahan di [[Lembaga Pemasyarakatan Cipinang|Lapas Cipinang]] dan bebas
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225. Syafei harus mendekam di penjara selama 2,5 tahun.<ref name=":2" /> Sedangkan PPKA Djamhari dan Umriyadi dihukum 10 bulan penjara.<ref name=":4">{{Cite news|url=|title=Kasus Bintaro, Masinis Slamet Dihukum Lima Tahun|last=|first=|date=22 Agustus 1988|work=Kompas|access-date=}}</ref>
Baris 90 ⟶ 95:
== Pada budaya populer ==
* [[Iwan Fals]] menciptakan lagu "1910" (diucapkan sembilan belas-sepuluh) untuk mengenang tragedi ini. Lagu ini muncul pertama kali dalam album [[1910 (album)|dengan judul yang sama]].<ref>{{Cite web|url=https://www.teras.id/bintang/pat-2/107090?posturl=mengenang-tragedi-bintaro-ini-lirik-lagu-1910-iwan-fals|title=Mengenang Tragedi Bintaro, Ini Lirik Lagu 1910 Iwan Fals - Teras.ID|website=www.teras.id|language=id|access-date=2020-06-04|archive-date=2020-07-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200701071844/https://www.teras.id/bintang/pat-2/107090?posturl=mengenang-tragedi-bintaro-ini-lirik-lagu-1910-iwan-fals|dead-url=no}}</ref>
* [[Ebiet G. Ade]] menciptakan lagu "Masih Ada Waktu" yang kemudian dirilis pertama kali dalam album ''[[Sketsa Rembulan Emas]]''.<ref>{{Cite
* Peristiwa ini diangkat ke layar lebar dengan judul ''[[Tragedi Bintaro (film)|Tragedi Bintaro]]'' tahun 1989.
* Peristiwa ini juga menjadi sumber inspirasi dari film berjudul ''[[Dendam Arwah Rel Bintaro]]'' tahun 2013. Film ini disutradarai oleh Wishnu Kuncoro dan diperankan oleh [[Adjie Pangestu]] sebagai Daniel serta [[Bella Shofie]] sebagai Ria. [[Yeyen Lidya]], [[Pak Tarno]], dan [[Ade Juwita]] juga ikut berperan di film tersebut.<ref>{{Cite news|last=Liputan6.com|date=2013-08-27|title=Adjie Pangestu-Bella Shofie Bintangi Dendam Arwah Rel Bintaro|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/676394/adjie-pangestu-bella-shofie-bintangi-dendam-arwah-rel-bintaro|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2022-10-19|editor-last=Saputra|editor-first=Aditia|archive-date=2022-10-19|archive-url=https://web.archive.org/web/20221019052800/https://www.liputan6.com/showbiz/read/676394/adjie-pangestu-bella-shofie-bintangi-dendam-arwah-rel-bintaro|dead-url=no}}</ref>
== Lihat pula ==
* [[Tabrakan kereta api Cicalengka 2024]] - Kecelakaan kereta api di Indonesia tahun 2024
* [[Kecelakaan kereta api Bintaro 2013]]
* [[Bencana kereta api tsunami Sri Lanka 2004]] - Kecelakaan kereta api terburuk sepanjang sejarah tahun 2004
* [[Tabrakan kereta api Balasore 2023]] - Kecelakaan kereta api di India tahun 2023
== Referensi ==
Baris 102 ⟶ 114:
{{Coord|-6.258623|106.761809|display=title}}
{{Bencana di Indonesia tahun 1980an}}
[[Kategori:Kecelakaan dan insiden kereta api di Indonesia|Bintaro 1987]]
[[Kategori:Kecelakaan kereta api tahun 1987|Bintaro 1987]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1987]]
[[Kategori:Pondok Aren, Tangerang Selatan]]
|