Bantuan langsung tunai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membalikkan suntingan oleh 36.73.32.200 (talk) ke revisi terakhir oleh Keincaled Tag: Pembatalan SWViewer [1.4] |
k →Rujukan |
||
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 9:
== Sejarah BLT ==
[[Berkas:Lulaspeech.jpg|kiri|jmpl|250x250px|Presiden Lula memberikan pidato kepada penerima bantuan langsung tunai pertama di dunia, Bolsa Familia, di Diadema, Brazil.]]
Bantuan langsung tunai pertama kali diciptakan di Brasil pada tahun 1990-an dengan nama ''Bolsa Escola'' dan berganti nama menjadi ''[[Bolsa Família|Bolsa Familia]]''.<ref name="rar">{{cite news
|url= http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/TOPICS/EXTSOCIALPROTECTION/EXTSAFETYNETSANDTRANSFERS/0,,contentMDK:22055402~pagePK:148956~piPK:216618~theSitePK:282761,00.html
|title= Conditional Cash Transfers - Country Overviews & Project Info
Baris 38:
Tabel mengenai poin-poin perbedaan program BLT di Indonesia sekitar tahun 2006 dan 2008.
]]
Demi menanggulangi efek kenaikan harga bagi kelompok masyarakat miskin, pemerintah memperkenalkan program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada tahun 2005.<ref name="rakmer" /> Program ini dicetuskan oleh [[Muhammad Jusuf Kalla|Jusuf Kalla]] tepat setelah dirinya dan [[Susilo Bambang Yudhoyono]] memenangkan [[pemilihan umum]] [[presiden]] dan [[wakil presiden]] Indonesia pada tahun 2004.<ref name="cctcount">{{cite news|url= http://jusufkalla.info/archives/2013/05/18/sby-diminta-belajar-dari-jk/|title= SBY Diminta Belajar dari JK|publisher= [[Bank Dunia|World Bank]]|date= 27 May 2010|access-date= 2014-05-13|archive-date= 2014-10-28|archive-url= https://web.archive.org/web/20141028185943/http://jusufkalla.info/archives/2013/05/18/sby-diminta-belajar-dari-jk/|dead-url= yes}}</ref><ref name="rakmer">{{cite news|url= http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/06/13/76229/Wiranto:-BLT-Konsep-dari-Jusuf-Kalla|title= Wiranto: BLT Konsep dari Jusuf Kalla|publisher= [[Rakyat Merdeka]]|date= 13 Juni 2013|access-date= 2014-05-13|archive-date= 2015-09-24|archive-url= https://web.archive.org/web/20150924084559/http://www.rakyatmerdeka.co.id/news/2009/06/13/76229/Wiranto:-BLT-Konsep-dari-Jusuf-Kalla|dead-url= yes}}</ref> Akhirnya, berdasarkan instruksi presiden nomor 12, digalakanlah program Bantuan Langsung Tunai tidak bersyarat pada Oktober tahun 2005 hingga Desember 2006 dengan target 19,2 juta keluarga miskin.<ref name="jamsostek">{{id}} {{cite journal
| author = Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat
| year = 2009
Baris 72:
</ref> Mekanisme pembagian BLT yang terstruktur baru diberlakukan pada tahun 2008, dan mekanisme ini tetap digunakan pada tahun 2013.<ref name="jurnal1" /> Tetapi pada tahun 2013 penyelenggaran BLT tidak lagi menggunakan kartu, melainkan langsung dengan kartu penerima beras miskin ([[raskin]]).<ref name="menko">{{cite news|url= http://www.menkokesra.go.id/content/menko-kesrapenyerahan-blsm-mekanisme-mirip-seperti-blt|title= Menkokesra: Mekanisme Penyerahan BLSM Mirip Seperti BLT|publisher= [[Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat]]|date= 27 May 2010}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Rincian kerja dan mekanisme BLT adalah:
# Sosialisasi dilaksanakan oleh [[Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia|Departemen Komunikasi dan Informatika]] dan [[Departemen Sosial]] bersama dengan elemen masyarakat lainnya seperti kepala pemerintah di daerah-daerah, lembaga sosial kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat.<ref name="jurnal2">{{id}} {{cite journal
| author = Naipospos Tunggun. Universitas
| year = 2000
| month =
Baris 100:
==== BLT sebagai alat pendongkrak popularitas ====
Kecurigaan bahwa BLT sebagai alat penarik simpati berkembang karena pemberian BLT selalu bertepatan dengan masa-masa pemilihan umum.<ref name="cpps">{{id}} {{cite journal | author = Center for Population and Policy Studies University of Gadjah Mada | title = Manipulasi Program BLT untuk Memenangkan Pilpres 2009 | url = http://www.cpps.or.id/content/manipulasi-program-blt-untuk-memenangkan-pilpres-2009 | journal = | access-date = 2014-05-12 | archive-date = 2015-03-21 | archive-url = https://web.archive.org/web/20150321090536/http://cpps.or.id/content/manipulasi-program-blt-untuk-memenangkan-pilpres-2009 | dead-url = yes }}</ref> Beberapa akademisi maupun kritikus menganggap program BLT yang diselenggarakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah semata-mata demi meningkatkan popularitas partainya yang sedang menurun.<ref name="krjogja">{{id}} {{cite journal| author = KR Jogja| title = Pencairan BLT Untungkan Partai Demokrat| url = http://krjogja.com/read/171157/pencairan-blt-untungkan-partai-demokrat.kr| journal = | access-date = 2014-05-12| archive-date = 2015-12-22| archive-url = https://web.archive.org/web/20151222133150/http://krjogja.com/read/171157/pencairan-blt-untungkan-partai-demokrat.kr| dead-url = yes}}</ref> Kecurigaan tersebut diucapkan pada sebuah seminar diskusi di [[Universitas Gadjah Mada]]:{{cquote|Kemungkinan besar SBY akan mereplikasi program tersebut untuk dijalankan lagi menjelang pemilu 2014. Replikasi yang dilakukan bisa dalam bentuk BLT ataupun program sosial populis lainnya guna menaikkan popularitas dan memobilisasi pemilih dalam waktu singkat|4=Mulyadi Sumarto, Peneliti [[Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan]], Universitas Gadjah Mada.}}
Sebelumnya BLT dianggap sukses pada tahun 2005 tepat setelah SBY dilantik menjadi presiden, lalu diwujudkan kembali pada tahun 2009 di saat musim pemilihan presiden.<ref name="jamsostek" /> Hingga pada tahun 2013, kecurigaan kembali menguat ketika program BLT kembali digelontorkan tepat menjelang musim pemilu.<ref name="vivanewspol" /> Hal ini sama seperti pada tahun 2009, hanya saja program tersebut berganti nama menjadi Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).<ref name="sinarharapan">{{id}} {{cite journal
[[Berkas:Anwar nasution.jpg|jmpl|Anwar Nasution, ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|Badan Pemeriksa Keuangan]] Indonesia, mengatakan bahwa dana BLT berasal dari hutang, dan merugikan rakyat.|kiri|237x237px]]
==== Dana BLT dari hutang ====
Temuan paling kontroversial adalah ketika Ketua [[Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|Badan Pemeriksa Keuangan]] (BPK), [[Anwar Nasution]], membeberkan bahwa uang yang diperoleh untuk program BLT ternyata berasal dari hutang.<ref name="utang1">{{cite news|url= http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=30034:analis-bohong-besar-blt-bukan-dari-hutang&catid=18&Itemid=95|title= Analis: Bohong Besar BLT Bukan Dari Hutang|publisher= Waspada.co.id|date= 30 Juni 2009 }}</ref> Hal itu dibuktikan oleh ''[[International NGO Forum on Indonesian Development]]'' (INFID) ketika melakukan penelusuran pada dokumen-dokumen perjanjian hutang.<ref name="utang1" /> Mereka juga menemukan bahwa program BLT adalah salah satu program kebijakan yang didesain oleh Bank Dunia dan didukung oleh ''[[Bank Pembangunan Asia|Asian Development Bank]]'' (ADB), dan Jepang.<ref name="utang2">{{
Meski begitu, [[Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat]], [[Aburizal Bakrie]] mengatakan tidak semua pembiayaan BLT menggunakan hutang.<ref name="okz" /> Lalu, menteri keuangan [[Sri Mulyani]] membantah segala tuduhan tersebut.<ref name="okz" /> Katanya, program BLT bukan dari hutang, melainkan dari kompensasi kenaikan harga BBM.<ref name="okz" /> Sumber pendanaan biaya ini telah berjalan sejak tahun 2005 lalu.<ref name="okz" /> Dan, menurutnya, dewan pemeriksa keuangan telah salah memahami laporan keuangan yang diberikan oleh pemerintah mengenai sumber keuangan BLT.<ref name="okz">{{id}} {{cite journal | author = OkeZone.com | title = Menkeu Bantah BLT Dibayar Pakai Utang | url = http://economy.okezone.com/read/2009/06/14/277/229117/menkeu-bantah-blt-dibayar-pakai-utang}}</ref>
Baris 112:
==== Golongan pendukung BLT ====
Tetapi, ada juga beberapa kalangan yang mendukung
[[Berkas:AUPidatoWiki.jpg|jmpl|Anas Urbaningrum, ketua umum [[Partai Demokrat]] ke-3, mendukung program BLT.|270x270px]]
[[Daftar Menteri Perdagangan Indonesia|Menteri Perdagangan]] dan [[Menteri Pembangunan Nasional]] mengatakan, program BLT pada tahun 2005 hanya terjadi sekitar lima hingga enam persen kegagalan, sedangkan 95 persen lainnya tepat sasaran.<ref name="tempok" /> Dan berdasarkan survei atas 56 perguruan tinggi negeri maupun swasta membuktikan bahwa 90 persen penyaluran BLT kepada 19,1 juta warga miskin sukses.<ref name="komptek">{{id}} {{cite journal | author = Kompas Tekno | title = Tolok Ukur Sukses BLT Belum Jelas | url = http://tekno.kompas.com/read/2008/05/27/20084839/tolok.ukur.sukses.blt.belum.jelas }}</ref>
Dukungan serupa terhadap BLT juga disampaikan oleh [[Anas Urbaningrum]], ketua [[Partai Demokrat]] ke-3, yang menekankan bahwa program tersebut harus dilihat dari asas manfaat.<ref name="okeoke" /> Dia menambahkan, pandangan ini penting karena untuk mempertahankan daya beli masyarakat tidak bisa menunggu lebih lama setelah BBM dinaikkan.<ref name="okeoke">{{
▲|title= BLT Harus Dilihat dari Asas Manfaat
|publisher= [[Okezone: Ekonomi]]
|date= 18/3/2012
|last=Mustholih
|work=[[Okezone.com]]
}}</ref>
Baris 126 ⟶ 127:
=== Kelemahan program BLT di Indonesia ===
Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya.<ref name="eoke">{{
▲Meskipun program BLT di Indonesia telah banyak dinilai sukses oleh beberapa tokoh, tidak sedikit kritik dan penilaian kurang memuaskan dari beberapa kalangan dari segi teknisnya.<ref name="eoke">{{cite news
|title= Lima Kelemahan Program BLT
|publisher= Okezone: Ekonomi
|date= 19/5/2008
|last=Ma'ruf
|first=Muhammad
|work=[[Okezone.com]]
}}</ref> Hal yang menyangkut teknis tersebut adalah '''pertama''', pembagian tidak merata disebabkan data yang digunakan adalah data lama.<ref name="eoke" /> Contoh kasusnya adalah kasus pemberian dana BLT pada tahun 2008 yang tidak merata dan salah sasaran karena data yang digunakan adalah data warga miskin tahun 2005.<ref name="eoke" /> '''Kedua''', program BLT kerap kali menciptakan peluang korupsi, dengan jalan pemotongan dana bantuan dengan beragam cara.<ref name="g">{{id}} {{cite journal
| author = Tim Penulis Lembaga Penelitian Smeru
Baris 159 ⟶ 161:
| format = Portable Document File
| accessdate =
}}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Penurunan angka kurang gizi terjadi pada anak-anak di banyak negara seperti [[Meksiko]], [[Kolombia]], dan [[Jamaika]].<ref name="jurna2" /> Program BLT bersyarat di negara-negara tersebut fokus pada peningkatan gizi anak, karena permasalahan utama di negara tersebut adalah pengembangan sumber daya manusia dari segi kesehatan.<ref name="jurna2" /> Di [[Nikaragua]] misalnya, angka anak dan bayi kekurangan gizi merosot beberapa persen setelah dua tahun program bantuan bernama ''[[Red de Protección Social]]'' (RPS) diselenggarakan.<ref name="jurna2" /> Selain pada kesehatan, BLT juga mempermudah masyarakat di Amerika Latin dan [[Afrika Sub-Sahara|Afrika sub-Sahara]] untuk memperoleh makanan yang cukup.<ref name="jurna2" /> Di [[Etiopia]], berkat program sejenis BLT bernama [[Meket]] dari [[Inggris]], hampir 75 persen masyarakatnya membeli makanan bergizi seperti daging, minyak, dan gula.<ref name="jurna2" /> Hal yang sama terjadi di Malawi, dengan program serupa bernama [[Distrik Mchinji|Mchinji]], masyarakatnya mampu mengkonsumsi [[daging]] dan [[ikan]] selama 3 hari per minggu di bandingkan rumah tangga yang tidak mendapat program tersebut.<ref name="jurna2" /><ref>{{Cite news|title=5 Cara Mendaftar BLT BBM Secara Online, Buruan Daftar di Sini!|url=https://tekno.sindonews.com/read/885607/207/5-cara-mendaftar-blt-bbm-secara-online-buruan-daftar-di-sini-1663207795|work=[[Sindonews.com]]|language=id-ID|access-date=2022-09-16|last=Santoso|first=Wahyu Budi}}</ref>
Program bantuan langsung tunai juga bermanfaat untuk pendidikan dan pemberdayaan perempuan; hal ini dibuktikan dari survei yang dilakukan di Amerika Latin dan Afrika.<ref name="jurna2" /> Program BLT di negara tersebut mengutamakan penerimanya adalah perempuan, sehingga hal ini berdampak pada status kontrol dan keputusan keuangan berada di tangan para ibu.<ref name="jurna2" /> Di Meksiko, [[Peru]], dan [[Ekuador]] menunjukkan bahwa para wanita penerima program BLT di negara tersebut merasa lebih percaya dirin dalam hal pengambilan keputusan seputar manajemen keluarga.<ref name="jurna2" /> Dan yang lebih utama, posisi mereka menjadi sangat penting dalam keluarga, dan diakui oleh para lelaki.<ref name="jurna2" />
Baris 169 ⟶ 171:
Meskipun program BLT di Indonesia sering dinilai memiliki banyak kelemahan, beberapa lembaga masih mengklaim program tersebut sukses.<ref name="inmed" /> [[Bank Dunia]] melaporkan, Indonesia termasuk Negara yang paling sukses menyelenggarakan bantuan berjenis langsung tunai kepada masyarakat miskin dibandingkan Negara lain.<ref name="inmed" /> Hal ini mereka buktikan dengan laporan triwulanan ketiga pada tahun 2010.<ref name="inmed" /> Dalam laporan itu mereka berkomentar pemerintah Indonesia berhasil menyalurkan kepada sepertiga rumah tangga di Indonesia hanya dalam waktu kurang dari 5 bulan.<ref name="inmed" /> Penyaluran ke keluarga sasaran di Indonesia juga dinilai tepat waktu oleh Bank Dunia, dan hal itu berdampak positif pada pembangunan masyarakat dan menjadi insentif bagi yang tidak produktif.<ref name="inmed">{{id}} {{cite journal | author = Media Indonesia | title = Bank Dunia Puji Keberhasilan Bantuan Tunai | url = http://www.indonesiamedia.com/2010/12/16/bank-dunia-puji-keberhasilan-bantuan-tunai/ }}{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Selain itu, Menteri Sosial, [[Bachtiar Hamzah]] juga menyatakan keberhasilan program BLT sebagai salah satu program yang bertujuan menurunkan jumlah warga miskin.<ref name="tempok" /> Hal itu dia buktikan dengan bukti bahwa pada tahun 2007 warga miskin berjumlah 37 juta, namun berkurang pada tahun 2008 menjadi 35 juga warga miskin.<ref name="tempok">{{id}} {{cite journal
http://female.kompas.com/read/2009/04/22/1527483/paskah.blt.indonesia.dinilai.berhasil}}</ref>
Baris 221 ⟶ 223:
* [[Bantuan Langsung Sementara Masyarakat]]
* [[Raskin]]
== Pranala luar ==
* Risnawati Ridwan (2023) "[https://writingthon.id/pustaka/Napak%20Tilas,%20Cerita%20Bersama%20Pe%20Ka%20Ha Napak Tilas : Cerita Bersama Program Keluarga Harapan]"
== Rujukan ==
|