Wikipedia:ProyekWiki Bahasa/halaman usang/Rumpun bahasa Madura–Kangean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Serepinx (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(41 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
<div class="boilerplate metadata vfd xfd-closed" style="background:#E6F2FF; padding:5px 10px; border:1px solid #AAA;">[[Berkas:Crystal Clear action lock.png|left|20px]] {{{1|'''Halaman berikut sudah usang.'''}}}
{{pp-vandalism|small=yes}}
{{fmbox|style=line-height:1.4;font-size:90%|image={{clear}}|text=Halaman ini mengandung materi dari Rumpun Madura-Kangean yang telah usang sebagaimana merupakan rumpun cabang dari klasifikasi rumpun Sunda-Sulawesi yang telah usang pula. Halaman ini dipertahankan sebagai arsip historis. Materi yang ada sudah dianggap tidak relevan dan telah dipatahkan, harap bijak menggunakan materi beserta referensi didalamnya}}
'''Rumpun bahasa Maduris–KangeanesikMadura–Kangean''' adalah sebuah [[rumpun bahasa]] yang bercabang dari [[rumpun bahasa Nusantara TengahMelayu–Polinesia]] yang merupakan cabang dari rumpun [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]]. Rumpun bahasa ini dipertuturkandituturkan di wilayah [[provinsi Jawa Timur]] yang meliputi daerah-daerah di [[pulauPulau Madura]], [[pulauPulau Kangean]] (secara majemukumum juga meliputi [[kepulauanKepulauan Kangean]]), [[Pulau Bawean]], dan ujung timur pulau [[Jawa Timur|Jawa]] (terutama di [[Jember]], [[Banyuwangi]], [[Pasuruan]], [[Surabaya|Surabaya UtaraSitubondo]], dan [[MalangBondowoso]]), serta beberapa daerah di [[Kalimantan]].<ref>{{cite web |url=https://glottolog.org/resource/languoid/id/madu1247|title=Maduresic|lang=en|first1=Harald|last1=Hammarström|first2=Robert|last2=Forkel|first3=Martin, ed.|last3=Haspelmath|publisher=Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia]|date=2019|quote=MaduresicMadurese: Kangeanese and Madurese [Rumpun bahasa MadurikMadura: bahasa Kangean dan bahasa Madura]}}</ref> Rumpun bahasa ini juga dituturkan oleh [[diaspora]] masyarakat bersuku [[sukuSuku Bawean|Bawean/Boyan]], [[sukuSuku Madura|Madura]], dan [[sukuSuku Kangean|Kangean]] diluar Indonesia, sepertiterutama di [[Malaysia]] dan [[Singapura]].
{{Infobox language family
| name = Maduris–KangeanesikMadura–Kangean
*| Kepulauanaltname = Madura
| altname = Rumpun bahasa Maduris–Kangeanesik<br>Bahasa-Bahasa Maduris–Kangeanesik
| region =
* [[Pulau Bawean]]
* [[Kepulauan Kangean]]
* Kepulauan Madura
* [[Kepulauan Masalembu]]
* [[Pulau Bawean]]
* [[Pulau Madura]]
* [[Pulau Jawa]] ([[Tapal Kuda]])
| ethnicity =
* [[Suku Bawean|Bawean]]
Baris 14 ⟶ 17:
* [[Suku Madura|Madura]]
|familycolor=Austronesia
|fam2=[[Rumpun bahasa NusantaraMelayu-Polinesia|NusantaraMelayu-Polinesia]]
|fam3=[[Rumpun bahasa Nusantara TengahMelayu-Sumbawa|Nusantara TengahMelayu-Sumbawa]]
| protoname = Proto Maduris-Kangeanesik Madura–Kangean
|child1 = [[RumpunBahasa bahasa KangeanikKangean|KangeanikKangean]]
|child2 = [[Bahasa Madura|MadurisMadura]]
| glotto = madu1247
| glottorefname = Maduresic
Baris 24 ⟶ 27:
| mapsize = 350px
| mapalt =
| mapcaption = Wilayah dimana rumpun bahasa Maduris–KangeanesikMadura–Kangean dituturkan secara dominan (Provinsi [[Jawa Timur]]; mencakup wilayah [[Jawa]] bagian timur, [[pulauPulau Madura]], [[pulauPulau Bawean]], [[pulauPulau Kangean]], dan gugusan pulau disekitarnyadi sekitarnya).
}}
 
'''Rumpun bahasa Maduris–Kangeanesik''' adalah sebuah [[rumpun bahasa]] yang bercabang dari rumpun bahasa Nusantara Tengah yang merupakan cabang dari rumpun [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]]. Rumpun bahasa ini dipertuturkan di wilayah [[provinsi Jawa Timur]] yang meliputi daerah-daerah di [[pulau Madura]], [[pulau Kangean]] (secara majemuk juga meliputi [[kepulauan Kangean]]), [[Bawean]], dan ujung timur pulau [[Jawa Timur|Jawa]] (terutama di [[Jember]], [[Banyuwangi]], [[Pasuruan]], [[Surabaya|Surabaya Utara]], [[Malang]]), serta beberapa daerah di [[Kalimantan]].<ref>{{cite web |url=https://glottolog.org/resource/languoid/id/madu1247|title=Maduresic|lang=en|first1=Harald|last1=Hammarström|first2=Robert|last2=Forkel|first3=Martin, ed.|last3=Haspelmath|publisher=Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia]|date=2019|quote=Maduresic: Kangeanese and Madurese [Rumpun bahasa Madurik: bahasa Kangean dan bahasa Madura]}}</ref> Rumpun bahasa ini juga dituturkan oleh [[diaspora]] masyarakat bersuku [[suku Bawean|Bawean/Boyan]], [[suku Madura|Madura]], dan [[suku Kangean|Kangean]] diluar Indonesia, seperti di Malaysia dan [[Singapura]].
 
==Klasifikasi==
Secara garis besar, rumpun bahasa Maduris-KangeanesikMadura–Kangean dibedakan kedalam kategori dua bahasa utama yakni [[bahasa Madura]] dan [[bahasa Kangean]]. Rumpun bahasa inipun memiliki perbedaan dialek yang dapat dikenali melalui perbedaan [[fonologi]], aksentologi, maupun idiomatologi yang umumya terbagi kedalam distribusi wilayah petuturan.
===Bahasa Madura===
Dalam bahasa Madura, terdapat beberapa penggolongan dialek yang dituturkan di pulau Madura maupun pulau disekitarnya:
#Dialek Bangkalan (di [[Bangkalan]])
#[[Bahasa Bawean|Dialek Bawean]] (di [[pulauPulau Bawean]])
#Dialek Pamekasan (di [[Pamekasan]])
#Dialek Sampang (di [[Sampang]])
#[[Bahasa Sapudi|Dialek Sapudi]] (di [[pulauPulau Sapudi]])
#Dialek Sumenep (di [[Sumenep]])
----
 
===Bahasa Kangean===
Dalam bahasa Kangean, penggolongan dialek dapat ditentukan melalui beberapa metode, yakni baik secara regional geografis dan sosiokultural.
====Regional Geografisgeografis====
Secara regional geografis, pengelompokan dialek dapat dibedakan menjadi dua grup utama; yakni dialek darat dan pesisir.
*'''Dialek Darat'''
Baris 53 ⟶ 52:
#Dialek Pajanangger (di [[Pajanangger, Arjasa, Sumenep|Pajanangger]])
#Dialek Sapeken (di [[Sapeken]])
#Dialek Pagerungan (di pulauPulau [[Pulau Pagerungan Besar|Pagerungan Besar]] dan Pagerungan Kecil)
#Dialek Salarangan (di Salarangan)
#Dialek Saebus (di [[pulauPulau Saebus]])
 
====Sosiokultural====
Secara unggah-ungguh (tingkat kesopansantunan), dialek dalam bahasa Kangean dibedakan menjadi 3 bagian tingkatan; yakni ''Ako-Kao'' (disebut juga ''Eson-Sede'' atau ''Eson-Kake''), ''Nira-Nae'' (disebut juga ''Die-Dika''), dan ''Kaula-Panjenengan''.
Baris 102 ⟶ 100:
|}
 
== Sistem Penulisanpenulisan ==
Pada [[zaman modern]], sistem penulisan bahasa-bahasa dalam rumpun MadurisMadura-KangeanesikKangean menggunakan [[aksara Latin]]. Menurut sejarah perkembangannya, rumpun bahasa ini cenderung tidak memiliki suatu sistem penulisan yang dapat dipastikan, karena masing-masing bahasa memiliki akar pengaruh yang [[distingtif]] dari satu sama lain.
===Bahasa Madura===
Aksara [[Carakan]] maupun [[Pegon]] yang digunakan dalam [[bahasa Madura]] sejatinya merupakan aksara-aksara [[Aksara Brahmi|Brahmi]] yang mulanya berkembang di [[Jawa]] sebelum akhirnya menyebar ke daerah-daerah di pulauPulau Madura dan sekitarnya, hal ini tidak terlepas dari pengaruh Hindu-Budha di Jawa yang kuat pada masa lampau, utamanya pada masa kejayaan [[Singhasari]] ataupun [[Majapahit]], dandalam jugabentuk pengaruh[[aksara kerajaan-kerajaanKawi]] Islamserta sepertiaksara turunannya pengaruh [[Kesultanan DemakMataram]] dalam bentuk [[aksara Jawa]], dan juga pengaruh penyebar Islam yakni para wali/sunan dalam bentuk [[KesultananAbjad MataramPegon|MataramPegon]]. Carakan diajarkan pada pelajaran muatan lokal bahasa Madura meski secara aplikasi masyarakat Madura lebih condong atau lebih paham menggunakan Pegon.
 
===Bahasa Kangean===
Dalam [[bahasa Kangean]], sistem penulisan kuno memiliki pengaruh dari bahasa-bahasa lain yang memainkan peranan cukup kuat. Dalam beberapa daerah di [[kepulauan Kangean]], aksara yang digunakan dapat beragam, yakni diataranya meliputi [[aksara Lontara|aksara Lontarak]] (dikenalidikenal juga sebagai aksara Ugi/Bugis), [[aksaraAksara Makassar|Makassar]], [[aksaraAksara Kawi|Kawi]] (Carakan Kuno), dan [[Pegon]]. Hal ini merupakan hasil dari pengaruh budaya suku-suku dari [[Sulawesi]] dan [[Kalimantan]] yang bermigrasi sejak ratusan hingga ribuan tahun dan berasimilasi dengan wargamasyarakat setempat yang melahirkan tradisi majemuk Kangean. Pengaruh budaya Jawa dan Madura juga memiliki andil utamanya pada masa kejayaan [[Majapahit]] dan [[Kadipaten Sumenep]] yang pernah menguasai sebagian besar wilayah [[kepulauan Kangean|Kangean]]. Namun di lain sumber, penggunaan aksara Kawi di kepulauan Kangean cenderung dipengaruhi oleh [[suku Bali]] yang menggunakan aksara Kawi pada masa lampau, sebelum akhirnya berkembang menjadi [[aksara Bali]].
 
==Terminologi==
Istilah "Madurik/MadurisMadura" atau "Maduris-KangeanesikMadura–Kangean" merujuk kepada wilayah gugusan pulau di [[lautLaut Jawa]] dan [[lautLaut Bali|Bali]], utamanya pulau [[pulau Madura|Madura]] dan [[kepulauan Kangean|Kangean]].
===Madura===
Menurut versi cerita rakyat nama "Madura" berhubungan erat dengan cerita rakyat tentang Raden Adi Segara dan penyerangan Dampo Abang (raja dari Tiongkok) ke Madura.
Nama 'Madura' diperkirakan berakar dari kalimat "''Madu ara-ara''" yang mengindikasikan kuantitas madu yang ditemukan di pulau Madura pada zaman dahulu.
 
Versi cerita rakyat pertama, nama Madura berasal dari kata ''maddhuna saghâra'' 'madunya laut'. Dari kata ''maddhuna saghâra'' ini, kemudian menjadi ''maddhuna'' dan akhirnya menjadi "Madura" seperti sekarang. ''Maddhuna saghâra'' adalah nama lain dari Raden Adi Segara putra Dewi Ratna Rara Agung. Dewi Ratna Rara Agung ini adalah putri Prabu Sangiangtunggal Maharaja Kraton Gilling Wesi di wilayah [[Medang|Medangkawulan]]. Konon karajaan ini berdiri sekitar 929 M di dekat [[Gunung Semeru]] dan [[Gunung Bromo]].
 
Versi cerita rakyat kedua, nama Madura berasal dari kata ''maddhuna-dhârâ'' 'madu gadis'. Nama ini menurut cerita rakyat lahir dari ungkapan 'gadis Madura masih asli'. Artinya, 'madu masih utuh belum dihisap Dampo Abang', raja dari negeri Tiongkok yang ingin memperistri gadis-gadis Madura (menghisap 'madunya' gadis Madura). Gagalnya Dampo Abang memperistri gadis-gadis Madura tersebut karena kekalahan dalam peperangan dengan orang Madura.
 
Menurut versi ilmiah, nama Madura oleh beberapa akademisi dikaitkan dengan penghasilan Madura, kondisi geografis Madura, dan [[bahasa Sanskerta]].
 
Versi ilmiah pertama, ditinjau dari segi penghasilan nama pulau Madura dapat disebut "madu dari laut". "Madu dari laut" ini dalam [[bahasa Jawa]] ''madu segara''. ''Madu segara'' artinya 'madu dari laut', yakni garam. Dari kata inilah lalu muncul rangkaian kata Madura.
 
Versi ilmiah kedua, ditinjau dari segi geografis, nama pulau Madura ditafsirkan oleh masyarakat dari dua kata ''maddhu'' dan ''saghâra'', yang artinya 'pojok lautan'. Tafsir ini dikaitkan dengan penduduk Madura yang secara geografis bertempat tinggal di pojok Pulau Jawa (Zainuddin dkk, 1978).
 
Versi ilmiah ketiga, ditinjau dari segi bahasa, nama Madura dapat dikaitkan dengan bahasa Sanskerta (''Sanskrit''). Kata Madura dalam bahasa Sanskerta artinya 'manis' dan 'cantik'.
 
Secara historis, nama Madura bisa saja berkaitan dengan datangnya saudagar Muslim dari [[Gujarat]] ke [[Nusantara]] (termasuk Madura) pada abad ke-13 M, era [[Kesultanan Demak]]. Pembuktiannya terlihat pada peta kuno Madura, dimana di sepanjang pesisir utara pulau Madura terdapat pelabuhan. Pelabuhan ini menjadi tempat pertemuan antara saudagar Gujarat dengan masyarakat lokal.
 
===Kangean===
Nama '"Kangean'" diturunkan dari istilah ꦏꦲꦾꦁ​ꦲꦤ꧀'ꦏꦲꦾꦁꦲꦤ꧀' (''Ka-hyang-an'') dalam [[bahasa Jawa Kuno]] yang merujuk kepada sistem kepercayaan kuno masyarakat Nusantara yang percaya kepada entitas [[Hyang]] sebagai sumber pemujaan, akar kata "''Ka-hyang-an''" ini juga juga dikenali secara lokal oleh penduduk Kangean sebagai "𑻠𑻢𑻬𑻨" atau "ᨀᨂᨐᨚ" (''Kangayan''), yang kemudian juga dikekalkan sebagai [[Kangayan, Sumenep|salah satu nama kecamatan]] di [[pulauPulau Kangean]],. halHal ini berkaitan dengan pengaruh Bali yang diperkirakan memiliki andil dalam memberikan pengaruh budaya dan kepercayaannya, pulau Bali yang dipercayaidisebut sebagai pulau"Pulau Dewata" (pulau para Dewa) secara geografis berada dibawahdi pulauselatan Pulau Kangean (ᬓᬳ᭄ᬬᬂᬳᬦ᭄, ''Kahyangan'') yang dipercayai oleh [[suku Bali|masyarakat Bali]] sebagai pulaunya para [[Dewata]] (ᬤᬾᬯᬢᬵ, ''Dewatā'') bersemayam.

Dalam teori lain, nama '"Kangean'" diperkirakan berakar dari kata 江  (''[[Jiang|Jiāng]]'') dalam [[bahasa TiongkokMandarin Kuno]], yang mana kata ini tersusun dari gabungan akar kata 水 (''Shuǐ'') dan 工 (''Gōng'') yang bermakna 'air' dan 'kerja' secara harafiah, merujuk kepada masyarakat suku Kangean yang rata-rata bermata pencaharianpencahariannya berhubungan dengan laut (contohnya seperti nelayan, dsb.).
 
== Referensi ==
Baris 127 ⟶ 143:
[[Kategori:Rumpun bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Rumpun bahasa Melayu-Polinesia]]
[[Kategori:BahasaRumpun bahasa Melayu-Sumbawa]]
[[Kategori:Bahasa di Indonesia]]
[[Kategori:Bahasa di Jawa Timur]]