Yusuf dalam Islam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh 125.164.18.225 (bicara) ke revisi terakhir oleh JumadilM Tag: Pengembalian |
||
(18 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{for multi|tokoh ini dalam sudut pandang Kristen dan Yahudi|Yusuf
{{Infobox person
| honorific_prefix
| name
| honorific_suffix
| native_name
| native_name_lang
| image
| image_size
| alt
| caption
| title
| other_names = [[Zafnat-Paaneah]]
| birth_name =
|
|
|birth_date = ▼
| disappeared_place =
|birth_place = [[Mesopotamia]]▼
| disappeared_status =
▲|disappeared_date =
|
|
|
| resting_place = {{unbulleted list
|death_place = [[Mesir kuno|Mesir]] ▼
|death_cause = ▼
▲|resting_place = * [[Makam Yusuf]], [[Nablus]]
▲* [[Safed]]
▲* [[Masjid Ibrahimi]], [[Hebron]]
|resting_place_coordinates = ▼
|religion =▼
|residence = * [[Palestina (wilayah)|Palestina]]▼
|years_active = ▼
|known_for = ▼
|notable_works = ▼
|style = ▼
|influences = ▼
|influenced = ▼
|predecessor = [[Ya'qub]]▼
|successor = [[Ayyub]]▼
|opponents = ▼
|spouse = [[Asnat]]▼
|children = * [[Manasye]]▼
* [[Efraim]]▼
|parents = ▼
|relatives = * [[Ishaq]] (kakek)▼
* [[Esau]] (paman)▼
|footnotes = ▼
|box_width = ▼
}}
▲| resting_place_coordinates =
'''Yusuf''' ({{lang-ar|يوسف|Yūsuf}}, {{Hebrew Name|{{Hebrew|יוֹסֵף}}|Yosef|Yôsēp̄}}) adalah tokoh dalam [[Al-Qur'an]], [[Alkitab]], dan [[Tanakh]]. Dia adalah putra dari [[Ya'qub]] bin [[Ishaq]] bin [[Ibrahim]].▼
| residence = {{unbulleted list
}}
| children = {{unbulleted list
| [[Manasye]]
}}
| [[Ishaq]]
}}
}}
{{nabi Islam}}
▲Dalam agama [[Islam]], '''Yusuf''' ({{lang-ar|يوسف|Yūsuf
Dalam kitab [[agama samawi]] disebutkan bahwa Yusuf adalah sosok saleh yang terkenal akan ketampanannya. Dia dibuang oleh kakak-kakaknya yang iri padanya, kemudian dipungut kafilah yang lewat dan dijadikan budak. Dia akhirnya dijual pada salah satu pejabat [[Mesir]]. Secara bertahap, Yusuf akhirnya menjadi salah satu tokoh penting di [[Mesir]] setelah berhasil menafsirkan mimpi raja. Al-Qur'an menyebutkan perjalanan hidup Yusuf sebagai "kisah terbaik."
Baris 58 ⟶ 65:
== Ayat ==
=== Al-Qur'an ===
{{quote|(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."|{{cite quran|12|4|style=inline}}}}
{{Cquote|Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang yang bertanya.▼
▲{{
== Nama ==
Baris 73 ⟶ 77:
# Yusuf (12): 4, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 21, 29, 46, 51, 56, 58, 69, 76, 77, 80, 84, 85, 87, 89, 90 {{small|(2 kali)}}, 94, 99
# Ghafir (40): 34
}} Kisah Yusuf sendiri terpusat di Surah Yusuf, surah kedua belas dalam Al-Qur'an. Hal ini berbeda dengan para nabi lain yang biasanya kisahnya tersebar di beberapa surah.
=== Latar belakang ===
Baris 83 ⟶ 85:
Setelah beberapa tahun bekerja di peternakan ayah mertuanya di Haran (Mesopotamia utara), Ya'qub kemudian pulang ke Palestina bersama istri-istri dan anak-anaknya. Lantaran tidak memiliki hubungan yang baik dengan kakak kembarnya, Esau, Ya'qub khawatir kalau dia akan dibunuh olehnya. Ya'qub mengutus seseorang terlebih dahulu untuk menemui Esau, tetapi saat kembali, utusan tersebut menyatakan bahwa Esau sedang dalam perjalanan menemui Ya'qub diiringi empat ratus orang. Merasa takut, Ya'qub kemudian membagi kafilahnya menjadi dua rombongan, agar bila yang satu diserang, yang lain dapat selamat.<ref>{{Alkitab|Kejadian 32: 1-8}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=328}}
Saat benar-benar bertemu Esau dan rombongannya, Ya'qub kemudian bersujud sebagai tradisi penghormatan zaman itu. Esau kemudian memeluk Ya'qub dan mereka saling bertangisan. Para istri, selir, dan anak-anak Ya'qub juga ikut memberikan sujud penghormatan. Ya'qub kemudian memberikan sebagian hewan ternaknya pada Esau sebagai hadiah. Rombongan Esau dan Ya'qub kemudian berpisah. Ya'qub kemudian membeli tanah di [[Sikhem]] (sudah masuk kawasan Palestina) dan tinggal di sana untuk sementara.<ref>{{Alkitab|Kejadian 33: 1-20}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=329}}
Kemudian rombongan Ya'qub bertolak menuju [[Hebron]], kediaman Ishaq. Di tengah perjalanan, Rahel melahirkan seorang anak laki-laki yang kemudian dinamai Benyamin. Namun persalinan tersebut sangat sulit dan Rahel kemudian meninggal. Dia dikuburkan di daerah dekat [[Bethlehem]].<ref name="Alkitab|Kejadian 35: 16-20">{{Alkitab|Kejadian 35: 16-20}}</ref>{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=330}}
=== Mimpi ===
Baris 106 ⟶ 108:
=== Mesir ===
Pada akhirnya Yusuf dijual pada seorang lelaki [[Mesir]] dan dia diperlakukan dengan baik di rumah tangga lelaki tersebut. Al-Qur'an menyebutkan bahwa lelaki tersebut berkata kepada istrinya, "Berikanlah kepadanya tempat yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak."<ref>Yusuf (12): 21</ref> Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa musafir yang menjual Yusuf ke Mesir bernama Malik bin Daghir yang masih merupakan keturunan Madyan bin [[Ibrahim]], sehingga dia masih kerabat jauh Yusuf. Sebagian ulama berpendapat bahwa laki-laki Mesir tersebut membeli Yusuf seharga dua puluh dinar, sebagian menyatakan seharga minyak kasturi, yang lain menyebutkan senilai satu pakaian sutra. Dalam Al-Qur'an, lelaki ini mendapat julukan Al-'Aziz (Yang Perkasa, Terhormat), tetapi tidak disebutkan mengenai posisinya. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa dia adalah seorang menteri.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=342-343}}
Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lelaki Mesir yang membeli Yusuf bernama [[Potifar]], seorang kepala pengawal raja.<ref>{{Alkitab|Kejadian 39: 1}}</ref> Potifar sangat menyukai dan mempercayai Yusuf sehingga dia menyerahkan urusan rumah tangganya pada Yusuf.<ref>{{Alkitab|Kejadian 39: 2-6}}</ref>
Baris 118 ⟶ 120:
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Zulaikha kemudian menutup pintu-pintu di kediamannya dan merayu Yusuf, "Marilah mendekat kepadaku." Namun Yusuf menolak ajakan zina tersebut.<ref>Yusuf (12): 23</ref> Para ulama menyebutkan bahwa Zulaikha adalah wanita yang sangat cantik, kaya, dan masih muda. Dia mengenakan pakaian terbaik yang paling mewah untuk menggoda Yusuf.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=345}}
Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa "perempuan itu telah berkehendak kepadanya dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari Tuhannya."<ref name="Yusuf 12: 24">Yusuf (12): 24</ref> Sebagian ulama menyebutkan bahwa tanda yang dimaksud dari ayat tersebut adalah munculnya sosok Ya'qub yang memperingatkan Yusuf untuk tidak terlibat dengan perempuan tersebut.<ref>{{cite book|last=al-Tabari|first=Muhammad ibn Jarir (Translated by William Brinner)|title=The History of al-Tabari Vol. 2: Prophets and Patriarchs|year=1987|publisher=SUNY|page=156}}</ref>
Selanjutnya Yusuf berlari menuju pintu untuk keluar demi menghindari godaan Zulaikha, tetapi Zulaikha mengejarnya dan sempat menarik bagian belakang baju Yusuf sampai koyak. Keduanya kemudian mendapati Potifar berada di depan pintu. Dengan cepat, Zulaikha melayangkan tuduhan bahwa Yusuf yang berusaha melakukan hal buruk kepadanya. Yusuf membela diri dan menyatakan bahwa Zulaikha yang merayu dirinya. Di tengah perdebatan, seorang dari keluarga Zulaikha memberi kesaksian, "Jika baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar dan dia (Yusuf) termasuk orang yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan dia termasuk orang yang benar."<ref>Yusuf (12): 25-27</ref> Sebagian ulama menyebutkan bahwa yang memberi kesaksian itu adalah seorang bocah yang masih menyusu yang secara ajaib dapat bicara. Makna dari kesaksiannya adalah bahwa jika memang Yusuf yang berniat memperkosa, Zulaikha akan melawan dan menyebabkan baju Yusuf koyak di sisi depan. Namun jika baju Yusuf koyak di belakang, berarti Yusuf berlari menghindari Zulaikha.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=346-347}}
Baris 146 ⟶ 148:
Al-Qur'an tidak menjelaskan mengenai identitas penguasa Mesir saat itu dan hanya menyebutnya ''malik'' atau [[raja (gelar)|raja]]. Ibnu Katsir menyebutkan bahwa nama dan silsilah raja tersebut adalah Ar-Rayyan bin Al-Walid bin Tsarwan yang merupakan keturunan [[Sem]] bin [[Nuh]].{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=356}} Dalam Alkitab, penguasa Mesir tersebut disebut [[fir'aun]], gelar yang biasanya digunakan untuk merujuk penguasa Mesir kuno. Dalam Al-Qur'an, gelar fir'aun hanya digunakan untuk penguasa Mesir pada zaman Musa dan Harun.
Alkitab menyebutkan bahwa setelah Fir'aun menceritakan mimpinya, juru minum teringat Yusuf dan menceritakannya pada Fir'aun. Fir'aun kemudian memerintahkan agar Yusuf dihadapkan padanya. Yusuf kemudian keluar dari penjara, bercukur, dan berganti pakaian, kemudian menghadap Fir'aun dan menjelaskan makna mimpi itu secara langsung kepada Fir'aun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 41: 1-36}}</ref> Alkitab tidak menyebutkan mengenai permintaan Yusuf agar namanya dibersihkan terkait kasusnya dengan Zulaikha dan para perempuan lain.
=== Berkuasa ===
Baris 153 ⟶ 155:
Beberapa ulama memberikan keterangan tambahan yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an. Ats-Tsa'labi menyebutkan bahwa Yusuf kemudian diberi kedudukan yang sebelumnya dipegang oleh Potifar. Muhammad bin Ishaq menyatakan bahwa kemudian Raja beriman kepada ajaran Yusuf.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=361-362}}
Alkitab menyebutkan bahwa Fir'aun kemudian memberikan Yusuf kekuasaan atas seluruh Mesir dan dia menjadi orang yang berkedudukan tinggi, Fir'aun memberi cincin Fir'aun, pakaian halus, dan kalung emas, juga dinaikkan dalam kereta Fir'aun yang kedua. Fir'aun kemudian memberi nama Mesir pada Yusuf, Zafnat-Paaneah, dan menikahkannya dengan perempuan bernama [[Asnat]], putri dari seorang pendeta di [[Heliopolis (Mesir kuno)|On (Heliopolis)]] bernama [[Potifera]]. Saat itu Yusuf berusia tiga puluh tahun. Yusuf kemudian menimbun gandum dalam jumlah sangat banyak untuk persediaan masa paceklik. Sebelum masa paceklik tiba, Yusuf dan Asnat memiliki dua orang putra: [[Manasye]] dan [[Efraim]].<ref>{{Alkitab|Kejadian 41: 37-52}}</ref>
=== Paceklik ===
Baris 184 ⟶ 186:
Al-Qur'an melanjutkan bahwa setelahnya Ya'qub berkata, "Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah."<ref>Yusuf (12): 87</ref> Ya'qub yang tiba-tiba menyuruh anak-anaknya mencari Yusuf yang telah hilang sekian lama disebutkan lantaran Allah mengabarkan Ya'qub banyak hal yang membuatnya berharap untuk bertemu Yusuf.{{sfn|Ash-Shadr|2003|pp=90-91}} Hal ini sejalan dengan perkataan Ya'qub di ayat sebelumnya, "Aku mengetahui dari Allah yang tidak kamu ketahui."<ref>Yusuf (12): 86</ref>
Putra-putra Ya'qub kemudian kembali ke Mesir. Saat bertemu Yusuf, mereka berkata, "Wahai Al-'Aziz. Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka penuhilah jatah untuk kami dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah."<ref name="Yusuf 12: 88">Yusuf (12): 88</ref> Para ulama menyebutkan bahwa maksud "barang-barang yang tidak berharga" yang mereka bawa adalah dirham-dirham yang jumlahnya sangat sedikit. Ada yang mengatakan biji-bijian dan semacamnya. Ibnu 'Abbas menyebutkan kendi yang sudah usang, tali-temali, dan semacamnya.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=373-374}}
Kemudian Yusuf berkata, "Tahukah kamu keburukan yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tidak menyadari akibat perbuatanmu itu?"<ref>Yusuf (12): 89</ref> Disebutkan bahwa Yusuf tiba-tiba menanyakan itu lantaran merasa iba melihat saudara-saudaranya yang tampak lemah tersebut sehingga dia tidak tahan lagi menahan perasaannya.{{sfn|Ash-Shadr|2003|pp=92-93}}
Baris 204 ⟶ 206:
Yusuf kemudian menghadap Fir'aun, bersama sebagian saudaranya dan juga Ya'qub. Saat Fir'aun menanyakan pekerjaan mereka, saudara-saudara Yusuf menjawab sebagaimana yang dipesankan Yusuf. Fir'aun juga menanyakan umur Ya'qub dan Ya'qub menjawab bahwa usianya 130 tahun. Fir'aun kemudian mengizinkan mereka tinggal di Gosyen. Disebutkan pula bahwa Ya'qub kemudian memohonkan berkat bagi Fir'aun.<ref>{{Alkitab|Kejadian 47: 1-12}}</ref>
Al-Qur'an menyebutkan bahwa Yusuf menyambut orangtuanya dengan mengatakan, "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman." Yusuf kemudian menaikkan kedua orangtuanya ke singgasana khusus. Mereka semua kemudian bersujud sebagai tanda penghormatan kepada Yusuf.<ref>Yusuf (12): 99-100</ref> Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa yang dimaksudkan orangtua Yusuf dalam ayat tersebut adalah Ya'qub dan [[Lea]], bukan Rahel yang merupakan ibu kandung Yusuf.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=379-380}} Secara silsilah, Lea merupakan bibi Yusuf karena dia adalah kakak Rahel. Melalui pernikahan, Lea adalah ibu tiri Yusuf karena merupakan istri pertama Ya'qub. Dalam Alkitab disebutkan bahwa Rahel sendiri meninggal sesaat setelah melahirkan Benyamin lantaran beratnya persalinan.<ref
=== Tahun-tahun selanjutnya ===
Baris 215 ⟶ 217:
== Kedudukan ==
=== Islam ===
Yusuf dipandang sebagai nabi dan rasul dalam Islam. Dalam Al-Qur'an, para nabi yang kisahnya cukup panjang akan diceritakan dalam beberapa surah yang berbeda. Dalam kasus Yusuf, kisahnya terkumpul menjadi satu dalam satu surah panjang, yakni surah kedua belas. Al-Qur'an menyebutkan Yusuf sebagai sosok yang diberi petunjuk oleh Allah<ref>Al-An'am (06): 84</ref> dan hamba Allah yang terpilih.<ref
Dalam hadits isra' mi'raj disebutkan Nabi Muhammad bersabda bahwa Yusuf dikaruniai separuh ketampanan.<ref>HR. Muslim (162/259) dari hadits Anas</ref> Maknanya adalah bahwa Yusuf memiliki separuh ketampanan [[Adam]]. Allah menciptakan Adam dengan tangan-Nya sendiri dan meniupkan ruh kepadanya sehingga Adam adalah manusia yang paling tampan, sedangkan Yusuf memiliki separuh ketampanan Adam.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|p=349}}
Baris 230 ⟶ 232:
== Nama dan gelar ==
Dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa majikan Yusuf di Mesir disebut Al-'Aziz ({{lang-ar|ٱلْعَزِيز}}, "Yang Perkasa", "Terhormat").<ref>Yusuf (12): 30</ref> Setelah keluar dari penjara dan mendapat kedudukan tinggi, Yusuf juga disebut Al-'Aziz.<ref
Alkitab menyatakan bahwa Fir'aun memberi nama Mesir pada Yusuf, [[Zafnat-Paaneah]].<ref name="Alkitab|Kejadian 41: 45">{{Alkitab|Kejadian 41: 45}}</ref> Sebagian berpendapat bahwa nama ini bermakna "orang yang kepadanya misteri diungkapkan" atau "orang yang mengungkapkan misteri".<ref>''[[Antiquitates Iudaicae]]'' ii.6.1</ref> Ada juga pendapat lain mengenai arti nama ini.
Dalam Al-Qur'an, penguasa Mesir pada masa Yusuf disebut ''malik'' ({{lang-ar|مَلِك}}, 'raja').<ref>Yusuf (12): 43</ref><ref>Yusuf (12): 54</ref> Dalam Alkitab, gelar [[fir'aun]] dan raja (Ibrani: ''melekh'') digunakan secara bergantian untuk menyebut penguasa Mesir pada masa Yusuf. Al-Qur'an sendiri menggunakan gelar fir'aun untuk merujuk penguasa Mesir hanya pada masa Musa dan Harun, tidak untuk masa Yusuf.
Baris 241 ⟶ 243:
Tradisi populer pada kaum Muslim menyebutkan bahwa pada akhirnya [[Zulaikha]] menikah dengan Yusuf. Terdapat narasi yang berbeda-beda terkait tema ini, tetapi poin penting yang kerap disebutkan adalah bahwa setelah Zulaikha bertobat dan Potifar wafat, dia menikah dengan Yusuf. Ternyata didapati Zulaikha masih dalam keadaan perawan lantaran Potifar tidak tertarik dengan perempuan. Yusuf dan Zulaikha kemudian dianugerahi dua putra.{{sfn|Ibnu Katsir|2014|pp=361-362}}
Meski sangat dikenal, kisah ini tidak memiliki landasan dalam Al-Qur'an maupun hadits.<ref>{{Cite web|url=https://www.arrisalah.net/nabi-yusuf-menikahi-zulaikha/|title=Nabi Yusuf Menikahi Zulaikha?|last=Abdillah|first=Abu Umar|date=|website=Ar-Risalah|access-date=}}</ref> Disebutkan bahwa keterangan mengenai pernikahan Yusuf dan Zulaikha disadur dari kisah ''[[israiliyat]]'', yakni kisah yang dinukil dari Bani Israil, umumnya berasal dari masyarakat Yahudi. Hanya saja Tanakh (kitab suci Yahudi) dan Alkitab (kitab suci Kristen) sendiri secara jelas menyebutkan bahwa Yusuf dinikahkan dengan Asnat, anak perempuan dari seorang pendeta dari On bernama Potifera.<ref
== Makam ==
Baris 278 ⟶ 280:
[[Kategori:Bani Israel]]
[[Kategori:Tokoh Perjanjian Lama]]
[[Kategori:Yusuf| ]]
|