Togog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Membalikkan revisi 21363724 oleh 118.96.141.38 (bicara)
Tag: Pembatalan
Tarusbawa (bicara | kontrib)
→‎Riwayat: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 21:
Pada giliran pertama Batara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya, tetapi yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi ''dower'' karena Togog memaksakan dirinya untuk menelan, padahal mulutnya tidak muat. Giliran berikutnya adalah Batara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah [[Semar]] berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam [[wayang kulit]]. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa ''kadewatan'' adalah Sang Hyang Manikmaya atau Batara Guru, anak bungsu dari Sang Hyang Wenang.
 
Adapun Batara Antaga (Togog), dan Batara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke ''marcapada'' (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, sedangkan. Semar dipilih sebagai pamong untuk para satria berwatak baik ([[Pandawa]]). danSedangkan Togog dan Bilung diutus sebagai pamong untuk para satria dengan watak buruk.Dalam perannya menjadi pamong untuk menasihati kesatria angkara murka ,Togog didampingi ''Bilung'' ([[Sarawita]]) yang tercipta dari Hawa Nafsu Togog melalui sabda sakti dari ''Sanghyang Podo Wenang''
Dalam perannya menjadi pamong untuk menasihati kesatria angkara murka ,Togog didampingi ''Bilung''([[Sarawita]]) yang tercipta dari Hawa Nafsu Togog melalui sabda sakti dari ''Sanghyang Podo Wenang''
 
{{tokoh wayang}}
{{wayang-stub}}
 
[[Kategori:Punakawan]]
[[Kategori:Tokoh pewayangan Jawa]]
 
 
{{wayang-stub}}