Astana Pajimatan Himagiri: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Igornababan (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240709)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(48 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox cemetery
| name =
| native_name = {{plainlist|
* {{jav|ꦥꦱꦫꦺꦪꦤ꧀ꦢꦊꦩ꧀ꦥꦫꦤꦠ ꦲꦱꦠꦤꦥꦗꦶꦩꦠꦤ꧀ꦲꦶꦩꦓꦶꦫꦶ}}
* ''Pasarean Dalem Para Nata Astana Pajimatan Himagiri''
}}
| native_name_lang = jv
| image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Imogiri nabij Yogyakarta de vorstelijke begraafplaats waar de familiegraven van de Midden Javaanse vorsten zijn. TMnr 60004749.jpg| image_size = 280px
| caption = Astana Pajimatan Himagiri berada di Bukit Merak {{circa|1890}}
| alt =
| map_type =
| map_size =
Baris 12 ⟶ 14:
| established = 1632
| abandoned = <!-- or | closed = -->
| location =
| country = [[Indonesia]]
| type = Makam kerajaan
| style =
| owner = [[
| size =
| graves =
Baris 23 ⟶ 25:
| leases =
| findagraveid =
| footnotes =
| embedded = {{Infobox cagar budaya|child=yes
Baris 34 ⟶ 33:
| Criteria = Situs
| ID = CB.1449
| Location = [[Wukirsari, Imogiri, Bantul|Kalurahan Wukirsari]], [[Imogiri, Bantul|Kapanewon Imogiri]], [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
| Year = 17 Oktober 2011
| Session = SK Menteri PM.89/PW.007/MKP/2011
| Link = http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015100500198/kompleks-makam-imogiri
|map_location = Kabupaten Bantul#Indonesia Java
|map_label =
|map_caption = Lokasi {{PAGENAME}} di [[Kabupaten Bantul
|
}}
}}
'''Astana Pajimatan Himagiri''' ({{lang-jv|ꦥꦱꦫꦺꦪꦤ꧀ꦢꦊꦩ꧀ꦥꦫꦤꦠ ꦲꦱꦠꦤꦥꦗꦶꦩꦠꦤ꧀ꦲꦶꦩꦓꦶꦫꦶ|Pasaréan Dalêm Para Nata Astana Pajimatan Himagiri}}) adalah kompleks [[pemakaman]] yang berlokasi di [[Wukirsari, Imogiri, Bantul|Kalurahan Wukirsari]], [[Imogiri, Bantul|Kapanewon Imogiri]], [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].<ref>{{citation|author=Kemendikbudristek|title=Kompleks Makam Imogiri|publication-date=2022|publisher=kemdikbud.go.id|url=https://referensi.data.kemdikbud.go.id/kebudayaan/kode/KB001639|access-date=20 April 2022|language=id}}</ref> Kompleks pemakaman ini merupakan tempat pemakaman bagi penguasa monarki dari [[wangsa Mataram]] beserta keluarga dan kerabatnya.
== Terminologi ==
Nama "Astana Pajimatan Himagiri" terdiri dari tiga kata yaitu: ''astana'' ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]: ''sthāna'' berarti "tempat")<ref>{{Citation|author=Turner, Ralph Lilley|title=''"sthāna"''|others=A Comparative Dictionary of the Indo-Aryan Languages|publication-date=1969–1985|publisher=Oxford University Press|url=https://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/app/soas_query.py?qs=sth%C4%81%CC%81na&searchhws=yes&matchtype=exact|access-date=5 Februari 2022|language=en}}</ref>, ''pajimatan'' ([[bahasa Jawa|Jawa]]: ''pajimatan'' berarti "penyakralan")<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Baoesastra_Djawa.html?id=f4G5AAAAIAAJ&redir_esc=y|title=Baoesastra Djawa|last=Poerwadarminta|first=W.J.S|publisher=J.B. Wolters|year=1939|isbn=0834803496|location=Batavia|language=JV}}</ref> dan ''himagiri'' yang berarti "gunung berkabut".<ref name=himagiri>Turner, Ralph Lilley (1969–1985), [https://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/app/soas_query.py?qs=him%C3%A1&searchhws=yes&matchtype=exact "hima"] and [https://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/app/soas_query.py?qs=gir%C3%AD&searchhws=yes&matchtype=exact "giri"] (dalam bahasa Inggris), A Comparative Dictionary of the Indo-Aryan Languages, Oxford University Press, diakses tanggal 5 Februari 2022</ref>
Himagiri diambil dari bahasa Sanskerta ''hima'' dan ''giri'' (''hima'' berarti "salju/kabut" dan ''giri'' berarti "gunung/bukit").<ref name=himagiri/> Himagiri juga dipadankan dengan nama lain untuk [[Himalaya]]. Dengan demikian Astana Pajimatan Himagiri bermakna sebagai "tempat penyakralan gunung berkabut".
== Sejarah ==
Pemakaman kerajaan terdahulu berada di [[Pasarean Mataram]]. Sedangkan Astana Pajimatan Himagiri dibangun di atas bukit Merak oleh Sultan Agung pada dekade keempat abad ke-17, pembangunannya dimulai pada tahun 1632.<ref>{{Citation|author=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D.I. Yogyakarta|title=Kompleks Makam Imogiri|publication-date=2022|publisher=kemdikbud.go.id|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/makam-imogiri/|access-date=20 April 2022|language=id}}</ref>
Pembangunan kompleks Astana Pajimatan Himagiri dipimpin oleh Tumenggung Citrakusuma, arsitekturnya merupakan perpaduan budaya [[Jawa]]-[[Islam]]. Struktur bangunan yang berada di area pemakaman merupakan ciri utama [[arsitektur Jawa]] pra-Islam. Kompleks pemakaman ini terletak di sebuah bukit yang bernama Merak dengan ketinggian sekitar 100 meter di atas permukaan laut.<ref>{{cite journal|author1=Gunawan, Arif|author2=Wibowo, Nugroho B.|title=Spatial Analysis to Predict Conservation Heritage’s Damage of “Imogiri Graves” by using Microtremor Measurements|journal=Jurnal Tata Kota dan Daerah|volume=5|date=2013|language=en}}</ref>
Sebelum membangun pemakaman baru di bukit Merak, Sultan Agung awalnya memerintahkan membangun kembali pemakaman di Girilaya, yang merupakan tempat pemakaman keluarganya. Orang yang dipercaya untuk membangun pemakaman tersebut adalah Panembahan Juminah yang merupakan paman Sultan Agung. Setelah pembangunan tersebut selesai, Panembahan Juminah wafat. Untuk menghormati jasanya, maka Sultan Agung memerintahkan agar pamannya dimakamkan di Girilaya.<ref>{{Citation|author1=Mandoyokusumo, K.R.T.|title=The history of graves of the kings at Imogiri|publication-date=1976|publisher=s.n| url=http://trove.nla.gov.au/work/7277105|access-date=20 April 2022|language=en}}</ref>
Adapun tokoh yang dimakamkan di Girilaya adalah Ki Ageng Giring, Ki Ageng Sentong, Panembahan Girilaya (mertua Sultan Agung), Dyah Banawati (ibu Sultan Agung) dan Panembahan Juminah (paman Sultan Agung).<ref name="spspdiy-1995>{{Citation|author=Suaka Peninggalan Sejarah Purbakala DIY|year=1995|title=Laporan Pendokumentasian Situs Giriloyo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta}}</ref> Oleh karena Girilaya telah digunakan sebagai tempat pemakaman keluarga, Sultan Agung berencana membangun pemakaman untuk keturunannya di bukit Merak yang berada di selatan Girilaya.<ref name="Sumartono-2019>{{Citation|last=Sumartono|first=D. A.|title=Catatan Silam Pajimatan Imogiri|year=2019|publisher=Mayangkara|location=Yogyakarta|pages=24}}</ref>
Pemilihan bukit Merak sebagai lokasi pemakaman tidak dapat dilepaskan dari konsep masyarakat Jawa yang memandang gunung dan bukit atau dataran yang lebih tinggi sebagai suatu tempat yang sakral dan menjadi penghubung manusia kepada tuhan. Bukit Merak dipercaya memiliki kekuatan magis dan sakral.<ref name="Heins-2004>{{Citation|last=Heins|first=M.|title=Karaton Surakarta|year=2004|publication-date=2004|publisher=Yayasan Pawiyatan Kabudayaan Karaton Surakarta Hadiningrat|edition=1|isbn=978-979-98586-0-3}}</ref> Hal tersebut sebagai konstruksi intelektual yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang bersifat religius.<ref name="Herusatoto-2008>{{cite book|last=Herusatoto|first=Budiono|title=Simbolisme Jawa|year=2008|publisher=Ombak|location=Yogyakarta|pages=215|isbn=9789793472904}}</ref>
Sultan Agung wafat pada tahun 1646 dan menjadi raja pertama yang dimakamkan di Astana Pajimatan Himagiri, kemudian penerus [[wangsa Mataram]] dan keturunannya juga turut dimakamkan di sini.<ref name="graaf-1986">{{cite book|last=de Graaf|first=H.J.|title=Puncak Kekuasaan Mataram: Politik Ekspansi Sultan Agung|year=1986|publisher=Pustaka Grafiti Pers|location=Jakarta}}</ref> Hingga pasca [[Perjanjian Giyanti]] pada tahun 1755, yang membagi Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta, maka raja, keluarga dan kerabatnya dimakamkan di Astana Pajimatan Himagiri. Di sisi barat menjadi lokasi pemakaman raja-raja dari Surakarta, sedangkan di sisi timur menjadi lokasi pemakaman raja-raja dari Yogyakarta.<ref name="chawari-2008">{{cite journal|last=Chawari|first=Muhammad|title=Studi Kelayakan Arkeologi di Kompleks Makam Imogiri Yogyakarta|journal=Berkala Arkeologi|volume=28|issue=1|date=2008|doi=10.30883/jba.v28i1.355|language=id}}</ref>
Astana Pajimatan Himagiri termasuk jaringan tradisi ziarah masyarakat Jawa ke lokasi makam-makam leluhur. Hal ini menjadikan pemakaman ini sebagai salah satu destinasi utama wisata religi yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa.<ref>{{cite journal|last=Mumfangati|first=Titi|title=Tradisi Ziarah Makam Leluhur Pada Masyarakat Jawa|journal=Jantra|volume=3|issue=3|date=2007|pages=223|ISSN=19079605|language=id}}</ref> Kompleks pemakaman ini dikelola oleh [[Kesunanan Surakarta]] dan [[Kesultanan Yogyakarta]] dengan menempatkan para [[abdi dalem]] yang menjaga pemakaman dan dikelola secara bersama.<ref name="chawari-2008"/>
==
Area pemakaman di Astana Pajimatan Himagiri dibagi menjadi tiga kompleks utama; kompleks makam raja-raja Mataram berada di sisi utara paling atas, kompleks makam raja-raja Surakarta berada di sisi barat dan kompleks makam raja-raja Yogyakarta berada di sisi timur. Di kompleks makam raja-raja Mataram terdapat dua bagian yaitu Astana Kasultanagungan dan Astana Pakubuwanan. Di kompleks makam raja-raja Surakarta terdapat tiga bagian yaitu Astana Kaswargan, Astana Kapingsangan dan Astana Girimulya. Di kompleks makam raja-raja Yogyakarta terdapat tiga bagian yaitu Astana Kaswargan, Astana Besiyaran dan Astana Saptarengga.<ref name="chawari-2008"/>
Di area pemakaman ini juga terdapat lokasi makam seorang pengkhianat, bernama Tumenggung Endranata dengan makam di tiga bagian yang terpisah; di beberapa bagian dari ke-409 anak tangga, di sekitar Gapura Supit Urang dan di kolam sisi kanannya. Tumenggung Endranata sendiri disebut berkhianat karena membocorkan rencana [[penyerbuan di Batavia]].<ref>{{cite book|last=Moedjanto|first=G.|title=The Concept of Power in Javanese Culture|url=https://archive.org/details/conceptofpowerin0000moed|year=1986|publisher=Gadjah Mada University Press|location=Yogyakarta|pages=[https://archive.org/details/conceptofpowerin0000moed/page/220 220]|isbn=9789794200247|language=en}}</ref>
Berkaitan dengan Tumenggung Endranata, sejarawan de Graaf mendeskripsikannya sebagai seorang pengkhianat namun bukan dalam konteks penyerbuan Mataram di Batavia. Ia dihukum mati setelah selesainya pemberontakan Adipati Pragola II. Alasan dari penjatuhan hukuman mati tersebut karena janda Adipati Pragola II melapor kepada Sultan Agung bahwa Tumenggung Endranata sesungguhnya menjadi penghasut dalam konflik pemberontakan Adipati Pragola II.<ref name="graaf-1986"/>
== Bangunan ==
Astana Pajimatan Himagiri terdiri atas beberapa halaman makam. Setiap astana, masing-masing memiliki tiga halaman. Tempat pemakaman raja berada di halaman paling atas beserta istri dan juga keluarganya, halaman kedua berada di tengah dan halaman terbawah merupakan halaman persiapan bagi peziarah. Tiap halaman dihubungkan dengan sebuah gapura.<ref name="adrisijanti-2000">{{cite book|last=Adrisijanti|first=I.|title=Arkeologi Perkotaan Mataram Islam|year=2000|publisher=Jendela|location=Yogyakarta|pages=343|isbn=9799597846}}</ref> Di dalam kompleks Astana Pajimatan Himagiri juga terdapat berbagai komponen bangunan di antaranya adalah:
=== Tangga ===
[[Berkas:De begraafplaats van sultan Agoeng van Mataram te Imogiri ten zuiden van Jogjakarta KITLV 53849.tiff|thumb|ka|240px|Tangga menuju kompleks Astana Pajimatan Himagiri (sekitar 1935).]]
Sebelum memasuki pemakaman, terdapat banyak anak tangga yang lebarnya sekitar 4 meter dengan kemiringan 45 derajat menghubungkan pemukiman dengan pemakaman. Anak tangga di Astana Pajimatan Himagiri kurang lebih berjumlah 446. Setiap bagian anak tangga memiliki arti dan makna tertentu, sebagai berikut:<ref name="spspdiy-1995/>
* Anak tangga dari pemukiman penduduk menuju area dekat [[Masjid Pajimatan Imogiri|Masjid Pajimatan Himagiri]] berjumlah 32. Jumlah anak tangga ini menandakan Astana Pajimatan Himagiri yang dibangun pada tahun [[1632|16'''32''']].
* Anak tangga dari area dekat Masjid Pajimatan Himagiri menuju pekarangan Masjid Pajimatan Himagiri berjumlah 13. Jumlah anak tangga ini melambangkan kenaikan takhta [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung Anyakrakusuma]] sebagai raja Mataram pada tahun [[1613|16'''13''']].
* Anak tangga dari pekarangan Masjid Pajimatan Himagiri menuju tangga terpanjang berjumlah 46. Jumlah anak tangga ini menandakan kemangkatan Sultan Agung pada tahun [[1646|16'''46''']].
* Anak tangga terpanjang berjumlah 346. Jumlah anak tangga ini menandakan Astana Pajimatan Himagiri yang dibangun secara bertahap selama 346 tahun.
* Anak tangga di sekitar kolam berjumlah 9. Jumlah anak tangga ini melambangkan 9 anggota [[Walisanga]].
=== Masjid ===
Astana Pajimatan Himagiri dilengkapi dengan masjid di sisi barat pelataran menuju tangga pemakaman. Masjid ini disebut Masjid Pajimatan Himagiri yang digunakan sebagai tempat ibadah oleh para abdi dalem saat sedang bertugas di sana. Ruang utama masjid memiliki luas sekitar 10x6 meter persegi. Bagian serambi memiliki ukuran sekitar 6x3 meter persegi. Masjid ini memiliki halaman seluas kurang lebih 80 meter persegi.<ref name="adrisijanti-1973">{{Citation|last=Adrisijanti|first=I.|title=Kekunoan Islam di Imagiri, Tinjauan Terhadap Seni Bangun dan Seni Hiasnya|date=1973|location=Yogyakarta|publisher=Gadjah Mada University Press|language=id}}</ref>
=== Bangsal ===
Bangsal dapat di jumpai di area pemakaman dan juga di depan masjid. Bangsal adalah bangunan terbuka yang memiliki deretan penyangga (''saka guru'') namun tidak memiliki dinding. Bangsal di Astana Pajimatan Himagiri digunakan oleh para abdi dalem untuk menjalankan tugasnya. Di samping itu bangsal juga sering digunakan untuk tempat menunggu oleh para peziarah yang sedang berziarah ke makam.<ref name="adrisijanti-2000"/>
=== Kelir ===
Kelir adalah bangunan kecil berbentuk pagar bertembok di area pintu masuk tiap halaman. Kelir berfungsi sebagai penghalang agar pandangan orang tidak melihat langsung ke dalam. Di Astana Pajimatan Himagiri terdapat empat bangunan kelir, yaitu kelir di Gapura Supit Urang, kelir di Regol Sri Manganti I, kelir di Regol Sri Manganti II dan kelir di Gapura Papak.<ref name="adrisijanti-2000"/>
=== Regol ===
Serangkaian halaman terbuka di Astana Pajimatan Himagiri disebut dengan pelataran. Setiap pelataran dihubungkan dengan regol sebagai pembatas antara masing-masing pelataran. Regol merujuk kepada bangunan beratap yang berfungsi sebagai pintu masuk yang menghubungkan satu kompleks halaman ke kompleks halaman yang lain.<ref name="adrisijanti-2000"/>
===
Untuk menuju ke atas Astana Pajimatan Himagiri terdapat gapura yang bernama Gapura Supit Urang. Supit Urang adalah nama strategi perang Mataram yang dilakukan dengan cara mengepung musuh secara rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung membentuk pola seperti udang. Gapura Supit Urang secara simbolik merupakan gapura utama untuk masuk ke semua area pemakaman. Kedelapan astana yang ada di kompleks Astana Pajimatan Himagiri masing-masing memiliki gapura sebagai akses masuknya.<ref name="adrisijanti-2000"/>
== Kompleks ==
[[Berkas:Map of Astana Pajimatan Himagiri cemetery.jpg|thumb|ka|300px|Denah pemakaman di Astana Pajimatan Himagiri]]
Daftar berikut adalah urutan pembagian kompleks makam di Astana Pajimatan Himagiri. Pada mulanya penguasa Mataram berada di bagian yang sama, setelah kerajaan terpecah bagian untuk penguasa Surakarta dan Yogyakarta dipisahkan.
=== Makam raja-raja Mataram ===
Kompleks makam raja-raja [[Kesultanan Mataram|Mataram]] dibagi menjadi dua bagian yang terdiri dari:
==== Astana Kasultanagungan ====
* [[Sultan Agung dari Mataram|Sultan Agung Anyakrakusuma]]
* Ratu Batang / Kanjeng Ratu Wetan (permaisuri Sultan Agung)
* [[Amangkurat II|Sri Susuhunan Amangkurat II]]
* [[Amangkurat III|Sri Susuhunan Amangkurat III]]
==== Astana Pakubuwanan ====
* [[Pakubuwana I|Sri Susuhunan Pakubuwana I]]
* [[Amangkurat IV|Sri Susuhunan Amangkurat IV]]
* [[Pakubuwana II|Sri Susuhunan Pakubuwana II]]
=== Makam raja-raja Surakarta ===
Kompleks makam raja-raja [[Kesunanan Surakarta|Surakarta]] dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
==== Astana Kaswargan Surakarta ====
* [[Pakubuwana III|Sri Susuhunan Pakubuwana III]]
* [[Pakubuwana IV|Sri Susuhunan Pakubuwana IV]]
* [[Pakubuwana V|Sri Susuhunan Pakubuwana V]]
==== Astana Kapingsangan Surakarta ====
* [[Pakubuwana VI|Sri Susuhunan Pakubuwana VI]]
* [[Pakubuwana VII|Sri Susuhunan Pakubuwana VII]]
* [[Pakubuwana VIII|Sri Susuhunan Pakubuwana VIII]]
* [[Pakubuwana IX|Sri Susuhunan Pakubuwana IX]]
==== Astana Girimulya Surakarta ====
* [[Pakubuwana X|Sri Susuhunan Pakubuwana X]]
* [[Pakubuwana XI|Sri Susuhunan Pakubuwana XI]]
* [[Pakubuwana XII|Sri Susuhunan Pakubuwana XII]]
===
Kompleks makam raja-raja [[Kesultanan Yogyakarta|Yogyakarta]] dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari:
==== Astana Kaswargan Yogyakarta ====
* [[Hamengkubuwana I|Sri Sultan Hamengkubuwana I]]
* [[Hamengkubuwana III|Sri Sultan Hamengkubuwana III]]
==== Astana Besiyaran Yogyakarta ====
* [[Hamengkubuwana IV|Sri Sultan Hamengkubuwana IV]]
* [[Hamengkubuwana V|Sri Sultan Hamengkubuwana V]]
* [[Hamengkubuwana VI|Sri Sultan Hamengkubuwana VI]]
==== Astana Saptarengga Yogyakarta ====
* [[Hamengkubuwana VII|Sri Sultan Hamengkubuwana VII]]
* [[Hamengkubuwana VIII|Sri Sultan Hamengkubuwana VIII]]
* [[Hamengkubuwana IX|Sri Sultan Hamengkubuwana IX]]
Terdapat tiga tradisi yang biasa dilakukan di Astana Pajimatan Himagiri di antaranya adalah ''Nawu Enceh'', Kirab Budaya ''Ngarak Siwur'', dan ''Nyadran''.<ref name="purwadi-2005">{{cite book|author=Purwadi|title=Upacara Tradisional Jawa: Menggali Untaian Kearifan Lokal|year=2005|publisher=Pustaka Pelajar|location=Yogyakarta|pages=253|isbn=9793721863}}</ref> Prosesi masing-masing tradisi tersebut adalah sebagai berikut:
===
''Nawu Enceh'' adalah upacara menguras air gentong dengan tujuan membersihkan gentong yang ada di depan makam Sultan Agung. Tradisi ini dilakukan pada setiap bulan [[Sura]] pada hari [[Jumat]] [[Kliwon]].<ref name="purwadi-2005"/> Acara tersebut dimulai dengan pembacaan doa oleh juru kunci makam. Doa dipanjatkan kepada [[Allah]] untuk para leluhur yang telah meninggal dunia.<ref name="hari-2017">{{cite journal|last=Haribowo|first=Yandhika|title=The Symbolic Meaning of Carnival Culture in Imogiri|journal=Bening|volume=6|issue=1|date=2017|pages=8}}</ref>
=== Ngarak Siwur ===
''Ngarak Siwur'' adalah kirab budaya yang masih berhubungan dengan tradisi Nawu Enceh. Kirab Budaya dilakukan sebelum upacara Nawu Enceh yaitu pada hari [[Kamis]] [[Wage]] di sore hari.<ref name="purwadi-2005"/> Kirab budaya ini menitik beratkan pada ''ngarak'' atau mempawaikan ''siwur'' yaitu alat yang digunakan untuk mengambil air di dalam tempayan yang terbuat dari tempurung kelapa berjumlah dua buah dari masing-masing karaton (Surakarta dan Yogyakarta).<ref name="hari-2017"/>
===
Nyadran Karaton adalah serangkaian upacara adat yang dilakukan oleh masing-masing karaton (Surakarta dan Yogyakarta) pada saat bulan [[Syakban|Ruwah]] untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi dan mendoakan leluhur yang telah meninggal. Upacara adat ini melibatkan ''abdi dalem'', ''santana dalem'' dan ''pangageng karaton''.<ref name="purwadi-2005"/>
==
<gallery mode="packed" heights="200px">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De ingang van het graf van Sultan Agung op de begraafplaats Imogiri TMnr 60004750.jpg|Gapura menuju Astana Kasultanagungan (makam [[Sultan Agung|Sultan Agung Anyakrakusuma]]).
Berkas:Begrafenis van Pakoe Boewono X, soesoehoenan van Soerakarta, vermoedelijk bij aankomst te Imogiri, KITLV 9858.tiff|Peti jenazah Sri Susuhunan Pakubuwana X tiba di depan pelataran Masjid Pajimatan Himagiri.
Berkas:Begrafenisstoet van Pakoe Boewono X, soesoehoenan van Soerakarta, vermoedelijk bij aankomst te Imogiri, KITLV 9857.tiff|Sri Susuhunan Pakubuwana X hendak disalatkan di Masjid Pajimatan Himagiri sebelum dikebumikan.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Begrafenis van Z.V.H. Pakoe Boewono X Soesoehoenan van Solo. Aankomst van het stoffelijk overschot - gedragen door kratondienaren - bij de vorstelijke begraafplaats te Imogiri TMnr 10003252.jpg|Peti jenazah Sri Susuhunan Pakubuwana X hendak dibawa naik ke Astana Pajimatan Himagiri.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Begrafenis van Z.V.H. Pakoe Boewono X Soesoehoenan van Solo. De stoet loopt de trap van het vorstelijke kerkhof op nadat de kist is binnengedragen. Europeanen zijn er niet toegestaan TMnr 10003253.jpg|Prosesi menaiki tangga pemakaman [[Pakubuwana X|Sri Susuhunan Pakubuwana X]]. Setelah peti jenazah dibawa masuk kompleks pemakaman orang Eropa tidak diperbolehkan di sana.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Begrafenis van Z.V.H. Pakoe Boewono X Soesoehoenan van Solo. Na de bijzetting lopen toeschouwers terug over de lange trap die naar de heuveltop van Imogiri voert TMnr 10003254.jpg|Seusai prosesi pemakaman Sri Susuhunan Pakubuwana X, para abdi dalem dan masyarakat berjalan kembali menuruni tangga dari puncak Bukit Merak.
</gallery>
{{clr}}
== Lihat pula ==
* [[
* [[
* [[
* [[
* [[
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Bacaan lebih lanjut ==
{{Commonscat|Imogiri}}
* {{citation|title=Riwayat Pasarean Imogiri Mataram|last=Martohastono|first=R. Ng.|year=1956|publisher=Brosur – Buku saku|location=Yogyakarta|language=id}}
* {{citation|title=Skema Makam Raja-Raja di Imogiri|last=Djagapuraya|first=R. W.|year=1976|publisher=Brosur – Buku saku|location=Yogyakarta|language=id}}
* {{citation|title=The Royal Cemetery of Imogiri|last=Suroso|first=Supriyono T|year=n.d.|publisher=Guide book|location=Yogyakarta|language=en}}
== Pranala luar ==
* [https://www.findagrave.com/cemetery/2692616/memorial-search?page=1#sr-221799004 Javanese Royal Graveyard of Imogiri] (dalam bahasa Inggris)
{{coord|7|55|S|110|23|E|region:ID|display=title}}
{{Topik Yogyakarta}}
[[Kategori:
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Bantul]]
[[Kategori:Makam di Yogyakarta]]
[[Kategori:Makam di Indonesia]]
|