Suku Tumi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Link |
k Etnik |
||
(170 revisi perantara oleh 53 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
▲{{Ethnic group |
|native_name = Jeghema Tumi▼
▲|group = Suku Tumi<br/>''Jamma Tumi''
▲|native_name =
|image =
|caption =
|poptime =
|region = [[Lampung]] (historis)
|langs = [[Tumi (bahasa kuno)|Tumi]] {{small|(kemungkinan)}}<br>[[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]
|rels = [[Animisme]], [[
|related = [[Suku Tamil|Tamil]] {{small|(diyakini sebagai asal-usul orang Tumi)}}<br>[[Suku Lampung|Lampung]] {{small|(diyakini sebagai keturunan
|population =
}}
'''Suku Tumi''' ([[bahasa Lampung|Lampung]]: ''
==Etimologi==
Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama
▲Menurut Ahmad Safei, Saibatin Kepaksian Buay Belunguh, nama ''Tumi'' berasal dari kata ''[[Tamil]]'' yakni sebuah [[suku bangsa]] yang mendiami India bagian selatan dan diyakini orang Tumi merupakan bagian dari orang Tamil yang mendiami wilayah [[Lampung]] dahulu.<ref>https://www.medinaslampungnews.co.id/kerajaan-paksi-pak-sekala-brak/</ref><ref name="paksi"/> Ikon dari Kepaksian Pernong adalah Kijang Melipit Tebing, Belunguh Paku Sura.
Dari hasil musyawarah yang dilakukan oleh para keturunan dari [[Kepaksian Sekala Brak]] pada tahun 2001, mengakui La Laula sebagai [[raja]] pertama kerajaan ini sejak awal abad ke-3 Masehi. La Laula bukanlah penduduk asli, ia bersama pengikutnya tiba di [[Sekala Brak]] dari daratan [[Indochina]] (antara [[Vietnam]] dan [[Kamboja]] saat ini) pada awal abad ke-3 Masehi dengan menggunakan [[kano|kapal kano]]. Meskipun demikian, Kepaksian Sekala Brak membenarkan eksistensi suku Tumi yang telah ada sebelum kedatangan La Laula yang mendirikan Kerajaan Sekala Brak.<ref>https://metropolis.co.id/2018/08/14/4-umpu-sekala-brak-lampung-anak-raja-pagaruyung-minangkabau/</ref>
La Laula tiba di sebuah negeri yang dipenuhi [[Sekala Brak|pohon sekala]] di mana, di sana telah berdiam suatu [[etnis|entitas masyarakat]] yang dikenal sebagai orang Tumi. Suku Tumi merasa terdesak dengan kehadiran La Laula yang lambat laun berhasil menarik pengikut dari kalangan masyarakat lokal. Setelah melalui pertempuran yang cukup lama, La Laula dan pengikutnya berhasil menaklukkan suku Tumi serta menyatakan dirinya sebagai Raja pertama [[Kepaksian Sekala Brak|Kerajaan Sekala Brak]]. Menurut [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] Sujarwo, dijelaskan bahwa terdapat dua suku yang bermukim di puncak gunung Pesagi yang memiliki sikap berbeda dengan suku Tumi, kedua suku ini merupakan kelompok yang membuka diri terhadap masuknya ajaran Islam, yakni suku Kenyangan dan Nekhima.<ref name='Tim Advis'/>
==Budaya==
▲=== Sejarah Kebudayaan ===
[[Budaya Lampung|Kebudayaan Lampung]] tidak bisa dipisahkan dari dua hal, yakni keberadaan
==
Dalam buku ''Sejarah Daerah Lampung'' (1997), disebutkan bahwa dahulu masyarakat suku Tumi masih menganut kepercayaan [[animisme]] atau [[dinamisme]] sebelum kedatangan agama [[Hindu]] dari daratan [[India]] sejak abad ke-3 Masehi. Beberapa kelompok masyarakat dari suku ini tidak mau menerima Islam sebagai agama mereka karena sebagian dari mereka tidak menerima ajaran tentang asal-usul manusia dan mengaku bukan keturunan [[Adam]], namun ada tiga anak perempuan dari suku tersebut yang kemudian menikah dengan para ''umpu'' penyebar Islam.<ref name='Tim Advis'/> Menurut mereka tuhan menurunkan mereka melalui seorang bernama Ratu Pesagi yang saat itu sudah berada di Gunung Pesagi.<ref name='Tim Advis'>{{cite book |last1=Sudjarwo |first1=Prof. Dr. |title=KPL Menjawab Sejarah |date=5 |publisher=Masa Kini Mandiri |location=Lampung |isbn=9786025270529 |pages=13 |edition=1 |ref=SKB |language=id |date= |url=}}</ref>
==Peninggalan==
[[Berkas:Batu kepampang purba.jpg|ka|jmpl|285px|Batu kepampang, tempat eksekusi mati peninggalan suku Tumi.]]
Keberadaan Kepaksian Sekala Brak yang dihuni oleh suku Tumi dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah peninggalan, seperti [[prasasti]], [[punden berundak|batu-batu]], [[jejak|tapak kaki]], [[altar|altar upacara]], hingga tempat untuk eksekusi mati yang disebut ''batu kepampang''.<ref>https://penaberlian.com/selayang-pandang-tentang-kerajaan-sekala-brak-ranji-pasai/</ref> [[Louis-Charles Damais]] (1995) dalam ''Epigrafi dan Sejarah Nusantara'' menyimpulkan, prasasti tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Sekala Brak pada era suku Tumi.<ref>https://www.sekitarlampung.com/kerajaan-sekala-brak-lampung-barat/</ref>
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Suku-stub}}▼
[[Kategori:Lampung]]
[[Kategori:
[[Kategori:Sekala Brak]]
▲{{Suku-stub}}
|