Tanjung Priok, Jakarta Utara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Per0611 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Cerita salah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{hatnote|Nama tempat ini juga dieja "Tanjung Priuk" sebagai ganti "Tanjung Priok".}}{{other uses|Tanjung Priok (disambiguasi)}}
{{hatnote|Nama tempat ini juga dieja "Tanjung Priuk" sebagai ganti "Tanjung Priok".}}
 
{{Kecamatan
|nama = Tanjung Priok
Baris 21 ⟶ 19:
|website =
}}
 
'''Tanjung Priok''' adalah salah satu [[kecamatan]] yang terletak di kota [[Kota Administrasi Jakarta Utara|Jakarta Utara]], provinsi [[DKI Jakarta]]. Di daerah ini terdapat [[Pelabuhan Tanjung Priok]] yang merupakan pelabuhan terpadat di Indonesia. Sejak dahulu kawasan ini merupakan pelabuhan prasejarah sejak zaman penyebaran agama [[Hindu]], dan kemudian oleh [[Hindia Belanda|pemerintah kolonial Belanda]]. Tanjung Priok benar-benar dikembangkan menjadi kawasan pelabuhan komersial pada akhir abad ke-18.
 
Baris 30 ⟶ 27:
 
== Sejarah ==
{{Tambah referensi bagian|date=Mei 2024}}
 
=== Awal ===
Pemerintah [[Hindia Belanda]] mengembangkan kawasan Tanjung Priok sebagai pelabuhan baru [[Batavia]] pada akhir abad kesembilan belas untuk menggantikan pelabuhan [[Sunda Kelapa]] yang berada di sebelah baratnya karena telah menjadi terlalu kecil untuk menampung peningkatan lalu lintas perdagangan yang terjadi akibat pembukaan [[Terusan Suez]]. Pembangunan pelabuhan baru dimulai pada tahun 1877 oleh [[Gubernur Jenderal]] [[Johan Wilhelm van Lansberge]] (1875-1881). Beberapa fasilitas dibangun untuk mendukung fungsi pelabuhan baru, antara lain [[Stasiun Tanjung Priok]] (1914).<ref>Cobban, James L. 1985. ''The ephemeral historic district in Jakarta''. ''Geographical Review'' 75(3):300-318.</ref>
 
Baris 40:
Pengerjaan Pelabuhan Tanjung Priok dimulai pada bulan Mei 1877 dan selesai pada tahun 1886. Dimulai dengan pembangunan Pelabuhan I setelah adanya ketentuan bahwa kegiatan Pelabuhan Sunda Kelapa dipindahkan ke Tanjung Priok. Perencana pelabuhan ini adalah Ir.J.A.A. Waldrop, seorang insinyur yang berasal dari Belanda sedangkan pelaksananya adalah Jr. J.A. de Gelder dari Departement B.O.W., seorang Insinyur Perairan. Dengan diresmikannya Pelabuhan Tanjung Priok 1886, maka kegiatan pelabuhan utama Batavia yang semula berada di Kali Ciliwung sekitar kasteel Batavia dialihkan ke Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Kali Ciliwung tersebut, kemudian dikenal dengan nama Pelabuhan Pasar Ikan. Selain membangun Pelabuhan Tanjung Priok, KPM juga membangun Pelabuhan Teluk Bayur-Padang (''Port Van der ''Capellen'') pada tahun 1886 dan Pelabuhan Belawan Deli tahun 1891. Pada awal peresmiannya, hanya beberapa kapal bermesin uap dan mayoritas adalah kapal-kapal layar. Memasuki abad ke-20 jumlah kapal bermesin uap meningkat menggantikan kapal-kapal layar. Pada tahun 1912 sejalan dengan perkembangan ekonomi yang pesat pelabuhan itu dirasakan terlalu kecil maka dilakukan perluasan.''
 
=== Pelabuhan II ===
Pada tahun 1914 dimulai pembangunan Pelabuhan II. Pemborong bangunannya adalah Volker. Tahun 1917 pembangunan selesai dengan panjang kade pelabuhan 100 meter dan kedalaman air 9,5 meter LWS, sedangkan bendungan bagian luar diubah dan diperpanjang sedang lebar kade 15 meter untuk ''double spoor'' kereta api dan kran-kran listrik. Tahun 1917 dibangun juga tempat penyimpanan batubara oleh NISHM serta tempat penyediaan bahan bakar oleh BPM dan Shell.
 
Pelabuhan III mulai dibangun tahun 1921, tetapi terhenti akibat Malaise. Kemudian dilanjutkan kembali tahun 1929 dan selesai tahun 1932 dengan panjang kade 550 meter di sebelah barat. Pada masa pendudukan Jepang, Pelabuhan Tanjung Priok dikuasai oleh ''Djawa Unko Kaisya'' yang berada di bawah ''Kaigun'' (Angkatan Laut Jepang). Kondisi pelabuhan sebagian rusak, khususnya sengaja dirusak oleh Belanda yang menyerah kepada Jepang (7 Maret 1942). Agar pelabuhan dapat dioperasikan, Jepang mengerahkan tenaga [[Romusa|Romusha]] untuk memperbaiki pelabuhan. Seperti pengerukan alur, pembersihan alur dari ranjau-ranjau yang sengaja ditebarkan oleh Belanda. Selain alur pelabuhan, banyak fasilitas lainnya yang rusak dan harus diperbaiki, seperti gudang-gudang, dok, dermaga dan jalan.
 
=== Selepas kemerdekaan RI ===
Setelah kemerdekaan RI (17 Agustus 1945), Pelabuhan Tanjung Priok diambil alih oleh bangsa Indonesia/pemerintah RI melalui Badan Keamanan Rakyat Laut Tanjung Priok bersama pejuang Indonesia lainnya yang umumnya merupakan pekerja pada Pelabuhan Tanjung Priok pada masa Kolonial Belanda maupun masa Kolonial Jepang. Pada pertengahan September 1945 Pelabuhan Tanjung Priok dikuasai oleh pemerintah RI, namun beberapa minggu kemudian dikendalikan oleh NICA yang membonceng pada Sekutu 29 September 1945. Pengendalian oleh NICA berlangsung sampai tanggal 27 Desember 1949.
 
Baris 82 ⟶ 84:
* {{id}} [https://utara.jakarta.go.id/ Situs Resmi Pemerintahan Kota Jakarta Utara]
* {{id}} [https://jakutkota.bps.go.id BPS Kota Jakarta Utara]
* {{id}} [http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ Prodeskel Binapemdes Kemendagri] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220401173302/http://www.prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mpublik/ |date=2022-04-01 }}
 
{{Tanjung Priok, Jakarta Utara}}