Sumpah Pemuda: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mrachmad59 (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k Mengembalikan suntingan oleh 140.213.9.173 (bicara) ke revisi terakhir oleh Rinai Natsumi Tag: Pengembalian |
||
(95 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|museum|Museum Sumpah Pemuda}}
[[File:Historical_Indonesian_Youth_Pledge,_Sumpah_Pemuda_in_1928.jpg|267x267px|right|thumb|Keputusan Kongres Sumpah Pemuda pada tahun 1928]]
'''Sumpah Pemuda''', yang secara resmi disebut sebagai '''Keputusan Kongres Pemuda Indonesia''' ([[ejaan van Ophuijsen]]: ''Poetoesan Congres Pemoeda-pemoeda Indonesia'') adalah ikrar yang diucapkan oleh pemuda-pemudi Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang menetapkan jati diri bangsa Indonesia.<ref name="RICKLEFS">Ricklefs (1982) p177</ref> Sumpah Pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan [[kemerdekaan Indonesia]]. Ikrar ini merupakan bentuk pergerakan kemerdekaan Republik Indonesia oleh pemuda dan pemudi di Indonesia dengan pernyataan janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. <ref>{{Cite journal|last=Santoso|first=Gunawan|last2=Khairasyani|first2=Intan|last3=Listiani|first3=Shinta|last4=Rachmadani|first4=Nia Octavia|last5=Sakiinah|first5=Almirah Nur|last6=Hanjani|first6=Syahkira Shinta|last7=Kamilah|first7=Dinda Putri|last8=Ainni|first8=Putri Nur|date=Juni 2023|title=Sumpah Pemuda Sebagai Persatuan Bangsa Untuk Membangun Negara Yang Berdikari|url=https://jupetra.org/index.php/jpt/article/view/359/131|journal=Jurnal Pendidikan Tranformatif (Jupetra)|volume=02|issue=02|pages=360-370|doi=https://doi.org/10.9000/jpt.v2i2.359|issn=2963-3176}}</ref>
== Sejarah ==
{{Sejarah Indonesia}}
{{
Kongres pemuda pertama diadakan di Batavia (sekarang [[Jakarta]]), ibu kota Hindia Belanda pada tahun 1926. Kongres ini tidak menghasilkan keputusan resmi apapun, tetapi menyatakan sebuah gagasan Indonesia yang bersatu. Mimpi kemerdekaan Indonesia mengilhami semua pemuda Indonesia untuk menyatukan upaya mereka dalam memobilisasi organisasi pemuda ke dalam satu forum.<ref>{{Cite book|title=Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan kelas 8|volume=2|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2017|isbn=978-602-282-960-7|page=98|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7035/1/buku%20siswa%20PPKN_resize.pdf#page=109 <!-- http://repositori.kemdikbud.go.id/7035/ -->|language=id}}</ref> Ketika itu, situasinya tegang karena pemerintah kolonial Belanda baru saja menumpas pemberontakan dari kelompok komunis dan kelompok agama di [[Cilegon]], [[Banten]], dan [[Sumatera Barat]]. [[Wage Rudolf Supratman]], pada saat itu juga menggubah dan merekam lagu "Indonesia" (cikal bakal lagu "[[Indonesia Raya]]") dengan bantuan Yo Kim Tjan, pemilik toko musik Populaire di Pasar Baru. Sebelumnya, WR Supratman meminta Firma Odeon (yang milik orang Belanda) dan Tio Tek Hong, pemilik toko vinil di Pasar Baru, untuk melakukan perekaman lagu tersebut, namun ditolak dengan alasan mereka takut pada pemerintah kolonial Belanda. Pada akhirnya lagu "Indonesia" direkam secara diam-diam di rumah Yo Kim Tjan di dekat Bilangan Gunung Sahari pada tahun 1927.<ref name="Eko Kompas 2020">{{cite web | last=Eko | first=Prasetyo | title=Peran Sie Kong Lian dan Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda | website=Tutur Visual - Kompas.id | date=2020-10-28 | url=https://interaktif.kompas.id/baca/peran-sie-kong-lian-dan-pemuda-papua-dalam-sumpah-pemuda/ | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref>
[[Berkas:MuseumSumpahPemuda-15-Jong Java.jpg|jmpl|220px|ki|Delegasi pemuda Jawa (''Jong Java'')]]
Pada bulan Oktober 1928, [[Kongres Pemuda Kedua|kongres pemuda Indonesia kedua]] diadakan di tiga lokasi. Sidang pertama diadakan pada tanggal 27 Oktober 1928 di gedung Katholieke Jongelingenbond, dengan harapan agar kongres tersebut dapat mengilhami rasa persatuan. Sidang kedua membahas isu-isu pendidikan dan diadakan di gedung Oost Java Bioscoop. Sidang ketiga sekaligus terakhir diadakan pada tanggal 28 Oktober di Jalan Kramat Raya No, 106, yang merupakan rumah milik Sie Kong Lian.<ref name="Eko Kompas 2020">{{cite web | last=Eko | first=Prasetyo | title=Peran Sie Kong Lian dan Pemuda Papua dalam Sumpah Pemuda | website=Tutur Visual - Kompas.id | date=2020-10-28 | url=https://interaktif.kompas.id/baca/peran-sie-kong-lian-dan-pemuda-papua-dalam-sumpah-pemuda/ | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref> Acara ini ditutup dengan mendengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh Wage Rudolf Supratman yang dimainkan dengan biola, dan dinyanyikan oleh putri [[Haji Agus Salim]], Theodora Atia "Dolly" Salim, tetapi dimodifikasi sedikit agar tidak memprovokasi pemerintah kolonial Belanda.<ref name="Raditya 2021">{{cite web | last=Raditya | first=Iswara N | title=Fakta-fakta Menarik Sejarah Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 | website=tirto.id | date=2021-10-26 | url=https://tirto.id/fakta-fakta-menarik-sejarah-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-1928-f6qx | language=id | access-date=2022-04-15}}</ref> Kongres kemudian ditutup dengan pembacaan ikrar Sumpah Pemuda.
== Rumusan dan isi ==
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis [[Moehammad Yamin|Mohammad Yamin]] pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika [[Sunario|Mr. Sunario]] tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: ''Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie'' (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf ''setuju'' pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk ''paraf setuju'' juga.<ref>Sugondo Djojopusito: ''Ke Arah Kongres Pemuda II'', Media Muda Tahun I No. 6 & 7, halaman 9-11.</ref> Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html Secarik Kertas untuk Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180316173111/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128564.id.html |date=2018-03-16 }}, Majalah Tempo, 27 Oktober 2008</ref>
Rumusan final untuk ketiga keputusan Sumpah Pemuda ditulis dalam ejaan van Ophuijsen sebagai berikut.
{{Cquote|
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.</blockquote>
}}
Bunyi ketiga keputusan kongres dalam [[Ejaan Bahasa Indonesia]] (ejaan terbaru yang disempurnakan dan digunakan dimasa kini):
{{Cquote|
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, [[bahasa Indonesia]].}}
== Peringatan ==
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-20019400, Dia- Schildering ter gelegenheid van het 40-jarig jubileum van de viering van Onafhankelijkheidsdag, Henk van Rinsum, 08-1985.jpg|250px|jmpl|Lukisan di Jakarta pada tahun 1985 dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda]]
{{Wikisource|Halaman:TDKGM 01.222 (2 2) Pembaharuan Keputusan Presiden Indonesia No. 316 tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur beserta penjelasannya.pdf/1}}
Sejak tahun 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai '''Hari Sumpah Pemuda''', yaitu hari nasional
== Lihat pula ==
* [[Kongres Pemuda]]
* [[Sumpah Pemuda Keturunan Arab]]
* [[Sejarah Indonesia]]
*[[Kongres Pemuda Seluruh Indonesia]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{Wikisource|Putusan Kongres Pemuda-pemuda Indonesia}}
* {{id}} [http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ Situs resmi Museum Sumpah Pemuda] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121005163325/http://www.museumsumpahpemuda.go.id/ |date=2012-10-05 }}
{{Hari raya Indonesia}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Peristiwa 1928]]
|