Ibnu Tumart: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
menambahkan konten dan referensi Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 17:
|denomination =[[Sunni]]
|jurisprudence = [[Zahiri]]
|creed = [[
|movement = Almohad
Baris 23:
|awards =
|influences = [[Ibn Hazm]], [[ath-Thurthusyi]], [[al-Ghazali]]
|influenced = [[
}}
'''Ibnu Tumart''' (nama lengkap: '''Abu Abdullah Muhammad Ibnu Tumart''', [[bahasa Berber]]: ''Amghar ibn Tumert'', {{lang-ar|أبو عبد الله محمد ابن تومرت}}, sekitar 1080–1130 atau 1128 M),<ref>{{Cite book|last=Zaghrut|first=Fathi|title=Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam: Runtuhnya Baghdad, Andalusia, Turki Utsmani dan Baitul Maqdis|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-979-6|editor-last=Artawijaya|pages=605|translator-last=Irham, M., dan Supar, M.|url-status=live}}</ref> adalah seorang sarjana muslim [[Berber]], guru, dan pemimpin politik yang berasal dari selatan [[Maroko]].
Baris 32:
=== Nasab ===
Ibnu Tumart memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah Abdulrahman Al-Maghribi al-Susi. Tahun kelahirannya diperkirakan antara tahun 469 [[Kalender Hijriah|Hijriah]] hingga 474 Hijriah. Tempat lahirnya adalah di [[Maghribi]].<ref name=":02">{{Cite news|last=al-Akiti|first=Ayman|date=6 Juli 2021|title=Ketokohan al-Imam Ibn Tumart|url=http://irep.iium.edu.my/90675/7/90675_Ketokohan%20al-Imam%20Ibn%20Tumart.pdf|work=Utusan Malaysia|page=22|access-date=1 Agustus 2022}}</ref> Kabilah Ibnu Tumart adalah Kabilah Mashmudah Barbar. Ia adalah cucu dari keluarga [[Alawiyyin]] dari jalur Adarisah. Keluarganya menyatu sebagai Kabilah Mashmudah Barbar setelah keruntuhan Dinasti Adarisah. Ia merupakan keturunan [[bangsa Arab]], namun memiliki tradisi bangsa Barbar.{{Sfn|Tim Riset dan Studi Islam Mesir|2020|p=399}}
=== Pendidikan ===
Pada masa kecilnya, Ibnu Tumart belajar di madrasah lokal bernama Kuttab. Ia memulai pendidikannya dengan membaca dan menghafal [[Al-Qur'an]]. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke [[Timur Tengah]] pada akhir abad ke-5 Hijriah. Perantauannya ini berkaitan dengan posisi Timur Tengah sebagai pusat Islam dengan keberadaan [[Makkah]] dan Madinah.<ref name=":02" />
Ibnu Tumart juga pernah belajar di kota Bagdad. Di kota ini, ia belajar dari beberapa guru. Guru-gurunya yaitu [[Al-Ghazali|Imam Al-Ghazali,]] Abu Bakar Al-Shashi, dan Abu Abdillah Al-Hadrami. Ibnu Tumart juga menuntuk ilmu pada ulama lain di kota Bagdad. Setelah menuntut ilmu, ia pulang ke Maghribi.<ref name=":02" /> Saat pulang, ia singgah di Iskandariyah dan menghadiri majelis ilmu Abu Bakar Al-Thurtushi. Setelah belaajr, ia kembali ke Maghribi.{{Sfn|Tim Riset dan Studi Islam Mesir|2020|p=400}}
=== Kematian ===
Berdasarkan perkiraan tahun lahirnya, Ibnu Tumart diperkirakan hidup hingga berusia 50 sampai 55 tahun. Ia wafat pada hari Rabu tanggal 13 Ramadan 524 H atau 1129 M. Berita mengenai wafatnya Ibnu Tumart baru diungkapkan pada tahun 529 Hijriah. Alasannya adalah menunggu muridnya yang bernama [[Abdul Mukmin]] menjadi Sultan Muwahiddin yang pertama.<ref name=":02" />
== Dinasti Muwahhidun ==
Baris 49:
Ibnu Tumart kemudian pergi menuju ke Aghmat dan Al-Jabal. Di kedua tempat ini, ia memperoleh pengikut setelah mengisahkan mengenai Al-Mahdi. Ia kemudian memperoleh 10 orang pengikut dan seorang pendukung bernama Ali Mukmin. Mereka melakukan baiat kepada Ibnu Tumart dan memberinya gelar Al-Mahdi Al-Muntazhar. Setelah itu, pengikutnya bertambah banyak dan mulai mengancam kedudukan Dinasti [[Murabithun|Murabhitun]].{{Sfn|Tim Riset dan Studi Islam Mesir|2020|p=400}}
Ibnu Tumart kemudian mendirikan [[Muwahhidun|Dinasti Muwahhidun]].<ref>{{Cite book|last=Zaghrut|first=Fathi|title=Tragedi-Tragedi Besar dalam Sejarah Islam: Runtuhnya Baghdad, Andalusia, Turki Utsmani dan Baitul Maqdis|location=Jakarta Timur|publisher=Pustaka Al-Kautsar|isbn=978-979-592-979-6|editor-last=Artawijaya|pages=605|translator-last=Irham, M., dan Supar, M.|url-status=live}}</ref> Awalnya. Muwahhidun hanya didirikan sebagai gerakan reformasi keagamaan yang menentang pemikiran Dinasti Murabithun.<ref>{{Cite book|last=Subarman|first=Munir|date=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_Kelahiran_Perkembangan_dan_Masa/4X6ODwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Ibnu+Tumart&pg=PA218&printsec=frontcover|title=Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam|location=Sleman|publisher=Deepublish|isbn=978-602-280-205-1|pages=218|url-status=live}}</ref> Ia mendasarkan pendirian dinastinya pada literalisme Ibnu Hazm. Ia melakukan rekonstruksi terhadap pemikiran epistemologinya.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=96}} Dinasti Muwahhidun yang didirikan oleh Ibnu Tumart hanya mencakup wilayah Afrika Utara yang sebelumnya dikuasai oleh Dinasti Murabithun.<ref>{{Cite book|last=Qoyum, A., dkk.|date=2021|url=https://knks.go.id/storage/upload/1627876504-Sejarah%20Pemikiran%20Ekonomi%20Islam%2030072021.pdf|title=Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam|location=Jakarta|publisher=Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia|isbn=978-602-60042-8-4|pages=292|url-status=live}}</ref>
Ad Dzahabi menulis dalam siyar alam an nubala :
"Alyasa’ bin Hazm berkata, “Ibnu Tumart menamakan kelompok Al Murabithun sebagai Al Mujassimun. Penduduk Magribi hanya beragama dengan menyucikan Allah dari sifat yang tidak wajib bagi-Nya, menetapkan sifat yang wajib bagi-Nya dan tidak membahas sesuatu yang tidak dapat dipahami oleh akal.” Hingga Alyasa’ berkata, “Lalu Ibnu Tumart mengafirkan mereka kerana tidak tahu makna aradh (zat sifat) dan jauhar. Barangsiapa yang tidak tahu keduanya, maka dia tidak tahu antara makhluk dan Pencipta (Al Khaliq). Barangsiapa tidak hijrah dan berperang bersamanya, maka halal darahnya kerana marahnya Ibnu Tumart adalah kerana Allah.”
Pada 1125M, serangan Tentera Muwahhidun gagal daalam serangannya keatas Magribi. Kemudian pada tahun 1129M, dengan kekuatan 40,000 dibawakn panglima Abu Muhammad Al-Basyir Al-Wansyarisi, Kaum Asya’irah ini melancarkan perang yang disebut “Perang Buhairah”, tetapi mereka sekali lagi tewas.
Siri peperangan antara pemberontak dengan Kerajaan Murabitun berlanjutan sehinggalah pada tahun 1145 M menyaksikan jatuhnya Andalusia kepada kaum pemberontak ini. Selang beberapa tahun iaitu tepatnya pada 1147 M, seluruh kerajaan Murabitun tewas dan hancur. Dalam satu siri serangan Ibnu Tumart membunuh 70 ribu orang muslim yang tidak menjadi pengikut beliau.
== Pemikiran-pemikiran ==
Baris 56 ⟶ 64:
Pemikiran-pemikiran Ibnu Tumart terpengaruh oleh pendapat-pendapat [[Ibnu Hazm]].{{Sfn|Tim Riset dan Studi Islam Mesir|2020|p=399-400}} Ibnu Tumart melakukan penukilan langsung terhadap mazhab pemikiran Ibnu Hazm. Pemikirannya berkaitan dengan literalisme. Ia melakukan perubahan dan pembaruan dengan mengajak sahabatnya yang telah pensiun dari jabatan pemerintahan.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=91}}
Ibnu Tumart menggunakan ideologi modern-revolusioner dari Ibnu Hazm untuk membentuk gerakan politik revolusioner. Ia memimpin gerakan ini di daerah [[Maroko|Maghrib]] untuk menentang kekuasaan Dinasti Murabithun.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=94}} Mazhab yang dianut oleh Dinasti Murabithun adalah [[Mazhab Maliki]]. Sistem manajemen dan politik Dinasti Murabithun dipengaruhi oleh para fukaha Mazhab Maliki. Para fukaha ini memaksakan taklid sehingga membatasi kebebasan berpikir.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=95}}
Di daerah Maghrib pengaruh para fukaha dalam memusatkan taklid telah mencapai bidang fikih dan akidah. Ibnu Tumart meyakini bahwa perilaku para fukaha ini merupakan bentuk penyimpangan agama. Ia kemudian membuat sebuah alat perlawanan secara agama dengan menyebarkan doktrin [[amar makruf nahi mungkar]]. Selain itu, ia membuat doktrin ideologi yaitu peninggalan taklid dan kembali kepada dasar-dasar agama.{{Sfn|Al-Jabiri|2019|p=95-96}}
Baris 66 ⟶ 74:
Ibnu Tumart memberikan beberapa pelajaran bagi para murid-muridnya. Ia mengajarkan para muridnya untuk bersikap sederhana, rendah diri dan tidak berfoya-foya. Ia menganjurkan muridnya untuk memakai pakaian yang tidak glamor dan berharga murah. Ibnu Tumart juga mengajarkan rakyat yang menganggap remeh akhlak mulia melalui adab dan sikap tegas. Ia juga menganjurkan pernikahan lintas kabilah. Tujuannya untuk menghindari [[rasisme]] dan membanggakan kabilah sendiri. Ibnu Tumart juga memberikan pendidikan Islam kepada rakyat Barbar dengan mendirikan madrasah.<ref name=":02" />
Kepada para pelajarnya, Ibnu Tumart mewajibkan pembacaan kitab Al-Murshidah. Kitab ini dibaca untuk memperkuat keyakinan terhadap [[Suni|ahlus sunnah wal jamaah]]. Ibnu Tumart juga membuat tradisi membaca Al-Qur'an bernama Hizb Ratib.
== Karya tulis ==
Baris 79 ⟶ 87:
=== Pengembangan filsafat Yunani Kuno ===
Wilayah Dinasti Muwahhidun mengalami perubahan kondisi intelektual setelah Ibnu Tumart berkuasa menggantikan Dinasti Murabithun. Ia memberikan keleluasaan dalam mempelajari ilmu filsafat khususnya [[Filsafat Yunani kuno|filsafat Yunani Kuno]]. Kondisi ini membuat penafsiran-penafsiran atas teks Yunani Kuno dapat dilakukan oleh Ibnu Rusyd selama menjabat sebagai qadi Dinasti Muwahhidun. Karya-karya yang ditafsirkan adalah karya Aristoteles.<ref>{{Cite book|last=Ryadi|first=Agustinus|date=2013|url=http://repository.wima.ac.id/id/eprint/21704/1/KESADARAN%20AKAN%20IMMORTALITAS%20JIWA%20cetak%20.pdf|title=Kesadaran Akan Immortalitas Jiwa Sebagai Dasar Etika: Pengantar Filsafat di dalam Islam|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Publishing|isbn=978-602-17546-8-9|pages=51|url-status=live}}</ref>
=== Mengurangi pengaruh Mazhab Maliki ===
|