Ken Arok: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Perbaikan Pengetikan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(87 revisi perantara oleh 32 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox royalty
| name = Ken Angrok
| title = Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi<br>(ꦯꦿꦷꦫꦁꦒꦃꦫꦗꦱꦨꦠꦫꦱꦁꦲꦩꦸꦂꦮꦨꦸꦩꦶ)
| image = Bali-lontar-Tojan-Kénangrok.jpg
| caption = Bali-lontar-Tojan-Kénangrok.
| moretext = ▼
▲| succession = [[Singasari|Raja Singhasari]] Pertama
| reign = 1222–1227
▲| moretext =
| coronation =
|
| successor = [[Anusapati]]▼
| spouses = {{plainlist|▼
▲| successor = [[Anusapati]]
▲| spouses = {{plainlist|
* [[Ken Dedes]] (Permaisuri)
* [[Ken Umang]] (Selir)
}}
| issue = {{plainlist|
* [[Anusapati]]
* [[
* Apanji Saprang
* [[Agnibhaya|Guningbhaya]]
*
* [[Tohjaya]]
*
*
*
}}
| issue-link
| issue-pipe
| house = [[
| father =
| mother = Ken Ndok
| birth_date = 1182
| birth_place = [[Jawa Timur]]
| death_date
| death_place = didharmakan di situs dharma haji Kagenengan sebagai ''Çivamahadewa''
| burial_place =
| signature =
| religion = [[Hindu]]
}}
'''Ken Angrok'''
== Silsilah ==
Raja Jenggala yang pada awal tahun 1194M menggempur Panjalu Kediri adalah Sri Maharaja Girindra, ayah dari Putri Sasi Kirana. Raja Jenggala ini disebut pula sebagai Sri Maharaja Jayamerta Sang Girindratama Girinatha wiswarupakumara<ref name=":1" />, raja yang menganut agama Siwa. Girindra maupun Girinata artinya raja gunung. Sang Girinata juga sebutan lain bagi Dewa Siwa.
Selain memiliki putri bernama Sasi Kirana, Sri Maharaja Girindra ini juga memiliki seorang putra dari istri selir yang dikenal Pararaton sebagai Ken Arok.
== Versi Pararaton ==
Ken Arok lahir pada tahun [[1182]], sebagai putra
Ken Arok tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri dan gemar berjudi, sehingga membebani Lembong dengan banyak hutang. Lembong pun mengusirnya. Ia kemudian diasuh oleh ''Bango Samparan'', seorang penjudi dari desa Karuman (sekarang [[Garum, Blitar]]) yang menganggapnya sebagai pembawa keberuntungan.
Ken Arok yang tidak betah hidup menjadi anak angkat ''Genukbuntu'', istri tua Bango Samparan dan Istri mudanya yang bernama ''Thirthaja''
Setelah itu, Ken Arok bertemu seorang [[Brahmana]] dari [[India]] bernama '''Lohgawe'''
Berdasarkan Serat Pararaton, Ken Arok (disebut pula Ken Aŋgrok) digambarkan juga sebagai keturunan Dewa Brahma. Hal ini secara simbolis menggambarkan perbedaan status sosial kognitif Ken Arok di kemudian hari dengan anak-anak seusianya pada saat itu.<ref name=":0" />
Baris 61 ⟶ 66:
Demi menjalankan ambisinya, Ken Arok membutuhkan senjata ampuh, untuk membunuh [[Tunggul Ametung]] yang terkenal sakti. Ayah angkat Ken Arok, Bango Samparan, kemudian memperkenalkan Ken Arok pada sahabatnya yang bernama [[Mpu Gandring]]<ref name=":0" /> dari desa Lulumbang (sekarang [[Plumbangan, Doko, Blitar]]) yaitu seorang ahli pembuat pusaka ampuh.
Atas permintaan Ken Arok, Mpu Gandring sanggup membuatkan senjata yaitu sebilah [[keris]] pusaka dalam waktu satu tahun. Ken Arok yang tidak sabar, lima bulan kemudian datang mengambil pesanan, Mpu Gandring menolak memberikan Keris yang belum sempurna tersebut, akhirnya keris itu direbut Ken Arok dan ditusukkan kepada [[Mpu Gandring]] sampai tewas. Dalam sekaratnya, [[Mpu Gandring]] mengucapkan kutukan bahwa keris itu nantinya akan membunuh tujuh orang
=== Pembunuhan Tunggul Ametung ===
{{Main|Tunggul Ametung}}
Setelah kembali ke [[Tumapel]], Ken Arok menjalankan rencananya untuk melenyapkan dan merebut kekuasaan Tunggul Ametung. Mula-mula ia
Malam berikutnya, Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari tangan Kebo Hijo yang sedang mabuk arak. Ia lalu menyusup ke kamar tidur [[Tunggul Ametung]] dan membunuh majikannya itu di atas ranjang. [[Ken Dedes]] menjadi saksi pembunuhan suaminya, tetapi ia pun mendukung rencana pembunuhan itu, karena [[Ken Dedes]] menikah dengan [[Tunggul Ametung]] dilandasi rasa keterpaksaan.
Keesokan harinya, Kebo Hijo dihukum mati karena keris Mpu Gandring yang di anggap miliknya ditemukan menancap pada mayat [[Tunggul Ametung]].
Setelah Tunggul Ametung mati, Ken Arok lalu mengangkat dirinya sebagai Akuwu baru [[Tumapel]] dan menikahi [[Ken Dedes]]. Tidak seorang pun yang berani menentang keputusan itu. [[Ken Dedes]] sendiri saat itu sedang mengandung anak [[Tunggul Ametung]],<ref name=sukatman/> bernama [[Anusapati]], disebut juga Panji Anengah.<ref name=":0" />
Baris 101 ⟶ 106:
== Keturunan Ken Arok dan Ken Dedes ==
[[Berkas:RajakulaRajasa.jpg|jmpl|800px|Silsilah Wangsa Rajasa dari berbagai sumber prasasti dan naskah.]]▼
'''Permaisuri'''
* [[Ken Dedes]]
** Anak:
*** [[Anusapati]]<br>dikenal juga dengan gelar '''Bhatara Anusapati'''
*** [[Mahisa Wong Ateleng]]<br />dikenal juga dengan gelar '''Bhatara Parameswara'''
*** Apanji Saprang
Baris 117 ⟶ 126:
*** Dewi Rambi
[[Ken Dedes]] telah melahirkan empat orang anak Ken Arok, yaitu [[Mahisa Wonga Teleng]], Apanji Saprang, [[Agnibhaya]], dan Dewi Rumbu.
▲[[Ken Dedes]] telah melahirkan empat orang anak Ken Arok, yaitu [[Mahisa Wonga Teleng]], Apanji Saprang, [[Agnibhaya]], dan Dewi Rumbu.
Ken Arok juga memiliki selir bernama [[Ken Umang]], yang telah memberinya empat orang anak pula, yaitu [[Tohjaya]], Panji Sudhatu, Tuan Wergola dan Dewi Rambi.
Selain itu, [[Ken Dedes]] juga memiliki putra dari [[Tunggul Ametung]] (versi Pararaton) yang bernama [[Anusapati]]. Semua anak Ken Arok berjumlah 9 orang, 1 anak tiri laki-laki, 6 anak kandung laki-laki dan 2 anak kandung wanita.<ref name=":0" />
▲[[Berkas:RajakulaRajasa.jpg|jmpl|800px|Silsilah Wangsa Rajasa dari berbagai sumber prasasti dan naskah.]]
== Nama dan Karakter Ken Arok ==
Nama asli Ken Arok atau Sri Rajasa tidak diketahui. Nama '''Ken Arok''' hanya dijumpai dalam ''[[Pararaton]]'', sehingga diduga kuat merupakan nama ciptaan si pengarang sebagai nama masa muda dari '''Sri Rajasa'''. "Ken" diartikan "putra atau putri pejabat", nama "Arok", diduga berasal dari kata "rok" yang artinya "rampas", jadi nama "Arok" bisa juga diartikan "perampas". Tokoh Ken Arok memang dikisahkan sebagai anak pejabat yang suka merampas dan gemar berkelahi. Sedangkan "Sri" artinya "Bangsawan" (raja atau ratu), nama ''Rajasa'' dalam bahasa sansekerta diartikan dengan "merebut". Selain dijumpai dalam naskah sastra Pararaton dan Negarakertagama, juga dijumpai dalam "Prasasti Balawi" yang dikeluarkan oleh [[Raden Wijaya]], pendiri [[Majapahit]] tahun [[1305]]. Dalam prasasti itu [[Raden Wijaya]] mengaku sebagai anggota keluarga [[Wangsa
Pengarang ''[[Pararaton]]'' juga menciptakan karakter tokoh Ken Arok sebagai masa muda Sri Rajasa dengan penuh keistimewaan. Ken Arok sendiri diberitakan sebagai putra [[Brahma]], titisan [[Wisnu]], serta penjelmaan [[Siwa]], sehingga seolah-olah karakter dan kekuatan [[Trimurti]] berkumpul dalam dirinya.
Terlepas dari benar atau tidaknya kisah Ken Arok, dapat ditarik kesimpulan kalau Sri Rajasa, pendiri [[Kerajaan Tumapel]], merupakan
{{kotak mulai}}▼
{{s-reg}}▼
{{kotak suksesi|jabatan=Raja Tumapel (Singhasari)|tahun=[[1222]] — [[1227]]|pendahulu=-|pengganti=[[Anusapati]]}}▼
{{kotak selesai}}▼
== Referensi ==
Baris 153 ⟶ 151:
* Pogadaev, V. A. The Bloody Throne of Java. Zhivaya istoriya Vostoka (The Live History of Orient). Мoscow: Znanie, 1998, p. 172-179.
▲{{kotak mulai}}
▲{{s-reg}}
▲{{kotak suksesi|jabatan=Raja Tumapel (Singhasari)|tahun=[[1222]] — [[1227]]|pendahulu= - |pengganti=[[Anusapati]]}}
▲{{kotak selesai}}
== Lihat pula ==
* [[Kerajaan Singhasari]]
* [[Museum Singhasari]]
* [[Ken Dedes]]
* [[Tunggul Ametung]]
Baris 170:
[[Kategori:Kerajaan Singhasari]]
[[Kategori:Pembunuh]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Nusantara]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Dinasti Rajasa]]
|