Masjid Kiai Gede: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan Konten |
k ~cite |
||
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious building
|image =
|caption =Masjid Kiai Gede Kotawaringin Lama salah satu masjid bersejarah di Kalimantan Tengah
|name =Masjid Kiai Gede
|location =kecamatan [[Kotawaringin Lama, Kotawaringin Barat|Kotawaringin Lama]], [[Kabupaten Kotawaringin Barat]], provinsi [[Kalimantan Tengah]]
Baris 26:
|minaret_height =
}}
'''Masjid Kiai Gede''' adalah sebuah
Bagian dalam masjid merupakan Seperti masjid kuna pada umumnya, masjid Kiai Gede juga memiliki mihrab, mimbar, dan bedug. Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid ini memiliki percampuran seni bangunan. Pertama, terdapat ciri arsitektur bangunan masjid di Jawa yang terlihat dari bentuk atap tumpang dan menggunakan atap limas bersusun tiga yang berbentuk segitiga sama kaki. Kedua, terdapat ciri arsitektur kalimantan dengan bahan kayu ulin bertipe bangunan panggung (rumah panggung). Terakhir, terdapat ciri arsitektur Cina dimana cara meletakkan bedug digantung di serambi.<ref>{{Cite book|title=Profil Cagar Budaya Kalimantan|publisher=Balai Pelestarian Cagar Budaya Samarinda|pages=53-54|url-status=live}}</ref> Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 1992, masjid ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai cagar budaya.<ref>{{Cite web|title=Masjid Kiyai Gede Kotawaringin Lama|url=https://keckolam.kotawaringinbaratkab.go.id/masjid-kiyai-gede-kotawaringin-lama-2/}}</ref>
== Sejarah ==
{{bagian tanpa referensi}}
[[Masjid]] ini dibangun pada tahun 1632 Miladiyah/Masehi atau tahun 1052 Hijriyah, tepatnya pada masa pemerintahan [[Mustain Billah dari Banjar|Sultan Mustain Billah]] ([[1650]]-[[1678]] M), raja keempat dari [[Kesultanan Banjarmasin]]. Nama
Saat ini, Masjid Kiai Gede yang sudah berumur ratusan tahun tersebut masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Hal ini disebabkan oleh keseriusan masyarakat [[Kotawaringin Barat]] dalam merawat dan memfungsikan masjid yang dianggap menjadi tonggak sejarah perkembangan Islam di wilayah ini. Bagi masyarakat Kotawaringin Barat, Masjid Kiai Gede tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah saja, tetapi juga sebagai pusat kegiatan-kegiatan sosial-kemasyarakatan, sebagaimana Kiai Gede dan para pengikutnya memfungsikan masjid ini pada masa lalu.
Keistimewaan Masjid Kiai Gede dapat dilihat dari bahan baku bangunannya yang semuanya terbuat dari kayu pilihan, yaitu kayu ulin yang terkenal dapat bertahan dalam jangka waktu lama. Selain itu, keistimewaan lainnya juga dapat dilihat dari gaya arsitekturnya yang unik, yaitu tidak seperti arsitektur masjid-masjid di Kalimantan pada umumnya, tetapi lebih menyerupai gaya arsitektur masjid-masjid di Jawa, khususnya Masjid Agung Demak*.* Kemiripan dengan Masjid Agung Demak dapat dilihat dari bentuk atapnya yang bersusun menyerupai pura, juga tiang-tiangnya yang tidak ditanam, melainkan hanya diletakkan di atas tumpuan menyerupai mangkuk yang terbuat dari kayu ulin. Konon, Kiai Gede sendiri yang mengusulkan agar tiang masjid dibangun seperti itu. Maksudnya jelas, agar masyarakat Islam di periode selanjutnya tidak kesulitan untuk mengganti tiang-tiang tersebut jika suatu saat terjadi kerusakan.
== Galeri ==
<gallery mode="packed" widths="175px" heights="175px">
Berkas:Masjid Kiai Gede Kotawaringin Lama 3.jpg|jmpl|Bagian Luar Masjid Jami Kiai Gede Kotawaringin Lama
Berkas:Masjid Jami Kiai Gede Kotawaringin Lama 1.jpg|jmpl|Gambar Masjid Jami Kiai Gede pada Zaman Dulu
Berkas:Masjid Jami Kiai Gede Kotawaringin Lama 2.jpg|jmpl|Bagian Depan Masjid Jami Kiai Gede
</gallery>
== Referensi ==
Baris 43 ⟶ 55:
[[Kategori:Kabupaten Kotawaringin Barat]]
[[Kategori:Masjid Kesultanan|Kiai Gede]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Kalimantan Tengah]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Kalimantan Tengah]]
|