Kristus Raja Dili: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(16 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox monument
| name = Kristus Raja Dili
| native_name = {{native name list
|tag1=pt |name1={{nowrap|Estátua do Cristo Rei de Díli}}
|tag2=tet |name2=Estátua Cristo Rei Dili}}
| image = Christ Dili.jpg{{!}}upright
| image_size =
| caption = Patung yang dilihat dari puncak Tanjung Fatucama
| location = Tanjung Fatucama, [[Dili]], Timor Leste
| mapframe = yes
| mapframe-caption = Lokasi di [[Dili]]
| designer = Mochamad Syailillah ("Bolil")
| type = [[Patung]]
| material = Tembaga
| length =
| width =
| height = {{convert|27|m}}
| weight =
| visitors_num =
| visitors_year =
| begin =
| complete =
| dedicated = 15 Oktober 1996
| open =
| restore =
| dismantled =
| dedicated_to = [[Kristus Raja]]
| map_name = Timor Leste
| map_text = Lokasi di [[Timor Leste]]
| map_relief =
| coordinates = {{coord|format=dms|region:TL-BA_type:landmark|display=it}}
| website =
| extra_label =
| extra =
}}
'''Kristus Raja''' '''Dili''' ({{lang-pt|Estátua do Cristo Rei de Díli}}, {{lang-tet|Estátua Cristo Rei Dili}}) adalah patung kolosal [[Yesus|Yesus Kristus]] setinggi 27 meter yang terletak di atas bola dunia di Tanjung Fatucama di [[Dili]], Timor Leste. Tempat ini merupakan salah satu atraksi wisata utama di Timor Leste.
Patung ini dirancang dan diawasi pembangunannya oleh Mochamad Syailillah, yang lebih dikenal dengan nama "Bolil". Patung ini diresmikan oleh [[Presiden Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] pada tahun 1996 sebagai hadiah dari [[Pemerintah Indonesia]] untuk rakyat [[Timor Timur]], provinsi yang saat itu masih bagian dari Indonesia.
== Sejarah ==
[[José Abílio Osório Soares]], yang pada waktu itu menjabat sebagai [[Daftar gubernur di Timor Timur|Gubernur Timor Timur]], mengajukan ide pembangunan patung ''Cristo Rei'' kepada Presiden Soeharto. Patung ini direncanakan sebagai hadiah untuk memperingati 20 tahun integrasi Timor Timur ke dalam Indonesia, yang akan dirayakan pada 17 Juli 1996.<ref name="af 2008-03-24">{{cite web|last1=Yunus|first1=Ahmad|date=24 March 2008|title=Di Balik Cristo Rei Timor Leste|url=http://www.acehfeature.org/index.php/site/detailartikel/571/Di-Balik-Christo-Rei-Timor-Leste|website=Aceh Feature|language=id|trans-title=Behind Cristo Rei Timor Leste|archive-url=https://web.archive.org/web/20101201194400/http://www.acehfeature.org/index.php/site/detailartikel/571/Di-Balik-Christo-Rei-Timor-Leste|archive-date=1 December 2010|access-date=8 March 2022}}</ref>
Soeharto kemudian memberikan tugas kepada [[Garuda Indonesia]], maskapai penerbangan nasional, untuk mengelola proyek ini. Garuda diberi mandat untuk mencari dana untuk proyek tersebut dan berhasil mengumpulkan sekitar 1,1 miliar [[rupiah]] (setara dengan US$ 123.000). Namun, jumlah ini tidak cukup untuk menyelesaikan pembangunan patung. Oleh karena itu, kontribusi tambahan dari pegawai negeri sipil dan pengusaha Timor Leste diperlukan. Total biaya proyek akhirnya melebihi 5 miliar rupiah (sekitar US$ 559.000).<ref name="af 2008-03-24" />
Garuda kemudian bekerja sama dengan Mochamad Syailillah, yang lebih dikenal dengan nama “Bolil”, untuk merancang dan membangun patung tersebut. Bolil, seorang pengrajin dari [[Kota Bandung|Bandung]] yang belum pernah menangani proyek patung besar sebelumnya, melakukan perjalanan ke Timor Timur untuk mengevaluasi Tanjung Fatucama, lokasi yang diusulkan oleh Gubernur. Lokasi tersebut memiliki kondisi yang ideal untuk mendirikan patung besar dan tinggi.<ref name="af 2008-03-24" />
Mempertimbangkan kondisi medan dan kecepatan angin lokal yang sangat tinggi, Bolil merancang patung tersebut dan membuat prototipe awal. Desain yang diusulkan menampilkan sosok yang dibalut jubah. Namun, penciptaan wajah patung terbukti menantang; setelah berbagai usaha, termasuk konsultasi dengan kantor pusat [[Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia|Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia]] di Jakarta, seniman tersebut memilih fitur wajah yang terinspirasi dari gaya Yunani dan Romawi, dengan fokus pada kesederhanaan.<ref name="af 2008-03-24" />
Proses pembuatan tubuh patung memakan waktu hampir satu tahun dan melibatkan 30 pekerja di Sukaraja, Bandung, hingga desainnya selesai. Tubuh patung terdiri dari 27 bagian tembaga yang dipisahkan, yang kemudian dimuat ke dalam tiga trailer kontainer dan dikirim ke Dili menggunakan kapal sewaan. Pemasangan patung, yang dilakukan oleh tim dari Bandung dan termasuk pemasangan bola dunia serta salib setinggi 10 meter (33 kaki), memerlukan waktu sekitar tiga bulan. Di lokasi pemasangan, sebuah [[Perancah|kerangka]] bambu dipasang untuk membantu mengangkat bagian-bagian tembaga, masing-masing dengan berat antara 100 hingga 200 kg (220 hingga 440 lb), ke puncak setinggi 100 meter (330 kaki).<ref name="af 2008-03-24" />
Sebelum Timor Timur tidak lagi menjadi provinsi di Indonesia, patung ini mendapatkan penghargaan dari [[Museum Rekor Indonesia]] sebagai patung tertinggi di Indonesia.<ref name="c6 2011-03-31">{{cite web|date=31 March 2011|title=Patung Kristus Raja, Wisata Rohani Timor Leste|url=http://citizen6.liputan6.com/read/327173/patung-kristus-raja-wisata-rohani-timor-leste|publisher=Liputan6|language=Indonesian|trans-title=Statue of Christ the King, Spiritual Tourism of East Timor|archive-url=https://web.archive.org/web/20120206043129/http://citizen6.liputan6.com/read/327173/patung-kristus-raja-wisata-rohani-timor-leste|archive-date=6 February 2012|accessdate=16 November 2017|url-status=usurped}}</ref><ref name="af 2008-03-242">{{cite web|last1=Yunus|first1=Ahmad|date=24 March 2008|title=Di Balik Cristo Rei Timor Leste|url=http://www.acehfeature.org/index.php/site/detailartikel/571/Di-Balik-Christo-Rei-Timor-Leste|website=Aceh Feature|language=id|trans-title=Behind Cristo Rei Timor Leste|archive-url=https://web.archive.org/web/20101201194400/http://www.acehfeature.org/index.php/site/detailartikel/571/Di-Balik-Christo-Rei-Timor-Leste|archive-date=1 December 2010|access-date=8 March 2022}}</ref> Sejak Timor Leste merdeka kembali pada tahun 2002, patung ini tidak dihancurkan, melainkan dipelihara dan ditampilkan kembali sebagai daya tarik wisata.<ref name="arthur 2019">{{cite book|last1=Arthur|first1=Catherine E.|date=2019|url={{GBurl|LIFuDwAAQBAJ|page=81}}|title=Political Symbols and National Identity in Timor-Leste|location=Cham, Switzerland|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9783319987811|series=Rethinking Peace and Conflict Studies series|pages=81–89}}</ref>{{rp|83,84}}
Warga Timor Leste berpendapat bahwa patung tersebut sekarang 'milik' Timor Leste, terlepas dari siapa pembuatnya dan apa tujuannya. <ref name="henick 2014-08">{{cite thesis|last=Henick|first=Jonathan|date=August 2014|title=Nation Building in Timor-Leste: National Identity Contests and Crises|type=PhD thesis|location=Honolulu|publisher=[[University of Hawaiʻi at Mānoa]]|oclc=930543867|url=https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/10125/100434/1/Henick_Jonathan_r.pdf|access-date=}}</ref>{{rp|160}} Patung ini telah menjadi simbol kebanggaan bagi penduduk setempat,<ref name="henick 2014-082">{{cite thesis|last=Henick|first=Jonathan|date=August 2014|title=Nation Building in Timor-Leste: National Identity Contests and Crises|type=PhD thesis|location=Honolulu|publisher=[[University of Hawaiʻi at Mānoa]]|oclc=930543867|url=https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/10125/100434/1/Henick_Jonathan_r.pdf|access-date=}}</ref>{{rp|160}} dan, sebagai “... simbol ikonik negara dan Ibu Kota Dili...”,<ref name="usaid 2019-08-27">{{cite report|author=[[Chemonics|Chemonics International Inc]]|date=27 August 2019|title=Indonesia Market Assessment of Potential for Faith-Based Tourism in Timor-Leste: A Study of Indonesian Niche Source Market Potential|url=https://www.timorleste.tl/wp-content/uploads/formidable/4/Indonesia-FaithBased-Tourism-1.pdf|publisher=[[United States Agency for International Development]] (USAID)|page=4|docket=|access-date=23 April 2022|quote=}}</ref> kini berfungsi sebagai tempat yang sering dikunjungi dan salah satu atraksi wisata utama di Timor Leste. Bahkan [[Xanana Gusmão]] telah berganti posisi; ketika ia menjabat sebagai [[Perdana Menteri Timor Leste]] antara tahun 2007 dan 2015, pemerintahnya mendukung renovasi patung tersebut.<ref name="henick 2014-083">{{cite thesis|last=Henick|first=Jonathan|date=August 2014|title=Nation Building in Timor-Leste: National Identity Contests and Crises|type=PhD thesis|location=Honolulu|publisher=[[University of Hawaiʻi at Mānoa]]|oclc=930543867|url=https://scholarspace.manoa.hawaii.edu/bitstream/10125/100434/1/Henick_Jonathan_r.pdf|access-date=}}</ref>{{rp|107}}
== Objek Wisata Rohani ==
Baris 15 ⟶ 58:
Sebelum mencapai puncak Kristus Raja pengunjung akan melewati 14 stasi, yakni tempat berdoa bagi umat Katolik, yang melambangkan tempat perhentian Yesus Kristus dalam kisah sengsaranya di Bukit Golgota.
== Galeri ==
<gallery>
File:Dili_-_Christusstatue_'Cristo_Rei'.jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Dili_-_Christusstatue_'Cristo_Rei'.jpg|[[Kapel]] di bawah patung
File:US_Navy_Landing_Craft_Utility_1665_delivers_personnel_and_hardware_as_the_amphibious_transport_dock_ship_USS_Cleveland_(LPD-7).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:US_Navy_Landing_Craft_Utility_1665_delivers_personnel_and_hardware_as_the_amphibious_transport_dock_ship_USS_Cleveland_(LPD-7).jpg|Pemandangan patung dari Teluk Dili
File:Cristo_Rei_(6395938371).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Cristo_Rei_(6395938371).jpg|Pemandangan dari belakang
File:Jesus_Backside_Beach,_Dili,_East_Timor_(312833934).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Jesus_Backside_Beach,_Dili,_East_Timor_(312833934).jpg|Pantai Dolok Oan seperti yang terlihat dari patung
File:Cristo_Rei_(31988940360).jpg|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Cristo_Rei_(31988940360).jpg|Cristo Rei saat matahari terbit
</gallery>
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Bangunan dan struktur di Timor Leste]]
|