Siti Rukiah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Rujukan: kategorisasi |
||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Penulis
|name = S. Rukiah
Baris 5 ⟶ 4:
|imagesize =
|caption =
|pseudonym = Siti Rukiah Kertapati
|
|
|birth_place = [[Purwakarta]], [[Jawa Barat]], [[Hindia Belanda]]
|
|death_place = Purwakarta, Jawa Barat, Indonesia
|occupation = Penulis, penyair, [[redaktur]]
|language = Indonesia
|nationality = Indonesia
|education = Guru sekolah (Hollandsche Indische Kweekschool)
|period = [[Sastrawan Angkatan 1945|Angkatan 45]]
|genre = [[Roman]], [[cerpen]], [[bacaan anak|cerita anak]], [[puisi]]
|
|movement =
|notableworks = ''Kejatuhan dan Hati'', ''Tandus''
|spouse =
|partner =
Baris 26 ⟶ 25:
|influences =
|influenced =
|awards = Hadiah Sastra Nasional BMKN (1952)
|signature =
|website =
Baris 32 ⟶ 31:
}}
'''S. Rukiah''' juga dikenal dengan nama '''Siti Rukiah Kertapati''' ({{lahirmati|[[Purwakarta]], [[Jawa Barat]]|25|4|1927|
== Biografi ==
Setelah lulus dari [[Hollandsche Indische Kweekschool|Sekolah Guru]], Rukiah mengajar di [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]] selama dua tahun. Pada tahun 1945, ia mengajar di [[Sekolah Gadis Purwakarta]]. Sejak tahun 1946, Rukiah mengisi [[majalah]] ''[[Gelombang Zaman
Pendidikan S. Rukiah berawal dari sekolah [[Rendah Gadis]] kemudian ia melanjutkan pendidikan ke [[Sekolah Guru]] (CVO) selama dua tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan dari [[CVO]], S. Rukiah memutuskan untuk menjadi guru di Sekolah Rendah Gadis Purwakarta. Di samping itu, ia juga pernah menjadi [[sekretaris]] [[redaksi
Pada Mei [[1948]], ia menjadi pembantu tetap majalah sastra ''[[Poedjangga Baroe
Rukiah pernah bergabung menjadi anggota [[LEKRA|Lekra]] (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Rukiah terpilih sebagai anggota pimpinan pusat Lekra pada tahun 1959. Namun, hal ini mengakibatkan buku-bukunya menjadi salah satu yang dilarang pada masa penggulingan Presiden [[Soekarno]] dan pelarangan [[Partai Komunis Indonesia]] pada 1965.<ref>{{Cite web|date=24 November 2018|title=Siti Rukiah Kertapati, sastrawati era kemerdekaan yang terlupakan|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-46224526|website=BBC Indonesia|access-date=8 May 2021}}</ref>
Kumpulan cerpen dan puisi pertamanya berjudul ''Tandus'' terbit pada tahun [[1952]] dan memenangkan [[Hadiah Sastra Nasional]]. Pada tahun itu juga, Rukiah mulai menulis cerita anak menggunakan nama S. Rukiah Kertapati dan terus menerus menulis cerita anak sampai tahun 1964.
Rukiah menderita trauma atas tragedi tahun 1965 dan tidak pernah menulis lagi sejak itu. Walaupun karya-karyanya banyak, namanya langsung hilang setelah
== Karya-karyanya ==
'''Cerita anak'''
* ''Si Rawun dan Kawan-Kawannya'' (1955)
* ''Teuku Hasan Johan Pahlawan'' (1957)
* ''[[Jaka Tingkir]]'' (1962)
* ''Dongeng-Dongeng Kutilang'' (1962)
* ''Kisah Perjalanan Si Apin'' (1962)
Baris 58 ⟶ 56:
* Adik Kecil
'''
* ''[[Kejatuhan dan Hati]]'' (1950)
'''Kumpulan cerpen dan puisi'''
* ''Tandus'' (1952), memenangkan Hadiah Sastra Nasional BMKN, 1952)
'''Puisi (Sajak)'''
(1) "Ilham II", (2) "Adikku Kecil", (3) "Pahlawan", (4) "Buntu Kejaran", (5) "Pohon Sunyi", (6) "Pulasan Hidup", (7) "Kamar Tua", (8) "Buku Kosong", (9) "Sebagian Pertemuan", (10) "Jalan Sementara", (11) "Patung", (12) "Pancaran Dipersimpangan", (13) "Cerita Malam", (14) "Satu Bunga", (15) "Lukisan di Siang Hari", (16) "Piala Kosong", (17) "Kehilangan Surga", (18) "Sahabatku I, II, III, IV", (19) "Kenangan Gelita", (20) "Mencari Kayu", (21) "Dengan Satu Bacaan", (22) "Lagu Buat Saudara", (23) "Engkau dan Nafsu", (24) "Kemungkinan", (25) "Pelajaran", (26) "Kehilangan Lampu", (27) "Antara Menunggu", (28) "Mau Ke-pengabisan", (29) "Cerita Laut", (30) "Tanah Air", (31) "Tanda Tanya", (32) "Cahaya Mau Mati", (33) "Aku Sendirian", dan (34) "Layar Hitam".<ref>{{Cite web|title=Artikel "S. Rukiah" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/S_Rukiah|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2022-08-30}}</ref>▼
▲(1) "Ilham II", (2) "Adikku Kecil", (3) "Pahlawan", (4) "Buntu Kejaran", (5) "Pohon Sunyi", (6) "Pulasan Hidup", (7) "Kamar Tua", (8) "Buku Kosong", (9) "Sebagian Pertemuan", (10) "Jalan Sementara", (11) "Patung", (12) "Pancaran Dipersimpangan", (13) "Cerita Malam", (14) "Satu Bunga", (15) "Lukisan di Siang Hari", (16) "Piala Kosong", (17) "Kehilangan Surga", (18) "Sahabatku I, II, III, IV", (19) "Kenangan Gelita", (20) "Mencari Kayu", (21) "Dengan Satu Bacaan", (22) "Lagu Buat Saudara", (23) "Engkau dan Nafsu", (24) "Kemungkinan", (25) "Pelajaran", (26) "Kehilangan Lampu", (27) "Antara Menunggu", (28) "Mau Ke-pengabisan", (29) "Cerita Laut", (30) "Tanah Air", (31) "Tanda Tanya", (32) "Cahaya Mau Mati", (33) "Aku Sendirian", dan (34) "Layar Hitam".
== Pranala luar ==
Baris 76 ⟶ 71:
{{reflist}}
[[Kategori:Penulis wanita abad ke-20]]
[[Kategori:Penulis wanita Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Guru Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Sunda]]
[[Kategori:Penulis Sunda]]
[[Kategori:Wartawan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh pendidikan Sunda]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Tokoh dari Purwakarta]]
|